Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN PPL I

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PPL I

OLEH : SIGIT WIBOWO, S.Pd


NPM : 226101140570
KELAS : 2 – PGSD
SEKOLAH : SDN BAKALAN KRAJAN 1

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

GEL. 1 TAHUN 2022


A. SIKLUS PEMBELAJARAN 1
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 2 November 2022
Sekolah : SDN Bakalan Krajan 1
Kelas : VI-C
Jumlah Siswa : 28 siswa
Tema : 4. Globalisasi
Subtema : 1. Globalisasi di Sekitarku
Pembelajaran :1
Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Kasus Kegiatan Mengajar 1


Ada beberapa masalah yang ditemukan dari siklus pembelajaran yang telah
dilakukan saat PPL I yang dapat diklasifikasikan masalah dari penulis sendiri
sebagai praktikan, maupun masalah dari siswa. Masalah dari praktikan yaitu
masih perlu adanya penyesuaian atau adaptasi dengan kelas baru yang
jumlah siswanya tidak sedikit, sehingga di awal pertemuan agak susah untuk
mengondisikan kelas, namun seiring berjalannya waktu penulis dapat
menyesuaikan diri dan dapat membaca suasana yang ada, sehingga dapat
mengondisikan kelas. Selain itu, pengimplementasian RPP yang dibuat tidak
sepenuhnya sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP, diantaranya
apersepsi yang dilakukan setelah menyampaikan tujuan pembelajaran
(terbalik), penugasan di rumah karena waktu yang tidak mencukupi, serta
langkah-langkah pembelajaran yang kadang terbolak-balik.
Masalah dari siswa yang terjadi saat siklus pertama berlangsung yaitu
terdapat siswa yang ramai saat kegiatan berdiskusi, ada juga yang tidak mau
dikelompokkan dengan temannya, ada yang berbicara sendiri, dan ada yang
sibuk dengan ponselnya. Selain itu, ketika pembelajaran berkelompok, hanya
satu dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lain hanya bermain dengan
ponselnya. Pada saat pengerjaan LKPD, terdapat beberapa siswa yang tidak
membawa alat tulis sehingga harus saling meminjam dengan temannya. Saat
penulis menyampaikan pertanyaan, banyak siswa yang diam sehingga kelas
kurang interaktif di awal pembelajaran dikarenakan kemungkinan masih
beradaptasi juga.
Faktor Penyebab
Praktik mengajar siklus pertama merupakan praktik penerapan secara
terbimbing yang penulis lakukan pertama kali di sekolah tersebut sehingga
belum terlalu akrab dengan situasi dan kondisi yang ada, meskipun sebelum
pelaksanaan tersebut terdapat kegiatan asistensi mengajar, namun belum
cukup untuk memahami karakteristik siswa dan situasi yang biasa terjadi di
kelas itu. Pada kegiatan pembelajaran pertama tersebut rasa kurang percaya
diri juga muncul karena untuk pertama kalinya mengajar di kelas tersebut,
dan keadaanya belum mengenal para siswadi kelas tersebut. Rasa takut
salah, tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat, lupa dengan materi, dan
adanya guru pamong serta temanteman yang melihat kegiatan pembelajaran
di kelas juga menjadi penyebab ketidakstabilan dalam mengajar penulis.
Selain itu, penulis masih perlu beradaptasi dengan lingkungan serta
kebiasaan kelas yang baru sehingga dalam mengajar masih terkesan kurang
luwes atau kaku. Selain itu, waktu membuat RPP waktunya sangat singkat
sehingga persiapan mengajar begitu kurang dan malah fokus untuk membuat
RPP. Akibatnya alokasi waktu kurang dipertimbangkan dengan baik.
Selain itu, para siswa juga masih beradaptasi dengan penulis karena mereka
juga belum mengenal terlalu dalam bagaimana penulis mengajar sehingga
masih agak kikuk juga. Mereka diperbolehkan membawa ponsel ke sekolah
sehingga terkadang pada waktu pembelajaran mereka mencuri waktu untuk
bermain dengan ponselnya.

Solusi/Tindakan
Penulis sebagai praktikan telah melakukan kesepakatan kelas di awal
pembelajaran, namun pada pembelajaran berikutnya lebih ditekankan
kembali. Penulis juga melakukan ice breaking, yel-yel agar semangat siswa
terus terjaga dan mereka tetap fokus dalam pembelajaran. Tindakan dalam
pembagian kelompok, penulis membagi kelompok sesuai pilihan mereka
karena jika dipilihkan mereka tidak mau bekerja kelompok. Penulis selalu
menunjukkan performa yang semangat meskipun terkadang siswa tidak fokus
dan ramai, tetapi tetap berusaha supaya kondisi kelas tetap kondusif.
Pembelajaran pada siklus pertama ini akan menjadi evaluasi pada
pembelajaran berikutnya. Dalam hal pembuatan RPP beserta
kelengkapannya agar dibuat dengan waktu yang lebih lama agar dapat
mempertimbangkan alokasi waktu dan kegiatan yang cocok untuk siswa
dengan waktu yang pas. Lalu, perlu adanya kesesuaian antara tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran. Dalam implementasi berikutnya, diupayakan
untuk lebih siap dalam menghadapi siswa dengan jumlah banyak dengan
strategi-strategi yang membuat siswa merasa nyaman dan tidak bosan.

Hasil Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam kelas untuk upaya mengondisikan kelas,
berjalan dengan baik meskipun hasilnya kurang maksimal. Hal tersebut
kemungkinan diperlukan penyesuaian antara karakteristik pembelajaran
dengan karakteristik siswa yang akan diajar. Lambat laun para siswa
mengenali penulis dengan cara mengajar begitupun penulis, sehingga terjalin
hubungan baik dan interaksi yang cukup baik. Pemberian yel-yel dan ice
breaking juga membuat siswa tetap fokus meskipun harus diulang beberapa
kali.

Simpulan dari Hasil yang Didapatkan


Pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama berjalan dengan cukup
baik, meskipun terdapat beberapa kendala yang ditemui namun penulis
berusaha untuk mengatasi kendala tersebut. Adaptasi memang diperlukan
dalam pembelajaran agar timbul interaksi yang baik antara guru dan peserta
didik.

Saran
Saran yang dapat dibuat dari praktik mengajar siklus 1 yaitu perlu adanya
penyesuaian antara guru dan peserta didik lebih lanjut, lebih mengenali
karakteristik peserta didik, diperlukan upaya atau strategi agar siswa tidak
merasa bosan dalam pembelajaran, diperlukan waktu yang lebih cukup untuk
menyusun RPP dan kelengkapannya agar lebih siap dalam melakukan
pembelajaran serta membuat daftar antisipasi kejadian-kejadian yang
mungkin terjadi diluar ekspektasi dalam pembelajaran agar pembelajaran
tetap berjalan efektif.
Dokumentasi

B. SIKLUS PEMBELAJARAN 2
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 10 November 2022
Sekolah : SDN Bakalan Krajan 1
Kelas : VI-C
Jumlah Siswa : 28 siswa
Tema : 5. Wirausaha
Subtema : 1. Kerja Keras Berbuah Kesuksesan
Pembelajaran :1
Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Kasus Kegiatan Mengajar 2


Pada kegiatan pembelajaran siklus kedua ini ada beberapa masalah yang
ditemukan yang dapat diklasifikasikan masalah dari penulis sendiri sebagai
praktikan, maupun masalah dari siswa. Masalah dari praktikan yang terjadi
lebih minim daripada siklus pembelajaran yang pertama. Hal ini kemungkinan
lebih siap dalam menghadapi siswa dan sudah lebih mengenal karakteristik
siswa. Masalah yang terjadi yaitu penulis masih menyusun RPP dengan
alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga terdapat langkah-langkah
pembelajaran yang harus dipangkas dan dipadatkan dalam pembelajaran.
Masalah dari siswa yang terjadi saat siklus kedua yaitu masih terdapat siswa
yang ramai saat kegiatan berdiskusi, ada yang berbicara sendiri, dan kelas
kurang kondusif dikarenakan pada waktu itu memang tidak seperti hari
biasanya, yaitu sedang memperingat hari pahlawan. Selain itu, ketika
pembelajaran berkelompok, tetap hanya satu dua orang saja yang aktif,
sedangkan yang lain masih ragu-ragu untuk menjawab. Pada siklus
pembelajaran kedua ini, penulis dapat menilai siswa lebih aktif daripada siklus
yang pertama dikarenakan kemungkinan mereka juga sudah mengenal
penulis sebagai pengajarnya, meskipun masih ada beberapa yang kurang
responsif. Pada siklus pembelajaran kedua ini penulis menemukan masalah
dari siswa yaitu siswa kurang sopan dalam bertindak, seperti naik diatas meja
meskipun ada gurunya, tidak meminta ijin jika keluar kelas, berbicara kotor
dan sering mengolok-ngolok temannya. Hal tersebut membuat suasana kelas
menjadi gaduh.

Faktor Penyebab
Praktik mengajar siklus kedua merupakan praktik penerapan secara
terbimbing yang penulis lakukan kedua kali di sekolah tersebut sehingga bisa
dikatakan lebih baik daripada siklus pertama karena lebih dapat mengenal
karakteristik dari siswa. Pada kegiatan pembelajaran kedua lagi-lagi masalah
waktu yang kurang memadai dalam menyusun RPP sehingga kurang siap
dan kurang pertimbangan dalam pelaksanaannya. Namun, memang hal
tersebut menjadi tantangan bagi para guru bagaimana cara manajemen
waktu yang baik.
Suasana kelas yang gaduh dan kurang kondusif dikarenakan mereka
memang terbiasa seperti itu dalam sehari-harinya, hal tersebut terjadi karena
siswa merasa tidak punya rasa “takut” terhadap penulis saat mengajar. Selain
itu, memang faktor lingkungan dan teman sekelas sangat mempengaruhi
tindakan mereka. Terkadang ada yang jika tidak melakukan apa yang
dilakukan oleh temannya maka dia tidak dianggap teman. Hal tersebut karena
usia kelas 6 bisa dikatakan usia remaja yang masih labil sehingga banyak
terjadi gejolak-gejolak dalam dirinya.

Solusi/Tindakan
Penulis sebagai praktikan juga telah melakukan kesepakatan kelas di awal
pembelajaran, tetap melakukan ice breaking, yel-yel agar semangat siswa
terus terjaga dan mereka tetap fokus dalam pembelajaran. Tindakan dalam
pembagian kelompok, penulis mengganti sistem dengan berhitung dengan
kesepakatan kelas di awal terlebih dahulu. Penulis selalu menunjukkan
performa yang semangat meskipun terkadang siswa tidak fokus dan ramai,
tetapi tetap berusaha supaya kondisi kelas tetap kondusif. Penulis juga
berusaha mengaitkan pembelajaran dengan momentum yang terjadi yaitu
hari pahlawan.
Pembelajaran pada siklus kedua ini akan menjadi evaluasi pada
pembelajaran berikutnya. Dalam hal pembuatan RPP beserta
kelengkapannya agar dibuat dengan manajemen waktu yang baik agar dapat
mempertimbangkan alokasi waktu dan kegiatan yang cocok untuk siswa
dengan waktu yang tepat.

Hasil Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam kelas untuk upaya mengondisikan kelas,
berjalan dengan lebih baik meskipun hasilnya kurang maksimal. Pemberian
yel-yel dan ice breaking juga membuat siswa tetap fokus meskipun harus
diulang beberapa kali. Pengaitan pembelajaran dengan momentum yang ada
cukup menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih fokus dalam
pembelajaran.

Simpulan dari Hasil yang Didapatkan


Pembelajaran yang dilakukan pada siklus kedua berjalan dengan lebih baik,
meskipun terdapat beberapa kendala yang ditemui namun penulis berusaha
untuk mengatasi kendala tersebut. Strategi-strategi yang tepat memang
diperlukan dalam pengondisian kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam
pembelajaran yang dilakukan.

Saran
Saran yang dapat dibuat dari praktik mengajar siklus 2 yaitu perlu adanya
manajemen waktu yang lebih baik dalam menyusun perangkat pembelajaran
dan mempertimbangkan segala aspek didalamnya, diperlukan upaya atau
strategi agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran, serta membuat
pembelajaran lebih kontekstual agar siswa merasa lebih tertarik dengan
pembelajaran.
Dokumentasi

C. SIKLUS PEMBELAJARAN 3
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 18 November 2022
Sekolah : SDN Bakalan Krajan 1
Kelas : VI-C
Jumlah Siswa : 28 siswa
Tema : 6. Menuju Masyarakat Sejahtera
Subtema : 1. Masyarakat Peduli Lingkungan
Pembelajaran :4
Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Kasus Kegiatan Mengajar 3


Pada kegiatan pembelajaran siklus ketiga ini ada beberapa masalah yang
ditemukan yang dapat diklasifikasikan masalah dari penulis sendiri sebagai
praktikan, maupun masalah dari siswa. Masalah dari praktikan yang terjadi
lebih minim daripada siklus pembelajaran sebelumnya. Hal ini kemungkinan
lebih siap dalam menghadapi siswa dan sudah lebih mengenal karakteristik
siswa. Masalah yang terjadi yaitu penulis kurang dapat membuat materi yang
kebetulan tentang reproduksi dan tanda-tanda keremajaan, dapat dibuat tidak
tabu di kalangan siswa. Penulis kurang dapat mengemas materi tersebut
dengan menarik, sehingga siswa merasa masih tabu.
Masalah dari siswa yang terjadi saat siklus ketiga yaitu masih terdapat siswa
yang ramai saat kegiatan berdiskusi, ada yang berbicara sendiri, dan kelas
kurang kondusif dikarenakan pada waktu itu memang materi pembelajaran
terkesan tabu dan siswa laki-laki lebih bersemangat namun semangatnya
membuat kelas menjadi gaduh. Pada siklus pembelajaran kedua ini, penulis
dapat menilai siswa laki-laki lebih aktif daripada siklus yang sebelumnya
dikarenakan kemungkinan materi pembelajaran. Pada siklus pembelajaran
kedua ini penulis menemukan masalah dari siswa yaitu siswa semakin kurang
sopan dalam bertindak, seperti masih ada yang naik diatas meja meskipun
ada gurunya, tidak meminta ijin jika keluar kelas, berbicara kotor dan sering
mengolok-ngolok temannya, berbicara yang seharusnya tidak diucapkan,
menganggap materi keremajaan itu tabu. Hal tersebut membuat suasana
kelas menjadi lebih gaduh.

Faktor Penyebab
Praktik mengajar siklus kedua merupakan praktik penerapan secara
terbimbing yang penulis lakukan ketiga kali di sekolah tersebut sehingga bisa
dikatakan lebih baik daripada siklus sebelumnya karena lebih enjoy dengan
siswa. Pada kegiatan pembelajaran ketiga masalah pribadi yang dialami
penulis saat remaja mengalami keterlambatan usia remaja, sehingga materi
yang disampaikan terkesan kurang kontekstual dan kurang bisa menceritakan
pengalaman penulis sendiri.
Suasana kelas yang gaduh dan kurang kondusif dikarenakan hal utamanya
yaitu materi pembelajaran yang masih dianggap tabu. Teknologi
mempengaruhi pikiran mereka sehingga mereka berpikir yang aneh-aneh.
Tak jarang terutama siswa laki-laki mengucapkan kata-kata yang tidak
senonoh kepada siswa perempuan. Dan lagu-lagu koplo di jaman sekarang
yang viral di sosial media bersifat kurang mendidik anak sehingga anak
menjadi terngiang-ngiang lagu tersebut dan mencari tahu apa maknanya,
sehingga bisa dikatakan mereka dewasa sebelum waktunya.

Solusi/Tindakan
Penulis sebagai praktikan juga telah melakukan kesepakatan kelas di awal
pembelajaran, tetap melakukan ice breaking, yel-yel agar semangat siswa
terus terjaga dan mereka tetap fokus dalam pembelajaran. Tindakan dalam
manajemen kelas, penulis mengganti sistem dengan berpasangan agar siswa
merasa tidak bosan. Penulis selalu menunjukkan performa yang semangat
meskipun terkadang siswa tidak fokus dan ramai, tetapi tetap berusaha
supaya kondisi kelas tetap kondusif. Penulis juga berusaha mengaitkan
pembelajaran dengan momentum yang terjadi yaitu tentang tanda-tanda
keremajaan.
Siswa juga diberikan evaluasi berupa kuis di aplikasi Quizziz agar siswa tidak
merasa jenuh. Siswa menyambut baik dengan kuis ini dan pada
pembelajaran berikutnya mereka meminta kuis yang serupa.
Pembelajaran pada siklus ketiga ini akan menjadi evaluasi pada
pembelajaran berikutnya. Dalam hal strategi penyampaian materi lebih
diperdalam lagi dan bagaimana menyampaikan dan memahamkan kepada
siswa agar mereka cepat memahami serta tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

Hasil Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam kelas untuk upaya mengondisikan kelas,
berjalan dengan lebih baik meskipun hasilnya kurang maksimal. Pemberian
yel-yel dan ice breaking juga membuat siswa tetap fokus meskipun harus
diulang beberapa kali. Pengaitan pembelajaran dengan pengalama pribadi
cukup menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih fokus dalam
pembelajaran, meskipun penulis menilai diri sendiri kurang dapat
menyampaikan pengalamannya secara gamblang dan menarik.

Simpulan dari Hasil yang Didapatkan


Pembelajaran yang dilakukan pada siklus ketiga berjalan dengan lebih baik,
meskipun terdapat beberapa kendala yang ditemui namun penulis berusaha
untuk mengatasi kendala tersebut. Strategi-strategi yang tepat memang
diperlukan dalam pengondisian kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam
pembelajaran yang dilakukan.
Saran
Saran yang dapat dibuat dari praktik mengajar siklus 2 yaitu perlu adanya
strategi yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran, diperlukan
upaya agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran, serta membuat
pembelajaran lebih kontekstual agar siswa merasa lebih tertarik dengan
pembelajaran, serta penyampaian materi yang lebih menarik.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai