Anda di halaman 1dari 9

LOKAKARYA PERANGKAT PEMBELAJARAN

(Lembar Kerja Resume Pendalaman Materi)

A. Nama Mahasiswa : TITING ROYANI, S.Pd.I


B. Judul Modul : PERANGKAT PEMBELAJARAN
C. Kegiatan Belajar : Pengembangan RPP/RPPH kurikulum
merdeka
D. Refleksi :
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Peta Konsep (Beberapa istilah 1. Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka
atau definisi di modulbidang
Pada Kurikulum Merdeka perangkat ajar yang
perangkat pembelajaran-PTK)
digunakan tidak lagi menggunakan istilah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melainkan menggunakan
Modul Ajar. Secara umum modul ajar merupakan satu
kesatuan bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh
peserta didik secara mandiri dengan komponen dan
petunjuk yang jelas yang dikemas secara sistematis,
menarik, dan menantang sehingga peserta didik dapat
mengikuti secara runtut tanpa campur tangan pengajar.
Modul ajar bukan hanya sekedar berisi kumpulan materi
dan soal sebagaimana pada umumnya selama ini, akan
tetapi sebagai buku pedoman peserta didik dalam belajar,
yang berisi tentang keseluruhan rangkuman materi yang
1
harus dikuasai oleh peserta didik dan latihan soal yang
harus dikerjakan peserta didik.
Dalam penyusun modul ajar, terdapat beberapa istilah
baru yang tidak ada sebelumnya di kurikulum 2013,
diantaranya seperti: Capaian pembelajaran; Profil Pelajar
Pancasila; pemahaman bermakna; pertanyaan pemantik;
bahan bacaan guru dan peserta didik; serta glosarium
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana, media,
metode, petunjuk dan pedoman pembelajaran yang
dirancang secara sistematis dan menarik sebagai perangkat
ajar yang di dalamnya memuat alur tujuan pembelajaran
yang dikembangkan dari capaian pembelajaran. Dengan
demikian satuan pendidikan
dapat menyusun, membuat, memilih, dan memodifikasi
modul ajar tersebut sesuai dengan karakteristik daerah,
satuan pendidik, dan peserta didik. Komponen modul ajar
pada Kurikulum Merdeka meliputi tiga komponen pokok yaitu
informasi umum, komponen inti, dan lampiran. Berkut
penjelasan ketiga komponen tersebut :
1) Komponen informasi umum, mencakup :
a) Identitas sekolah/madrasah, meliputi data sekolah,
nama penyusun dalam hal ini adalah guru, nama
institusi. Disusul oleh tahun disusunnya modul ajar,
kemudian jenjang sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
atau SMK/MAK. Selanjutnya kelas dan alokasi waktu ini.
Hal-hal tersebut merupakan data yang ada pada
identitas sekolah/madrasah.
b) Kompetensi awal, berisi tentang pengetahuan atau
keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum
mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal
merupakan ukuran kemampuan awal yang dimiliki
peserta didik sebagai dasar menentukan seberapa
dalam modul ajar dirancang. Kompetensi awal juga
merupakan dasar untuk menentukan kompetensi yang
ada ditetapkan di modul ajar.
c) Profil Pelajar Pancasila, merupakan tujuan akhir dari
suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat
dengan pembentukan karakter peserta didik. Dengan
demikian Profil Pelajar Pancasila hendaknya dapat
tercermin dalam konten atau metode pembelajaran. Di
dalam pembelajaran Profil Pelajar Pancasila tidak perlu
dicantumkan seluruhnya, akan tetapi dapat memilih
Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran dalam modul ajar tersebut.
d) Sarana dan prasarana, merupakan fasilitas dan bahan
yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran. Bagian sarana merujuk pada alat dan
bahan yang digunakan, sementara prasarana di
dalamnya termasuk materi dan sumber belajar lainnya
yang relevan.
e) Target peserta didik, terdapat beberapa hal yang
diperhatikan. Yang pertama adalah peserta didik
reguler atau dengan tipikal umum, tidak ada kesulitan
dalam mencerna dan memahami materi pelajaran.
Yang kedua adalah peserta didik dengan kesulitan
belajar, memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya. Misalnya dengan audio memiliki kesulitan dengan
bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya
diri, kesulitan konsentrasi, dan sebagainya. Yang ketiga
peserta didik dengan pencapaian tinggi, yaitu
mencerna dan memahami dengan cepat mampu
mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
dan memiliki keterampilan memimpin.
f) Model pembelajaran yang digunakan, merupakan model
atau kerangka pembelajaran yang memberikan
gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran.
Dalam hal ini model pembelajaran dapat berupa;
(1) model pembelajaran tatap muka,
(2) pembelajaran jarak jauh (PJJ), atau
(3) menggunakan blended learning.
2) Komponen Inti Komponen inti dalam modul ajar setidaknya
memiliki 8 (delapan) unsur yaitu tujuan pembelajaran dan
alur tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna,
pertanyaan pemantik, persiapan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, asesmen, pengayaan dan remedial, dan
refleksi pembelajaran. Berikut penjelasan terkait dengan
unsur-unsur dalam koponen inti yaitu:
a) Tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran harus
mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran serta harus
bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen atau penilaian
sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Unsur tujuan
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran menentukan
kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian
dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang
digunakan. Kemudian tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran bisa dari berbagai bentuk. Baik itu
pengetahuan yang berupa fakta dan informasi, pemahaman
konseptual, pemikiran dan penawaran keterampilan, dan
kolaboratif dan strategi komunikasi.
b) Pemahaman bermakna, adalah informasi tentang manfaat
yang akan peserta didik peroleh setelah mengikuti proses
pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, manusia
berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai
suatu tujuan. Kemudian yang kedua, makhluk hidup
beradaptasi dengan perubahan.
c) Pertanyaan pemantik. Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru
untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan
berpikir kritis dalam diri peserta didik. Dalam hal ini
pertanyaan pemantik dapat memandu siswa untuk
memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Misalnya pada pembelajaran menulis cerpen,
guru dapat mendorong pertanyaan pemantik “apa yang
membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?” atau “jika
kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda apa
yang akan kamu usulkan?”
d) Persiapan pembelajaran. Urutan kegiatan pembelajaran inti
dalam bentuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
dituangkan secara konkret. Disertakan opsi pembelajaran
alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan.
e) Kegiatan pembelajaran. Langkah kegiatan pembelajaran
ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang
direncanakan. Kegiatan pembelajaran ini meliputi tiga tahap,
yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan
pembelajaran mengharuskan penerapan pendekatan dan
metode pembelajaran aktif antara lain proyek based learning,
problem based learning, deep learning, difference learning
dan lainnya untuk pencapaian kompetensi Profil Pelajar
Pancasila sebagai cerminan kecakapan abad 21.
f) Asesmen. Asesmen digunakan untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran di akhir kegiatan. Kriteria pencapaian harus
ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditetapkan. Terdapat 3 (tiga) jenis asesmen, sebelum
pembelajaran (diagnostik), asesmen selama proses
pembelajaran (formatif), dan asesmen pada akhir proses
pembelajaran (sumatif). Minimal 3 jenis asesmen ini yang
nantinya akan dituliskan di komponen inti pada modul ajar.
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan adalah; (1) sikap
meliputi profil pelajar Pancasila dapat berupa observasi,
penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal (2)
performa yang bisa meliputi presentasi, drama, pameran hasil
karya, jurnal, penilaian portofolio, penilaian produk dan lain
sebagainya, dan (3) bentuknya tertulis yang meliputi tes
objektif, berupa esai, pilihan ganda, isian singkat, dan benar
atau salah. g) Pengayaan dan remedial, merupakan kegiatan
pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan
capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan lebih
lanjut potensinya secara optimal. Remedial diberikan kepada
peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk
memahami materi atau pembelajaran mengulang. Saat
merancang kegiatan pengayaan perlu diperhatikan mengenai
diferensiasi. Contohnya lembar belajar atau kegiatan yang
berbeda dengan kelas. h) Refleksi, merupakan suatu hal yang
perlu guru dan peserta didik lakukan. Karena dengan refleksi,
guru dan peserta didik dapat mengukur sejauh mana
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan memiliki nilai
bermakna.
3) Lampiran Pada komponen lampiran, terdapat setidaknya 4
(empat) unsur dalam modul ajar pada Kurikulum Merdeka ini.
Keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut.
a) Lembar kerja peserta didik. Lembar kerja peserta didik dibuat
guru yang ditujukkan kepada peserta didik untuk membantu
aktivitas belajar agar terarah dan terbimbing dan dapat
diperbanyak sesuai dengan kebutuhan termasuk diberikan
kepada peserta didik lainnya. Salah satunya bisa juga
diberikan kepada peserta didik yang non reguler.
b) Bahan bacaan guru dan peserta didik. Bahan bacaan guru dan
peserta didik digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai atau bisa juga untuk memperdalam
pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan
pembelajaran. Bahan bacaan dapat berupak artikel,
infografis, hasil penelitian, poster, video pembelajaran, dan
sumber belajar digital lainnya yang relevan
c) Glosarium, merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu
bidang yang ditulis secara alfabetik dan dilengkapi dengan
definisi dan artinya dari setiap istilah yang ada di glosarium.
Dalam hal ini glosarium diperlukan untuk kata atau istilah
yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.
d) Daftar pustaka, merupakan sumber-sumber referensi yang
digunakan dalam penyusunan modul ajar. Referensi yang
dimaksud adalah semua sumber belajar, baik buku siswa,
buku referensi, majalah, koran, jurnal, situs internet,
lingkungan sekitar, narasumber, dan sumber bacaan lainnya
yang digunakan dan relevan.
A. TINDAK LANJUT BELAJAR Untuk meningkatkan kemampuan
analisis, Saudara dapat melakukan beberapa aktivitas tindak
lanjut dari kegiatan belajar ini, di antaranya sebagai berikut:
1. Simaklah sumber belajar dalam bentuk video/artikel pada LMS
Program PPG. Kemudian lakukan analisis berdasarka konten!
2. Kaitkan konten video/artikel dengan nilai-nilai moderasi dalam
proses pembelajarannya di sekolah/madrasah!
3. Ikuti tes akhir modul dan cermati hasil tesnya. Bila hasil tes
akhir modul di bawah standar minimum ketuntasan maka
Saudara melakukan pembelajaran remedial dengan
memperhatikan petunjuk dalam LMS program PPG.
4. Aktifitas tindak lanjut lebih detail, silahkan mengikuti tagihan
tugas yang ada di LMS.
Capaian Pembelajaran merupakan suatu ungkapan tujuan
pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa
yang diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan
oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode
belajar.
Glosarium Suatu daftar alfabetis istilah dalam suatu ranah
pengetahuan tertentu yang dilengkapi dengan definisi untuk
istilah-istilah tersebut. Biasanya glosarium ada di bagian akhir
suatu buku dan menyertakan istilah-istilah dalam buku
tersebut yang baru diperkenalkan atau paling tidak, tak
umum ditemukan.
Intrakurikuler segala kegiatan proses belajar mengajar
yang dilakukan di sekolah sesuai dengan struktur program
kurikulum yang berlaku untuk menggapai tujuan minimal tiap
pelajaran
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada.
Proyek rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dan
dengan saat penyelesaian yang tegas
Teknologi Secara etimologi, teknologi berasal dari kata
technologia (bahasa Yunani) techno artinya ‘keahlian’ dan
logia artinya ‘pengetahuan’. Sementara secara umum,
pengertian teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah
untuk tujuan praktis dalam kehidupan manusia atau pada
perubahan dan manipulasi lingkungan manusia.
Daftar Pustaka
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki
Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembanagan
Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95-101.
Febriyanti, N. (2021). Implementasi Konsep Pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara. Jurnal Pendidikan Tambusai,
5(1), 1631-1637. Ke-Indonesiaan, M. P., & Zuriah, N.
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN
LOKAL. Prosiding, 26. Kepmendikbudristek No. 56 Tahun
2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) Sanjaya, J. B.,
& Rastini, R. (2020). Implementasi Kurikulum Darurat di Masa
Pandemi COVID-19 Dalam Upaya Pemenuhan Hak
Pendidikan. JIL: Journal of Indonesian Law, 1(2), 161-174.
Zidniyati, Z. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal
Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 3(1), 41-58

Daftar materi terkait modul 1. Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan Belajar
perangkat pembelajaran dan
banyak program pemerintah yang sebenarnya bertujuan
PTK yang sulit dipahami
untuk mempromosikan perubahan paradigma dari
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Beberapa
program di antaranya seperti Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) maupun Kelompok Kerja
2. guru belum mampu mengadopsi kemerdekaan belajar
dipicu oleh cara dan pengalaman guru belajar di bangku
kuliah. Kurangnya rujukan penyelesaian soal dengan variasi
metode di buku teks pun diduga sebagai penyebabnya.
Minimnya pengalaman pembelajaran dengan cara merdeka
ini juga disebabkan saat guru masih menjadi siswa, sebagai
mahasiswa calon guru, maupun ketika menjalani pelatihan
sebagai guru dalam jabatan.
miskonsepsi terkait proses belajar menerapkan Kurikulum
Daftar materi y a n g s e r i n g
Merdeka bisa instan, sekali belajar dan pelatihan langsung
mengalami miskonsepsi
dalam pengembangan bisa dan tuntas. Penting untuk diperhatikan agar terus
pembelajaran dan ptk
melakukan penerapan siklus belajar dan direfleksikan.
Kelima, adanya miskonsepsi bahwa Kurikulum Merdeka
hanya bisa diterapkan di sekolah fasilitas lengkap. “Justru
Kurikulum Merdeka fleksibel sehingga bisa diterjemahkan
dan diturunkan serta diterapkan di manapun,
dioperasionalkan menjadi kurikulum yang dibutuhkan
sekolah-sekolah yang ada di pelosok dengan fasilitas minim

Anda mungkin juga menyukai