Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN PPL-1

AKSI NYATA TOPIK 5

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Pembelajaran Asesmen yang Efektif I di SD”

Diampu oleh :
Prof. Dr. Desak Parmiti, M.S

Oleh :

Nama : Alfiya Nazilah, S.Pd


NIM : 2264803004
Rumpun : Ilmu Pendidikan / A
Sekolah : SD Laboratorium Undiksha

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN (PPG)


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA)
DESEMBER 2022
LK 23. Laporan Singkat Kegiatan Praktik Mengajar Ke-1 Sampai Ke-3
A. PRAKTIK TERBIMBING SIKLUS 1
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 22 November 2022
Sekolah : SD Laboratorium Undiksha
Kelas : VI-A
Jumlah Siswa : 25 Orang
Tema : 4. Globalisasi
Subtema : 2. Globalisasi dan Manfaatnya
Pembelajaran :1
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

1) Kasus Kegiatan Mengajar 1


Ada beberapa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran siklus 1 yang telah
dilakukan saat kegiatan PPL-1. Masalah yang dihadapi oleh peserta didik saat itu adalah
perlunya penyesuaian atau adaptasi dengan guru model yang baru, sehingga di awal
pertemuan dan mengajar membutuhkan waktu dalam mengkondisikan kelas. Seiring
berjalannya waktu dalam kegiatan belajar mengajar, guru model dapat mengkondisikan
kelas dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat belajar lancar. Selain itu,
permasalahan awal yang dialami oleh guru model adalah karakteristik siswa dan
pengetahuan siswa yang belum diketahui oleh guru model. Selain itu,
pengimplementasian RPP yang dibuat tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang
direncanakan dalam RPP, diantaranya apersepsi yang dilakukan setelah menyampaikan
tujuan pembelajaran (terbalik), penugasan di rumah karena waktu yang tidak
mencukupi, serta langkah-langkah pembelajaran yang kadang terbolak-balik.
Masalah dari siswa yang terjadi saat siklus pertama berlangsung yaitu terdapat siswa
yang ramai saat kegiatan berdiskusi, ada juga yang tidak mau dikelompokkan dengan
temannya, ada yang berbicara sendiri, dan ada yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Selain itu, ketika pembelajaran berkelompok, hanya terdapat beberapa siswa yang tidak
memperhatikan. Pada saat pengerjaan LKPD, terdapat beberapa siswa yang tidak
membawa alat tulis sehingga harus saling meminjam dengan temannya.

2) Faktor Penyebab
Praktik mengajar siklus pertama merupakan praktik penerapan secara terbimbing yang
guru model lakukan pertama kali di sekolah tersebut sehingga belum terlalu akrab
dengan situasi dan kondisi yang ada, meskipun sebelum pelaksanaan tersebut terdapat
kegiatan asistensi mengajar, namun belum cukup untuk memahami karakteristik siswa
dan situasi yang biasa terjadi di kelas itu. Pada kegiatan pembelajaran pertama tersebut
rasa kurang percaya diri juga muncul karena untuk pertama kalinya mengajar di kelas
tersebut, dan keadaanya belum mengenal para siswa di kelas tersebut. Rasa takut salah,
tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat, lupa dengan materi, dan adanya guru
pamong serta teman-teman mahasiswa yang melihat kegiatan pembelajaran di kelas
juga menjadi penyebab ketidakstabilan dalam mengajar. Selain itu, guru model masih
perlu beradaptasi dengan lingkungan serta kebiasaan kelas yang baru sehingga dalam
mengajar masih terkesan kurang luwes atau kaku. Selain itu, waktu membuat RPP
sangat singkat sehingga persiapan mengajar begitu kurang dan malah fokus untuk
membuat RPP. Akibatnya alokasi waktu kurang dipertimbangkan dengan baik. Siswa
juga masih beradaptasi dengan penulis karena mereka juga belum mengenal terlalu
dalam bagaimana guru model mengajar sehingga masih agak kikuk juga.

3) Solusi/Tindakan
Guru model sebagai praktikan telah melakukan kesepakatan kelas di awal
pembelajaran, namun pada pembelajaran berikutnya lebih ditekankan kembali. Guru
model juga melakukan ice breaking, yel-yel agar semangat siswa terus terjaga dan
mereka tetap fokus dalam pembelajaran. Tindakan dalam pembagian kelompok, guru
model menggunakan cara acak untuk memilih kelompok agar tidak terjadi rasa iri
antara teman satu dengan yang lain. Guru model selalu menunjukkan performa yang
semangat meskipun terkadang siswa tidak fokus dan ramai, tetapi tetap berusaha supaya
kondisi kelas tetap kondusif.
Pembelajaran pada siklus pertama ini akan menjadi evaluasi pada pembelajaran
berikutnya. Dalam hal pembuatan RPP beserta kelengkapannya agar dibuat dengan
waktu yang lebih lama agar dapat mempertimbangkan alokasi waktu dan kegiatan yang
cocok untuk siswa dengan waktu yang pas. Lalu, perlu adanya kesesuaian antara tujuan
dan langkah-langkah pembelajaran. Dalam implementasi berikutnya, diupayakan untuk
lebih siap dalam menghadapi siswa dengan jumlah banyak dengan strategi - strategi
yang membuat siswa merasa nyaman dan tidak bosan.

4) Hasil Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam kelas untuk upaya mengondisikan kelas, berjalan
dengan baik meskipun hasilnya kurang maksimal. Hal tersebut kemungkinan
diperlukan penyesuaian antara karakteristik pembelajaran dengan karakteristik siswa
yang akan diajar. Lambat laun para siswa mengenali guru model dengan cara mengajar
begitupun dengan guru model yang telah terjalin hubungan baik dan interaksi yang
cukup baik. Pemberian yel-yel dan ice breaking juga membuat siswa tetap fokus
meskipun harus diulang beberapa kali.

5) Simpulan dari Hasil yang Didapatkan


Pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama berjalan dengan cukup baik,
meskipun terdapat beberapa kendala yang ditemui namun guru model berusaha untuk
mengatasi kendala tersebut. Adaptasi memang diperlukan dalam pembelajaran agar
timbul interaksi yang baik antara guru dan peserta didik.

6) Saran
Saran yang dapat dibuat dari praktik mengajar siklus 1 yaitu perlu adanya penyesuaian
antara guru dan peserta didik lebih lanjut, lebih mengenali karakteristik peserta didik,
diperlukan upaya atau strategi agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran,
diperlukan waktu yang lebih cukup untuk menyusun RPP dan kelengkapannya agar
lebih siap dalam melakukan pembelajaran serta membuat daftar antisipasi kejadian-
kejadian yang mungkin terjadi diluar ekspektasi dalam pembelajaran agar pembelajaran
tetap berjalan efektif.

Dokumentasi
B. PRAKTIK TERBIMBING SIKLUS 2
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 24 November 2022
Sekolah : SD Laboratorium Undiksha
Kelas : VI-A
Jumlah Siswa : 25 Orang
Muatan : Matematika
Materi : Bilangan Bulat Negatif
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

1) Kasus Kegiatan Mengajar 2


Pada kegiatan pembelajaran siklus kedua ini terdapat beberapa masalah yang
ditemukan oleh guru model. Masalah yang dihadapi pada siklus kedua ini lebih minim
daripada siklus pertama yang telah dilaksanakan. Hal ini terjadi karena guru model
lebih siap dalam menghadapi siswa dan sudah lebih mengenal karakteristik siswa.
Masalah yang terjadi pada guru model yakni kurangnya alokasi waktu dalam
penyusunan RPP sehingga saat pelaksnaan guru model mengalami kekurangan waktu
terlebih materi yang diajarkan adalah matematika, sehingga terdapat beberapa langkah-
langkah pembelajaran yang harus dipangkas dan dipadatkan dalam pembelajaran.
Masalah dari siswa sendiri pada siklus kedua ini adalah terdapat beberapa siswa yang
ramai saat diskusi dan menganggu teman teman yang sedang mencoba untuk
menyelesaikan permasalahan pada lembar LKPD, selain itu terdapat beberapa siswa
yang melihat pekerjaan temannya pada saat pemberian soal evaluasi, hal ini terjadi
karena siswa tersebut tidak mendengarkan penjelasan dengan fokus dan asyik berbicara
sendiri. Namun pada siklus kedua ini guru model menilai bahwa siswa lebih banyak
yang aktif bertanya dan menjawab umpan balik yang diberikan oleh guru model
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar.

2) Faktor Penyebab
Praktik mengajar siklus kedua merupakan praktik penerapan secara terbimbing yang
guru model lakukan kedua kali di sekolah tersebut sehingga bisa dikatakan lebih baik
daripada siklus pertama karena lebih dapat mengenal karakteristik dari siswa. Pada
kegiatan pembelajaran kedua lagi-lagi masalah waktu yang kurang memadai dalam
menyusun RPP sehingga kurang siap dan kurang pertimbangan dalam pelaksanaannya.
Namun, memang hal tersebut menjadi tantangan bagi para guru bagaimana cara
manajemen waktu yang baik.
Suasana kelas yang gaduh dan kurang kondusif dikarenakan mereka memang terbiasa
seperti itu dalam sehari-harinya, hal tersebut terjadi karena siswa merasa tidak punya
rasa “takut” terhadap penulis saat mengajar. Selain itu, memang faktor lingkungan dan
teman sekelas sangat mempengaruhi tindakan mereka. Terkadang ada yang jika tidak
melakukan apa yang dilakukan oleh temannya maka dia tidak dianggap teman. Hal
tersebut karena usia kelas 6 bisa dikatakan usia remaja yang masih labil sehingga
banyak terjadi gejolak-gejolak dalam dirinya.

3) Solusi/Tindakan
Guru model sebagai praktikan juga telah melakukan kesepakatan kelas di awal
pembelajaran, tetap melakukan ice breaking, yel-yel agar semangat siswa terus terjaga
dan mereka tetap fokus dalam pembelajaran. Guru model selalu menunjukkan performa
yang semangat meskipun terkadang siswa tidak fokus dan ramai, tetapi tetap berusaha
supaya kondisi kelas tetap kondusif. Guru model juga berusaha mengaitkan
pembelajaran dengan momentum yang terjadi yaitu hari pahlawan menuju hari guru.
Pembelajaran pada siklus kedua ini akan menjadi evaluasi pada pembelajaran
berikutnya. Dalam hal pembuatan RPP beserta kelengkapannya agar dibuat dengan
manajemen waktu yang baik agar dapat mempertimbangkan alokasi waktu dan kegiatan
yang cocok untuk siswa dengan waktu yang tepat.

4) Hasil Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam kelas untuk upaya mengondisikan kelas, berjalan
dengan lebih baik meskipun hasilnya kurang maksimal. Pemberian yel-yel dan ice
breaking juga membuat siswa tetap fokus meskipun harus diulang beberapa kali.
Pengaitan pembelajaran dengan momentum yang ada cukup menarik perhatian siswa
sehingga mereka lebih fokus dalam pembelajaran.

5) Simpulan dari Hasil yang Didapatkan


Pembelajaran yang dilakukan pada siklus kedua berjalan dengan lebih baik, meskipun
terdapat beberapa kendala yang ditemui namun penulis berusaha untuk mengatasi
kendala tersebut. Strategi-strategi yang tepat memang diperlukan dalam pengondisian
kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran yang dilakukan.
6) Saran
Saran yang dapat dibuat dari praktik mengajar siklus 2 yaitu perlu adanya manajemen
waktu yang lebih baik dalam menyusun perangkat pembelajaran dalam
mempertimbangkan segala aspek didalamnya, diperlukan upaya atau strategi agar siswa
tidak merasa bosan dalam pembelajaran, serta membuat pembelajaran lebih kontekstual
agar siswa merasa lebih tertarik dengan pembelajaran.

Dokumentasi
C. PRAKTIK TERBIMBING SIKLUS 3
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 12 Desember 2022
Sekolah : SD Laboratorium Undiksha
Kelas : VI-A
Jumlah Siswa : 24 Orang
Tema : 5. Wirausaha
Subtema : 1. Kerja Keras Berbuah Kesuksesan
Pembelajaran :1
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

1) Kasus Kegiatan Mengajar 3


Pada kegiatan pembelajaran siklus ketiga ini ada beberapa masalah yang ditemukan
yang dapat diklasifikasikan masalah dari penulis sendiri sebagai praktikan, maupun
masalah dari siswa. Masalah dari praktikan yang terjadilebih minim daripada siklus
pembelajaran sebelumnya. Hal ini kemungkinan lebih siap dalam menghadapi siswa
dan sudah lebih mengenal karakteristik siswa. Masalah yang dialami oleh guru model
adalah masih adanya kekurangan dalam pembuatan penilaian sehingga perlu perbaikan.
Masalah dari siswa yang terjadi saat siklus ketiga yaitu kurang rasa semangat dari siswa
kelas VI A karena dalam keadaan berduka dimana salah satu temannya/siswa kelas VI
A meninggal dunia karena sakit.
2) Faktor Penyebab
Adapun yang menjadi penyebab kesalahan guru model dalam membuat penilaian
adalah kurangnya perhatian dan pengetahuan guru tentang penilaian dalam RPP yang
telah dibuat.
Suasana yang berduka membuat proses pembelajaran kurang aktif dan ceria seperti
biasanya. Hal ini merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang karena
ditinggal oleh teman yang selalu berada di kelas setiap harinya membuat rasa sedih
masih menyelimuti.
3) Solusi/Tindakan
Sebagai guru model, adapun solusi dalam kurangnya pemahaman tentang pembuatan
rubrik penilaian dalam RPP yakni dengan berkonsultasi lebih kepada dosen mata
kuliah asessmen pembelajaran. Dengan begitu guru model dapat memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan saat pembelajaran.
Guru model juga memberikan motivasi dan semangat yang tinggi pada siswa kelas VI
A agar dapat mengikhlaskan kepergian temen sekelasnya. Sehingga mereka dapat
fokus kembali pada pembelajaran yang diajarkan.
4) Hasil Tindakan
Guru model dapat mengetahui dan memahami bagaimana pembuatan asesmen atau
penilaian yang baik dan benar. Selain itu dengan adanya motivasi dari guru model
membuat suasana kelas yang awalnya sedih berubah menjadi bersemangat kembali
seperti semula. Akibatnya proses pembelajaran pada siklus 3 dapat berjalan dengan
lancar tanpa hambatan apapun.
5) Simpulan dari Hasil yang Didapatkan
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus ketiga berjalan dengan lebih baik,
meskipun terdapat beberapa kendala yang ditemui namun penulis berusaha untuk
mengatasi kendala tersebut. Strategi-strategi yang tepat memang diperlukan dalam
pengondisian kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran yang dilakukan.
6) Saran
Saran yang dapat dibuat dari praktik mengajar siklus 3 yaitu perlu adanya strategi yang
tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran, diperlukan upaya agar siswa tidak
merasa bosan dalam pembelajaran, serta membuat pembelajaran lebih kontekstual agar
siswa merasa lebih tertarik dengan pembelajaran, serta penyampaian materi yang lebih
menarik.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai