Kapan?
A. HARI [YOUBI]
Dalam bahasa Jepang hari dituliskan dengan karakter kanji “youbi” [曜日]. Namun karena karakter ini
masuk ke level N3, untuk pemula cukup tuliskan saja hari dengan menggunakan huruf hiragana. Berikut
tabel hari dalam bahasa Jepang.
B. TANGGAL [NICHI]
Dalam bahasa Jepang, tanggal dituliskan dengan karakter kanji “nichi” [日]. Cara penulisannya adalah
dengan menambahkan karakter tersebut setelah angka tanggalnya. Contoh:
Tanggal 1 = 1日
Tanggal 2 = 2日
Berikut adalah tabel tanggalan dalam bahasa Jepang dan cara penyebutannya.
Kanji Romaji
01
Tanggal 1 1日 Tsuitachi
Tanggal 2 2日 Futsuka
Tanggal 3 3日 Mikka
Tanggal 4 4日 Yokka
Tanggal 5 5日 Itsuka
Tanggal 6 6日 Muika
Tanggal 7 7日 Nanoka
Tanggal 8 8日 Youka
Tanggal 9 9日 Kokonoka
02
Tanggal 27 27日 Ni-juu-shichi-nichi
C. BULAN [GATSU]
Dalam bahasa Jepang, bulan dituliskan dengan karakter kanji “gatsu” [月]. Cara penulisannya sama
seperti untuk tanggal, letakan kanji tersebut setelah angka bulannya. Contoh:
Berikut adalah tabel bulan dalam bahasa Jepang beserta cara penyebutannya.
Kanji Romaji
Januari 1月 Ichi-gatsu
Februari 2月 Ni-gatsu
Maret 3月 San-gatsu
April 4月 Shi-gatsu
Mei 5月 Go-gatsu
Juni 6月 Roku-gatsu
Juli 7月 Shichi-gatsu
Agustus 8月 Hachi-gatsu
September 9月 Ku-gatsu
03
Desember 12月 Juu-ni-gatsu
D. TAHUN [NEN]
Dalam bahasa Jepang, tahun dituliskan dengan karakter kanji “nen” [年]. Untuk cara penulisannya
sendiri masih sama seperti untuk tanggal dan bulan. Letakan karakter kanji tersebut setelah angka
tahunnya. Contoh:
Contoh:
Contoh:
04
Untuk menyebutkan ulang tahun dalam bahasa Jepang pola kalimatnya adalah:
Contoh:
Contoh:
Keluarga
Secara garis besar orang Jepang memiliki dua cara dalam memanggil atau menyebut anggota keluarga.
Pertama untuk membicarakan anggota keluarga sendiri ke orang lain dan kedua untuk membicarakan
anggota keluarga orang lain.
05
Adik Perempuan Imouto [いもうと] Imouto-san [いもうとさん]
Perempuan Laki-laki
06
Musume-san [むすめさん] Musuko-san [むすこさん]
Perempuan Laki-laki
07
Keluargamu Keluarga Orang Lain
Urutan Anak
08
Anak Laki-laki Tertua Chounan
Umur Toshi
Sebutan Lainnya
Perempuan Onna
Laki-laki Otoko
09
Anak Laki-laki (Informal) Otoko no ko
D. POLA KALIMAT
Bilangan + (-nin)
Contoh:
→ Hitori = 1 orang.
→ Futari = 2 orang.
→ San nin = 3 orang.
→ Yo nin = 4 orang.
→ Juu nin = 10 orang.
→ Juu ni nin = 12 orang.
Untuk menyebutkan jumlah anggota keluarga dan saudara yang dimiliki, pola kalimat yang
digunakan adalah:
Contoh:
010
[Berapa orang saudaramu?]
A: Yon nin kazoku desu.
[Empat orang sekeluarga]
Contoh:
→ Q: Kyoudai ga imasuka?
[Berapa saudara yang kamu miliki?]
A: Ani ga hitori imasu.
[Satu kakak laki-laki]
→ Q: Kyoudai ga imasuka?
[Berapa saudara yang kamu miliki?]
A: Ani ga futari to ane ga sannin to otouto ga hitori to imouto ga futari imasu.
[Dua kakak laki-laki, tiga kakak perempuan, satu adik laki-laki, dan tiga adik perempuan].
Contoh:
Raiden-san no onee-san ga hitori to imouto ga hitori imasu.
[Raiden memiliki 1 kakak perempuan dan 1 adik perempuan]
Hobiku
A. GOLONGAN KATA KERJA [DOUSHI]
Akhiran Bunyi Contoh
011
Golongan I -u Au = bertemu.
[Godan Doushi] Arau = mencuci.
Kau = membeli.
Narau = belajar.
012
Kiru = memakai.
Okiru = bangun.
Shinjiru = percaya.
Mochiiru = menggunakan.
Kariru = meminjam.
Koriru = jera.
Oriru = turun.
Ochiru = jatuh.
Sabiru = berkarat.
1. Bentuk kamus atau bentuk biasa. Ini merupakan bentuk paling dasar dari kata kerja sekaligus
yang selalu dimuat dalam kamus bahasa Jepang sehingga mendapat sebutan sebagai bentuk
kamus. List kata kerja golongan pertama hingga ketiga yang sensei tampilkan sebelumnya
merupakan contoh bentuk kamus.
013
2. Bentuk -masu atau bentuk sopan. Bentuk -masu merupakan kata kerja yang digunakan ketika
kita hendak berbicara dalam konteks formal dan sopan. Pada Bentuk -masu kata kerja bentuk
kamus akan dikonjugasikan dengan membubuhkan “-masu” di akhir bunyi kata kerja tersebut.
Konjugasi yang terjadi adalah sesuai dengan golongan dari kata kerja tersebut. Contoh:
Untuk golongan I, akhiran “u” dalam bentuk kamus menjadi “i”. Contoh:
Untuk golongan II, akhiran “ru” pada bentuk kamus dihilangkan. Contoh:
Untuk golongan III, akhiran “kuru” menjadi “kimasu” dan “suru” menjadi “shimasu”.
Contoh:
3. Bentuk -te atau bentuk sambung. Umumnya digunakan untuk membuat kalimat perintah,
larangan, memberi atau meminta izin, dan lainnya. Sama seperti bentuk -masu, untuk bentuk -te
kata kerja bentuk kamus akan dikonjugasikan dengan membubuhkan “-te” di akhir bunyi kata
kerja tersebut. Konjugasi yang terjadi adalah sesuai dengan golongan dari kata kerja tersebut.
Contoh:
Untuk golongan I, akhiran bunyi dalam bentuk kamus menjadi “tte”, “ite”, “shite”, atau
“nde”, “ide”. Contoh:
014
Asobu Asonde Bermain
→ Taberu + te = tabete.
Untuk golongan III, akhiran “kuru” menjadi “kite”, dan “suru” menjadi “shite”. Contoh:
→ Benkyousuru + te = benkyoushite.
4. Bentuk -nai atau bentuk negatif. Bentuk ini adalah konjugasi kata kerja yang biasanya digunakan
untuk membuat pola kalimat negatif. Caranya adalah dengan membubuhkan “-nai” di akhir kata
kerja bentuk kamus. Konjugasi yang terjadi adalah sesuai dengan golongan dari kata kerja
tersebut. Contoh:
Untuk golongan I, akhiran “u” dalam bentuk kamus menjadi “a”. Contoh:
Untuk golongan II, akhiran “ru” dalam bentuk kamus dihilangkan. Contoh:
Untuk golongan III, akhiran “kuru” menjadi “konai”, dan “suru” menjadi “shinai”.
Contoh:
C. MENYATAKAN HOBI
Untuk menyatakan hobi, bentuk kata kerja yang digunakan adalah bentuk kamus. Berikut rumus pola
kalimatnya:
Contoh:
015
Watashi no shumi wa ryouri desu.
[Hobiku adalah memasak]
Contoh:
016