Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran. Pengembangan bahan
ajar sebagai pemahaman tentang desain pernbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan
ajar mempertimbangkan sifat materi ajar, jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi.
Pengembangan bahan ajar mengunakan prinsip luwes. Prinsip luwes artinya dapat
menerima hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada saat
pengimplementasiannya (Mbulu 2004:8). Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum
yang akan disampaikan kepada siswa. Komponen yang berperan sebagai materi
pembelajaran, ketika proses pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam
silabus untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih
duhulu dikembangkan, sehingga lengkap dan siap digunakan sebagai bahan ajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Modul ?
2. Apa Saja Fungsi Modul ?
3. Bagaimana Karakteristik Modul ?
4. Apa Saja Prinsip Pengajaran Modul ?
5. Bagaimana Sistematika Penulisan Modul ?
6. Apa Saja Pengaturan Muatan Modul ?
7. Bagaimana Penggunaan Bahasa Dalam Penuisan Modul ?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Modul
2. Memahami Fungsi Modul
3. Memahami Karakteristik Modul
4. Memahami Prinsip Pengajaran Modul
5. Memahami Sistematika Penulisan Modul
6. Memahami Pengaturan Muatan Modul
7. Memahami Penggunaan Bahasa Dalam Penuisan Modul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modul
Menurut Basri dalam Rahmi dkk (2021:50) Modul adalah sarana pembelajaran dalam
bentuk cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode,
tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian
kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self instructional), dan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan
dalam modul.
Modul pada hakikatnya merupakan media yang dapat disusun dan dipergunakan
untuk keperluan pembelajaran konvensional dan keperluan pembelajaran mandiri. Secara
singkat modul dapat diartikan sebagai unit terkecil bahan pelajaran yang memuat suatu
konsep secara utuh sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari bagian lain tanpa
mengurangi makna.
Artinya modul dapat digunakan untuk proses pembelajaran tatap muka maupun
belajar mandiri, hal ini dikarenakan modul memang dirancang menjadi materi –materi
terkecil dari konsep materi yang utuh.
Modul pembelajaran menurut Smaldino dalam Rahmi dkk (2021:51) merupakan unit
pengajaran yang lengkap dan dirancang untuk digunakan oleh pemelajaran tanpa
kehadiran guru atau dosen. Maksudnya adalah modul pembelajaran merupakan unit
terkecil dari pengajaran yang berisikan materi lengkap dan sengaja dirancang untuk
digunakan mahasiswa tanpa kehadiran dosen.
B. Fungsi Modul
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi menurut Prastowo
(2015:107) sebagai berikut :
1. Bahan ajar mandiri, maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar sendiri tanpa
tergantung kepada kehadiran pendidik atau guru.
2. Pengganti fungsi pendidik atau guru, maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang
harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami
oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. Oleh sebab itu,
penggunaan modul bisa berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran
fasilitator/pendidik.
3. Sebagai alat evaluasi, maksudnya, dengan modul peserta didik dapat mengukur dan
menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dipelajari karena dalam
modul sudah ada kunci jawaban. Oleh sebab itu, modul juga bisa dikatakan sebagai
alat evaluasi.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik, maksudnya, karena modul mengandung
berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Berdasarkan fungsi modul
menurut Prastowo (2015:107) sebagaimana dinyatakan, dapat digaris bawahi bahwa
modul berfungsi sebagai bahan ajar mandiri tanpa tergantung kepada pendidik atau
guru, modul juga berfungsi sebagai alat evaluasi untuk mengukur penguasaan peserta
didik dalam materi yang sudah dipelajari, serta modul dapat dijadikan sebagai sumber
referensi atau rujukan lainnya.
C. Karakteristik Modul
1. Self Instruction
Karakteristik penting dalam modul, pada tahap ini siswa mampu belajar secara
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Maka dalam karakteristik ini modul
harus:
a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan
pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar.
b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran.
d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
mengukur penguasaan peserta didik.
e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas konteks
kegiatan dan lingkungan peserta didik.
f. Menggunakan bahasa sederhana dan komunikati.
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h. Terdapat instrumen penelitian.
i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik
j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung
materi pembelajaran.
2. Self Contained
Maksudnya yaitu memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas.
3. Berdiri sendiri (stand alone)
Yaitu merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/ media
lain.
4. Adaptif
Yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi.
5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)
Yaitu modul hendaknya memenuhi kaidah User Friendly atau bersahabat/ akrab
dengan pemakainya.
D. Prinsip Pengajaran Modul
Menurut James D Russel (dalam Cece Wijaya, 1992: 98) prinsip-prinsip dalam
pembelajaran modul adalah sebagai berikut:
a. Modul menggunakan paket intruksional mandiri, artinya dipelajari secara perorangan
atau kelompok yang sebaya melalui pengamatan belajar multisensoris dengan
ketertiban siswa secara maksimal
b. Modul dalam batas normal sangat sesuai dengan perbedaan individu, sekalipun guru
meladeni secara simultan semua kebutuhan siswa
c. Modul disusun atas dasar tujuan instruksional khusus, maka modul sangat realistik,
dapat dijangkau oleh setiap siswa yang mempelajarinya dengan segala karakteristik
yang dimilikinya
Sesuai dengan prinsip modul diatas dapat diketahui pengajaran modul akan membuka
kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan dan cara masing-masing, oleh
sebab itu mereka menggunakan teknik berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu
berdasarkan pengetahuan kebiasaan masing masing.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari tulisannya maupun Bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini lebih
bermanfaat buat kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, Dkk. 2021. Pengembangan modul online system belajar terbuka dan jarak jauh
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada program studi teknologi
pendidikan. Jurnal visipena. Vol 12.No 1.Hal 45-46.
Prastowo Andi.(2015). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
Wijaya Cece.(1992).Upaya pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, Bandung:
Remaja rosda karya.
Sukiman.2012.Pengembangan media pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka insan Madani
Daryanto.2013.Media pembelajran peranan sangat pentingdalam mencapai tujuan
pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media