MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Pembelajaran
Disusun oleh :
Offering G8
Oktober 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah,
rahmat, serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Keterampilan
Pembelajaran ini dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta
salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW yang membawa kita
dari alam kegelapan menuju jalan terang benderang.
Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Keterampilan Pembelajaran. Makalah ini berisi tentang pengertian, tujuan,
prinsip-prinsip, komponen-komponen salah satu keterampilan pembelajaran yaitu
keterampilan membimbing kelompok kecil.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Tri Murti, M.Pd selaku
dosen pembimbing mata kuliah Keterampilan Pembelajaran serta teman-teman
yang memberi dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KETERAMPILAN
MEMBIMBING KELOMPOK KECIL........................................ 3
B. PERAN GURU DALAM KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 6
C. KARAKTERISTIK KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 8
D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 9
E. TAHAP-TAHAP MEMBIMBING KELOMPOK KECIL........... 10
F. POLA PENGGUNAAN KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 15
G. PRINSIP-PRINSIP KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 17
H. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
KETERAMPILAN MEMBIMBING KELOMPOK KECIL....... 18
I. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KETERAMPILAN
MEMBIMBING KELOMPOK KECIL....................................... 22
BAB III PENUTUP.................................................................................. 25
A. KESIMPULAN............................................................................ 25
B. SARAN......................................................................................... 26
DAFTAR RUJUKAN............................................................................... 27
LAMPIRAN.............................................................................................. 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan tujuan keterampilan membimbing kelompok kecil?
2. Apa saja peran guru dalam keterampilan membimbing kelompok
kecil?
3. Bagaimana karakteristik keterampilan membimbing kelompok kecil?
1
4. Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi agar keterampilan
membimbing kelompok kecil terpenuhi?
5. Apa saja komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok
kecil?
6. Bagaimana pola penggunaan keterampilan membimbing kelompok
kecil?
7. Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan membimbing kelompok
kecil?
8. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam keterampilan
membimbing kelompok kecil?
9. Apa saja kelebihan dan kekurangan keterampilan membimbing
kelompok kecil?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan pengertian dan tujuan keterampilan membimbing
kelompok kecil.
2. Untuk menjelaskan peran guru dalam keterampilan membimbing
kelompok kecil.
3. Untuk menjelaskan karakteristik keterampilan membimbing kelompok
kecil.
4. Untuk menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
keterampilan membimbing kelompok kecil terpenuhi.
5. Untuk menjelaskan komponen-komponen keterampilan membimbing
kelompok kecil?
6. Untuk menjelaskan pola penggunaan keterampilan membimbing
kelompok kecil?
7. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip keterampilan membimbing
kelompok kecil?
8. Untuk menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
keterampilan membimbing kelompok kecil?
9. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan keterampilan
membimbing kelompok kecil?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan lainnya memiliki
perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya
ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang
memiliki kecerdasan yang tinggi ia akan cepat memahami materi yang
dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang
rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari
berbagai perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat dilayani secara
optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang memiliki
kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani
siswa yang tergolong sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah
satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan
mengajar kelompok kecil. Belajar pada dasarnya adalah bersifat
individual, walaupun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini
mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam
proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi
pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung
lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi
pembelajaran jika dilakukan melalui perbuatan atau aktivitas yang bersifat
tindakan atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya
belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi
bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat
menguasai meteri pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan
siswa sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang
dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang
diinginkan oleh siswa tersebut.
4
Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang
menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu,
karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan.
Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam mengajar
siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu.
Disinalah keterampilan membimbing kelompok kecil solusinya.
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 2 – 8 orang untuk kelompok kecil. Pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa (Muhidin, 2011).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, keterampilan
membimbing kelompok kecil merupakan suatu kecakapan menanamkan
pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan bentuk
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses percakapan yang
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka
yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil antara lain:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
2. Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih
memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
sikap sosial dan semangat gotong royong.
4. Membentuk hubungan yang lebih akrab antar peserta didik.
5. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta
didik.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif.
7. Menanamkan nilai-nilai sosial kepada peserta didik seperti menghargai
pendapat orang lain.
5
B. PERAN GURU DALAM KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL
6
Kaya akan berbagai bentuk dan jenis upaya untuk melakukan
motivasi kepada siswa.
Memiliki perasaan humor yang positif dan normatif sehingga
tetap disegani dan disenangi oleh siswa.
Menampilkan sosok kepribadian guru yang menjadi panutan
siswa.
4. Pendiagnosaan Kesulitan Siswa serta Pemberian Bantuan Sesuai
Kebutuhan Siswa
Guru mempunyai peranan sebagai diagnostician dalam proses
belajar mengajar, yaitu mengenal anak secara individual mengenai
kemajuan belajar, kelemahan mereka, kesulitan yang mereka hadapi,
dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan siswa.
5. Penyediaan Sumber dan Materi Dalam Kesempatan Belajar bagi Siswa
Guru juga bertugas menyediakan pelajaran yang akan dipelajari
siswa dalam pengajaran kelompok kecil. Berbagi sumber yang
diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar tersebut perlu
disediakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Proses pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau
satu buku saja sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin berkembang cepat, terutama teknologi informasi dan
komunikasi, maka bagaimana guru merangsang siswa untuk
memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai sumber pembelajaran
agar setiap siswa dengan caranya sendiri mengoptimalkan potensi,
bakat, keinginan demi tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang
lebih berkualitas. Selain itu, guru harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada siswa
sehingga dapat mengaktualisasikan kemampuan-kemapuan yang
mereka miliki untuk menyelesaikan tugas atau masalah yang mereka
hadapi.
6. Guru Mempunyai Hak dan Kewajiban yang Sama seperti Siswa
Guru sebagai peserta kegiatan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama seperti siswa berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya
7
untuk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama seperti
halnya para siswa.
7. Guru sebagai Fasilitator
Guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk kelancaran
dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa. Guru dalam
mengajar tidak hanya terpaku pada satu jenis metode atau media
tertentu saja, akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya belajar bagi
setiap siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui
penggunaan metode dan media secara bervariasi.
8
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
f. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 2-8 orang
(idealnya 5-8 orang).
g. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan
paksaan) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan
serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
h. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama
antar anggota kelompok.
i. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju
suatu kesimpulan.
9
b. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang
ditampilkan dengan cara:
1. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara
mengerjakannya,
2. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan
siswa dalam belajar,
3. Membentuk kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan kegiatan,
5. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
10
1. Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus
berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada
topik atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila
terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada
saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan
peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang
dilakukan.
Diskusi sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran harus berjalan
secara efektif dan efisisen. Salah satu aspek untuk menunjang efektifitas
diskusi yaitu apabila kegiatan diskusi tidak terjadi pembicaraan yang
menyimpang. Semua pembicaraan harus terfokus pada permasalahan yang
sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi
secara jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa
dari kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b. Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan
diusahakan harus menarik minat, menantang dan memerhatikan
tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan
tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa,
sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan
memecahkannya.
c. Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan
menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan
masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan,
pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi
senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada
akhir diskusi, tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang
11
inti segera dirangkum, sehingga pada ahir diskusi akan dapat
menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.
12
berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang
didiskusikan.
Disinilah pentingnya melakukan analisis terhadap pandangan yang
berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi. Analisis terutama
ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar
pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok
diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan
menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing
anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka
selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai
kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama, sehingga
dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4. Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih
kemampuan berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat,
komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat
tercapai yaitu dalam rangja mengembangkan kemmapuan berfikir siswa
secara optimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap
anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah fikirannya dalm
forum diskusi tersebut.
Untuk memfasilitasi keaktifan siswa ikut serta urun rembug dalam
kegiatan diskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh
guru atau pimpinan diskusi, antara lain:
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk
berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b. Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-verbal,
dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah siswa
untuk berfikir.
c. Menghangatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan
yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara anggota
sesama kelompok.
13
d. Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk
berfikir dan menyampaikan buah fikirannya.
e. Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga saling
menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa
untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran nelalui forum
diskusi yang dilakukan.
14
d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa
secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas
berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
6. Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup
diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta
diskusi berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga
setelah berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir
bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau
pimpinan diskusi dalam menutup diskusi antara lain adalah:
a. Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran
yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b. Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi
yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana
diskusi pada pertemuan berikutnya.
c. Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah
dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala
sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik
untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap
peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini
penting untuk lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan
berikutnya.
15
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai dengan
pertemuan klasikal (kelas besar) untuk memberikan informasi umum yang
diperlukan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi
yang diberikan kepada siswa antara lain: 1) Pokok bahasan yang akan
dikerjakan. 2) Tugas-tugas yang akan dikerjakan. 3) Langkah-langkah
menyelesaikan tugas. 4) Informasi lain yang diperlukan
Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan
dengan bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan. Setelah
siswa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam kelompok kecil
atau perorangan, kegiatan belajar mengajar berikutnya adalah mengikuti
pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan tugas-tugas yang mereka
kerjakan.
16
untuk melaporkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil
kepada seluruh siswa dalam kelas.
3. Pedoman pelaksanaan.
1) Pembentukan kelompok
Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 2-8 orang,
dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota,
17
maka semakin berkurang efektivitas dan aktivitas belajar
setiap anggota.
Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman
dan prestasi belajar
Perencanaan tugas kelompok
Persiapan dan perencanaan
2) Kita perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan
tempat, ruangan, alat dan sumber belajar yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara
efektif bagi setiap kelompok
3) Pelaksanaan
Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal, untuk
memberikan informasi umum kepada semua peserta
didik.
Pendidik meminta setiap kelompok untuk melaksanakan
tugas di tempat yang tersedia.
Pendidik melakukan supervisi dan mengikuti
perkembangan proses pembelajaran dalam kelompok.
18
khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi pelajaran.
Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan
melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang
berkemampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau siswa yang
tampak agresif jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan
bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu meningkatkan
keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelompok kecil perlu memperhatikan dan
melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga
yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula
sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain.
Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam
memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama ratakan. Jika
disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid.
Seyogyanya guru memberik layanan atau bimbingan belajar kepada
murid sesuai dengan perbedaan keperluan yang dimilikinya. Contoh,
jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah maka perlu bimbingan
secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada
murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang
yang lain memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau
teman lain diminta untuk bersedia bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada
diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang
diutamaka dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi
yang lebi penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid
melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar
mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada
diri murid, dapat dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan
pendidikan formal khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar.
Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar dalam proses
19
belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan
bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru
pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak
dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok,
guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk memberikan
bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan kelompok
atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh
kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai
pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya
murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek
intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial,
maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya
menjadi tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru
lebih menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara
tidak langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu
tumbuh kembang murid secara terpadu selama murid berada di sekolah.
Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui
contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata.
Sedang aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar
mengajar, yaitu penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid
maupun penggunaan bahasa yang baik dan benar. Tumbuh-kembang
aspek fisik terutama dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun
oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi,
berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya. Contoh, di sekolah
sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari,
kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap
siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan
pada sore hari (kegiatan ekstrakurikuler).
20
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal,
sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara
bertahap mengarah kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi
calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian
secara bertahap kepada pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik
atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok
kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti
pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas
besar. Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik didih
air 100 derajat Celcius melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan
pembelajaran kelompok kecil, tetapi jika murid diminta untuk
memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka
akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah
mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang
diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, pemantapan, atau laporan.
g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencakup variasi pengelompokan,
variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi
pengorganisasian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas
rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara
terus menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan
kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal
tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya kegairahan
dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektuf
dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan dapat
dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi. Contoh, siswa tidak
selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali diminta untuk
memilih teman yang disukai untuk berada dalam kelompoknya. Dapat
21
pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa sumber belajar yang
berbeda saat pembelajaran.
Kelebihan
1) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
2) Termotivasi oleh kehadiran teman
3) Mengurangi sifat pemalu
4) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok
5) Meningkatkan pemahaman diri anak
6) Melatih sisa untuk berfikir kritis
7) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8) Melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa
Kelemahan
1) Waktu belajar lebih panjang
2) Dapat terjadi pemborosan waktu
3) Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4) Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5) Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang
matang dan keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang
jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua
kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan
siswa yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa
kebersamaan dan berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil
maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus
22
dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang
harus dihindari tersebut adalah :
1) Topik diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2) Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau
memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3) Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4) Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik
diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
5) Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau
pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
6) Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah
dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
7) Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8) Gagal menutup diskusi dengan efektif.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
24
Kelas besar → Perorangan → Kelompok kecil → Kelas besar
Kelas besar → Perorangan + Perorangan → Kelas besar
Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan pengajaran kelompok
kecil adalah meliputi:
1. Ciri-ciri kelompok
2. Kualitas kelompok diharapkan berperan secara positif
3. Pedoman pelaksanaan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil
dan perorangan antara lain pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan
individual, memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, mengupayakan
proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, merangsang tumbuh-
kembangnya kemampuan optimal murid, pergeseran dari pengajaran
klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan, langkah
pengajaran kelompok kecil dan perorangan, menggunakan berbagai variasi
dalam pengorganisasiannya. Untuk kelebihannya antara lain guru dapat
mengenali kemampuan masing-masing siswa sehingga dapat menentukan
metode pembelajaran yang tepat, sedangkan untuk kekurangannya antara
lain membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
B. SARAN
25
DAFTAR RUJUKAN
26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.10.1.1 Setelah menemukan keliling buku tulis, siswa dapat menunjukkan makna
keliling bangun datar merupakan penjumlahan semua sisi pada bangun
datar dengan benar (C1)
3.10.2.1 Dengan disajikan gambar persegi, siswa dapat menghitung keliling bangun
persegi dengan tepat (C2)
3.10.2.2 Dengan disajikan gambar persegi panjang, siswa dapat menghitung keliling
bangun persegi panjang dengan tepat (C2)
3.10.2.3 Dengan disajikan gambar segitiga, siswa dapat menghitung keliling bangun
segitiga dengan tepat (C2)
D. MATERI POKOK
Keliling bangun datar
Keliling bangun datar persegi
Keliling bangun datar persegi panjang
Keliling bangun datar segitiga
E. MATERI PEMBELAJARAN
Matematika :
Keliling bangun datar merupakan jumlah semua sisi yang membentuk
bangun datar tersebut.
2
KELILING PERSEGI PANJANG
= (2 x p) + (2 x l)
F. SUMBER PEMBELAJARAN
Buku Guru Kelas 3 Tema 7 : “Perkembangan Teknologi” (Buku Tematik terpadu
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Buku Siswa Kelas 3 Tema 7 : “Perkembangan Teknologi” (Buku Tematik
terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
3
Strategi : Cooperative Learning
Model : Discovery Learning
Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Bentuk persegi dari sterefoam
Bentuk persegi panjang dari sterefoam
Bentuk segitiga dari sterefoam
Buku tulis masing-masing siswa
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru menyapa dan memberi salam pada
siswa.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing dan dipimpin oleh salah satu siswa
urut nomor absen. (Religius)
Pendahuluan Guru melakukan presensi kehadiran siswa 3 menit
Guru menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan pada pembelajaran dan tujuan
kegiatan pembelajaran hari ini.
Guru menyampaikan aspek yang dinilai
selama pembelajaran serta menyampaikan
harapan untuk siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Inti AYO MENGAMATI
Guru bertanya kepada siswa akan kesiapan
10 menit
untuk belajar.
Siswa diminta untuk mengeluarkan buku
4
tulis beserta alat tulis serta memasukkan
alat-alat yang tidak diperlukan.
Guru memancing siswa untuk mengingat
pelajaran yang sudah diajarkan mengenai
bangun datar, kemudian menunjuk salah
seorang siswa yang mengacungkan tangan.
Guru menjelaskan komponen yang
membentuk sebuah bangun datar.
Guru meminta siswa untuk mengukur
panjang dan lebar buku tulis masing-masing
dengan penggaris serta menjumlahkan
semua ukurannya.
Guru menyimpulkan dan menyamakan
persepsi bahwa keliling bangun datar adalah
jumlah semua sisi yang membentuk bangun
datar tersebut.
AYO BERLATIH
Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok kecil.
Guru membagi tugas kepada siswa yang
berkelompok secara merata. Ada yang
mendapat tugas mengenai keliling persegi,
keliling persegi panjang dan keliling
segitiga secara merata dengan memberi
tantangan pada siswa yang harus
dipecahkan.
Guru memberitahu siswa, jika ada kesulitan
dalam mengerjakan tugas bisa langsung
bertanya kepada guru.
Guru berkata pada siswa, “Anak-anak bagi
yang belajar secara berkelompok jangan ada
5
yang tidak ikut mengerjakan tugasnya.
Harus saling membantu ya? ”
Guru berjalan-jalan mengitari ruang kelas
sambil mengamati siswa yang belajar
bersama kelompoknya dan jika ada yang
kurang cocok dengan sikap belajar siswa
guru langsung memberi pengarahan kepada
siswa tersebut.
Guru memantau kegiatan pada salah satu
kelompok dengan berkata “Bagaimana ada
yang tidak mengerti?” kemudian beralih ke
kelompok lainnya jika kelompom tersebut
sudah mengerti serta memberi penguatan.
Jika belum mengerti, guru memberi arahan
pada siswa tersebut.
Guru memberi penguatan pada setiap
pemantauan kelompok.
Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok dan yang perorangan untuk
menunjukkan hasil diskusinya ke depan
kelas secara bergantian serta guru memberi
penguatan, siswa yang lain menilai dan
membenarkan jika ada yang kurang benar.
Siswa diminta untuk mengerjakan LKPD.
Penutup Guru meminta siswa menyampaikan
penilaiannya tentang kegiatan hari ini.
Siswa dapat menyampaikannya dengan satu
kata. Misalnya, “hebat”, “seru”,
2 menit
“menyenangkan”, dan sebagainya.
Guru meminta siswa untuk menyebutkan
kegiatan apa saja yang sudah mereka
pelajari (kesimpulan) dan hal apa yang ingin
6
dipelajari lebih lanjut serta memberi
penguatan kepada siswa yang mengutarakan
pendapatnya.
Guru mengajak siswa untuk selalu
bersyukur kepada Tuhan seusai
pembelajaran. (Religius)
Guru menutup pembelajaran dengan
meminta salah satu siswa (urut nomor
absen) untuk memimpin do’a bersama.
(Religius)
Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam belajar untuk kesuksesan
masa depan serta menyapa siswa.
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa Berdo’a Memberi Mengucap Total Predikat
sebelum dan salam saat syukur Skor
sesudah mengawali ketika
belajar dan selesai
mengakhiri mengerjakan
pelajaran tugas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
7
6.
a. Penilaian Pengetahuan
b. N Deskripsi Skor
o
1 Isian 5
2 Isian 5
3 Isian 5
4 Isian 5
5 Isian 5
6 Isian 5
7 Isian 5
8 Isian 5
9 Isian 5
10 Isian 5
11 Isian 5
12 Isian 5
13 Isian 5
14 Isian 5
15 Isian 5
Keterangan:
Skor maksimal = 75
8
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai: 75
x 100
c. N Deskripsi Skor
o
1 Jawaban Uraian 33,33
2 Jawaban Uraian 33,33
3 Jawaban Uraian 33,33
Keterangan:
Skor maksimal = 100
Nilai: skor yang diperoleh
c. Penilaian Keterampilan
Aspek yang dinilai Sangat baik Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
(4)
9
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa yang harus dilakukan guru dalam membimbing kelompok kecil dan di kelas rendah
agar semua siswa aktif? (Puspa Ihzana – 21)
Jawab : Keterampilan membimbing kelompok kecil merupakan salah satu keterampilan
dasar mengajar yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan partisipasi aktif
siswa. Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu
saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil
diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja.
Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota
kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong
untuk mengeluarkan buah fikirannya.
b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja,
dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap
pendiam untuk berbicara.
c. Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain,
sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta diskusi.
d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa secara
individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya. (Makalah halaman 14)
10
Jawab : Keterampilan membimbing kelompok kecil merupakan suatu kecakapan
menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan
bentuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses percakapan yang
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah. Pada makalah halaman 14
dijelaskan bahwa dengan kelompok kecil semua siswa akan lebih aktif dalam
proses pembelajaran untuk menuangkan ide-idenya dalam memecahkan suatu
masalah saat proses pembelajaran. Selain itu, dengan kelompok kecil akan
terjalin hubungan yang semakin erat antar siswa maupun guru dengan siswa.
4. Pada pola interaksi pembelajaran ada interaksi siswa dengan siswa. Bagaimana jika
interaksi itu berlebihan hingga menjadi kegaduhan dan bagaimana Anda sebagai guru
mengatasi hal tersebut? (Usyri – 26)
Jawab : Pada makalah halaman 22 dijelaskan bahwa Semua kekurangan dalam
membimbing kelompok kecil dapat ditekan dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami
kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok. Pada kasus
yang Anda hadapkan kepada kelompok kami, menurut kelompok kami sebagai
calon guru kita harus benar-benar melakukan pengawasan terhadap semua
kelompok dalam diskusi kelompok kecil. Apabila ada pembicaraan yang
menyimpang guru harus segera mengembalikan pembicaraan pada topik yang
dibahas saat pembelajaran tersebut.
5. Bagaimana cara guru untuk membagi kelompok supaya semua siswa (dalam kelompok
tersebut) mendapatkan/memahami materi yang sama? (Dwi Fitria – 7)
Jawab : Pada makalah halaman 17 dijelaskan bahwa Pembentukan kelompok sebaiknya
:
Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 2-8 orang, dengan
pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin berkurang
efektivitas dan aktivitas belajar setiap anggota.
11
Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman dan prestasi
belajar
Perencanaan tugas kelompok
Persiapan dan perencanaan
Dengan demikian, guru harus mengerti dan paham betul akan kemampuan
masing masing peserta didiknya agar pada waktu pembagian kelompok dalam
diskusi kelompok kecil tidak terjadi kesenjangan dalam kelompok dan semua
kelompok aktif berpartisipasi dalam memecahkan suatu masalah.
12