Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

DAN
ASAS-ASAS PEMBELAJARAN

1. Dyah Ajeng Maharani (08)


2. Nanang Dwi Jatmiko (20)
3. Yeni Dwi Retnosari (28)

Offering : F6
Prinsip-Prinsip Belajar

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang


dikemukakan oleh para ahli. Dari beberapa prinsip tersebut,
terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang
dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran,
baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya
maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
mengajarnya.
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang.
2. Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini
menganggap bahwa anak adalah makhluk yang
aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya
sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang
lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang
lain.

3. Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman


Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya.
4. Pengulangan
Menurut teori Psikologi Daya, belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan
siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut.
Bahan belajar yang diolah secara tuntas oleh guru
sehingga siswa tinggal menelan saja kurang
menarik bagi siswa.
6. Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik,
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu
tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang
tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif
maupun negative dapat memperkuat belajar.
7. Perbedaan Individual
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan
hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu
diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.
4. Asas-Asas Pembelajaran

Asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum


yang harus dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran
adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk
menciptakan proses belajar.
Pada bagian ini diuraikan 14 asas pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan program
pembelajaran inovatif.
1. Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-
diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the
child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of
life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection),
(e) penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions
of children).

2. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi


ke dalam benak siswa.

3. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.

4.Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah


kegiatan belajar aktif.

5. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu


mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya
dengan orang lain.
6. Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya
lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar,
lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami; (d)
yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan
keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

7. Proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal: (a)
mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri, (b) memberikan
contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan
antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan
beragam cara, (f) memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan
lawan atau kebalikannya.
8. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi materi, (c) sumber
belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa
yang akan belajar), (e) guru, (f) strategi pembelajaran, (g) hasil (bagaimana hasil
pembelajaran akan diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya
sebuah konsep atau pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa
belajar).

9. Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b) mengutamakan


pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat pada siswa, (e) siswa aktif, kritis,
dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata,
(h) perubahan perilaku, (i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching, (k)
pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan masalah, (n)
siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya
dengan tes.
10. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual,
pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.

11. Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya


melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan
pertanyaan tentang hal yang dibahas.

12. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita
dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
13. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar
siswa (auditori, visual, kinestetik).

14. Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk


merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan
sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk
menstimulasi kegiatan belajar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai