NAMA : NIM :
1. TIARA SHINTA RANGKUTI (855958756)
2. TIYA NAZWA RIDWAN (855958226)
3. TRI ISMALIANTI (855958186)
4. WIRNA SARI (855957682)
5. MERCY PANGARIBUAN (837709889)
MODUL 8
Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa
dengan Fokus Membaca
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
Fokus Membaca di Kelas Rendah
Seperti yang kita pahami bersama, dalam membaca dituntut untuk mampu menghubungkan informasi yang
diperoleh dari teks dengan pengetahuan yang tekah dimilikinya. Ini menunjukkan bahwa kejernihan kognitif
memegang peranan penting dalam keberhasilan membaca (Downing dalam Wray, 1994:20).
Untuk mampu mewujudkan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus membaca yang terintegrasi di
kelas rendah, seorang guru tentu saja dituntut untuk mampu membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran dengan baik.
Berikut ini, akan dibahas sekait dengan perencanaan, peleksanaan, dan penilaian pembelajaran bahasa
Indonesia dengan fokus membaca di kelas rendah.
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN : FOKUS MEMBACA DI KELAS
RENDAH
Salah satu ciri guru yang profesional adalah selalu merencanakan pembelajaran yang akan dilakukannya dengan
baik. Hal-hal yang harus dilakukan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus membaca di kelas
rendah antara lain :
1. Memilih bahan ajar membaca yang sesuai dengan kognisi siswa di kelas rendah,
2. Memilih metode yang sesuai,
3. Menyusun rancangan kegiatan pembelajaran dan
4. Menyusun penilaian.
1. Metode abjad/alfabet
Prinsip dasar pada metode ini adalah memulai pembelajaran membaca dengan terlebih dahulu mengenalkan huruf-huruf
secara alfabetis.
2. Metode bunyi
Pada dasarnya metide bunyi ini tidak jauh berbeda dengan metode alfabet. Yang membedakan metode alfabet dan metode
bunyi terletak pada pelafalan-pelafalan hurufnya.
3. Metode suku kata (silaba)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode suku kata (silaba) berangkat dari pengenalan suku kata atau silaba.
Pembelajaan membaca menulis permulaan dengan metode silaba ini sejalan dengan metode iqro dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.
4. Metode kata lembaga
metode kata lembaga ini dikenal juga dengan metode kata atau metode lembaga kata.
5. Metode global
Metode global sering juga disebut metode kalimat. Dikatakan global karena pembelajaran membaca di awali oleh sajian kaliamat
secara global (utuh).
6. Metode SAS
Metode SAS merupakan singkatan dari Struktual Atlantik Sintetik. Pada dasarnya, metode ini hampir sama dengan metode global.
Hanya saja pada metode ini disertai dengan proses perangkaian kembali (sintetis).
Beberapa komponen yng harus diperhatikan berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut, di
antaranya :
1. Memilih bahan ajar baca yang sesuai dengan kognisi siswa di kelas rendah
2. Memilih metode yang sesuai
3. Menyusun rancangan kegiatan pembelajaran
4. Menyusun penilaian
B. PENILAIAN
Penilaian membaca di kelas tinggi lebih dititik berartkan pada aspek pemahaman bacaan. Dengan demikian, salah satu alat penilaian yang bisa
digunakan adalah tes pemahaman.
Secara umum, bentuk-bentuk penilaian membaca di kelas tinggi yang dapat digunakan oleh guru terbagi menjadi dua, yakni tes respon
jawaban dan tes konstruksi jawaban (Nurgiyantoro, 2012:376).
1. Tes Respon Jawaban
Tes respon jawaban, merupakan bentuk tes untuk mengukur kemampuan membaca peserta didik dengan cara memilih jawaban yang telah
disediakan.
2. Tes Konstruksi Jawaban
Tes konstruksi jawaban merupakan tes yang menuntut siswa untuk mengemukakan jawaban sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh dari
wacana yang disajikan.
3. Tes Penilaian Membaca
Untuk tes-tes ysng bersifat subjektif, guru perlu membuat rubrik penilaian sebagai pedoman dalam menilai kemampuan membaca siswa.