Anda di halaman 1dari 15

Rangkuman Materi

Guru Bahasa Asing

Berkarier Sebagai Guru Bahasa Asing


Deskripsi Guru Bahasa Asing
Guru bahasa asing merupakan profesi yang memiliki tugas untuk membimbing siswa dalam
pembelajaran bahasa asing, seperti bahasa inggris, mandarin, jepang, arab, jerman, spanyol, prancis,
dan lain-lain. Tidak hanya membimbing dan mengajarkan tata bahasa dan pelafalan, tetapi guru
bahasa asing juga menyampaikan kebiasaan dan budaya dari bahasa negara yang dipelajarinya.
Peran dan Tanggung Jawab Guru Bahasa Asing
1. Menilai tingkat kemampuan dan tingkat kesulitan bahasa siswa.
2. Menyusun kebutuhan pembelajaran.
3. Merencanakan, menyiapkan, dan menyampaikan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa.
4. Merancang dan membuat bahan-bahan ajar serta mengadaptasi bahan ajar yang ada
5. Menilai kemajuan siswa
6. Memberikan pembelajaran mandiri bagi siswa yang berkebutuhan khusus
7. Memberikan bantuan kepada guru-guru lain
8. Menetapkan dan memperbaiki pekerjaan siswa
9. Mempersiapkan, menilai, mencatat dan melaporkan kemajuan siswa
Cara Berkarier Sebagai Guru Bahasa Asing
Jika kamu tertarik menjadi guru bahasa asing, kamu bisa mulai meniti kariermu sebagai guru honorer,
guru kontrak, atau lewat penerimaan CPNS untuk sekolah negeri. Meskipun begitu, menjadi guru
bahasa asing sebetulnya tidak hanya melekat di lembaga pendidikan formal loh, tapi juga non-formal.
Pasti sudah sangat umum bagi kamu untuk menemui berbagai tempat bimbingan belajar yang
mengajarkan bahasa asing, dan jika kamu ingin bekerja secara mandiri, kamu juga bisa menjadi guru
privat.

Menilai Kemampuan Awal Siswa


Pentingnya Mengetahui Kemampuan Awal Berbahasa Siswa
Seorang guru perlu mengetahui kemampuan awal siswa agar bisa mengsinkronisasi atau mengaitkan
pengetahuan awal yang sudah siswa miliki, dengan pengetahuan yang akan diajarkan pada saat
proses pembelajaran. Selain itu, dengan mengetahui pemahaman awal siswa terhadap pelajaran,
guru dapat menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran nantinya.

01
Jenis Tes Menilai Kemampuan Awal Berbahasa Siswa
1. Tes Penempatan (Placement Test)
Tes penempatan adalah tes yang diberikan untuk menentukan tempat, tingkatan, kelompok belajar,
yang akan dimasuki oleh siswa dalam proses pembelajaran. Tes penempatan juga bisa diberikan
untuk mengetahui keadaan, kondisi, kemampuan siswa sebelum proses belajar dimulai.
2. Tes DIagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan dalam
memahami sebuah konsep atau topik kebahasaan yang dilakukan oleh siswa.
Cara Menilai Kemampuan Awal Siswa
1. Metode tanya jawab
2. Tes tertulis
3. Brainstorming
4. Common European Framework of Reference for Language (CEFR)

Analisis Kebutuhan Pembelajaran


Pentingnya Melakukan Analisis Kebutuhan Pembelajaran
Analisis kebutuhan dalam proses belajar sangat diperlukan, karena setiap siswa memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda, dan sebagai guru perlu mengidentifikasinya untuk menentukan kebutuhan mana
yang sudah dimiliki dan akan menjadi kebutuhan kedepannya. Analisis kebutuhan belajar juga
diperlukan sebagai landasan penyusunan program belajar. Dimana kebutuhan belajar yang telah
diidentifikasi akan memberikan arahan kemana program kegiatan itu ditujukan.
Model-Model Analisis Kebutuhan Belajar
1. Model induktif
Sesuai namanya, penarikan kesimpulan induktif dimulai dari yang khusus ke yang umum. Dalam
konteks analisis kebutuhan belajar siswa, ini berarti identifikasi kebutuhan dilandasi dengan
kebutuhan yang dialami dan dirasakan langsung oleh siswa. Objek analisis kebutuhan belajar disini
dispesifikan kepada siswa itu sendiri.
2. Model Deduktif
Berlawanan dengan model induktif, analisis model deduktif diawali dari kebutuhan umum untuk
sasaran yang lebih luas. Jika metode induktif pendekatannya lebih personal, maka model deduktif
menggunakan pendekatan per kelompok belajar. Artinya, apabila akan menetapkan kebutuhan
belajar untuk siswa yang memiliki karakteristik yang sama, maka perlu dilakukan identifikasi kepada
semua siswa.
3. Model Klasik
Model klasik ditujukan untuk menyelesaikan bahan belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum
dengan kebutuhan belajar yang dirasakan siswa. Tujuan model klasik adalah untuk mendekatkan
kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang akan dipelajari. Sehingga siswa tidak
akan memperoleh kesenjangan dan kesulitan dalam mempelajari bahan belajar yang baru.

02
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perbedaan Model, Metode dan Strategi Pembelajaran
 Model pembelajaran adalah sebuah bentuk pembelajaran yang tergambarkan dari awal sampai
akhir pembelajaran yang disusun oleh guru. Dapat dikatakan juga, model pembelajaran adalah
bingkai atau bungkus dari pelaksanaan suatu metode/ pendekatan/ dan teknik pembelajaran.
 Metode pembelajaran adalah suatu cara atau proses penyampaian materi yang disusun secara
sistematis, serta terukur kepada siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar demi mencapai
tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
 Strategi pembelajaran yaitu suatu perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat sistematis, untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.
Pengertian dan Komponen RPP
RPP adalah rencana tertulis yang dibuat pengajar sebelum melakukan kegiatan pembelajaran yang
menggambarkan aktivitas pembelajaran, dan hasil yang harus dicapai. Kompone-komponen yang ada
dalam RPP yaitu:
 identitas pembelajaran
 Tema/sub tema pembelajaran
 Standar kompetensi
 Kompetensi inti
 Kompetensi dasar
 Indikator pencapaian kompetensi
 Tujuan pembelajaran
 Materi pelajaran
 Metode pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran
 Media/alat, bahan dan sumber pembelajaran
 Penilaian hasil belajar
Classroom Management (Manajemen Kelas)
Classroom management adalah kemampuan untuk merencanakan, mengontrol, dan memfasilitasi
interaksi di dalam kelas yang sesuai dengan aktivitas, mendorong pembelajaran, mempertimbangkan
kebutuhan dan kemampuan siswa yang berbeda, dan menunjukkan kesadaran akan peluang yang
sama dan masalah keragaman.

Metode Pembelajaran Bahasa Asing


1. Grammar Method (Metode Gramatika)
Metode pengajaran bahasa dengan jalan menghafal aturan atau kaidah tata bahasa. Penekanannya
adalah, bagaimana siswa menguasai tata bahasa, sedangkan pada percakapan tidak

03
terlalu dipentingkan.
2. Translation Method (Metode Penerjemahan)
Metode pengajaran bahasa dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing ke dalam
bahasa sehari-hari atau sebaliknya dari bahasa ibu ke bahasa asing.
3. Grammar-Translation Method (GTM)
Dalam metode ini, guru akan memberikan materi mengenai aturan tata bahasa atau grammar yang
akan digunakan. Kemudian, aturan yang telah dipelajari diterapkan dalam pembelajaran
menerjemahkan kalimat baik dari bahasa asing ke bahasa ibu, maupun dari bahasa ibu ke bahasa
asing.
4. Direct Method (Metode Langsung)
Sesuai dengan nama metodenya, proses pembelajaran bahasa asing dengan metode ini dilakukan
secara langsung atau tanpa menggunakan pengantar bahasa ibu pembelajar atau siswa.
5. Palmer Method (Oral Method)
Pada dasarnya metode pembelajaran ini hampir sama dengan direct method yang menekankan
latihan pengucapan tanpa memakai bahasa pengantar bahasa ibu siswa. Selama 3-6 minggu
pertama, guru hanya memberikan latihan lisan. Lalu bersamaan dengan berkembangnya tingkat
pengetahuan siswa, maka dipakailah berbagai macam metode dan buku pelajaran.

Pengembangan dan Adaptasi Bahan Ajar


Peran dan Fungsi Bahan Belajar
 Bagi Guru
1. Menghemat waktu guru dalam mengajar
2. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator
3. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
 Bagi Siswa
1. Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama
2. Dapat dijadikan pelengkap atau suplemen buku utama
3. Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar dikelas
4. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk mencari penerapan, hubungan, serta
keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya.
Prinsip Pemilihan Materi dalam Bahan Ajar
 Prinsip relevansi atau keterkaitan
 Prinsip konsistensi atau keajegan
 Prinsip kecukupan

04
Langkah-Langkah Pengembangan dan Adaptasi Bahan Ajar
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
2. Melakukan analisis pembelajaran
3. Mengidentifikasi perilaku awal atau garis entry behavior
4. Merumuskan tujuan pembelajaran
5. Memasukan butir tes penilaian
6. Mengembangkan strategi pembelajaran dan isi program pembelajaran
7. Merancang dan melaksanakan evaluasi terhadap bahan ajar yang dibuat
Berbagai Jenis Bahan Ajar dan Media Pembelajaran
1. Buku
Buku teks merupakan salah satu sumber belajar dan bahan ajar yang banyak digunakan dalam
pembelajaran. Buku teks memang merupakan bahan ajar sekaligus sumber belajar bagi siswa
yang konvensional. Meskipun konvensional dan sudah digunakan dalam waktu cukup lama dan
banyak yang menganggap tradisional, buku teks pelajaran masih cukup mampu memberikan
kontribusi yang baik pada pembelajaran. Beberapa materi pembelajaran tidak dapat diajarkan
tanpa bantuan buku teks pelajaran.
Sumber dan pembuat buku teks pelajaran dapat berasal dari berbagai macam. Esensi buku teks
pelajaran adalah memberikan informasi dan materi kepada peserta didik melalui bahan yang
berbentuk cetakan. Buku pelajaran memuat materi pelajaran ditambah dengan informasi yang
relevan secara menyeluruh dan lengkap sehingga penggunaan buku teks pelajaran dapat
digunakan berdampingan maupun tanpa sumber belajar atau media pembelajaran lainnya.

2. Handout

Handout adalah media pembelajaran tertulis yang disiapkan oleh seorang pendidik untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford, handout adalah pernyataan
yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout umumnya diambil dari beberapa literatur yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan (kompetensi dasar atau KD) dan materi pokok
yang harus dikuasai oleh peserta didik. Lebih spesifik handout dimaknai sebagai bahan ajar
tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya. Ada tujuh fungsi handout, yakni (1)
membantu peserta didik agar tidak terlalu banyak mencatat materi, (2) sebagai pendamping
penjelasan pendidik, (3) sebagai rujukan peserta didik, (4) memotivasi peserta didik, (5)
pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, (6) memberi umpan balik, dan (7) menilai hasil

05
belajar. Handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, di antaranya cara mengunduh dari
internet atau menyadur dari sebuah buku.

3. Modul

Modul sebagai salah satu bahan ajar berbentuk cetak sangat baik digunakan dalam pembelajaran.
Diknas menjelaskan dalam buku Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar (2004)
bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa arahan atau bimbingan guru. Ini menunjukkan bahwa modul dapat
digunakan untuk pembelajaran meskipun tidak ada pengajar.
Dalam hal ini, modul dapat menggantikan fungsi pendidik. Pendidik bisa saja berada dalam
pembelajaran yang menggunakan modul sebagai bahan ajar atau sumber belajar, namun
pendidik hendaknya berperan secara minimal dalam pembelajaran tersebut. Dari
penggunaannya yang dapat dimanfaatkan tanpa adanya pendidik, maka modul harus berisi
hal-hal detail mengenai pembelajaran yang dilakukan mulai dari tujuan, perencanaan, materi
pembelajaran, hingga evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran. Peserta didik sendiri yang
akan menerapkan seluruh kegiatan maupun panduan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
pembelajaran yang menggunakan modul.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. LKS umumnya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
Suatu tugas yang diperintahkan dalam LKS harus jelas kompetensi dasar (KD) yang akan
dicapainya. LKS dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas dalam LKS tidak
dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau
referensi lain yang terkait. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa
teoretis dan atau tugas-tugas praktis. Dalam menyiapkannya pendidik harus cermat dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah LKS harus memenuhi paling tidak
kriteria yang berkaitan dengan tercapai/tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.

5. Audio

Media audio merupakan media yang mengutamakan indera pendengaran. Pesan-pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif. Jenis media audio ini
diantaranya kaset, radio/Audio Streaming, compact disk audio, flasdisc, DVD, dan audio digital.

06
6. Video interaktif

Video berasal dari kata video-vidi-visum yang artinya untuk melihat, mengamati, memahami.
Video dapat diartikan dengan: (1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; (2)
rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Video pembelajaran adalah
video yang sengaja dibuat atau didesain untuk pembelajaran.
Video pembelajaran Interaktif adalah video yang sengaja dibuat atau didesain untuk
pembelajaran yang digabungkan dengan komputer untuk keperluan pembelajaran sehingga
siswa tidak saja mendengar dan melihat gambar-gambar tetapi siswa juga dapat
menanggapinya/meresponnya secara aktif dalam proses pembelajaran.

7. Media pembelajaran berbasis teknologi

Era revolusi industri 4.0 merupakan era dimana hampir semua dikendalikan oleh teknologi
termasuk dalam dunia pendidikan. Dampak dari era revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan
adalah terbukti semakin banyak media pembelajaran berbasis teknologi yang memudahkan
pengajar menyampaikan materi bahkan tidak harus dengan tatap muka. Media pembelajaran
berbasis teknologi ini memudahkan proses pembelajaran dari segi efektivitas dan efisiensi. Ada
beberapa media pembelajaran berbasis teknologi yang daat digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran. Media tersebut antara lain Media Audio, Media Visual, dan Media Audio Visual.
Media pembelajaran tersebut dapat diimplementasikan dalam semua materi yang ada, selain itu,
dapat diimplementasikan di dalam semua jenjang pendidikan, tentunya pendidik dituntut untuk
terus berinovasi dengan media pembelajaran yang akan digunakan.

Mengatasi Kendala Pembelajaran Bahasa Asing


Error Analysis
Dalam pembelajaran bahasa asing, sangat penting kita mengenal yang namanya error analysis atau
analisis kesalahan. Karena seperti yang kita tahu, bahwa dalam proses pembelajaran bahasa pasti
akan melibatkan pembuatan kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat membuat suatu kalimat
atau tuturan. Sesua dengan konsep bahwa, belajar bahasa asing berarti belajar menerjemahkan
dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Sementara, dua bahasa yang terlibat di dalamnya
tentunya memiliki pola kalimat atau tata bahasa yang berbeda. Dan pastinya tidak akan bisa
terlewatkan dari yang namanya kesalahan atau error.
Dalam error analysis, kesalahan berbahasa diklasifikasikan menjadi:
1. Modalitas (yaitu, tingkat kemahiran dalam berbicara, menulis, membaca dan mendengarkan)
2. Tingkat linguistik (yaitu, pengucapan, tata bahasa, kosa kata, gaya)
3. Bentuk (misalnya, peluluhan, penyisipan, substitusi)

07
4. Tipe (apakah kesalahan sistematis yang disebabkan oleh kompetensi siswa atau kesalahan yang
tidak disengaja)
5. Penyebab (misalnya kesalahan dalam alih bahasa)
6. Aturan dan sistem berbahasa.
Masalah yang Sering Terjadi dalam Pembelajaran Bahasa Asing
 Banyak siswa yang memiliki kesulitan untuk mengucapkan dan melafalkan huruf, kata, frasa.
bahkan kalimat dalam bahasa asing.
 Hampir tidak ada kesempatan untuk menggunakan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari,
karena kebanyakan siswa, hanya belajar mempraktikkan bahasa asing dalam waktu yang singkat
di kelas.
 Ketika siswa berbicara dalam bahasa asing mereka cenderung berpikir menggunakan bahasa
indonesia atau bahasa ibu siswa.
 Ketika ada kesempatan berdialog dengan native speaker siswa tidak berani untuk mencoba
bahasa asing yang sudah mereka pelajari dan praktikkan di dalam kelas.
 Siswa kurang memahami kapan waktu yang tepat untuk menggunakan tingkatan bahasa sesuai
dengan konteks dan situasi di mana mereka berada.
 Dalam proses pembelajaran, pengajar kurang berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang
menuntut siswa jadi aktif menggunakan bahasa asing.
Hal-hal yang Perlu Dilakukan oleh Guru Bahasa Asing untuk Mengantisipasi Permasalahan
Pembelajaran
 Guru dapat mempertegas tujuan pembelajaran yang sudah dibuat
 Guru dapat menyusun cara pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
 Dalam penyampaian materinya, guru juga harus cepat dan tanggap terhadap tuntutan global
serta mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitar siswa
 Guru juga dapat mencoba untuk mengurangi porsinya sebagai instruktur dan memosisikan diri
sebagai fasilitator di dalam proses pembelajaran.
 Ketika siswa membuat kesalahan dalam proses pembelajaran, guru dapat memberi penjelasan
secara efektif tanpa membuat siswa merasa malu dan takut untuk kembali mencoba.
 Guru juga dapat memberi apresiasi kepada siswa yang berhasil melakukan tugas atau praktik
bahasa asing dengan tepat dan benar.
 Guru dapat memulai mengajarkan materi dengan cara menyampaikan dari yang paling mudah
hingga yang paling suli
 Guru mencoba strategi mengajar yang bervariasi di dalam kelas
Tips Mengajar Bahasa Asing
10. Guru perlu mempersiapkan materi pembelajaran dengan baik
11. Guru perlu memfokuskan proses pembelajaran tidak hanya pada teori kebahasaan tapi juga pada
praktik.

08
12. Guru perlu menggunakan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan profil siswa.
13. Guru perlu membangun kepercayaan diri siswa dalam proses pembelajaran.
14. Guru juga perlu mengevaluasi kemampuan siswa secara mandiri.

Pembelajaran Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Pengertian Inklusi
Inklusi memiliki makna mengikutsertakan anak berkelainan seperti anak yang memiliki kesulitan
melihat, mendengar, tidak dapat berjalan, dan anak yang lamban dalam belajar. Secara lebih luas,
inklusi sendiri memiliki makna untuk melibatkan seluruh siswa tanpa kecuali. Seperti, anak yang
menggunakan bahasa ibu, dan bahasa minoritas yang berbeda dengan bahasa pengantar yang
digunakan di dalam kelas. Lalu anak yang berisiko putus sekolah karena korban bencana, konflik,
bermasalah dalam sosial ekonomi, tinggal di daerah terpencil, atau tidak berprestasi dengan baik.
Esensi Program Pembelajaran yang Diindividualisasikan (PPI)
Didalam program pembelajaran yang mengedepankan prinsip inklusif, anak yang berkebutuhan
khusus dengan permasalahan dan hambatan belajar mereka yang kompleks, serta perbedaan satu
sama lainnya yang sangat tajam, telah berdampak pada bagaimana guru bisa menggunakan
kompetensi mereka, didalam menyusun rencana pembelajaran yang dapat mengakomodasi
kebutuhan anak-anak ini.
Untuk menghindari kegagalan-kegagalan yang bisa terjadi dalam proses mengakomodasi kebutuhan
anak, yang mana hal ini dapat berakibat buruk terhadap proses pembelajaran mereka lebih lanjut,
keberadaan ppi ini menjadi hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan
khusus karena ppi merupakan sebuah program yang berupaya keras untuk mengakomodasi
kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi anak berkebutuhan khusus.
Langkah-langkah Operasional Penyusunan PPI
1. Pembentukan tim PPI
2. Menilai kebutuhan
3. Mengembangkan tujuan pembelajaran
4. Merancang metode dan prosedur pembelajaran
5. Menentukan evaluasi kemajuan

Supervisi Pendidikan

Pengertian Supervisi Pendidikan

Secara harfiah, supervisi berarti pengawasan. Supervisi pendidikan bisa diartikan sebagai pembinaan
dalam bentuk serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memperbaiki pendidikan dan
meningkatkan mutu proses belajar mengajar.

Kegiatan supervisi pendidikan ini merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan dikarenakan
berpengaruh terhadap kinerja guru atau pengajar yang akan berdampak pada proses dan hasil
pembelajaran. Secara spesifik, supervisi berarti adanya pengawasan terhadap kegiatan akademik

09
yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar , serta
pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya.

Tujuan Supervisi Pendidikan

Secara lebih rinci, tujuan supervisi adalah sebagai berikut.

1. Memberikan pembinaan kepada tenaga pendidik agar lebih memahami tujuan pendidikan
dan peranan lembaga pendidikan dalam merealisasikan tujuan tersebut.
2. Meningkatkan kesanggupan tenaga pendidik agar mampu menyiapkan peserta didiknya.
3. Memberikan bantuan kepada tenaga pendidik agar bisa mendiagnosis aktivitas dan kesulitan
belajar mengajar.
4. Meningkatkan semangat dan motivasi guru agar bisa berprestasi untuk mengoptimalkan
kinerja secara maksimal dalam profesinya.
5. Memberikan bantuan tenaga pendidik dalam melakukan evaluasi terhadap aktivitas mereka
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Fungsi Supervisi Pendidikan

1. Penelitian, yaitu meneliti permasalahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar guna
mencari solusi dari permasalahan tersebut.

2. Penilaian, yaitu melakukan penilaian atau mengukur kemajuan dari target yang telah ditetapkan,
pencapaian, hingga evaluasi.

3. Perbaikan, yaitu sebagai bentuk evaluasi dan perbaikan kinerja serta proses belajar mengajar.

4. Pembinaan, yaitu berupa pelatihan kepada tenaga pendidik untuk mengembangkan proses dan
metode belajar mengajar yang lebih efektif.

Prinsip Supervisi Pendidikan

1. Prinsip Ilmiah, yaitu kegiatan supervisi dilakukan berdasarkan data yang objektif dan sesuai dari
hasil kegiatan belajar mengajar. Data tersebut diambil menggunakan alat dan metode ilmiah
seperti angket dan observasi. Kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan
kontinu.

2. Prinsip Demokratis, artinya semua pendidik memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
memenuhi tugasnya sebagai tenaga pendidik.

010
Jenis Supervisi Pendidikan

1. Supervisi akademik, menitik beratkan pengamatan pada masalah-masalah akademik, yaitu


hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses pembelajaran.
2. Supervisi administrasi, menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai elemen pendukung proses pembelajaran.
3. Supervisi lembaga, menitik beratkan pengamatan pada aspek-aspek di lembaga.

Persiapan Evaluasi Pembelajaran


Tujuan Evaluasi Pembelajaran
 Tujuan secara umum
1. Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi dari sistem pembelajaran yang digunakan
2. Mengumpulkan data atau informasi yang nantinya akan digunakan sebagai bukti mengenai
perkembangan dan kemajuan siswa selama proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
 Tujuan secara khusus
1. Keeping track
2. Checking-up
3. Finding-out
4. Dan summing-up
Jenis-jenis evaluasi pembelajaran
1. Post-Test
Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru di setiap akhir materi pembelajaran yang bertujuan
untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa mengenai materi yang telah diajarkan di dalam kelas.
2. Evaluasi Selektif
Evaluasi ini adalah bentuk penilaian yang digunakan guru untuk memilih siswa yang paling tepat
atau paling sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu. Jadi, guru akan menggunakan
evaluasi ini untuk mencari siswa dengan kemampuan terbaik.
3. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan merupakan bentuk penilaian yang digunakan oleh guru untuk
menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu sesuai dengan karakteristik atau
kepribadian dari siswa. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk menempatkan siswa yang baru belajar
bahasa asing maupun yang bersiap untuk penempatan selanjutnya.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini sering juga disebut sebagai “ulangan” yang mana ulangan ini biasanya dilakukan
pada setiap akhir penyajian materi pembelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar dan mengajar.

011
5. Evaluasi Sumatif
Bentuk penilaian ini dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang umumnya dilakukan untuk
mengukur pencapaian akademik atau prestasi belajar siswa di setiap akhir periode pelaksanaan
program pembelajaran.
Bentuk-Bentuk Tes
1. Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian
Tes ini umumnya berbentuk dalam pertanyaan tulisan dan bentuk jawaban yang diharapkan dari
tes ini biasanya akan berbentuk karangan atau esai atau kalimat-kalimat yang panjang.
2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Tes objektif atau tes jawaban pendek merupakan jenis tes hasil belajar yang terdiri dari
butir-butir soal yang dijawab oleh siswa dengan cara memilih salah satu jawaban yang
dipasangkan atau mengisi jawaban berupa kata-kata,simbol-simbol tertentu pada lembar jawab
yang telah disediakan.
Langkah Penyusunan Tes
1. Menyusun kisi-kisi atau tabel spesifikasi tes
2. Menulis butir-butir soal dengan menggunakan tabel spesifikasi tes
3. Melakukan analisis tes secara logis
4. Melakukan uji coba soal
5. Melakukan analisis secara empiris untuk menentukan tingkat validitas dan reliability soal
6. Memperbaiki atau merevisi tes sesuai dengan hasil analisis
7. Merakit tes

Tes Kebahasaan
Definisi Tes Kebahasaan
Tes kebahasaan yang dimaksud adalah bukan hanya tes hanya berupa tes akhir atau sumatif saja.
Melainkan adalah, tes dalam proses atau selama pembelajaran masih berlangsung dengan fokus
untuk menunjukkan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan bahasa yang dilakukan oleh siswa.
Jenis Tes Kebahasaan
1. Tes Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan seseorang berkaitan dengan pengetahuan tentang sistem bahasa,
struktur, kosakata, atau seluruh aspek kebahasaan. Dengan kompetensi kebahasaan yang dimiliki
siswa, mereka akan mampu membedakan antara “bahasa” dan “bukan bahasa”.
2. Tes Kemampuan Berbahasa
Tes kemampuan berbahasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa memahami
(comprehension) dan mempergunakan (production) suatu bahasa

012
3. Tes Kesusastraan
Tes sastra diprioritaskan pada usaha mengungkap kemampuan mengapresiasi sastra siswa dan
secara langsung berhubungan dengan karya sastra. Namun tes ini biasanya tidak dilakukan pada
beberapa bahasa asing.

Penilaian Tes Kebahasaan

Secara umum, penilaian tes kebahasaan bisa dalam bentuk tes tertulis, tes lisan atau pun tes praktik.
Dari tes tersebut, secara mendasar, ada tiga kemampuan yang perlu dilakukan penilaian atas proses
belajar, yaitu kemampuan menulis, membaca, dan mendengar.

Penilaian Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis meliputi menulis atau menggambar aksara bahasa asing, menuliskan lambang
bunyi, menuliskan kata, kalimat, bahkan paragraf . Berikut contoh format tes kemampuan penulisan.

Komponen yang dinilai Skala Penilaian Bobot Skor

1 2 3 4 5

Menulis Huruf dengan Tepat

Menulis isi bacaan teks

Kesuaian tulisan dengan bacaan teks

Total Skor

Pada kolom komponen yang dinilai, tuliskan hal-hal yang dinilai dari tes tersebut. Pada kolom skala
penilaian, berikan tanda centang pada skala penilaian yang sesuai. Pada contoh ini, skala penilaian
dari 1 sampai 5 dengan 1 paling rendah hingga 5 paling tinggi (paling bagus). Kemudian,
masing-masing komponen yang dinilai memiliki bobotnya masing-masing. Bisa jadi bobotnya sama
semua, bisa jadi berbeda. Ini bergantung kepada indikator dan kompetensi pembelajaran. Kemudian,
untuk menentukan skor, bisa dilakukan dengan mengalikan skala penilaian dengan bobotnya.
Kemudian, total skor dijumlahkan dan dibagi dengan skor maksimal yang bisa didapatkan dari hasil
tes tersebut, kemudian dikalikan 100.

Nilai = (total skor):(skor maksimal)X100

Penilaian Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca meliputi kemampuan membaca dengan intonasi, pelafalan, dan nada yang
sesuai serta lancar.

013
Berikut contoh format penilaian kemampuan membaca.

No Aspek yang dinilai Skor

1 Intonasi

2 Pelafalan

3 Kelancaran

Total Skor

Nilai = (total skor):(skor maksimal) X 100

Penilaian Kemampuan Mendengarkan

Kemampuan mendengarkan meliputi kemampuan untuk menangkap dan mengikuti kosakata


maupun percakapan.

Berikut contoh format penilaian kemampuan mendengarkan.

No Aspek yang dinilai Skor

1 Mendengar kosa kata dengan


tepat

2 Memberikan respon yang sesuai

Total Skor

Nilai = (total skor):(skor maksimal) X 100

Pelaksanaan dan Pelaporan Evaluasi Pembelajaran


Pelaksanaan Tes
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes adalah:
1. Ruang tempat tes harus tenang dan jauh dari keramaian
2. Tempat duduk diatur dengan jarak tertentu
3. Agar dapat memulai mengerjakan bersamaan, lembar soal diletakkan secara terbalik
4. Sebelum tes dimulai penyelenggara tes perlu menjelaskan adanya sanksi jika selama proses
pengerjaan tes ada yang tertangkap melakukan kecurangan
5. Selama tes berlangsung pengawas hendaknya berlaku wajar
6. Sebelum tes dimulai, siswa mengisi daftar hadir yang juga ditandatangani oleh mereka
7. Jika waktu mengerjakan telah habis, siswa harus diminta menghentikan pekerjaan mereka
8. Penyelenggara membuat berita acara pelaksanaan tes secara lengkap

014
Pelaporan Hasil Tes
Pihak yang perlu menerima pelaporan hasil tes yaitu:
 Siswa, dengan tujuan agar siswa memahami sudah sejauh mana ia berkembang dan kemampuan
apa saja yang perlu ditingkatkan.
 Guru, dengan tujuan untuk mendapat umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
 Pihak sekolah, dengan tujuan untuk mengetahui mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan
guru-guru lewat laporan hasil belajar.
 Orang tua, sebagai stakeholder dari jasa yang ditawarkan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan.

015

Anda mungkin juga menyukai