PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA DIKELAS TINGGI
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI
Perencanaan pembelajaran merupakan pemikiran awal yang di tulis guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar (Rahim, 2008:70). Untuk mencapai tujuan umum dalam satu pembelajaran dibutuhkan suatu perencanaan yang matang. Beberapa manfaat lain dari perencanaan yang matang, adalah: 1) Memberikan rasa percaya diri dan rasa aman kepada guru saat melaksanakan pembelajaran. 2) Sebagai pedoman yang jelas saat melaksanakan pembelajaran di kelas. 3) Dapat digunakan acuan sebagai sumber perencanaan pembelajaran selanjutnya. Pada bagian ini anda akan diajak untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus membaca dikelas tinggi tersebut. 1. Memilih Bahan Ajar Hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang sesuai. Dalam menentukan bahan ajar membaca, guru harus pandai memilih dan memilahnya. Materi yang memiliki daya tarik dan mudah dipahami akan memotivasi siswa membaca teks tersebut dengan sungguh-sungguh yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa (Harris dan smith dalam rahmi, 2008:85). 2. Memilih Metode Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan kondisi kelas dan kemampuan guru dalam menggunakan metode tersebut. Berikut ini akan dibahas beberapa metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran membaca di kelas tinggi. a. Know-want to know-learned (KWL) Metode KWL ini membantu siswa memikirkan informasi baru yang akan mereka terima. Metode ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Selain itu siswa juga diarahkan untuk mampu menilai hasil belajar mereka sendiri. b. Directed reading activity (DRA) Metode ini dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman . komponen-komponen DRA meliputi prabaca, saat baca, dan pascabaca. c. Directed reading thinking activity (DRTA) Metode ini lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks dengan cara mengarahkan siswa untuk mampu memprediksi dan membuktikan informasi pada teks ketika mereka membaca. 3. Merancang Kegiatan Pembelajaran Ada beberapa komponen komponen yang perlu anda cermati dalam penyusunan RPP tersebut meliputi: a. Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan kempuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam suatu mata pelajaran. b. Kompetensi dasar Kompetensi dasar merupakan unjuk kerja yang bisa diharapkan bisa dicapai setelah siswa mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu. c. Indikator Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik. Melalui indikator guru dapat menentukan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum. d. Materi pokok Materi pokok dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan. e. Alokasi waktu Penentuan lamanya waktu yang dibutuhkan berdasarkan jumlah minggu yang efektif dan alokasi waktu untuk mata pelajaran tersebut. f. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar ini berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa secara berurutan guna mencapai kompetensi dasar. g. Sumber/bahan/media Dalam pembelajarn membaca, guru bisa memilih surat kabar, brosur, buku, referensi, dan sebagainya. Guru hendaknya memilih bahan bacaan yang bervariasi dan menarik minat baca siswa. h. Penilaian Kegiatan penilaian bertujuan untuk melihat kemampuan siswa. Penilaian harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambunga. 4. Menyusun Penilaian Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan penilaian (rahmi,2008:75). Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: a. Tujuan penilaian adalah memberikan umpan balik kepada siswa , memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat kemajuan belajarnya, dan memberikan laporan kepada orang tua. b. Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan membangkitkan kreativitas siswa. c. Penilaian dapat menggunakan berbagai cara seperti tes, portofolio, wawancara, obsevasi, mengajukan pertanyaan dan sebagainya. d. Penilaian harus bersifat adil, artinya setiap siswa mendapat peluang untuk menungkatkan kemampuanya. B. PENILAIAN Penilaian membaca dikelas tinggi lebih dititikberatkan pada aspek pemahaman bacaan. Dengan demikian, salah satu alat penilaian yang bisa digunakan adalah tes pemahaman. Bentuk-bentuk penilaian dikelas tinggi yang dapat digunakan oleh guru digunakan menjadi dua, yakni tes respon jawaban dan tes konstruksi jawaban. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Tes Respon Jawaban Tes respon jawaban merupakan bentuk tes untuk mengukur kemampuan membaca peseta didik dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan, biasanya bentuk tes semacam ini adalah dalam bentuk tes objektif pilihan ganda serta berbagai variasinya, bentuk benar-salah, menjodohkan, variasi isian rumpang yang disediakan alternatif jawaban. Contoh-contohnya sebagai berikut: a. Contoh tes objektif bentuk pilihan ganda b. Tes bjektif benar-salah c. Soal menjodohkan d. Isian rumpang dengan alternatif jawaban 2. Tes konstruksi jawaban Tes konstruksi jawaban merupakan tes yang menuntut siswa untuk mengemukakan jawaban sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh dari wacana yang disajikan. Dengan demikian , siswa dituntut untuk memahami wacana dengan tepat agar dapat mengkonstruksi jawaban. a. Pertanyaan terbuka Bentuk pertanyaan terbuka ini menuntut siswa untuk memberikan jawaban tidak hanya sekedar mengingat atau menyebutkan fakta saja, melainkan juga menuntun mereka berpikir kritis. b. Isian rumpang Tes isian rumpang dapat digunakan untuk mengukur pemahaman bacaan. Semakin banyak lesapan yang diisikan dengan benar oleh testi, semakin tinggi pula tingkat pemahaman testi terhadap bahan bacaan tersebut. Tes isian rumpang dikelompokan kedalam tes konstruksi jawaban, karena siswa mengonstruksi jawaban sendiri atas kata-kata yang dilesapkan dalam wacana itu. c. Menceritakan kembali Bentuk tes pemahaman membaca yang lain adalah dengan menceritakan kembali. Bentuk tes semacam ini menuntut siswa untuk benar-benar memahami isi wacana yang disajikan. Siswa dituntut untuk bisa memetik esensi isi bacaan yang dibacanya dan mengonstruksi ulang esensi isi itu melalui kegiatan menceritakan kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. 3. Rubrik Penilaian Membaca Untuk tes-tes bersifat subjektif, guru perlu membuat rubrik penilaian sebagai pedoman dalam menilai kemampuan membaca siswa . rubrik penilaian diperlukan untuk menilai tes membaca nyaring (membacakan), membaca indan (Puisi), membaca pemahaman atau membaca dalam hati yang menggunakan jenis tes mengonstruksi jawaban.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional