Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN BAHAN AJAR DENGAN PENGEMBANGAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu
Dr. H. Maslani, M.Ag.

Disusun oleh:
A. Shofyan (2210040028)
Abdul Kosim Nurseha (2210040030)
Abdulah Baehaki (2210040031)
Endah Nurdini (2210040044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini Diajukan untuk memenuhi
Salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar, pada program studi
Pendidikan Agama Islam.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang
revolusioner Islam, junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang telah dengan tulus
membawa risalah dan membebaskan umat dari belenggu kebodohan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah banyak menerima arahan, bimbingan,
petunjuk, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Akhirnya hanya kepada Allah
SWT, penulis berdoa semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat, baik
bagi diri penulis khususnya maupun bagi pembaca umumnya serta dapat
memberikan sumbangsih bagi khazanah ilmu pengetahuan serta menjadi amal bagi
penulis. Amin
Cianjur, Maret 2022 M
1443 H
Penulis,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Bahan Ajar ......................................................................... 3
B. Karateristik, Jenis dan Fungsi Bahan Ajar .......................................... 6
1. Karakteristik Bahan Ajar ................................................................ 6
2. Jenis – Jenis Bahan Ajar ................................................................. 7
3. Fungsi Bahan Ajar .......................................................................... 9
C. Hubungan Bahan Ajar dengan Pengembangan ................................... 11
BAB III
KESIMPULAN .............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya seorang guru harus memiliki banyak kemampuan dalam
mengajar, karena seorang guru akan menghadapi peserta didik yang akan
memahami materi dengan benda yang konkret, penjelasan sederhana namun luas,
dan bahan ajar yang menyenangkan untuk dipelajari. Guru harus kreatif dalam
mengajar di dalam kelas, seperti dalam pemilihan metode belajar, media
pembelajaran, serta juga bahan ajar yang akan digunakan.
Bukan hanya itu, guru juga harus mampu mengembangkan bahan ajar.
Pengembangan bahan ajar mampu membuat pembelajaran lebih menyenangkan,
efektif, efisien, dan tidak melenceng dari tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun
2005 (Depdiknas, 2005) pada pasal 8 dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
dimiliki guru adalah: a. Kompetensi pedagogis, b. Kompetensi kepribadian, c.
Kompetensi sosial dan d. Kompetensi profesional. Berdasarkan empat kompetensi
tersebut, maka kompetensi inti yang wajib dimiliki seorang guru adalah: (1)
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pembelajaran yang
diampu, (2) menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, (3)
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dan (4)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Berdasarkan tuntutan sekaligus kewajiban tersebut seorang guru dituntut
mampu menyusun bahan ajar yang inovatif dan kreatif sesuai dengan kurikulum,
perkembangan kebutuhan peserta didik dan perkembangan teknologi informasi.
Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru secara
baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya,
sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat
konvensional. Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas
guru lebih dominan dan sebaliknya peserta didik kurang aktif karena lebih

1
2

cenderung menjadi pendengar. Disamping itu pembelajaran yang dilakukannya


juga kurang menarik karena pembelajaran kurang variatif.
Dalam pendidikan kegiatan pengembangan bahan ajar harus terintegrasi
dalam kegiatan pembelajaran karena bahan ajar dikembangkan dan digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, pada saat seorang guru
mengembangkan bahan ajar, apa pun bentuk dan jenisnya harus sesuai dengan
tujuan kurikulum yang harus dikuasai peserta didik. Sebagai seorang guru kelas
atau guru bidang studi harus mengetahui dengan pasti bahan ajar apa yang
dibutuhkan dan perlu dikembangkan untuk kelancaran proses pembelajaran.
Guru dituntut untuk dapat mengembangkan bahan ajar, namun saat ini banyak
guru yang kurang antusias dalam menjalankan profesinya khususnya dalam
mengembangkan bahan ajar. Pentingnya pengembangan bahan ajar ini karena
bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, karakteristik peserta didik, dan
dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran. Melalui tulisan singkat ini,
penulis mencoba memaparkan tentang bahan ajar serta hubungannya dengan
pengembangan.
B. Rumusan Masalah
Agar makalah ini tidak telalu melebar dan sesuai dengan tujuan awal penulis,
maka penulis membuat rumusan masalah, yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian bahan ajar?
2. Apa saja Karateristik, Jenis dan Fungsi Bahan Ajar?
3. Hubungan bahan ajar dengan penegmbangan bahan ajar?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka sebagai tujuan dari
penelitian ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian bahan ajar;
2. Untuk mengetahui Apa saja Karateristik, Jenis dan Fungsi Bahan Ajar;
3. Untuk mengetahui hubungan bahan ajar dengan pengembangan bahan
ajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan.
Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan
peserta didik akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat
dalan bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan
disajikan.
Dalam (Nasution et al., 2017) Pannen Paulina menyatakan bahwa Bahan ajar
adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan
guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kemudian menurut Widodo dan Jasmadi dalam (Yuberti, 2014) memberikan
penjelasan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang di desain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala
kompleksitasnya. Pengertian ini menggambarkan bahwa suatu bahan ajar
hendaknya dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional karena akan
digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih banyak
waktu untuk membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran, membantu
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi
yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan menjadi berkurang.
Beberapa pengertian bahan ajar menurut (Depdiknas, 2008) adalah sebagai
berikut:
a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis;

3
4

b. Bahan ajar merupakan seperangkat substansi pembelajaran yang disusun


secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
c. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/
instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran;
dan,
d. Bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara
sistematis sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan peserta
didik untuk belajar.
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan peserta didik belajar.
Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan
ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran
tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk
mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.
Dalam hal ini, kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan
ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses
belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar juga diartikan
sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan
peserta didik dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku.
Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengerjakan materi
kepada peserta didik dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Bahan ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuan tetapi juga berisi
tentang keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari peserta didik untuk mencapai
standar kompetensi yang telah di tentukan pemerintah. Ketiga ranah kompetensi
tertuang dalam sebuah bahan ajar. Kedua definisi tersebut memiliki sebuah
pemahaman yang sama bahwa bahan ajar menampilkan sejumlah kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik melalui materimateri pembelajaran yang terkandung di
5

dalamnya. Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat di tarik kesimpulan


bahwa yang di maksud dengan bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang
mengacu pada kurikulim yang di gunakan (dalam hal ini adalah silabus perkuliahan,
silabus mata pelajaran, dan/atau silabus mata diklat tergantung pada jenis
pendidikan yang diselenggarakan) dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Bahan ajar akan lahir dari sebuah rencana pembelajaran yang dibuat oleh
guru. Pada prinsipnya, semua buku dapat dijadikan sebagai bahan belajar bagi
siswa, hanya saja yang membedakan bahan ajar dari buku lainya adalah cara
penyusunannya karena didasarkan atas kebutuhan pembelajaran yang digunakan
peserta didik dan belum dikuasai peserta didik dengan baik. Pengembangannya pun
didasarkan pada konsep desain pembelajaran yang berlandaskan pada sebuah
kompetensi atau untuk mencapai tujuan pembelajaran. Biasanya bahan ajar dibuat
oleh guru dan disebarkan kepada peserta didiknya.
Di dalam menulis bahan ajar guru membutuhkan banyak sumber seperti buku
referensi yang bisa didapatkan ditoko buku maupun buku elektronik, surat kabar,
majalah, dan juga hasil diskusi seminar yang diikuti. Kemampuan menulis dan
mengembangkan ide pokok pikiran dari sebuah bahan ajar akan melatih guru
berpikir komprehensip atas kompetensi yang ingin di capai oleh siswa.
Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik, artinya bahan ajar tersebut
hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran
tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian rupa hanya
untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu. Sistematika cara
penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik peserta didik yang menggunakannya.
Bahan ajar bukan hanya berbentuk buku atau modul saja, tetapi bisa
berbentuk lain. Menurut Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit
Bildmedien (Sumiati et al., 2017), mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama
auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam
(Schallplatte).
6

Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild),


film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-
Lern-programm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne
Abbildung).
Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbi-cara dengan
gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau), dan
film/video. Guru sering menggunakan bahan ajar seperti yang diutarakan oleh
Bernd Weidenmann, tetapi bahan ajar juga harus mengikuti perkembangan zaman.
Pada hasil penelitian (Darnita et al., 2014) menyatakan bahwa bahan ajar
online dan mengakses internet dengan menggunkan fasilitas Search Engine dapat
membuat peserta didik dapat meningkatkan prestasi dan menambah
pengetahuannya dalam menggunakan internet.
B. Karateristik, Jenis dan Fungsi Bahan Ajar
1. Karakteristik Bahan Ajar
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun
perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku pratikum, bahan ajar,
dan buku diktat. Sesuai dengan pedoman penulisan modul yang di keluarkan oleh
Direktorat Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Dapertemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki
beberapa karakteristik, yaitu self intructional, self contained, stand alone, adaptive,
dan user friendly (Widodo & Jasmadi, 2008).
Pertama, Self Instructional yaitu bahan ajar dapat membuat peserta didik
maupun membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang di kembangkan. Untuk
memenuhi karakter self instuctional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat
tujuan yang di rumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara.
Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan peserta didik belajar secara tuntas
dengan memberiakan materi pembelajaran yang di kemas ke dalam unit-unit atau
kegiatan yang lebih spesifik.
Kedua, Self Cintained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi
atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.
7

Ketiga, Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang di kembangkan
tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lain.
Keempat, Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang
tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Kelima, User Friendly yaitu setiap instruksi dan paparan informasi yang
tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakaian dalam merespons dan mengakses sesuai dengan keinginan.
Dengan bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu
kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu pula. Sebuah bahan ajar yang
baik harus mencakup:
1. Petunjuk belajar (petunjuk guru dan siswa).
2. Kompetensi yang akan di capai.
3. Informasi pendukung.
4. Latihan-latihan.
5. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK).
6. Evaluasi Sebuah bahan layak jika memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta
penyajian.
Sebuah tes keterbacaan pun dibutuhkan untuk menguji sebuah bahan ajar
cetak berupa modul agar diketahui sampai mana mudah dipahami oleh siswa.
Dikarenakan berdasarkan atas rencana pembelajaran, maka penyusunan bahan ajar
dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut. Langkah yang
diterapkan dalam pembuatan bahan ajar ini berlandaskan pada model desain
pembelajaran dari Atwi Suparman (Yuberti, 2014). Meskipun, ada beberapa
modifikasi yang dilakukan oleh penulis yang disesuaikan dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang saat ini diterapkan.
2. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan
ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur,
dan lembar kerja siswa. Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada
8

peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi, handout dibuat dengan
tujuan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi
pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik. Kemudian, ada juga yang
mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik (Prastowo, 2011).
Guru dapat membuat handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi
dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat
diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber
lainya. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan
hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Contohnya adalah buku
teks pelajaran karena buku pelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
(Prastowo, 2011).
Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi
gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru
dan peserta didik dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran
masing-masing.
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo, 2011) yaitu
sebagai berikut:
1. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan
sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang
lengkap;
2. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja,
misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya;
3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau
pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran; dan,
4. Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan
berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Dari pengertian buku diatas, maka dapat dipahami bahwa pada dasarnya buku
adalah bahan tertulis berupa lembaran dan dijilid yang berisi ilmu pengetahuan
yang diturunkan dari kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum yang berlaku
untuk kemudian digunakan oleh siswa.
9

Menurut (Yuberti, 2014) bahan ajar atau buku ajar memiliki perbedaan
dengan buku referensi. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:
Buku Ajar Buku Referensi
Menimbulkan minat pembaca. Mengasumsikan minat dari
Ditulis dan dirancang untuk digunakan pembacanya.
peserta didik. Ditulis terutama digunakan untuk
pengajar.
Dirancang untuk lingkungan Dirancang untuk dipasarkan secara
sendiri. luas.
Berdasarkan kompetensi. Tidak berdasarkan kompetensi.
Disusun berdasarkan pola “belajar Disusun secara linear.
yang fleksibel”. Struktur berdasarkan logika bidang
Struktur berdasarkan kebutuhan ilmu (content).
peserta didik dan kompetensi akhir
yang akan dicapai.
Berfokus pada pemberian Belum tentu memberikan latihan.
kesempatan bagi peserta didik untuk Tidak mengantisipasi kesukaran
berlatih. belajar peserta didik.
Mengakomodasikan kesukaran belajar
peserta didik.
Selalu memberikan rangkuman. Belum tentu memberikan
Gaya penulisan komunikatif. rangkuman.
Gaya penulisan naratif tetapi tidak
komunikatif dan terlampau padat.
Kepadatan berdasarkan kebutuhan Sangat padat.
peserta didik. Dikemas untuk acuan penelitian dan
Dikemas dan digunakan dalam proses pembelajaran.
pembelajaran.
Mempunyai mekanisme untuk Tidak mempunyai mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari mengumpulkan umpan balik dari
peserta didik. pemakai.
Menjelaskan cara mempelajari buku Tidak memberikan saran-saran cara
ajar. mempelajari buku tersebut.
3. Fungsi Bahan Ajar
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Sedangkan bagi peserta didik
10

akan menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi


kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil
pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung, latihan-
latihan, petunjuk kerja, evaluasi, dan respon terhadap hasil evaluasi.
Ketika sebuah bahan ajar telah dibuat dengan kaidah yang tepat, guru akan
dengan mudah mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
didalamnya akan ada beberapa kompetansi yang harus diajarkan/dilatihkan kepada
siswa. Selain itu, dari segi siswa, dengan adanya bahan ajar akan lebih tahu
kompetensi apa saja yang harus dikuasai selama program pembelajaran sedang
berlangsung. Peserta didik jadi memilik i gambaran skenario pembelajaran lewat
bahan ajar.
Karakteristik peserta didik yang berbeda berbagai latar belakangnya akan
sangat terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil
belajar karena setiap kegiatan belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi
dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi pertujuan
pembelajaran. Ketika peserta didik telah memperoleh nilai yang baik untuk satu
kegiatan belajar maka dapat berlanjut ke kegiatan belajar berikutnya.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal,
pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok (Prastowo, 2011).
1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendalian
proses pembelajaran (dalam hal ini, peserta didik bersifat pasif dan
belajar sesuai kecepatan peserta didik dalam belajar);
b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:
a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran;
11

b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses


peserta didik dalam memperoleh informasi.
c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan
cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta
petunjuk tentang proses pembelajaran kelompok sendiri.
b. Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama, dan apabila dirancang
sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. Hubungan Bahan Ajar Dengan Pengembangan Bahan Ajar
Sebelum membahas hubungan keterkaitan antara bahan ajar dengan
pengembangan bahan ajar, terlebih dahulu harus mengetahui pegertian dari
pengembangan bahan ajar tersebut.
Ada beberapa pengertian dari pengembangan bahan ajar yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya adalah:
Gatot (2008) mendefinisikan pengembangan sebagai tindakan menyediakan
sesuatu dari tidak tersedia menjadi tersedia atau melakukan perbaikan-perbaikan
dari sesuatu yang tersedia menjadi lebih sesuai, lebih tepat guna dan lebih
berdayaguna.
Seels & Richey (dalam Gatot, 2008), mereka mengatakan bahwa
pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi produk ke dalam bentuk
fisik.
Banathy (dalam Gatot, 2008) menyatakan bahwa pengembangan bahan ajar
adalah suatu proses sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan
mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara lebih efektif dan lebih efisien.
Syahid (2003), menyebutkan bahwa pengembangan bahan ajar merupakan
wujud pengembangan strategi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip
tertentu yang diadaptasi dari teori-teori pembelajaran.
12

Secara umum, pengembangan bahan ajar merupakan suatu proses untuk


mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang
dituangkan dalam seperangkat bahan ajar secara lebih efektif dan efisien.
Hubungan Bahan Ajar Dengan Pengembangan bahan ajar dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, sedangkan
Pengembangan bahan ajar adalah sebagai bentuk tindakan menyediakan sesuatu
dari tidak tersedia menjadi tersedia atau melakukan perbaikan-perbaikan dari
sesuatu yang tersedia menjadi lebih sesuai, lebih tepat guna dan lebih berdayaguna.
Bahan ajar penting dikembangkan karena agar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada, serta sesuai dengan kurikulum dan karakter siswa. Pengembangan bahan
ajar juga harus mempertimbangkan potensi peserta didik, tingkat perkembangan
peserta didik, perkembangan dunia, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan.
Bahan ajar penting untuk dikembangkan karena dapat menjawab atau
memecahkan masalah atau memberi solusi bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
Bahan ajar yang dikembangkan selain membantu siswa dalam pembelajaran
juga sangat membantu guru. Dengan adanya pengembangan bahan ajar guru lebih
leluasa mengembangkan materi pelajaran. Bahan ajar haruslah berisi materi yang
memadai, bervariasi, mendalam, mudah dibaca, serta sesuai minat dan kebutuhan
siswa. Selain itu, bahan ajar haruslah berisi materi yang disusun secara sistematis
dan bertahap. Materi disajikan dengan metode dan sarana yang mampu
menstimulasi siswa untuk tertarik membaca. Terakhir, bahan ajar haruslah berisi
alat evaluasi yang memungkinkan siswa mampu mengetahui kompetensi yang telah
dicapainya.
BAB III
KESIMPULAN
1. Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar
bersifat sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan peserta
didik belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik
maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam
proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran
tertentu.
2. Bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. self intructional yaitu bahan ajar dapat membuat peserta didik maupun
membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang di kembangkan.
b. self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi
atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar
secara utuh.
c. stand alone yaitu bahan ajar yang di kembangkan tidak tergantung pada
bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar
lain.
d. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
e. user friendly yaitu setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakaian dalam merespons dan mengakses sesuai dengan
keinginan.
3. Hubungan Bahan Ajar Dengan Pengembangan bahan ajar dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, sedangkan
Pengembangan bahan ajar adalah sebagai bentuk tindakan menyediakan sesuatu
dari tidak tersedia menjadi tersedia atau melakukan perbaikan-perbaikan dari

13
14

sesuatu yang tersedia menjadi lebih sesuai, lebih tepat guna dan lebih
berdayaguna.
DAFTAR PUSTAKA

Darnita, I. K., Marhaeni, A. A. I. N., & Candiasa, M. (2014). Pengaruh penggunaan


Bahan Ajar Online Terhadap Prestasi Belajar TIKOM dengan Kovariabel
Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas VIII SMP Dwijendra Gianyar. Jurnal
Pendidikan Dasar Ganesha, 4(1), 123459.
https://www.neliti.com/publications/123459/
Depdiknas. (2005). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14
TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/14tahun2005uu.htm
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas Jakarta, 1–13.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDID
IKAN/194601291981012-
PERMASIH/PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR.pdf
Nasution, S., Afrianto, H., NURFADILLAH SALAM, S. & J., Nim, N., Sadjati, I.
M., Agent, S. G., Sifat, T., Dan, F., Studi, P., Pangan, T., Pertanian, F. T.,
Katolik, U., Mandala, W., & Aceh, D. (2017). Berbagai Pendekatan dalam
Proses Belajar dan Mengajar. Pendidikam, 3(1), 1–62.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Diva Press.
Sumiati, A., Widyastuti, U., & Sariwulan, T. (2017). Workshop Pengembangan
Bahan Ajar Modul Berdasarkan Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013
Sebagai Sumber Pembelajaran Guru SMK Di Kabupaten Bekasi. Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(1), 86–95.
https://doi.org/10.21009/jpmm.001.1.07
Widodo & Jasmadi. (2008). Panduan menyusun bahan ajar berbasis kompetensi.
PT Elex Media Komputindo.
Yuberti. (2014). Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai