JAWABAN TT 3 KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DI SD
NAMA : NUR AZIZAH
NIM : 858570008
POKJAR: GRATI
Jawaban
1. Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah biasanya menggunakan pembelajaran
tematik. Supratiningsih (2010: 8-16) memaparkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik hanya diajarkan pada peserta didik sekolah dasar kelas rendah (1-3) karena pada umumnya Mereka melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dipisahkan dan perkembangan mental sosial dan emosional. 2. Teknik pembelajaran berbicara kelas rendah diantaranya yaitu tanya jawab, menceritakan dan bermain peran a) Tanya jawab adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan b) Menceritakan adalah menjelaskan sesuatu berupa pengalaman, sebuah cerita di dalam pelajaran agar kita bisa mengetahui maksud cerita tersebut. c) Bermain peran adalah memerankan tokoh atau seseorang di dalam sebuah cerita 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah sebagai berikut: a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. b) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan Apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c) Sistem yang direncanakan peserta didik adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program remedial bagi peserta didik yang pencapaiannya kompetensinya di bawah kriteria ke tuntasan minimal dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada proses keterampilan proses misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan. f) Penilaian dapat dilakukan secara: tes tertulis, lisan, perbuatan, penugasan produk, serta pengamatan dan unjuk kerja 4. Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan diotak-atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Integratif: pada tahap usia sekolah dasar peserta didik memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu hal ini melukiskan cara berpikir peserta didik yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian Hierarkis : pada tahap usia sekolah dasar cara peserta didik belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi dan cakupan keluasan serta kedalaman materi 5. Hal-hal yang perlu kita lakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan fokus membaca di kelas rendah yaitu antara lain: 1) Memilih bahan ajar merupakan kegiatan penting dalam perencanaan pembelajaran membaca. Materi yang akan dipilih hendaknya menunjang dalam pencapaian hasil belajar dan telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pemilihan materi atau bahan ajar hendaknya seorang guru berpedoman pada kriteria yang dikemukakan Hartati (2006: 147) yakni: (1) nilai kependidikan; (2) kebermaknaan; (3) kemanfaatan. 2) Langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang akan digunakan. Pemilihan metode pembelajaran ini hendaknya dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi kelas. Metode apapun yang digunakan keberhasilannya bergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan metode sesuai dengan tingkat kecocokan guru the siswanya. Adapun metode-metode yang bisa digunakan guru pada pembelajaran membaca pada pembaca permulaan di kelas rendah yaitu metode membaca permulaan; metode membaca lanjut di kelas 3) Langkah selanjutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Rancangan kegiatan pembelajaran ini disebut juga dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP berfungsi sebagai pemandu pelaksanaan pembelajaran yang akan dibawakan guru. Sebelum membuat RPP terlebih dahulu guru harus mencermati tuntutan standar kompetensi dan kompetensi dasar skkd sebagaimana yang digariskan kurikulum. 4) Menyusun penilaian membaca di kelas rendah. Penilaian dapat diartikan sebagai proses untuk menghimpun informasi secara menyeluruh berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar yang telah dilaksanakan. Hasil penilaian ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya. 6. Bentuk-bentuk tes yang disarankan Madsen (1983). Bentuk-bentuk tes membaca untuk kelas rendah itu antara lain: 1) Tes respon terbatas. Tes respon terbatas ini biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengenal bunyi-bunyi huruf dan suku kata. Tes ini dapat digunakan untuk kelas 1 SD. Secara umum tes respon terbatas ini cukup sederhana. Siswa diminta untuk mengucapkan dan membedakan bunyi-bunyi huruf dan suku kata sesuai petunjuk yang dibacakan guru 2) Tes pemahaman kalimat. Tes pemahaman kalimat untuk siswa di kelas rendah biasanya dapat dilakukan dengan beberapa bentuk Yakni dengan: menggunakan gambar; jawaban benar salah; dan pilihan ganda. Bentuk tes ini biasanya digunakan untuk mengecek pemahaman siswa akan maksud kata dan atau maksud kalimat yang dibacanya 7. Salah satu karakter siswa di kelas rendah adalah melihat segala sesuatu secara menyeluruh (whole). Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah disarankan untuk menggunakan pendekatan whole language . Pembelajaran tersebut dilaksanakan secara terpadu. Untuk dapat mewujudkannya seorang guru tentu saja dituntut untuk mampu membuat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran dengan sebaik-baiknya. 8. Metode atau teknik yang bisa digunakan untuk pembelajaran keterampilan berbahasa dengan fokus menulis di kelas rendah antara lain: MMP, menjiplak, menebalkan, mencontoh/menyalin, melengkapi kalimat berdasarkan rangsang gambar, melengkapi puisi berdasarkan rangsang gambar, melengkapi cerita sederhana, dikte, menulis deskripsi benda konkret, menyusun paragraf dari kalimat acak, menulis karangan berdasarkan rangsang gambar seri dan menulis puisi berdasarkan gambar. 9. Secara umum persiapan mengajar ini bisa terdiri atas persiapan yang bersifat fisik maupun non fisik. Persiapan yang bersifat fisik misalnya berupa penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, lembar kerja siswa, media, sumber belajar, dan sejenisnya. Adapun kesiapan mental guru, penguasaan materi, dan sebagainya merupakan contoh persiapan yang bersifat nonfisik. Dalam merencanakan sebuah pembelajaran hal utama dan pertama yang perlu kita pelajari adalah tuntutan kurikulumnya. Kurikulum itu merupakan acuan dan pedoman dasar dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai sebuah program pembelajaran. Berdasarkan pedoman tersebut selanjutnya akan tampak berbagai tuntutan lain yang harus dipersiapkan, seperti materi, media, instrumen penilaian dan sumber belajar. Mengacu pada pedoman kurikulum yang saat ini kita gunakan yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), secara umum ada beberapa hal yang harus dipahami sebelum menuangkannya ke dalam perangkat persiapan pembelajaran dalam bentuk RPP. Hal- hal tersebut meliputi: tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar; ruang lingkup pembelajaran; standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD); dan arah pengembangan pembelajaran. 10. Aspek-aspek penilaian dalam pembelajaran menulis dikelas rendah yaitu : a) Menyalin : kelengkapan,keterbacaan, kerapian b) Imla'/Dikte : ketepatan tulisan, kejelasan, kerapian c) Melengkapi tulisan berdasarkan gambar: kesesuaian gambar dengan tulisan, kejelasan, kerapian d) Mengarang : keterbacaan, kesesuaian, kerapian, kemenarikan ide