Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Pengembangan Media Bidang Keahlian Guru Kelas SD/MI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

1. Dr. H. Fathur Razi, M. Pd.


2. Roikhatul Janah, S. Pd. I., M. Pd.

Disusun Oleh:

Ummy Wulandari (12110037)

Alvinia Sekar Ayu Ningtyas (12110042)

Meilan Purnamasari (12110048)

Fathia Irsantiah (12110062)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran. Pengembangan bahan
ajar sebagai pemahaman tentang desain pernbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan
ajar mempertimbangkan sifat materi ajar, jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi.
Pengembangan bahan ajar mengunakan prinsip luwes. Prinsip luwes artinya dapat
menerima hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada saat
pengimplementasiannya (Mbulu 2004:8). Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum
yang akan disampaikan kepada siswa. Komponen yang berperan sebagai materi
pembelajaran, ketika proses pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam
silabus untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih
duhulu dikembangkan, sehingga lengkap dan siap digunakan sebagai bahan ajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Modul ?
2. Apa Saja Fungsi Modul ?
3. Bagaimana Karakteristik Modul ?
4. Apa Saja Prinsip Pengajaran Modul ?
5. Bagaimana Sistematika Penulisan Modul ?
6. Apa Saja Pengaturan Muatan Modul ?
7. Bagaimana Penggunaan Bahasa Dalam Penuisan Modul ?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Modul
2. Memahami Fungsi Modul
3. Memahami Karakteristik Modul
4. Memahami Prinsip Pengajaran Modul
5. Memahami Sistematika Penulisan Modul
6. Memahami Pengaturan Muatan Modul
7. Memahami Penggunaan Bahasa Dalam Penuisan Modul
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Modul

Menurut Basri dalam Rahmi dkk (2021:50) Modul adalah sarana pembelajaran dalam
bentuk cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode,
tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian
kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self instructional), dan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan
dalam modul.

Modul pada hakikatnya merupakan media yang dapat disusun dan dipergunakan
untuk keperluan pembelajaran konvensional dan keperluan pembelajaran mandiri. Secara
singkat modul dapat diartikan sebagai unit terkecil bahan pelajaran yang memuat suatu
konsep secara utuh sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari bagian lain tanpa
mengurangi makna.

Artinya modul dapat digunakan untuk proses pembelajaran tatap muka maupun
belajar mandiri, hal ini dikarenakan modul memang dirancang menjadi materi –materi
terkecil dari konsep materi yang utuh.

Modul pembelajaran menurut Smaldino dalam Rahmi dkk (2021:51) merupakan unit
pengajaran yang lengkap dan dirancang untuk digunakan oleh pemelajaran tanpa
kehadiran guru atau dosen. Maksudnya adalah modul pembelajaran merupakan unit
terkecil dari pengajaran yang berisikan materi lengkap dan sengaja dirancang untuk
digunakan mahasiswa tanpa kehadiran dosen.

B. Fungsi Modul

Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi menurut Prastowo
(2015:107) sebagai berikut :
1. Bahan ajar mandiri, maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar sendiri tanpa
tergantung kepada kehadiran pendidik atau guru.
2. Pengganti fungsi pendidik atau guru, maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang
harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami
oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. Oleh sebab itu,
penggunaan modul bisa berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran
fasilitator/pendidik.
3. Sebagai alat evaluasi, maksudnya, dengan modul peserta didik dapat mengukur dan
menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dipelajari karena dalam
modul sudah ada kunci jawaban. Oleh sebab itu, modul juga bisa dikatakan sebagai
alat evaluasi.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik, maksudnya, karena modul mengandung
berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Berdasarkan fungsi modul
menurut Prastowo (2015:107) sebagaimana dinyatakan, dapat digaris bawahi bahwa
modul berfungsi sebagai bahan ajar mandiri tanpa tergantung kepada pendidik atau
guru, modul juga berfungsi sebagai alat evaluasi untuk mengukur penguasaan peserta
didik dalam materi yang sudah dipelajari, serta modul dapat dijadikan sebagai sumber
referensi atau rujukan lainnya.
C. Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar,


pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik modul. Modul yang diperlukan
harus memenuhi karakteristik di antara nya yaitu:

1. Self Instruction
Karakteristik penting dalam modul, pada tahap ini siswa mampu belajar secara
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Maka dalam karakteristik ini modul
harus:
a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan
pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar.
b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran.
d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
mengukur penguasaan peserta didik.
e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas konteks
kegiatan dan lingkungan peserta didik.
f. Menggunakan bahasa sederhana dan komunikati.
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h. Terdapat instrumen penelitian.
i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik
j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung
materi pembelajaran.
2. Self Contained
Maksudnya yaitu memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas.
3. Berdiri sendiri (stand alone)
Yaitu merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/ media
lain.
4. Adaptif
Yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi.
5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)
Yaitu modul hendaknya memenuhi kaidah User Friendly atau bersahabat/ akrab
dengan pemakainya.
D. Prinsip Pengajaran Modul
Menurut James D Russel (dalam Cece Wijaya, 1992: 98) prinsip-prinsip dalam
pembelajaran modul adalah sebagai berikut:
a. Modul menggunakan paket intruksional mandiri, artinya dipelajari secara perorangan
atau kelompok yang sebaya melalui pengamatan belajar multisensoris dengan
ketertiban siswa secara maksimal

b. Modul dalam batas normal sangat sesuai dengan perbedaan individu, sekalipun guru
meladeni secara simultan semua kebutuhan siswa

c. Modul disusun atas dasar tujuan instruksional khusus, maka modul sangat realistik,
dapat dijangkau oleh setiap siswa yang mempelajarinya dengan segala karakteristik
yang dimilikinya

d. Modul menggunakan konsep asosiasi struktur dan urutan pengetahuan

e. Modul menggunakan variasi alat dan media yang relevan

f. Modul memerankan siswa aktif berpartisipasi dalam belajar

g. Modul selalu mendorong siswa untuk melakukan pemantauan respon tertentu

h. Modul menggunakan strategi penilaian penguasaan pengetahuan secara tuntas.

Sesuai dengan prinsip modul diatas dapat diketahui pengajaran modul akan membuka
kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan dan cara masing-masing, oleh
sebab itu mereka menggunakan teknik berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu
berdasarkan pengetahuan kebiasaan masing masing.

E. Sistematika Penulisan Modul


1. Memulai draf pertama
Pada tahap ini hendaknya menerapkan prinsip reader-friendly. Prinsip
reader-friendly adalah prinsip yang mengutamakan pembaca atau peserta didik.
Seorang pengembang bahan ajar harus menyesuaikan dengn kondisi peserta didik,
seperti pemilihan bahasa, pesan visual, alur penyajian dan seterusnya, sehingga
memudahkan pembaca dalam memahami isi materi yang disajikan.
2. Melengkapi dan mengedit draf pertama
Setelah menyusun draf, langkah berikutnya adalah dengan melengkapi
draf tersebut hingga selesai. Untuk memperbaikinya, diperlukan bantuan ahli
materi agar kesalahan alur yang ada dapat segera diperbaiki.
3. Menuliskan bahan penilaian
Pengembang perlu menuliskan bahan penilaian untuk mengukur
kemampuan belajar peserta didik. Tes objektif atau esai dapat diterapkan sesuai
dengan kemampuan yang harus dikuasai.
4. Uji coba dan perbaikan
Bahan ajar yang telah dikembangkan perlu diujicobakan kepada peserta
didik untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dikembangkan telah sesuai
dengan harapan.Ada beberapa tahap evaluasi yang dilakukan, diantaranya one-to-
one evaluation, small group, dan field test.
F. Pengaturan Muatan Modul
Komponen Modul Ajar
1. Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran
(yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen, serta
informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhannya.
3. Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen
dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar murid.

G. Penggunaan Bahasa Dalam Penulisan Modul


Proses pembelajaran yang baik perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan
benar serta mudah dipahami peserta didik. Oleh karena itu dalam penulisan modul
penggunaan bahasa perlu diperhatikan. sebagaimana telah dijelaskan oleh Sukiman
(2012:140-141), bahwa modul sebagai bahan ajar untuk belajar mandiri, maka bahasa
yang digunakan sebaiknya :
1. Bahasa yang digunakan dalam modul harus menggunakan bahasa yang baik dan
benar
2. Setiap paragraf hanya terdiri atas satu ide pokok atau gagasan pikiran. Ide pokok
tertuang dalam kalimat utama.
3. Modul ditulis menggunakan bahasa percakapan bersahabat, komunikatif.
4. Gunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi, sehingga pesan-pesan dalam
modul dapat mudah dimengerti oleh siswa.
5. Pilih kalimat sederhana, pendek, tidak beranak cucu
6. Hindari kalimat pasif dan negatif ganda.
Sedangkan menurut Daryanto (2013:47-48), bahasa dalam penulisan modul harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Gaya bahasa percakapan Gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan modul,
gunakanlah gaya bahasa percakapan.
2. Tata bahasa sederhana Gunakan kalimat-kalimat sederhana, kalimat tunggal,
pendek-pendek tidak beranak cucu, namun dalam konteks tertentu kalimat
panjang tetap diperlukan, yang terpenting kalimat-kalimat yang digunakan harus
dirakit secara logis, teratur, dan mencerminkan pikiran yang teratur.
3. Penyusunan paragraf Paragraf yang ditulis, hendaknya mengarah pada suatu
uraian, menuju pada suatu pokok pikiran yang dikandung oleh kalimat utama atau
kalimat inti pada suatu paragraf, dan mengandung kunci gagasan atau ide.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul pada hakikatnya merupakan media yang dapat disusun dan dipergunakan
untuk keperluan pembelajaran konvensional dan keperluan pembelajaran mandiri.
Modul memiliki fungsi yaitu Bahan ajar mandiri, Pengganti fungsi pendidik atau
guru, Sebagai alat evaluasi, dan Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Modul
yang diperlukan harus memenuhi karakteristik di antara nya yaitu: 1) Self Instruction,
2) Self Contained, 3) Berdiri sendiri (stand alone), 4) Adaptif dan 5) Bersahabat/
Akrab (User Friendly).
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran modul adalah sebagai berikut pertama, Modul
menggunakan paket intruksional mandiri. Kedua, modul dalam batas normal sangat
sesuai dengan perbedaan individu. Ketiga, modul disusun atas dasar tujuan
instruksional khusus, maka modul sangat realistik. Keempat, Modul menggunakan
konsep asosiasi struktur dan urutan pengetahuan. Kelima, Modul menggunakan
variasi alat dan media yang relevan. Keenam, Modul memerankan siswa aktif
berpartisipasi dalam belajar. Ketujuh, Modul selalu mendorong siswa untuk
melakukan pemantauan respon tertentu. Kedelapan, Modul menggunakan strategi
penilaian penguasaan pengetahuan secara tuntas.
Sistematika penulisan modul sebagai berikut; memulai draf pertama, melengkapi
dan mengedit draf pertama, menuliskan bahan penilaian dan uji coba dan perbaikan.
Sedangkan Pengaturan Muatan Modul meliputi Komponen Modul Ajar
1) Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah
pembelajaran (yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan),
asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat
membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2) Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhannya.
3) Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan
kebutuhan belajar murid.
Menurut Sukiman bahwa modul sebagai bahan ajar untuk belajar mandiri, maka
bahasa yang digunakan sebaiknya :
1) Bahasa yang digunakan dalam modul harus menggunakan bahasa yang baik dan
benar
2) Setiap paragraf hanya terdiri atas satu ide pokok atau gagasan pikiran.
3) Modul ditulis menggunakan bahasa percakapan bersahabat, komunikatif.
4) Gunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi, sehingga pesan-pesan
dalam modul dapat mudah dimengerti oleh siswa.
5) Pilih kalimat sederhana, pendek, tidak beranak cucu.
6) Hindari kalimat pasif dan negatif ganda.
B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari tulisannya maupun Bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini lebih
bermanfaat buat kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, Dkk. 2021. Pengembangan modul online system belajar terbuka dan jarak jauh
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada program studi teknologi
pendidikan. Jurnal visipena. Vol 12.No 1.Hal 45-46.
Prastowo Andi.(2015). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
Wijaya Cece.(1992).Upaya pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, Bandung:
Remaja rosda karya.
Sukiman.2012.Pengembangan media pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka insan Madani
Daryanto.2013.Media pembelajran peranan sangat pentingdalam mencapai tujuan
pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media

Anda mungkin juga menyukai