Anda di halaman 1dari 23

JENIS – JENIS BAHAN AJAR

(Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengembangan Bahan Ajar)

MAKALAH

Dosen Pengampu : Devi Rahayu, M.Pd

Disusun oleh :

Disusun Oleh:

1. Lisa Dewi Kurniasari (191003700)


2. M. Sahrul Ulum (191003701)
3. Septi Dwi Puja Kharsma (191003724)

Program Studi Pendidikan Matematika


Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Persatuan Guru Republik Indonesia Lumajang
(STKIP PGRI Lumajang)

MARET 2022
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "JENIS – JENIS
BAHAN AJAR" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang jenis – jenis bahan
ajar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devi Rahayu, M.Pd selaku dosen


mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lumajang, 01 Maret 2022

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar (Depdiknas, 2008: 7). Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa:
1. Bahan cetak, seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa
(LKS),brosur, leaflet;
2. Audio visual, seperti video/film, VCD;
3. Audio, seperti radio, kaset, CD audio, PH;
4. Visual, seperti foto, gambar, model/maket;
5. Multimedia, seperti CD interaktif, computer based, internet.

Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan
mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 65
tahun 2013 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada
satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pembelajaran (RPP). Salah
satu elemen RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan
untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Mengembangkan bahan ajar yang inovatif dan menyenangkan sangat
dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran.

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 1


BAB II
PEMBAHASAN
B. Jenis – Jenis Bahan Ajar
C. Modul
1. Pengertian
Dalam dunia pengajaran, modul diartikan suatu unit yang
lengkap, berdiri sendiri, dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
khusus dan jelas. Dalam sumber lain, dinyatakan bahwa modul ialah
sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana dan didesain oleh guru,
guna membantu peserta didik di dalam mencapai tujuan tertentu.
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan untuk peserta didikan, dan
dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai
tujuan belajar. Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang
untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Selain itu,
modul diartikan sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi
materi, metode , batasan – batasan, serta cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul juga dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran
mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta
didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.
Sebuah modul adalah pernyataan satuan pembelajaran dengan tujuan
– tujuan, proses aktivitas belajar yang belum dikuasai dari hasil
proses, dan mengevaluasi kompetensinya untuk mengukur
keberhasilan belajar. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas,
maupun tenaga guru mencapai tujuan secara optimal.
Tujuan lain dari penyediaan modul adalah sebagai berikut.
a Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 2


terlalu bersifat verbal.
b Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra, baik
peserta didik maupun guru/instruktur.
c Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk
meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan
kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan
dan sumber belajar lainnya, yang memungkinkan peserta
didik atau pembelajar untuk belajar mandiri sesuai
kemampuan dan minatnya.
d Memungkinkan peserta didik atau pebelajar dapat mengukur
atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Dirumuskan pula oleh Badan Pengembangan Pendidikan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), bahwa yang
dimaksud dengan modul adalah satu unit program belajar mengajar
terkecil yang secara terperinci menyatakan hal – hal berikut:
a Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan ditunjang
pencapainnya;
b Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar-mengajar;
c Tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan dicapai oleh
peserta didik;
d Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan dikerjakan;
e Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan
program yang lebih luas;
f Peranan pendidik dalam proses belajar-mengajar;
g Alat-alat dan sumber yang akan dipakai;
h Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati
murid secara berurutan;
i Lembaran-lembaran kerja yang harus di isi peserta didik;
j Program evaluasi yang akan dilaksanakan peserta didikan
selama berjalannya proses belajar;
Adapun sistem pengajarannya itu sendiri merupakan usaha
penyelenggaraan pengajaran individual, yang memungkinkan

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 3


peserta didik untuk menguasai satu unit bahan ajar sebelum ia
beralih kepada unit berikutnya. Dengan demikian peserta didik
dapat untuk belajar secara mandiri sesuai dengan percepatan
pembelajaran masing-masing. Adapun untuk pihak sekolah,
sekolah akan diperoleh keuntungan yaitu (a) keutuhan dan
ketuntasan menguasai kompetensi; (b) kesinambungan proses
pembelajaran; (c) efisiensi penggunan sumber daya pendidikan.
2. Karakteristik Modul
Modul memiliki ciri atau karateristik tersendiriri dibandingkan
dengan jenis bahan ajar lainnya, yakni sebagai berikut.
a Self intructional; dengan modul seorang peserta didik mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
b Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi atau subkompetensi tersaji di dalam satu modul
secara utuh.
c Stand alone (berdiri sendiri); modul tidak tergantung pada
sumber atau media lain. Keberadaan modul itu tidak harus
digunakan bersama-sama dengan sumber atau pembelajaran
lain.
d Adaptive. Modul perlu memiliki daya adaptif terhadap suatu
perkembangan. Oleh karena itu isi modul tidak kaku;harus
memberikan ruang-ruang untuk menambah, menyesuaikan,
mengganti ataupun memperkaya dengan materi kegiatan
pembelajaran lainnya, sesuai dengan perkembangan informasi,
pengetahuan, teknologi baru yang memang selalu berubah dari
waktu ke waktu.
e Use friendly; modul hendaknya memperhatikan pula
kepentingan pemakainya.
3. Kriteria Modul Yang Baik
Berdasarkan karakteristiknya itu kriteria modul yang baik adalah
sebagai berikut,
a Modul harus menarik minat dan motivasi peserta didik,

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 4


misalnya dengan memuat ilustrasi yang menarik dan bahasa
yang sesuai dengan tingkat kognisi mereka.
b Modul harus menghindarkan konsep-konsep yang samar-
samar dan sudut pandang yang jelas,
c Modul haarus dapay menghargai perbedaan-perbedaan pribadi
para peserta didik pemakainya.

Secara terperinci kriteria tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 2.1 Kriteria Modul yang Baik

LATIHAN,
MATERI
KEGIATAN PESERTA KEBAHASAAN
PELAJARAN
DIDIK

1. Relevan dengan 1. Menggunakan


1. Mendorong peserta
tujuan kurikulum bahasa
didik untuk
2. Menyajikan uraian pengantar yang
mengolah informasi
secara terpadu, menarik minat
penting dalam
lengkap, dan dan memberi
modul dan aktif
sistematik. motivasu
berbahasa.
3. Memiliki kaitan kepada para
2. Menerapkan model
dengan pelajaran- peserta didik.
latihan kontekstual
pelajaran lainnya. 2. Selalu
dengan dunia kerja.
4. Mempunyai sudurt mempertimban
3. Menyajikan latihan
pandang yang jelas gkan aspek-
ataupun penilaian
tegas. aspek
yang dapat
5. Menarik minat dan kebahasaan
mengukur
motivasi para yang sesuai
kemahiran
peserta didik. dengan
berbahasa peserta
6. Mendorong peserta kemampuan
didik secara
didik untuk para peserta
menyeluruh dan
mengomunikasikan didik.
ide, perasaan, dan 3. Menghindari

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 5


LATIHAN,
MATERI
KEGIATAN PESERTA KEBAHASAAN
PELAJARAN
DIDIK

kata-kata atau
informasi kepada terpadu.
peristilahan
orang lain. 4. Menyajikan latihan
yang samar-
7. Memberikan yang dapat
samar dan tidak
kesempatan kepada meningkatkan
biasa, agar
peserta didik untuk interaksi peserta
tidak
mengembangkan didik dengan guru
membingungka
pemahamannya dan memberi
n para peserta
tentang isi modul. peluang diskusi
didik.
8. Memperhatikan kelompok dan
4. Memberi
pemilihan diskusi kelas.
kejelasan
pengalaman belajar 5. Memuat latihan
pilihan kata
yang mendukung yang dapat
yang digunakan
penguasaan materi mengoptimalkan
dalam uraian
dalam modul. kecakapan hidup
dan latihan,
9. Menggunakan dalam berbagai
serta
materi-materi yang aspek/tingkatan.
menampilkan
ada kaitannya 6. Memuat petunjuk
gaya penulisan
dengan fakta-fakta yang jelas dan
komunikatif
dalam kehidupan mudah dipahami
sehingga dapat
dan lingkungan dan relevan antara
mendorong
sekitarnya serta di tugas dengan waktu
peserta didik
dunia kerja. yang disediakan.
untuk terus
10. Memiliki hubungan 7. Mendorong peserta
membaca.
dengan pelajaran- didik untuk
5. Menggunakan
pelajaran menerapkan
kalimat yang
disekitarnya. konsep-konsep dan
efektif sehingga
11. Menggunakan keterampilan di
dapat

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 6


LATIHAN,
MATERI
KEGIATAN PESERTA KEBAHASAAN
PELAJARAN
DIDIK

membantu
konsep – konsep dalam kehidupan
peserta didik di
dan sudut pandang sehari-hari dan
dalam
yang jelas, tidak dunia kerja.
memahami isi
membingungkan
modul.
para peserta didik.
12. Memberi
pemantapan,
penekanan pada
nilai-nilai peserta
didik dan orang
dewasa.
13. Menghargai
perbedaan-
perbedaan pribadi
para peserta didik
pemakainya.
14. Menyajikan ide-ide
baru.
15. Memberikan hal-hal
yang nyata dan
contoh sesuai
pengalaman sehari-
hari peserta didik di
dunia kerja.

4. Komponen-Komponen Modul
Modul yang sedang dikembangkan di Indonesia dewasa ini

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 7


berbentuk buku. Menurut Mager (1995) komponen-komponen
penting sistem modul dalam sistematika berikut.
a Deskripsi materi ajar secara menyeluruh.
b Tujuan pembelajran yang akan dicapai
c Manfaat dan kerelevansian,
d Contoh kompetensi yang akan dimiliki setelah mempelajari
modul.
e Materi ajar.
f Latihan, tugas, studi kasus.
g Refleksi dan umpan balik.

Uraian komponen-komponen modul, dikemukakan pula oleh


vembrianto (1985), yakni sebagai berikut.
a Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik.
Tujuan pengajaran atau tujuan belajar tersebur dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku peserta didik.
b Petunjuk untuk pendidik, petunjuk ini memuat pennjelasan
tentang bagaimana pengajaran dapat diselenggarakan secara
efisien.
c Materi kegiatan, lembaran ini memuat materi pelajaran
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
d Lembaran kerja bagi peserta didik. Materi pelajaaran
dalam lembaran ini itu disusun agar peserta didik terlibat
secara aktif dalam proses belajar.
e Kunci lemabaran kerja. Materi pada modul itu tidak saja
disusun agar peserta didik senantiasa aktif memecahkan
masalah – masalah, melainkan juga dibuat agar peserta
didik dapat mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
f Lembaran evaluasi, tiap-tiap modul disertai lembaran
evaluasi yang berupa tes dan rating scale.
g Kunci lembaran evaluasi. Tes dan rating scale yang
tercantum pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis
modul.

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 8


5. Langkah-Langkah Penyusunan Modul
Secara umum, langkah – langkah penyusunan modul adalah sebagi
berikut.
a Analisis Kebutuhan Modul,merupakan kegiatan
menganalisis kompetensi dasar/tujuan pembelajaran beserta
indikator-indikatornya untuk menentukan pengembangan isi
modul.
b Penyusun Draft, merupakan proses penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi
atau indikator-indikatorya menjadi satu kesatuan yang padu
dan sistematis.
c Pengembangan Modul, setiap modul yang telah dirancang
dikembangkan secara jelas; kriteria-kriteria pengembangan
modul pun harus diperhatikan dengan baik dengan harapan
kualitas modul dapat terpenuhi secara optimal.
d Validasi, adalah proses permintaan pesetujuan atau
pengesahan dari seorang atau beberapa ahli, dengan harapan
modul itu dapat memenuhi standar ataupun kualitas tertentu
berdasarkan sudut pandang ahli itu sendiri.
e Uji Coba draft modul, adalah kegiatan penggunaan modul
pada peserta terbatas, untuk mengetahui keefektifan dan
kebermanaan bagi peserta didik sebelum modul tersebut
digunakan secara umum.
f Revisi atau perbaikan, merupakan proses penyempurnaan
modul setelah memperoleh masukan dari kegiatan uji coba
dan validasi.
Versi lain bahwa langkah – langkah penyusunan modul adalah
sebagai berikut: (a) menentukan kelomppok sasaran (tingkat
sekolah dan kelas), (b) menentukan kompetensi dasar yang akan
dikembangkan, (c) merumuskan struktur isi modul, (d)
mengumpulkan bahan-bahan pelajaran, (e) melakukan

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 9


penyusunan naskah, dan (f) melakukan evaluasi uji coba
lapangan.
D. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD/LKS)
1. Pengertian
Sesuai dengan namanya, LKPD merupakan bahan ajar yang
berupa lembar kerja atau kegiatan belajar peserta didik adapun Dhari
dan Haryono (1988) mendefinisikannya sebagai lembaran yang berisi
pedoman bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang
terprogram. LKS atau LKPD berisikan uraian pokok materi, tujuan
kegiatan, alat/bahan yang diperlukan dalam kegiatan dan langkah-
langkah kerja. Selain itu berisikan pula soal-soal latihan, baik berupa
pilihan objektif, melengkapi, kawaban singkat, uriaian, dan bentuk-
bentuk soal/latihan lainnya; termasuk sejumlah tugas berkaitan
dengan materi utama yang ada pada bahan ajar lainnya (buku teks).
LKS merupakan bahan ajar yang paling sederhana karena
komponen-komponen utama di dalamnya bukan uraian materi
melainkan lebih kepada sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan
peserta didik sesuai dengan tuntutan KD dalam kurikulum ataupun
indikator-indikator pembelajaran.
LKS berfokus pada pengembangan soal serta latihan Oleh
karena itu, LKS berfungsi sebagai penunjang pada setiap kegiatan
belajar peserta didik sehingga semuanya dapat dengan jelas dan
lengkap, melalui LKS ini akan memudahkan guru dalam
menyampaikan kegiatan pembelajaran karena semuanya telah
tersajikan secara lengkap sistematis dan lebih jelas di dalam LKS dan
untuk waktu pun bisa lebih efektif sehingga waktu pembelajaran bisa
lebih banyak dimanfaatkan untuk pengerjaan kegiatan itu sendiri, dari
yang sebelumnya banyak tersita oleh penjelasan kegiatan belajar.
2. Fungsi LKS
Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), beberapa fungsi atau
manfaat LKS adalah sebagai berikut,
a Sebagai sumber penunjang dalam mewujudkan situasi belajar

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 10


mengajar yang efektif .
b Sebagai sumber penunjang dalam melengkapi proses belajar
mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik .
c Sebagai sarana dalam mempercepat proses belajar mengajar
dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian-
pengertian yang diberikan guru .
d Sebagai sumber kegiatan peserta peserta didik yang lebih aktif
dalam pembelajaran
e Sebagai saraan di dalam meenumbuhkan pemikiran yang
teratur dan keseimbangan pada peserta didik.
f Sebagai sarana dalam meningkatkan mutu belajar mengajar
karena pemahaman dan hasil belajar yang dicapai peserta akan
lebih bertahan lama.
Menurut Priyanto dan Harnoko (1997), fungsi LKS adalah sebagai
berikut.
a Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar-mengajar.
b Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep-
konsep pembelajaran.
c Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan
proses belajar mengajar.
d Membantu guru dalam menyusun pelajaran
e Menjadi pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
f Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi
yang dipelajari melalui kegiatan belajar.
g Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang
konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis.
Sementara itu Arsyad (2005) mengemukakan manfaat LKS sebagai
berikut.
a Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses
belajar semakin lancar dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 11


b Meningkatkan motivasi dengan mengarahkan perhatian peserta
didik sehingga memungkinkan mereka belajar sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya
c Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera ruang
dan waktu
d Peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang sama
mengenai sesuatu peristiwa dan memungkinkan terjadi
Interaksi langsung dengan lingkungan sekitar
Dalam proses pembelajarannya, LKS berguna sebagai bahan ajar
yang menuntun peserta didik untuk mendalami materi, dari suatu
materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau
sedang dilakukan. Melalui LKS, peserta didik dapat pula
mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. LKS
dalam hal ini berfungsi dalam meningkatkan keaktifan dalam proses
pembelajran, yang secara spesifik mencakup keaktifan dalam
prosedur kerja maupun keaktifan di dalam memahami konsep. Oleh
karena itu, terkait dengan fungsinya, LKS dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis, yakni LKS eksperimen dan LKS noneksperimen.
LKS eksperimen merupakan LKS yang tersusun secara kronologis,
berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang berkaitan
dengan kegiatan pratikum ataupun kegiatan tertentu yang bermuara
pada produk, praktik, atau proyek tertentu.
LKS non-eksperimen merupakan LKS yang berfungsi untuk
membantu peserta didik dalam memahami atau mengonstruksi suatu
konsep, prinsip, atau prosedur tertentu.
3. Kriteria LKS yang Baik.
a Menekankan keterampilan proses yang di dalamnya berisi
kegiatan-kegiatan sistematis dan terperinci, tentang kegiatan
peserta didik berkaitan dengan KD atau indikator tertentu.
Sebagaimana yang telah direncanakan.
b Menyajikan kegiatan yang bervariasi, mulai dari yang
sederhana kepada yang kompleks, sesuai dengan indikator-

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 12


indikator pembelajaran yang telah dirancang guru sebelumnya.
c Berisi kegiatan yang terukur yang memungkinkan untuk
dilakukan peserta didik, sesuai dengan kemampuan, minat, dan
bakatnya.
d Mengoptimalkan dan dapat mewakili cara belajar peserta didik
yang beragam: visual,auditif ataupun kinestetik
e Memiliki sejumlah kegiatan pada semua dimensi pengetahuan,
keterampilan dan sikap dengan memperhatikan alokasi waktu
yang tersedia.
f Mendorong peserta didik untuk mengaplikasikan konsep-
konsep yang ada pada buku teks, kepada pengembangan dalam
kehidupan sehari-hari melalui sejumlah latihan, kasus, maupun
tugas yang tersaji di dalamnya.
g Menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta didik.
h Menampilkan sajian ilustrasi yang menarik dan tata letak yang
tidak membosankan.

Sementara itu, karakteristik LKS yang baik menurut Sungkono


(2009) adalah sebagai berikut.
a. LKS menyajikan soal soal yang harus dikerjakan peserta didik,
dan kegiatan-kegiatan seperti percobaan yang harus peserta
didik lakukan.
b. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu
luas pembahasannya, tetapi sudah mencakup apa yang akan
dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
c. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar,
pendahuluan, daftar isi, dan dan bagian-bagian lainnya.

Widjajanti (2008) menjabarkan syarat didaktik, syarat konstruksi,


dan syarat teknis di dalam penyusunan LKS yang baik, yakni sebagai
berikut.
a Syarat-syarat didaktik
Penyusunan LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat-

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 13


syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Mendorong peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
2) Memberi penekanan pada kegiatan proses dalam rangka
menemukan konsep.
3) Memiliki variasi stimulus melalui sebagai media dan
kegiatan.
4) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,
emosional, moral, dan estetika diri peserta didik.
5) Pengalaman belajar bertujuan untuk mengembangkan
pribadi peserta didik.
b Syarat konstruksi penyusunan LKS
Syarat-syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, Susunan kalimat, kosakata, tingkat
kesukaran, dan kejelasan yang pada hakekatnya harus tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu
peserta didik. Syarat-syarat konstruksi tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan peserta didik.
2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan Tingkat
kemampuan peserta didik, dimulai dari yang sederhana
kepada yang lebih kompleks
4) Menghindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang
didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil
dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.
5) Tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan
keterbacaan peserta didik.
6) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi
keleluasaan pada peserta didik untuk berpikir secara
kreatif.

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 14


7) Menyajikan kriteria jawaban atau kegiatan yang jelas
(terukur) yang memudahkan guru di dalam memeriksa
setiap kinerja peserta didik.
8) Gunakan lebih banyak ilustrasi yang jelas dan menarik.
9) Memperhatikan kemampuan peserta didik yang beragam
mulai dari yang cepat sampai pada yang lambat
kemampuan belajarnya.
10) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai
sumber motivasi.
11) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
Misalnya, Kelas, Mata pelajaran, topik, nama atau nama-
nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.
c Syarat Teknis Penyusunan LKS
1) Tulisan
a) Menggunakan huruf yang jelas dan menarik.
b) Menggunakan huruf tebal untuk topi, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah.
c) Menggunakan kalimat pendek yang pendek-pendek
sehingga efektif mudah dipahami peserta didik.
d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat
perintah dengan jawaban dari peserta didik.
2) Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat
menyampaikan pesan atau isi dari gambar tersebut secara
efektif kepada pengguna LKS.
3) Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS karena lebih dulu
peserta didik akan tertarik Pada penampilan bukan pada
isinya.

Sumber lain menyebutkan bahwa dalam pembuatan lembar kerja


peserta didik perlu diperhatikan Beberapa syarat dan hal-hal yang penting
diantaranya sebagai berikut.

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 15


1) Mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan KD atau
indikator pembelajaran, mengandung proses dan kemampuan
yang dilatih, serta mengutamakan kegiatan-kegiatan yang
penting.
2) Tata letak harus dapat menunjukkan urutan kegiatan secara
logis dan sistematis Oma menunjukkan bagian-bagian yang
sudah diikuti dari awal sampai akhir, serta desain nya menarik
dan indah
3) Susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut.
a) Kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti,
singkat dan jelas.
b) Istilah baru hendaknya diperkenalkan lebih dulu maksud
atau pengertiannya.
c) Informasi atau penjelasan yang panjang hendaknya dibuat
dalam lembar catatan peserta didik.
4) Gambar ilustrasi dan skema yang tersedia bertujuan membantu
peserta didik menunjukkan cara menyusun dan merangkai
sehingga membantu peserta didik berpikir kritis.
4. Langkah-Langkah Penyusunan LKS
Berdasarkan Depdiknas dalam N. Syakrina (2012), langkah-langkah
yang harus dilalui dalam menulis LKS yaitu sebagai berikut.
a Analisis kurikulum untuk menentukan materi-materi yang akan
memerlukan bahan ajar LKS.
b Menyusun peta kebutuhan LKS guna mengetahui jumlah LKS
yang harus ditulis dan urutan lks-nya juga dapat dilihat titik
urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas
penulisan.
c Menentukan judul atau subjudul LKS berdasarkan KD atau
indikator pembelajaran yang tertuang pada RPP.
d Melakukan langkah penulisan LKS, meliputi tahapan berikut.
1) Menentukan KD dan indikator pembelajaran.
2) Penyusunan pokok-pokok materi sesuai dengan KD dan

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 16


indikator nya.
3) Mengembangkan sejumlah kegiatan sesuai dengan
indikator yang ada secara terperinci, sistematis dan variatif,
dapat berupa kegiatan pengembangan kognisi, psikomotor,
sampai pada pengembangan afeksi.
4) Mengusun perangkat penilaian tes formatif untuk
mengukur pemahaman peserta didik untuk seluruh sub
materi atau KD-nya.

E. Handout
1. Pengertian dan Fungsi Handuot
Handout (bahasa inggris) berarti ‘berita’, ‘informasi’ , atau ‘surat
lembaran’. Dalam KBBI daring, handout merupakan rangkuman dari
berbagai sumber lainnya. Adapun sebagai bahan ajar, handout
merupakan bahan ajar utama. Bahan-bahan di dalamnya bersumber
dari berbagai refrensi selain dari buku teks (buku utama). Namun,
tetap relevan dengan KD/indikator diperoleh dengan berbagai cara,
antara lain dengan merangkum buku utama atau dari berbagai
sumber.
Meskipun sifatnya sebagai bahan ajar penunjang, handout
memiliki fungsi yang penting baik itu bagi guru maupun bagi peserta
didik, yakni sebagai berikut.
a Membantu peserta diidk untuk tidak perlu membuat catatan-
catatan tambahan tentang materi yang sedang dipelajarinya
sehingga perhatian mereka lebih baik terfokus pada kegiatan
utama.
b Merupakan pendamping dan pengayaan dari penjelasan guru.
c Menjadi salah satu rujukan peserta didik
d Memudahkan di dalam mengingat dan memahami materi
pelajaran utama.
e Mengatasi kekurangan-kekurangan paparan materi yang ada
pada buku utama.

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 17


2. Bentuk-bentuk dan Sistematika Handout
a bentuk catatan, menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan
ppokok tentang suatu topik yang akan dibahas.
b Bentuk diagram, menyajikan bagan, sketsa atau gambar, baik
yang dilukis secara lengkap maupun belum lengkap.
c Bentuk catatan dan diagram, merupakan gabungan dari
bentuk pertama dan kedua.
Ada pula yang mengelompokkan handout berdasarkan
keterkaitannya dengan buku teks sebagai buku utama pembelajaran.
a Handout yang masih merupakan bagian dari buku utama,
fungsinya sebagai ringkasan atau catatan pokok dari sejumlah
uraian materi yang ada pada buku utama, fungsinya
membantu dalam memahami buku utama secara cepat dan
lugas.
b Handout yang lepas dari buku utama, yang materi di
dalamnya tidak bergantung pada buku utama. Fungsinya
sebagai pengayaan, penambah wawasan bagi guru ataupun
peserta didik, di samping materi-materi yang ada pada buku
utama.
Adapun berdasarkan karakteristik mata pelajaran yang
dikembangkannya seperti halnya penjelasan dalam LKS, handout
dapat diklasifikasikan pula ke dalam handout mata pelajaran dan
handout mata pelajaran non-praktik.
a Handout mata pelajaran praktik, lebih banyak menyajikan
urutan suatu kegiatan ataupun petunjuk kerja. di dalamnya
tersaji tujuan kegiatan, alat dan bahan, serta langkah –
langkah kegiatan itu sendiri yang tersusun secara sistematis
baik itu untuk kegiatan di kelas, laboratorium, ataupun di
lapangan.
b Handout mata pelajaran non-praktik, menyajikan sejumlah
fakta, konsep, ataupun prinsip-prinsip tertentu yang
diurutkan secara naratif. Yang diutamakan adalah

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 18


pemahaman peserta didik sehingga mereka mendapatkan
informasi, wawasan, dan ilmu pengetahuan secara lebih
mudah.
Apapun bentuknya, handout diharapkan memiliki komponen-
komponen berikut,
a Kompetensi dasar, yang berfungsi sebagai acuan utama
dalam pengembangan materi dalam handout.
b Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-
kesimpulan dari bahan ajar yang akan disampaikan, atau
diberikan pada peserta didik dan telah disusun secara
sistematis. Fungsinya agar peserta didik dapat mengetahui
sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus
memandu peserta didik dalam pengayaan di luar proses
mengajar di kelas.
c Ilustrasi dan studi kasus, berupa tambahan contoh dan
sejumlah permasalahan yang harus diselesaikan peserta didik
setelah mempelajari materi.
d Sumber bacaan, berupa sejumlah refrensi yang menjadi
seumber penyusunan handout tersebut, yang dapat pula
ditelusuri peserta didik untuk memperdalam pemahaman
mereka tentang materi yang ada pada handout.
Handout dapat dikembangkan dengan beragam isi. Versi lainnya
yang dapat menjadi pedoman di dalam penyusunannya adalah
sebagai berikut.
a Peta konsep, berupa gambar gafis yang menghubungkan
antartopik atau bagian konsep, berisi kata-kata kunci yang
disertai gambar, garis dan lambang-lambang lainnya.
b Anotated bibliografi, berupa abstrak (ringkasan) dari sumber
yang relevan dengan materi yang dipelajari bagian ini akan
sangat bermanfaat bagi peserta didik yang membutuhkan
informasi lebih lanjut tentang materi ajar itu.
c Informasi tambahan unutk meluruskan kesalahan dan bias

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 19


yang ada dalam bahan ajar.
d Ilustrasi dan contoh tambahan untuk konsep yang sulit
dipahami peserta didik.
e Kasus-kasu atau sejumlah persoalan terkait dengan materi/KD
tertentu untuk mempelajari dan diselesaikan peserta didik,
baik secara individu maupun kelompok.
Selain berupa kata-kata atau sajian yang bersifat naratif, handout
penting juga dilengkapi dengan tabel, diagram, gambar, foto,
infografis, dan sejenisnya. Penggunaan tabel, gambar dan sejenisnya
itu perlu disesuiakan dengan materi yang tersaji yang fungsinya
sebagai daya tarik, meringkas, memperjelas tambahan informasi.
3. Langkah-langkah Penyusunan Handout.
Handout disusun berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum
dalam kurikulum

Jenis – Jenis Bahan Ajar | 20

Anda mungkin juga menyukai