Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PENGEMASAN MODUL PEMBELAJARAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu : Dr. H. Maslani, M.Ag

Disusun Oleh :

Mutia Alhaq (2210040063)


Rizal Rahmatullah (2210040070)
Sri Juwita (2210040073)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat yang
begitu besar dan hanya dengan seizin Allah makalah ini bisa terselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah "Pengembangan Bahan Ajar" yang membahas materi
tentang “Pedoman Pengemasan Modul Pembelajaran”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, tetapi
penulis mencoba menyajikan yang terbaik dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat diterima oleh semua pihak yang membaca makalah ini, juga
kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan demi perbaikan makalah
ini dikemudian hari.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam memperoleh
informasi, dukungan, kritikan dan saran yang berharga dalam merealisasikan
penulisan makalah ini. Semoga amal baik dari semua pihak yang terlibat dalam
penulisan makalah ini mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Bandung, 10 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Modul 3
B. Manfaat, Tujuan dan Kegunaan Modul 4
C. Kelebihan dan Kekurangan Modul 6
D. Karakteristik Modul Pembelajaran 9
E. Komponen-Komponen Modul Pembelajaran 9
F. Langkah-Langkah Penyusunan Modul Pembelajaran 10

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 16
B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan
dengan berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan
pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (competency
based education and training). Pendekatan berbasis kompetensi digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, pengembangan bahan ajar,
pelaksanaan pembelajaran,dan pengembangan prosedur penilaian.
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan
bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.
Hal ini merupakan konsekuensi diterapkannya kurikulum tingkat satuan
pendidikan berbasis kompetensi di sekolah. Modul dapat membantu sekolah
dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat
mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik,
mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.
Modul memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran. Dengan
menggunakan modul, peserta didik mempunyai kesempatan melatih diri
belajar secara mandiri, siswa dapat mengekspresikan cara belajar yang
sesuai dengan kemapuan dan minatnya dan siswa berkesempatan menguji
kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disediakan
didalam modul.
Mengingat pentingnya peranan modul dalam proses pembelajaran,
maka pendidik sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proses pembelajaran, dituntut untuk dapat memahami
pengertian, karakteristik, prinsip, ketentuan dan prosedur pengembangan
modul. Oleh karena itu perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai
pengemasan modul pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
pendidikan agama islam.

1
B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan di atas maka penulis ingin
mengetahuipedoman pengemasan modul pembelajaran.
Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan modul pembelajaran ?
2. Bagaimana manfaat, tujuan dan kegunaan modul pembelajaran ?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan modul ?
4. Bagaimana karakteristik modul pembelajaran ?
5. Apa saja yang termasuk komponen-komponen modul ?
6. Bagaimana langkah-langkah penyusunan model pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui arti modul pembelajaran
2. Mengetahui manfaat, tujuan dan kegunaan modul
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan modul
4. Mengetahui karakteristik modul pembelajaran
5. Mengetahui komponen-komponen modul
6. Mengetahui langkah-langkah pengemasan modul

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Modul Pembelajaran


Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak
yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode,
tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator
pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (Self
Introductional) dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji
diri sendiri melalui latihan soal yang disajikan dalam modul tersebut.1
Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Sukiman yang
menyatakan bahwa modul adalah bagian kesatuan belajar yang terencana
yang dirancang untuk membantu siswa secara individual dalam mencapai
tujuan belajarnya.2 Siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar
akan lebih cepat menguasai materi. Sementara itu, siswa yang memiliki
kecepatan rendah dalam belajar bisa belajar lagi dengan mengulangi bagian-
bagian yang belum dipahami sampai paham. Menurut Rudi Susilana dan
Cepi Riyana modul merupakan suatu paket program yang disusun dan
didesain sedemikian rupa untuk kepentingan belajar siswa. Pendekatan
dalam pembelajaran modul menggunakan pengalaman siswa.3
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terdapat hal-hal penting
dalam mendefinisikan modul yaitu bahan belajar mandiri, membantu siswa
menguasai tujuan belajarnya, dan paket program yang disusun dan didesain
sedemikian rupa untuk kepentingan belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan
bahwa modul merupakan paket program yang disusun dan didesain
sedemikian rupa sebagai bahan belajar mandiri untuk membantu siswa
menguasai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, siswa dapat belajar sesuai
dengan kecepatannya masing-masing.

1
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustka Setia, 2011), 110
2
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani,
2011), 131
3
Rudi Rusilana, Media Pembelajaran (Bandung : CV Wacana Prima, 2008),131

3
Dengan pembelajaran individual dimungkinkan siswa menguasai
secara tuntas suatu unit pembelajaran sebelum mempelajari unit berikutnya.
Pembelajaran dengan menggunakan sistem modul perlu dikembangkan
secara sistematis sesuai prinsip pembelajaran individual agar diperoleh hasil
yang efektif dan efisien. Produk pengembangan modul pembelajaran
tercermin dalam paket pembelajaran, baik berupa media cetak, media
noncetak, maupun kombinasi antara media cetak dan noncetak.
B. Manfaat, Tujuan dan Kegunaan Modul
Penggunaan modul menitik bertakan aktivitas pembelajaran mandiri
(Self-Intruction) oleh karena itu modul haruslah dipenuhi kelengkapan isi.
Kelengkapan isi tersebut yaitu materi sajian dari suatu modul haruslah
secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian yang ditampilkan di dalam
modul sehingga para pembaca merasa cukup memahami bidang kajian
tertentu dari hasil belajar melalui modul tersebut.
Isi suatu modul hendaknya lengkap baik dilihat dari pola sajiannya dan
isinya, terkait dengan hal tersebut penulisan modul tersebut memiliki tujuan
sebagai berikut:
1) Menjelaskan dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbal.
2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indra, baik peserta
belajar maupun guru sebagai pendidik.
3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk
meningkatkan gairah belajar terutama membaca buku pelajaran,
mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan peserta
didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuannya.
4) Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajar mereka.4

4
Esmiyati, et. al. Pengembangan Modul IPA Terpadu Bervisi SETS Pada Tema Ekosistem
: Jurnal UNNES, ISSN 2252-6609, 2013, hlm. 181

4
Adapun fungsi modul menurutAndi Prastowo adalah sebagai berikut:5

1) Bahan Ajar Mandiri. Penggunaan modul dalam proses pembelajaran


berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar
sendiri dan mandiri tanpa kehadiran guru sebagai pendidik.
2) Menggantikan fungsi pendidik. Modul sebagai bahan ajar harus
mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah
dipahami oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan usia peserta
didik sesuai dengan jenjangnya.
3) Alat Evaluasi. Dengan modul peserta didik dapat mengukur dan
menilai sendiri penguasaan terhadap materi yang telah dipelajari
disekolah.
Dilihat dari segi kegunaannya, modul memiliki empat macam kegunaan
dalam proses pembelajaran, yaitu:6
1. Modul sebagai penyedia informasi dasar. Di dalam modul
disajikan berbagai materi pokok yang amsih bisa dikembangkan
lebih lanjut
2. Modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa
3. Modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang
komunikatif
4. Modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi
pendidik dan untuk bahan berlatih bagi siswa dalam melakukan
penilaian itu sendiri.
Dari pemaparan materi di atas dapat menyimpulkan bahwa modul
berfungsi sebagai sumber belajar yang digunakan baik guru maupun siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung, sehingga siswa mampu
memahami materi dengan mudah dan menguasi semua kompetensi yang
telah ditentukan.

5
Andi Prastowo, Pembelajaran Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2014), 380
6
Andi Prastowo, Pembelajaran Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktis, 220

5
C. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Modul
Dalam pembelajaran tentu terdapat kelebihan dan kekurangannya.
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan modul menurut Lasmiyati
adalah sebagai berikut : 7
1. Kelebihan Pembelajaran dengan Modul
a. Modul dapat memberikan umpan balik sehingga peserta didik
mengetahui kekurangan mereka dan segera melakukan perbaikan.
b. Modul ditetapkan tujuan pembelajaran yang jelas sehingga kinerja
siswa belajar terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran
c. Modul yang didesain menarik, mudah untuk dipelajari, dan dapat
menjawab kebutuhan tentu akan menimbulkan motivasi siswa untuk
belajar.
d. Modul bersifat fleksibel karena materi modul dapat dipelajari oleh
siswa dengan cara dan kecepatan yang berbeda.
e. Kerjasama dapat terjalin karena dengan modul persaingan dapat
diminimalisir dan antar peserta didik.
f. Remidi dapat dilakukan karena modul memberikan kesempatan yang
cukup bagi siswa untuk dapat menemukan sendiri kelemahannya
berdasarkan evaluasi yang diberikan
2. Kekurangan Pembelajaran dengan Modul
a. Interaksi antar siswa berkurang sehingga perlu diadakannya kegiatan
kelompok.
b. Kemandirian yang bebas menyebabkan siswa tidak disiplin dan
menunda mengerjakan tugas sehingga perlu membangun budaya
mengajar.
c. Memerlukan fasilitas, media, sumber dan lainnya
d. Persiapan materi lebih membutuhkan biaya mahal dibandingkan
metode ceramah.

7
Lasmiyati, “Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Minat SMP” , Tadris: Jurnal Tharbiyah dan keguruan, 2007 (9) Nomor 2, 8.

6
D. Karakteristik Modul Pembelajaran
Pengembangan modul sangat membutuhkan karakteristik untukbisa
menilai apakah modul itu bisa dikatakan efektif atau belum. Karakteristik
merupakan pengkategorian yang harus terpenuhi oleh setiap sistem, jika
sistem ini mampu memenuhi karakteristik yang telah ditentukan maka
sistem ini bisa dikatakan baik, dalam hal ini yang dimaksud sistem adalah
modul.
Menurut Daryanto, untuk menghasilkan modul yang mampu
meningkatkan motivasi belajar pengembangan modul harus memperhatikan
karakteristik yang diperlukan sebagai modul berikut ini adalah 5 (lima)
karakteristik yaitu :8
1. Self Instruction
Merupakan karakterisitk penting dalam modul, dengan karakter
tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain.Untuk memenuhi karakter self instruction, maka
modul harus:
a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat
menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit
kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari
secara tuntas.
c) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran.
d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik.
e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,
tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.
f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

8
Daryanto, Menyusun Modul (Yogyakarta: Gava Media, 2013), 9

7
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian mandiri (self assessment).
i) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga
peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi. Terdapat
informasi tentang rujukan/pengayaan/refrensi yang mendukung
materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran
yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dan konsep ini
adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu
kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan
materi dari satu standar kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-
hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3. Stand Alone
Stand Alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar atau media lain, atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan
menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain
untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.
Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung padabahan
ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak
diktaegorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
4. Adaptif
Modul hendaknya memiliki adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan tekhnologi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, serta fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat keras
(hardware)

8
5. Bersahabat (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap insttruksi dan paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan kegunaan. Penggunaan bahsa yang
sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum
digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.

Dapat disimpulkan bahwa dari karakteristik yang telah dijelaskan di


atas hendaknya terpenuhi, karena modul dapat dikatakan efektif jika
memenuhi karakteristik yang telah ditentukan.

E. Komponen-Komponen Modul Pembelajaran


Modul sering dikaitkan dengan pembelajaran mandiri (selft
instruction), dimana isi atau materi sajian dari satuan modul haruslah
lengkap sehingga para pembaca merasa cukup memahami bidang kajian
tertentu dari hasil belajar melalui modul tersebut. Isi suatu modul hendaknya
harus lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya ataupun isinya. Isi modul atau
komponen modul terdiri dari:
a. Tujuan Instruksional khusus yang konsisten dan relevan dengan tujuan
instruksional umum dan topic; perumusannya sedemikian rupa sehingga
dapat mengukur, mengamati perilaku Siswa, dan dirumuskan secara
komprehensif.
b. Pedoman Tutor
Pedoman tutor berisi petunjuk-petunjuk tutor, agar pengajaran dapat
diselenggarakan secara efesien. Petunjuk ini memuat penjelasan
macammacam kegiatan yang harus dilakukan di kelas, waktu yang
disediakan untuk menyelesaikan modul, media pengajaran yang harus
digunakan, prosedur, evaluasi, dan alat evaluasi.

9
c. Kegiatan Belajar (KB)
Kegiatan belajar yang harus dilakukan disusun dalam bentuk :
 Lembar Kegiatan Siswa
Lembaran kegiatan ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh warga belajar. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan
dengan tujuan instruksional yang akan dicapai yang telah
dirumuskan dalam modul. Materi pelajaran juga disusun secara
teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah
oleh Siswa. Lembaran kegiatan Siswa memuat petunjuk untuk
Siswa berupa penjelasan tentang topic yang diberikan, langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh Siswa dan waktu yang
disediakan untuk menyelesaikan modul.
 Lembar kerja
Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan Siswa, digunakan untuk
menjawab/mengerjakan soal-soal, tugas-tugas atau masalah-
masalah yang harus dipecahkan.
 Lembar tes
Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan Siswa dalam
mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut. Tiap
modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan
sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang
telah dirumuskan dalam modul itu. Keberhasilan pengajaran dengan
suatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban-jawaban pada lembaran
kerja.9
F. Langkah-Langkah Penyusunan Modul Pembelajaran
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah
untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman

9
Suleha, ”Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Dalam Rangka
Peningkatan Kompetensi Siswa Usaha Perjalanan Wisata Di Smk Negeri 1” Borneo : Jurnal Ilmu
Pendidikan (11) No 2, 8.

10
penggunaannya untuk para guru. Modul pembelajaran disusun berdasarkan
prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan,
pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan
validasi, serta jaminan kualitas.
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus
dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik
dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Tujuan analisis
kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah
dan judul modul yang harus dikembangkan dalam satu satuan program
tertentu. Satuan program tersebut dapat diartikan sebagai satu tahun
pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya.
Analisis kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh tim, dengan
anggota terdiri atas mereka yang memiliki keahlian pada program yang
dianalisis. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
a. Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan.
Apakah merupakan program tiga tahun, program satu tahun, program
semester atau lainnya.
b. Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional
untuk pelaksanaan program tersebut. Misal program tahunan, silabus,
RPP, atau lainnya. Bila ada, pelajari program-program tersebut.
c. Identifikasi dan analisis kompetensi dasar yang akan dipelajari,
sehingga diperoleh materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk
menguasai standar kompetensi tersebut.
d. Selanjutnya, susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang
dapat mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit ajar ini diberi
nama, dan dijadikan sebagai judul modul.
e. Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut,
identifikasi mana yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia di
sekolah.

11
2. Desain Modul
Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam
RPP telah memuat strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis
besar materi pembelajaran dan metoda penilaian serta perangkatnya.
Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain dalam penyusunan/penulisan
modul. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.
b. Tetapkan tujuan akhir (performance objective), yaitu kemampuan yang
harus dicapai peserta didik setelah selesai mempelajari suatu modul.
c. Tetapkan tujuan antara (enable objective), yaitu kemampuan spesifik
yang menunjang tujuan akhir.
d. Tetapkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan perangkat) evaluasi.
e. Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu komponen-komponen:
kompetensi (KI-KD), deskripsi singkat, estimasi waktu dan sumber
pustaka. Bila RPP-nya sudah ada, maka dapat diacu untuk langkah ini.
f. Materi/substansi yang ada dalam modul berupa konsep/prinsip-prinsip,
fakta penting yang terkait langsung dan mendukung untuk pencapaian
kompetensi dan harus dikuasai peserta didik.
g. Tugas, soal, dan atau praktik/latihan yang harus dikerjakan atau
diselesaikan oleh peserta didik.
h. Evaluasi atau penilaian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam menguasai modul
i. Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau tugas
3. Implementasi
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai
dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media dan
lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran
diupayakan dapat dipenuhi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi

12
pembelajaran dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan skenario yang
ditetapkan.
4. Penilaian
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang ada
dalam modul. Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang telah
dirumuskan di dalam modul. Penilaian hasil belajar dilakukan
menggunakan instrumen yang telah dirancang atau disiapkan pada saat
penulisan modul.
5. Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi.
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah
implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai
dengan desain pengembangannya. Untuk keperluan evaluasi dapat
dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang didasarkan pada karakteristik
modul tersebut. Instrumen ditujukan baik untuk guru maupun peserta didik,
karena keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi suatu modul.
Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.
Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul dengan
kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul sesuai, artinya
efektif untuk mempelajari kompetensi yang menjadi target berlajar, maka
modul dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara
meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari. Bila
tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada bidang
atau kompetensi tersebut.
Validator membaca ulang dengan cermat isi modul. Validator
memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk kegiatan, tugas,
latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini dapat efektif untuk
digunakan sebagai media mengasai kompetensi yang menjadi target belajar.

13
Bila hasil validasi ternyata menyatakan bahwa modul tidak valid maka
modul tersebut perlu diperbaiki sehingga menjadi valid.
6. Jaminan Kualitas
Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pengembangan suatu modul,
maka selama proses pembuatannya perlu dipantau untuk meyakinkan
bahwa modul telah disusun sesuai dengan desain yang ditetapkan. Demikian
pula, modul yang dihasilkan perlu diuji apakah telah memenuhi setiap
elemen mutu yang berpengaruh terhadap kualitas suatu modul. Untuk
kepentingan penjaminan mutu suatu modul, dapat dikembangkan suatu
standar operasional prosedur dan instrumen untuk menilai kualitas suatu
modul.
Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau
kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi yang ada. Adapun kerangka atau format modul pembelajaran
tersusun sebagai berikut:
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I. PENDAHULUAN
Deskripsi
Petunjuk Penggunaan Modul
Penjelasan Bagi Siswa
Peran Guru Antara Lain
Tujuan Akhir
Kompetensi

14
II.PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
B. Kegiatan Belajar
a. Kegiatan Belajar
b. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
c. Uraian Materi
d. Rangkuman
e. Tugas
f. Tes Formatif
g. Kunci Jawaban Formatif
h. Lembar Kerja
III. EVALUASI
Kognitif Skill
Psikomotor Skill
Attitude Skill
Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart
Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Adapun simpulan dari pemabahan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Modul dapat dirumuskan sebagi suatu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri dan terdiri suatu rangkaian kegiatan belajar disusun untuk
membentu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
khusus dan jelas.
2. Modul mempunyai tujuan untuk mempermudah penyajian materi
sehingga manfaatnya peserta didik mempunyai bahan ajar yang bisa
dipelajari secara mandiri sehingga bisa menjadi pedoman pembelajaran
3. Kelebihan modul diantaranya bersifat fleksibel karena materi modul
dapat dipelajari oleh siswa dengan cara dan kecepatan yang berbeda.
Namun dengan begitu interaksi antar siswa berkurang sehingga perlu
diadakannya kegiatan kelompok.
4. Karakteristik modul pembelajaran yaitu self instruction, self contained,
stand alone, adaptif dan bersahabat.
5. Komponen modul terdiri dari tujuan instruksional, pedoman tutor dan
kegiatan belajar
6. Langkah-langkah penyusunan modul analisis kebutuhan, desains modul,
implementasi, penialain, evaluasi dan validasi serta jaminan kualitas.
B. Saran
Modul menjadi salah satu bahan ajar yang mempunyai peran penting
dalam pembelajaran. Pengemasan modul yang menarik dan berkualitas
sangat diperlukan untuk dijadikan bahan ajar inovatif. Makalah ini hanya
membahas pedoman pengemasan modul pembelajaran secara umum.
Sehingga perlu adanya kajian khusus tentang modul pembelajaran untuk
menambah literatur pendidikan khususnya dalam pengembangan bahan
ajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Esmiyati,“Pengembangan Modul IPA Terpadu Bervisi SETS Pada Tema


Ekosistem”, Jurnal UNNES, 2013.
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustka Setia, 2011.
Lasmiyati, “Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Minat SMP” , Tadris: Jurnal Tharbiyah dan keguruan, 2007
(9) Nomor 2.

Prastowo, Andi, Pembelajaran Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktis.
Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2014.

Rusilana, Rudi . Media Pembelajaran (Bandung : CV Wacana Prima, 2008),131


Sukiman, Pengembangan Media Pembelajarann, Yogyakarta : Pustaka Insan
Madani, 2011.
Suleha, ”Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Dalam
Rangka Peningkatan Kompetensi Siswa Usaha Perjalanan Wisata Di Smk
Negeri 1” Borneo : Jurnal Ilmu Pendidikan (11) No 2.

17

Anda mungkin juga menyukai