Anda di halaman 1dari 23

KONSEP BAHAN AJAR

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pendidikan Kewarganegaraan SD
Yang dibina oleh Putri Mahanani, M.Pd

Offering I-6

Oleh :
Kelompok 6
Alik Kinanti Rahyu (160151608118/02)
Desita Lutfiani (160151601044/06)
Sindi Asmaul Nikmah (160151601433/23)
Vivi Novitasari (160151600042/25)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MARET 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkanbanyak terimakasih kepada Ibu Putri Mahanani, M.Pd., selaku dosen
pengampu mata kuliah PKn SD.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, kami berharap untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 23 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Judul ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar ............................................................................. 3
B. Fungsi Bahan Ajar ................................................................................... 4
C. Jenis-Jenis Bahan Ajar ............................................................................. 5
D. Prinsip Pemilihan Bahan Ajar .................................................................. 7
E. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ......................................................... 9
F. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar .................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
B. Penutup .................................................................................................. 19
Daftar Rujukan ................................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi
pembelajaran. Pengembangan bahan ajar sebagai pemahaman tentang desain
pernbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan ajar mempertimbangkan sifat
materi ajar, jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi. Pengembangan
bahan ajar mengunakan prinsip luwes. Prinsip luwes artinya dapat menerima
hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada saat
pengimplementasiannya. Prinsip luwes siswa mampu menerima hal-hal baru
dalam isi mata pelajaran yang belum tercakup pada bahan ajar yang
disampaikan oleh guru.
Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan nilai-
nilai moral untuk peserta didik sangat diperlukan. Hal ini untuk meningkatkan
kualitas peserta didik dalam ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
menjadi inti dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis teks,
dijadikan pendidik untuk mengembangkan dan menyusun bahan ajar yang
berkualitas, bervariasi, dan tetap mempertahankan aspek-aspek dasar dalam
kurikulum 2013. Berbasis teks, peserta didik dituntut untuk aktif mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari. Teks tersebut digunakan oleh pendidik
untuk mengembangkan bahan ajar yang berkualitas serta mampu menanamkan
nilai-nilai moral yang baik.
Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum yang akan disampaikan
kepada siswa. Komponen yang berperan sebagai materi pembelajaran, ketika
proses pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam silabus
untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih
duhulu dikembangkan, sehingga lengkap dan siap digunakan sebagai bahan
ajar.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bahan ajar?
2. Apa fungsi dari bahan ajar?
3. Apa saja jenis bahan dari bahan ajar?
4. Bagaimana prinsip pemilihan dari bahan ajar?
5. Bagaimana prinsip pengembangan dari bahan ajar?
6. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari bahan ajar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dari bahan ajar.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis bahan ajar.
4. Mahasiwa dapat menjelaskan prinsip-prinsip pemilihan dari bahan ajar.
5. Mahasiwa dapat menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan dari bahan
ajar.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengembangan bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam
Lestari, 2013). Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah
dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh
guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
(Pannen, 1996). Jika buku atau program audio, video, dan komputer tersebut
berisi materi pelajaran yang sengaja dirancang secara sistematis untuk
keperluan suatu proses pembelajaran walaupun dijual di pasaran bebas maka
dapat dikatakan bahwa buku dan program-program tersebut adalah bahan ajar.
Namun, apabila tidak maka tidak dapat disebut bahan ajar walaupun buku dan
program-program tersebut berisi materi pelajaran.
Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik, artinya bahan ajar
tersebut hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu.
Sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya.
Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan pedoman siswa dan pedoman
untuk guru. Pedoman-pedoman ini berguna untuk mempermudah siswa
maupun guru menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan.

3
4

B. Fungsi Bahan Ajar


Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus
merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses
pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil
pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap hasil evaluasi
(Prastowo, 2013).
Karakteristik siswa yang berbeda berbagai latar belakangnya akan
sangat terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari
sesuai dengan kemampuan yang dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi
penguasaan hasil belajar karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan
selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan
kompetensi.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran
klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok (Prastowo,
2013).
1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali
proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar
sesuai kecepatan siswa dalam belajar).
b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:
a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses
peserta didik dalam memperoleh informasi.
c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
5

3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:


a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara memberikan informasi tentang latar belakan materi,
onformasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran
kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya
sendiri.
b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang
sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Menurut Prastowo (2013) bahan ajar dibagi berdasarkan bentuk, cara
kerja, sifat, dan substansi (isi materi).
1. Menurut Bentuk Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013) dari segi bentuknya, bahan ajar dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contoh: handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto/gambar, model, atau maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio,
piringan hitam, dan compact diskaudio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contoh: video, compact disk, dan film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan
video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk
mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari presentasi.
Contoh: compact disk interaktif.
6

2. Menurut Cara Kerja Bahan Ajar


Menurut Prastowo (2013) berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar
dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah bahan ajar
yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi
di dalamnya. Sehingga, siswa bisa langsung mempergunakan (membaca,
melihat, mengamati bahan ajar tersebut. Contoh: foto, diagram, display,
model, dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah
bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau
dipelajari siswa. Contoh: slide, filmstrips, overhead transparencies
(OHP), dan proyeksi komputer.
c. Bahan ajar audio. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal
audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya,
kita mesti memerlukan alat pemain (player) media perekam tersebut,
seperti tape compo, CD, VCD, multimedia player, dan sebagainya.
Contoh: kaset, CD, flash disk, dan sebagainya.
d. Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang biasanya
berbentuk video tape player, VCD, DVD, dan sebagainya. Karena bahan
ajar ini hamper mirip dengan bahan ajar audio, jadi memerlukan media
rekam. Namun, perbedaannya bahan ajar ini ada pada gambarnya. Jadi,
secara bersamaan, dalam tampilan dapat diperoleh sebuah sajian gambar
dan suara. Contoh: video, film, dan lain sebagainya.
e. Bahan (media) komputer. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis
bahan ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan
sesuatu untuk belajar. Contoh: computer mediated instruction (CMI) dan
computer based multimedia atau hypermedia.
3. Menurut Sifat Bahan Ajar
Jika dilihat dari sifatnya menurut Prastowo (2013) maka bahan ajar
dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
a. Bahan ajar berbasiskan cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar
ini adalah buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku
7

kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari majalah atau Koran, dan lain
sebagainya.
b. Bahan ajar berbasiskan teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan
ajar ini adalah audioassete, siaran radio, slide, filmstrips, film, video,
siaran televise, video interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.
c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone,
video conferencing, dan lain sebagainya.
4. Menurut Substansi Materi Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013) secara garis besar, bahan ajar
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa dlaam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Atau, dengan kata lain, materi
pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis materi, yaitu materi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik

D. Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Dalam pemilihan bahan ajar dibagi menjadi 5 macam :      
1. Pemilihan Bahan Ajar Cetak
Secara umum, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
bahan ajar cetak yaitu kita harus memperhatikan informasi yang terkandung
didalamnya, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak dan jangan sampai bahan ajar
yang kita pilih terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang
seharusnya menjadi menu peserta didik dalam mencapai kompetensinya.
a. Pemilihan Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan
ajar handout adalah sebagai berikut:
1) Substansi materi yang disajikan harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
8

2) Materi memberikan penjelasan secara lengkap.


3) Padat pengetahuan
4) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
6) Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
b. Pemilihan Buku Teks Pelajaran
1) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau
materi pokok yang harus dikuasi oleh peserta didik.
2) Materi dalam buku lengkap, paling tidak mampu memberikan
penjelasan secara lengkap.
3) Padat pengetahuan dan jelas secara keilmuan.
4) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
6) Penampilan fisik bukunya menarik atau menimbulkan motivasi untuk
membaca.
2. Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak (Model/ Maket)
Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih model / maket
sebagai bahan ajar antara lain: memiliki relevansi dengan materi yang akan
diajarkan dan memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan bobotnya juga
tidak terlalu berat, sehingga dapat dipindahkan oleh satu orang.
3. Pemilihan Bahan Ajar Audio
a. Substansi materi yang disajikan dalam radio/kaset harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
c. Direkam terlebih dahulu, agar dapat didengar dengan jelas.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.
4. Pemilihan Bahan Ajar Audio Visual
a. Substansi materi yang disajikan dalam video atau film harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
9

b. Alur cerita yang ada merupakan sajian yang menarik dan diturunkan dari
standar kompetensi/kompetensi dasar dalam kurikulum.
c. Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta didik
tertarik untuk mempelajarinya.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
f. Pilih video/film yang sesuai, misalnya tentang dokumentasi, situasi
diskusi, atau suatu percobaan.
5. Pemilihan Bahan Ajar Multimedia Interaktif
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih
bahan ajar interaktif, antara lain:
a. Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
c. Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Penyajiannya menarik.

E. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar


Sebagai yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam
mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran
diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga
penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi,
Artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara
termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui
apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip,
10

prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya


guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan
dengan pencapaian SK dan KD.
2. Prinsip konsistensi,
Artinya keajegan. Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara
kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan
mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang
dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.
3. Prinsip kecukupan,
Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak
boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak
akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.

Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber


atau bahan ajar, guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai
berikut.
1. Menimbulkan minat baca.
Bahan ajar yang baik dirancang dan dikemas sedemikian rupa untuk
dapat menarik dan menimbulkan minat baca bagi para siswa. Bahan dan
sumber ajar yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah yang
berbentuk bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet. Bentuk bahan ajar seperti ini tentu saja ditujukan dan
diperuntukan untuk dibaca siswa. Namun, keberadaan sumber belajar ini
kerap kali tidak menarik minat siswa untuk membaca dan menggali
informasi yang berada di dalamnya.
Hal itu bisa jadi karena sumber belajar tersebut ditampilkan secara
asal-asalan, miskin informasi, dan pengayaan semisal gambar atau ilustrasi
yang menarik, atau mungkin juga sumber atau bahan ajar yang disajikan
terlalu rumit, sukar, dan monoton. Hal ini semestinya menjadi perhatian
11

guru untuk benar-benar dapat memilih, menentukan, menyusun, dan


mengembangkan sumber dan bahan ajar yang mampu menarik minat baca
siswa, sehingga materi-materi pelajaran yang terdapat di dalamnya dapat
dengan mudah dibaca dan dipahami siswa.
2. Ditulis dan dirancang untuk siswa.
Guru harus paham benar bahwa sumber dan bahan ajar yang disusun
adalah benar-benar ditujukan dan diperuntukan bagi siswa. Oleh karena itu
guru harus benar-benar pandai memilah dan menyeleksi bahan-bahan dan
sumber-sumber belajar yang benar-benar sesuai dengan tingkat kompetensi
dan pemahaman siswa.
Bahan ajar harus dipilih sesuai dengan motivasi siswa. Motivasi
dalam hal ini menyangkut minat, apresiasi, aspirasi dan ambisi.
Kesemuanya memengaruhi proses belajar mereka. Oleh karenanya,
pemahaman yang baik tentang motivasi akan menjadi fondasi bagi guru
dalam menentukan materi dan metode ajar yang menarik minat siswa.
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Sumber dan bahan ajar yang baik harus dapat menjelaskan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Artinya sumber dan bahan ajar tersebut
harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau memenuhi apa-apa
yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.
Sumber dan bahan ajar yang digunakan guru setidaknya mengisyaratkan
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan
hasil belajar yang diharapkan.
4. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
Sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya bisa mengakomodir
semua pola belajar siswa. Masing-masing siswa adalah sebuah individu
yang unik yang memiliki karakter yang berbeda, termasuk dalam gaya dan
pola belajarnya. Sumber atau bahan belajar yang baik hendaknya juga
mempertimbangkan hal tersebut. Materi, konsep, informasi, kegiatan dan
ragam latihan yang tertuang dalam sumber atau bahan ajar hendaknya
dikemas sedemikian rupa dengan memadukan berbagai pola belajar yang
12

fleksibel, seperti penugasan individu, kelompok, kolaborasi, dan lain


sebagainya.
5. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan
dicapai.
Sumber atau bahan ajar harus benar-benar terstruktur dan sesuai
dengan kebutuhan siswa serta tingkat kompetensi yang akan dicapai.
Dengan kata lain, sumber atau bahan ajar harus dapat menjawab analisis
kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran dan memerhatikan benar setiap
kompetensi yang telah ditentukan dan akan dicapai dalam setiap proses
pembelajarannya.
6. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
Sumber atau bahan ajar tidaklah semata hanya berisi informasi yang
menjelaskan dan memaparkan fakta dan konsep saja. Oleh karena itu,
sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya dapat mengakomodir
kebutuhan siswa untuk berlatih dan melakukan kegiatan pembelajaran lain
melalui sumber atau materi yang ada dalam bahan ajar.  Berbagai tugas,
kegiatan, dan latihan harus termaktub dalam bahan ajar. Akan tetapi perlu
diperhatikan juga bentuk-bentuk tagihan dan tugas serta latihan yang
terdapat dalam bahan ajar tersebut. Jangan sampai kegiatan dan latihan yang
diberikan menjadikan anak atau siswa menjadi enggan untuk berlatih dan
mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya.

F. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik
berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan
ajar yang bermanfaat. Guru seringkali mengabaikan prosedur pengembangan
bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat digunakan
dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang
harus dilakukan guru sebelum sampai pada kesimpulan bahwa bahan ajar
sudah dikembangkan dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan memang
13

baik. Ada lima langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang
baik, sebagai berikut
1. Analisis
Pada tahap ini, yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi
perilaku awal siswa, hal ini berkaitan dengan tingkat penguasaan dan
kemampuan mereka dalam bidang ilmu atau mata pelajaran yang akan
diberikan. Seberapa jauh siswa sudah menguasai isi mata pelajaran kita? Di
samping itu, kenali pula karakteristik awal mereka.
Hal ini berkaitan dengan ciri-ciri dan data demografi siswa, yang
meliputi asal, usia, bahasa yang digunakan, latar belakang ekonomi
keluarga, dan sebagainya. Informasi mengenai perilaku awal dan
karakteristik awal siswa ini akan sangat bermanfaat bagi guru pada saat
menentukan jenis bahan ajar yang akan dikembangkan. Selain itu, informasi
tersebut juga akan mengarahkan pada pemilihan strategi penyampaian
materi bahan ajar. Misalnya, apabila sebagian besar siswa adalah anak
petani, yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan maka contoh-
contoh yang berikan dalam bahan ajar, yang berkaitan dengan paparan
materi pelajaran, harus sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan mereka.
Apabila contohnya tidak kontekstual, akan sulit bagi siswa untuk mencerna
paparan materi dalam bahan ajar. Pengenalan yang baik terhadap perilaku
awal dan karakteristik awal siswa sangat diperlukan untuk menentukan
kebutuhan siswa, kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi
siswa.
2. Perancangan
Setelah informasi tentang perilaku dan karakteristik awal siswa
diketahui dengan baik maka berikutnya adalah tahap perancangan. Pada
tahap perancangan ini, guru diminta untuk melakukan perumusan tujuan
pembelajaran, pengembangan peta konsep mata pelajaran, serta
pengembangan garis besar program pembelajaran.
a. Perumusan tujuan pembelajaran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta
atau diagram tentang kompetensi yang akan dicapai siswa, baik
14

kompetensi umum maupun kompetensi khusus. Kompetensi umum dan


kompetensi khusus jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang
berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain dengan
melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu audience, behavior,
condition, degree.
b. Pengembangan peta konsep/peta kompetensi
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan maka akan ada
gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh siswa melalui
proses belajar. Dengan demikian, dapat segera menetapkan topik mata
pelajaran dan isinya. Selanjutnya, guru juga dapat menggunakan berbagai
buku dan sumber belajar, serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu
mengkaji buku-buku tentang materi ajar.
Selanjutnya, guru dapat membuat peta konsep yang akan menjadi
landasan ruang lingkup uraian topik mata pelajaran dalam bahan ajar.
Dengan membuat peta konsep, guru dapat mengidentifikasi tema, isu,
teori, prinsip, dan prosedur inti yang harus diuraikan dalam materi
pembelajaran.
c. Pemilihan Media dan Sumber Belajar
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah
memiliki analisis instruksional, dan mengetahui tujuan pembelajaran,
yaitu kompetensi yang harus dicapai siswa. Guru diharapkan tidak
memilih media hanya karena media tersebut tersedia bagi guru atau
karena suka dengan media tersebut. Di samping itu, guru diharapkan juga
tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media canggih yang
sudah semakin pesat berkembang saat ini, seperti komputer. Sedangkan
yang perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh siswa
dalam proses belajar. Jadi, pilihlah media yang dibutuhkan untuk
menyampaikan topik pembelajaran, yang memudahkan siswa belajar,
serta yang menarik dan disukai siswa.
d. Pemilihan strategi pembelajaran
15

Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika


merancang aktivitas belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus
berhubungan dengan penentuan tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur
utama yang harus disajikan dalam proses pembelajaran. Hal ini tidaklah
terlalu sulit jika sudah memiliki peta konsep dari apa yang ingin
dibelajarkan. Jika sudah mengetahuinya maka bagaimana materi itu
disajikan, secara umum dapat dikatakan bagaimana struktuk bahan
ajarnya. Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan
kejadian atau kronologis, berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat
dan lain sebagainya.
3. Pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat
membantu dalam memulai pengembangan bahan ajar adalah sebagai
berikut.
a. Tulislah apa yang dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
buku pelajaran atau panduan praktik.
b. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan.
c. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk siswa yang telah dikenal
d. Bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memberikan pengalaman
belajar kepada siswa.
e. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik,
bermanfaat dan efektif bagi siswa.
f. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan dalam membuat bahan ajar
g. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif dan perintah sangat penting agar siswa dapat memahami
maksud guru.
4. Evaluasi dan revisi
Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari
berbagai pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini
16

hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan


menjadikan bahan ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk
melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan. Apakah bahan ajar yang
dikembangkan memang dapat digunakan untuk belajar, dimengerti dan
dapat dibaca dengan baik serta dapat membelajarkan siswa. Di samping itu
evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar sehingga menjadi bahan
ajar yang baik.
Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu
a. Telaah oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta
ketepatan cakupan)
b. Uji coba satu-satu (Salah seorang siswa mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa,
ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
c. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan,
bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
d. Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar
dapat mencapai tujuan. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan
seterusnya).
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan
ajar yang mungkin dilakukan antara lain:
a. Menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
b. Memperluas uraian atas suatu konsep atau topik yang dianggap masih
kurang
c. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu
d. Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna
siswa
e. Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk
meningkatkan keterbacaan
f.Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif
g. Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas
dan membantu siswa belajar
17

Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh
perbaikan dan penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga
diperoleh bahan ajar yang utuh dan terpadu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam
Lestari, 2013)
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus
merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses
pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Menurut Prastowo (2013) bahan ajar dibagi menjadi 4 kelompok yaitu
bahan ajar berdasarkan bentuk bahan ajar, cara kerja bahan ajar, sifat bahan
ajar, dan substansi (isi materi) dalam bahan ajar. Dalam memilih bahan ajar
kita harus memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar yang baik.
Prinsip pemilihan bahan ajar itu sendiri berbeda-beda tergantung jenis bahan
ajar.
Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran. Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran
diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan
langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang
bermanfaat. Guru seringkali mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar
yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai
dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat digunakan dengan
efektif dalam proses pembelajaran.

18
19

B. Saran
Dalam mengembangkan bahan ajar guru perlu memperhatikan prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain itu guru juga harus
mempertimbangkan karakteristik siswa agar bahan ajar dapat digunakan secara
efektif, efisien dan sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga diperoleh bahan
ajar yang baik dan relevan.
Daftar Rujukan

Gafur, Abdul. 1994. Pedoman khusus penyusunan materi pembelajaran


(Instructional matrials). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan bahan ajar berbasis Kompetensi Sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akadenia
Permata.
Pannen, P. 1996. Mengajar di Perguruan Tinggi, buku empat, bagian
"Pengembangan Bahan Ajar". Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.

20

Anda mungkin juga menyukai