Anda di halaman 1dari 24

Merancang

MODU
L
Antonius, M.Pd.
Pengantar
Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan
pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan
pembelajaran yang digunakan pendidik sehingga bentuknya lebih rinci
dibandingkan alur tujuan pembelajaran.

Perlu diingatkan kembali bahwa alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan


oleh pemerintah sehingga pendidik yang satu dapat menggunakan alur
tujuan pembelajaran yang berbeda dengan pendidik lainnya meskipun
mengajar peserta didik dalam fase yang sama.

Oleh karena itu, rencana pembelajaran yang dibuat masing-masing


pendidik pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi karena rencana
pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor
lainnya, termasuk faktor peserta didik yang berbeda, lingkungan
sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-
lain.
Pengantar
Tabel 3.4

Setiap pendidik perlu memiliki rencana


pembelajaran untuk membantu
mengarahkan proses pembelajaran
mencapai CP. Rencana pembelajaran
ini dapat berupa: (1) rencana
pelaksanaan pembelajaran atau yang
dikenal sebagai RPP atau (2) dalam
bentuk modul ajar.

Apabila pendidik menggunakan


modul ajar, maka ia tidak perlu
membuat RPP karena komponen-
komponen dalam modul ajar
meliputi komponen-komponen
dalam RPP atau lebih lengkap dari
pada RPP.
Merancang Modul Ajar
Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan,
langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi
dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.

Satu modul ajar biasanya berisi rancangan


pembelajaran untuk satu tujuan pembelajaran
berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun.
Merancang Modul Ajar
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu pendidik mengajar secara lebih
fleksibel dan kontekstual, tidak selalu menggunakan buku teks pelajaran.

Modul ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut.

a. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, apakah merujuk pada buku teks saja
sudah cukup atau perlu menggunakan modul ajar?
b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah dapat menggunakan modul ajar yang telah
disediakan, memodifikasi modul ajar yang disediakan, atau perlu membuat modul ajar
baru?

Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di atas pendidik menyimpulkan bahwa modul ajar tidak
dibutuhkan atau modul ajar yang disediakan dapat digunakan dengan penyesuaian-penyesuaian
tertentu, maka ia tidak perlu merancang modul ajar yang baru.

Komponen minimum modul ajar telah disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila diperlukan,
pendidik juga dapat menambah komponen, misalnya dengan menyusun modul ajar dengan
struktur sebagaimana tercantum pada Tabel 3.5 berikut:
Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap
Tabel 3.5
1. Informasi Umum

A. Identitas Modul
• Informasi tentang modul ajar
• Nama Penyusun, Institusi, Tahun disusunnya
modul ajar
• Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)
• Kelas
• Alokasi waktu
Informasi umum
B. Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi Awal merupakan ukuran seberapa
dalam modul ajar dirancang

C. Profil Pelajar Pancasila


Merupakan tujuan akhir daru suatu Pendidikan dari suatu kegiatan pembelajaran
yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik.

Di dalam modul, P5 tidak perlu mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih


P5 yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar.

D. Sarana dan Prasarana


Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran. Sarana menunjuk pada alat yang digunakan, sementara prasarana
didalamnya termasuk materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran.
Informasi umum

E. Target Peserta didik


Peserta didik yang menjadi target yaitu:

• Peserta didik regular / tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
• Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas
hanya satu gaya, misalnya audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan
memahami materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka
panjang, dan sebagainya.
• Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan
cepat, mampu mencapai keterampilan berpikir, dan memiliki keterampilan
memimpin.
Informasi umum

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan model atau kerangka
pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis
pelaksanaan pembelajaran.

Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran Inquiry,


Problem Based Learning (PBL) Project Based Learning (PjBL)
2. Komponen Inti

• Tujuan Pembelajaran
• Pemahaman Bermakna
• Pertanyaan Pemantik
• Kegiatan Pembelajaran
• Asesmen
• Pengayaan dan remedial
• Refleksi Peserta didik
Komponen Inti

A. Tujuan Pembelajaran
• Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting
dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai
bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman
• Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber
daya yang digunakan, kesesuaian dengan keragaman murid,
dan metode asesmen yang digunakan
• Tujuan pembelajaran bisa berbagai bentuk: Pengetahuan
yang berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural,
pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran
keterampilan, dan kolaboratif serta strategi komunikasi
Komponen Inti

B. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang
akan peserta didik peroleh setelah mengikuti proses
pembelajaran. Manfaat tersebut dapat peserta didik terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kalimat pemahaman bermakna:
Dalam memahami tentang kelompok sosial dalam
pembelajaran Sosiologi

• “ Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan


mencapai satu tujuan”
• Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat
Komponen Inti

C. Pertanyaan Pemantik
• Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berfikir
kritis dalam diri peserta didik.
• Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh
pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan
pembelajaran

Contoh pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat


mendorong pertanyaan pemantik sebagai berikut:

o Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk


dibaca?
o Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang
berbeda apa yang akan kamu usulkan?
Komponen Inti

D. Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara
kongkret. Disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.

Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan


sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga
tahap yakni: Pendahuluan, Inti, dan Penutup.
Komponen Inti

E. Asesmen / Penilaian
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran diakhir
kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Jenis Asesmen:
1. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
2. Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
3. Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif)

Bentuk asesmen yang bisa dilakukan :

• Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa observasi, penilaian diri, penilaian
teman sebaya
• Performa (Presentasi, drama, pameran, hasil karya, jurnal, dan sebagainya)
• Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah
Komponen Inti

F. Pengayaan dan Remedial

Pengayaan dan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan


pada peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka data
mengembangkan potensinya secara optimal.

Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan


bimbingan untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang.
3. Komponen Lampiran

• Lembar Kerja Peserta Didik


• Bahan Bacaan Guru
• Glosarium
• Daftar Pustaka
Komponen Lampiran

A. Lembar Kerja Peserta Didik


LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) adalah lembar kerja siswa ini ditujukkan untuk
peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk
diberikan kepada peserta didik.
B. Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik
Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik sebelum
kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir
kegiatan pembelajaran.
C. Glosarium
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang studi secara
alfabetikal yang dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium diperlukan untuk
kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih mendalam

D. Daftar Pustaka
Sumber-sumber referensi yang digunakan dalam pengembangan modul ajar. Referensi
yang dimaksud adalah semua sumber belajar (Buku siswa, buku referensi, majalah,
koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dan sebagainya)
Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan
pendidik dalam proses perancangan modul ajar

o Bagaimana agar perhatian o Bagaimana peserta didik


peserta didik senantiasa fokus dapat menunjukkan
dan mereka terus bersemangat pemahaman mereka dan
sepanjang kegiatan melakukan evaluasi diri yang
pembelajaran? berarti setelah mempelajari
o Bagaimana saya sebagai materi ini?
pendidik akan membantu o Bagaimana saya akan
setiap individu peserta didik menyesuaikan langkah
memahami pembelajaran? dan/atau materi pelajaran
o Bagaimana saya akan berdasarkan keunikan dan
mendorong peserta didik untuk kebutuhan masing-masing
melakukan refleksi, peserta didik?
mempelajari lagi, memperbaiki, o Bagaimana saya akan
dan berpikir ulang tentang mengelola pengalaman belajar
konsep atau materi pelajaran yang mendorong peserta didik
yang telah mereka pelajari? untuk menjadi pelajar yang
aktif dan mandiri?
Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Atau Modul Ajar

Rencana asesmen perlu disertakan dalam


perencanaan pembelajaran. Dalam modul ajar,
rencana asesmen ini dilengkapi dengan
instrumen serta cara melakukan penilaiannya.
Bagian ini menjelaskan konsep asesmen yang
dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
Assesmen Kurikulum Merdeka
Asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan
untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka
dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen berikut ini:

1. Assesmen formatif :
Yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan
guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran
untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik
yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga
termasuk dalam kategori asesmen formatif.
Assesmen Kurikulum Merdeka
2. Assesmen sumatif:
Yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat
juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan
pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen
formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.

Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu


rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul Ajar,
tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai