Anda di halaman 1dari 41

KETERAMPILAN MEMBIMBING KELOMPOK KECIL

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Pembelajaran

Yang diampu oleh Dra. Tri Murti, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Arditya Puspa Laras (NIM : 180151602150)


2. Kepin Muhamad Widanto (NIM : 180151602245)
3. Sigit Wibowo (NIM : 180151602098)

Offering G8

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Oktober 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah,
rahmat, serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Keterampilan
Pembelajaran ini dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta
salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW yang membawa kita
dari alam kegelapan menuju jalan terang benderang.
Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Keterampilan Pembelajaran. Makalah ini berisi tentang pengertian, tujuan,
prinsip-prinsip, komponen-komponen salah satu keterampilan pembelajaran yaitu
keterampilan membimbing kelompok kecil.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Tri Murti, M.Pd selaku
dosen pembimbing mata kuliah Keterampilan Pembelajaran serta teman-teman
yang memberi dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Blitar, 1 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KETERAMPILAN
MEMBIMBING KELOMPOK KECIL........................................ 3
B. PERAN GURU DALAM KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 6
C. KARAKTERISTIK KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 8
D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 9
E. TAHAP-TAHAP MEMBIMBING KELOMPOK KECIL........... 10
F. POLA PENGGUNAAN KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 15
G. PRINSIP-PRINSIP KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL.................................................................... 17
H. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
KETERAMPILAN MEMBIMBING KELOMPOK KECIL....... 18
I. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KETERAMPILAN
MEMBIMBING KELOMPOK KECIL....................................... 22
BAB III PENUTUP.................................................................................. 25
A. KESIMPULAN............................................................................ 25
B. SARAN......................................................................................... 26
DAFTAR RUJUKAN............................................................................... 27
LAMPIRAN.............................................................................................. 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan secara umum merupakan segala upaya yang


direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok,
atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan harus mampu
melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat, dan
bakat yang telah dimilikinya. Pendidikan sebagai upaya untuk
memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa proses pendidikan dan
pembelajaran yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan yang
optimal kepada setiap siswa baik untuk memenuhi kebutuhan bersifat
kelompok maupun kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk
mewujudkan pelayanan yang dapat memenuhi karakteristik siswa yang
berbeda-beda itu adalah dengan menerapkan model mengajar secara
berkelompok atau perorangan atau disebut dengan keterampilan mengajar
atau membimbing kelompok kecil.
Dengan perkembangan teknologi yang akhir-akhir semakin pesat,
seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas ilmu dengan banyak
belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki oleh guru harus diajarkan
kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik. Salah satu
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah ketrampilan
membimbing kelompok kecil. Dalam kelompok kecil akan terjadi
hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru-siswa, maupun
antara siswa dan siswa (Wongkar, 2011).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan tujuan keterampilan membimbing kelompok kecil?
2. Apa saja peran guru dalam keterampilan membimbing kelompok
kecil?
3. Bagaimana karakteristik keterampilan membimbing kelompok kecil?

1
4. Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi agar keterampilan
membimbing kelompok kecil terpenuhi?
5. Apa saja komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok
kecil?
6. Bagaimana pola penggunaan keterampilan membimbing kelompok
kecil?
7. Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan membimbing kelompok
kecil?
8. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam keterampilan
membimbing kelompok kecil?
9. Apa saja kelebihan dan kekurangan keterampilan membimbing
kelompok kecil?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan pengertian dan tujuan keterampilan membimbing
kelompok kecil.
2. Untuk menjelaskan peran guru dalam keterampilan membimbing
kelompok kecil.
3. Untuk menjelaskan karakteristik keterampilan membimbing kelompok
kecil.
4. Untuk menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
keterampilan membimbing kelompok kecil terpenuhi.
5. Untuk menjelaskan komponen-komponen keterampilan membimbing
kelompok kecil?
6. Untuk menjelaskan pola penggunaan keterampilan membimbing
kelompok kecil?
7. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip keterampilan membimbing
kelompok kecil?
8. Untuk menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
keterampilan membimbing kelompok kecil?
9. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan keterampilan
membimbing kelompok kecil?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KETERAMPILAN MEMBIMBING


KELOMPOK KECIL
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah
“melatih”. DeQueliy dan Gazali mendefinisikan mengajar adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan
tepat (Slameto, 2010:30). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang
dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat
kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan
pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan
diri kepada lingkungan.
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok
adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan
berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan
suatu masalah”. Sedangkan pengertian untuk keterampilan membimbing
kelompok kecil adalah kecakapan menanamkan pengetahuan yang
dilakukan pada sekelompok siswa (Muhidin, 2011). Menurut Sukiman
(2008), mengajar kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh guru untuk dapat memfasilitasi sistem pembelajaran yang
dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal. Oleh karena itu keterampilan
mengajar ini harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para calon guru
atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa
dalam melakukan proses pembelajaran.
Setiap siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk
individu yang unik. Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik
yang berbeda baik dari segi fisik maupun psikhisnya. Dari segi fisik
misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedang dan pendek. Demikian juga

3
potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan lainnya memiliki
perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya
ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang
memiliki kecerdasan yang tinggi ia akan cepat memahami materi yang
dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang
rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari
berbagai perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat dilayani secara
optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang memiliki
kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani
siswa yang tergolong sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah
satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan
mengajar kelompok kecil. Belajar pada dasarnya adalah bersifat
individual, walaupun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini
mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam
proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi
pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung
lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi
pembelajaran jika dilakukan melalui perbuatan atau aktivitas yang bersifat
tindakan atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya
belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi
bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat
menguasai meteri pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan
siswa sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang
dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang
diinginkan oleh siswa tersebut.

4
Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang
menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu,
karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan.
Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam mengajar
siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu.
Disinalah keterampilan membimbing kelompok kecil solusinya.
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 2 – 8 orang untuk kelompok kecil. Pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa (Muhidin, 2011).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, keterampilan
membimbing kelompok kecil merupakan suatu kecakapan menanamkan
pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan bentuk
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses percakapan yang
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka
yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil antara lain:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
2. Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih
memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
sikap sosial dan semangat gotong royong.
4. Membentuk hubungan yang lebih akrab antar peserta didik.
5. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta
didik.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif.
7. Menanamkan nilai-nilai sosial kepada peserta didik seperti menghargai
pendapat orang lain.

5
B. PERAN GURU DALAM KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL

Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, maka guru


berperan sebagai:
1. Organisator dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Tugas guru sebagai organisator dalam kegiatan pembelajaran
adalah menentukan dan mengarahkan bagaimana cara siswa melakukan
kegiatan, mengatur lingkungan belajar, dan mengoptimalkan sumber
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengorganisasian
ini yang lebih penting adalah mengatur siswa dan memberikan
tanggung jawab kepadanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan
oleh guru.
2. Sumber Informasi bagi Siswa
Guru adalah salah satu sumber informasi bagi siswa. Informasi
yang disampaikan guru dapat berupa informasi mengenai langkah-
langkah pelaksanaan tugas, maupun informasi lain yang diperlukan
siswa dalam pembelajaran kelompok kecil. Selain informasi dari guru,
siswa juga dapat menggali sumber informasi dari berbagai sumber,
seperti buku teks, majalah, surat kabar, televisa, radio, dan sebagainya.
3. Pendorong Siswa untuk Belajar (Motivator)
Agar siswa mau belajar, maka guru memberikan dorongan
(motivasi) kepada siswa. Sebagai motivator , guru harus menciptakan
kondisi kelas yang merangsang siswa untuk melakukan kegiatan belajar
dalam kelompok kecil.
Untuk menjadi motivator belajar guru hendaknya:
 Mengetahui kebutuhan para siswa dan latar belakang
pribadinya sehingga upaya memberikan motivasi belajar
kepada siswa sejalan dengan kebutuhan siswa tersebut.
 Menjalin hubungan baik dan harmonis dengan para siswa agar
kepatuhan dan kepercayaan siswa kepada guru tertanam pada
siswa.

6
 Kaya akan berbagai bentuk dan jenis upaya untuk melakukan
motivasi kepada siswa.
 Memiliki perasaan humor yang positif dan normatif sehingga
tetap disegani dan disenangi oleh siswa.
 Menampilkan sosok kepribadian guru yang menjadi panutan
siswa.
4. Pendiagnosaan Kesulitan Siswa serta Pemberian Bantuan Sesuai
Kebutuhan Siswa
Guru mempunyai peranan sebagai diagnostician dalam proses
belajar mengajar, yaitu mengenal anak secara individual mengenai
kemajuan belajar, kelemahan mereka, kesulitan yang mereka hadapi,
dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan siswa.
5. Penyediaan Sumber dan Materi Dalam Kesempatan Belajar bagi Siswa
Guru juga bertugas menyediakan pelajaran yang akan dipelajari
siswa dalam pengajaran kelompok kecil. Berbagi sumber yang
diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar tersebut perlu
disediakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Proses pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau
satu buku saja sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin berkembang cepat, terutama teknologi informasi dan
komunikasi, maka bagaimana guru merangsang siswa untuk
memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai sumber pembelajaran
agar setiap siswa dengan caranya sendiri mengoptimalkan potensi,
bakat, keinginan demi tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang
lebih berkualitas. Selain itu, guru harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada siswa
sehingga dapat mengaktualisasikan kemampuan-kemapuan yang
mereka miliki untuk menyelesaikan tugas atau masalah yang mereka
hadapi.
6. Guru Mempunyai Hak dan Kewajiban yang Sama seperti Siswa
Guru sebagai peserta kegiatan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama seperti siswa berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya

7
untuk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama seperti
halnya para siswa.
7. Guru sebagai Fasilitator
Guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk kelancaran
dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa. Guru dalam
mengajar tidak hanya terpaku pada satu jenis metode atau media
tertentu saja, akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya belajar bagi
setiap siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui
penggunaan metode dan media secara bervariasi.

8. Pola Interaksi Pembelajaran


Komunikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan dengan
jalinan komunikasi interaktif, siswa tidak hanya sebagai pendengar atau
penerima informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan
tetapi dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke guru, siswa
dengan siswa lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih luas lagi.

C. KARAKTERISTIK KETERAMPILAN MEMBIMBING


KELOMPOK KECIL

Secara spesifik karakteristik model pembelajaran yang dilakukan


pada kelompok kecil dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya:
a. Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa
ke guru dan siswa dengan siswa lainnya).
b. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat,
dan kecepatan masing-masing.
c. Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
d. Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan
tujuan, materi yang akan dipelajari maupun proses pembelajaran
yang harus dilakukannya.
e. Memungkinkan terjadinya proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang

8
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
f. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 2-8 orang
(idealnya 5-8 orang).
g. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan
paksaan) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan
serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
h. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama
antar anggota kelompok.
i. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju
suatu kesimpulan.

D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING


KELOMPOK

Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan


terdiri dari:

a. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan


dengan cara:
1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan
perilaku siswa,
2. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang
dikemukakan siswa,
3. Merespon secara positif pendapat siswa,
4. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan
penuh pengertian, serta
7. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu,
dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.

9
b. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang
ditampilkan dengan cara:
1. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara
mengerjakannya,
2. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan
siswa dalam belajar,
3. Membentuk kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan kegiatan,
5. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

c. Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang


ditampilkan dengan cara:
1. Memberi penguatan secara tepat,
2. Melaksanakan supervisi proses awal,
3. Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. Melaksanakan supervisi pemaduan.

d. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,


yang ditampilkan dengan cara:
1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. Merancang kegiatan belajar,
3. Bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri (Sofa,
2010).

E. TAHAP-TAHAP MEMBIMBING KELOMPOK KECIL

Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis


metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi
diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif
dalam rangka mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran. Oleh karena itu
agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa keterampilan dasar
sebagai berikut:

10
1. Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus
berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada
topik atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila
terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada
saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan
peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang
dilakukan.
Diskusi sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran harus berjalan
secara efektif dan efisisen. Salah satu aspek untuk menunjang efektifitas
diskusi yaitu apabila kegiatan diskusi tidak terjadi pembicaraan yang
menyimpang. Semua pembicaraan harus terfokus pada permasalahan yang
sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi
secara jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa
dari kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b. Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan
diusahakan harus menarik minat, menantang dan memerhatikan
tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan
tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa,
sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan
memecahkannya.
c. Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan
menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan
masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan,
pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi
senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada
akhir diskusi, tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang

11
inti segera dirangkum, sehingga pada ahir diskusi akan dapat
menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.

2. Memperjelas masalah atau urunan pendapat


Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar,
pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya
kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-
kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam
diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan
mengganggu proses dan hasil diskusi itu sendiri.
Oleh karena itu guru atau pimpinan diskusi, harus segera
memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi yang
kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Dengan demikian
melalui upaya guru atau pimpinan diskusi urun rembug memberikan
penjelasan yang diperlukan, maka setiap peserta diskusi akan memiliki
persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan oleh anggota kelompok
diskusi.
Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi,
pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga
menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta didik.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswa
untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau
ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh,
sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.

3. Menganalisis pandangan siswa


Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan
sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau
pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi
pendorong dan membimbimng setiap anggota kelompok untuk

12
berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang
didiskusikan.
Disinilah pentingnya melakukan analisis terhadap pandangan yang
berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi. Analisis terutama
ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar
pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok
diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan
menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing
anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka
selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai
kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama, sehingga
dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4. Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih
kemampuan berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat,
komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat
tercapai yaitu dalam rangja mengembangkan kemmapuan berfikir siswa
secara optimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap
anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah fikirannya dalm
forum diskusi tersebut.
Untuk memfasilitasi keaktifan siswa ikut serta urun rembug dalam
kegiatan diskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh
guru atau pimpinan diskusi, antara lain:
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk
berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b. Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-verbal,
dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah siswa
untuk berfikir.
c. Menghangatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan
yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara anggota
sesama kelompok.

13
d. Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk
berfikir dan menyampaikan buah fikirannya.
e. Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga saling
menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa
untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran nelalui forum
diskusi yang dilakukan.

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi


Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja
kolektif antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota
diskusi harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide,
pendapat, atau memberikan komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah
satu contoh penerapan demokrasi dalam pembelajaran, karenanya
pimpinan diskusi atau guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi
agar pembicara tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang
tertentu saja.
Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta
tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan
efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak
mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari
sekelompok orang tertentu saja. Oleh karena itu untuk mendorong
partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok, dapat dilakukan hal-
hal sebagai berikut:
a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut
terdorong untuk mengeluarkan buah fikirannya.
b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu
saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa
yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c. Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang
lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta diskusi.

14
d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa
secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas
berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

6. Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup
diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta
diskusi berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga
setelah berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir
bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau
pimpinan diskusi dalam menutup diskusi antara lain adalah:
a. Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran
yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b. Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi
yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana
diskusi pada pertemuan berikutnya.
c. Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah
dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala
sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik
untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap
peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini
penting untuk lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan
berikutnya.

F. POLA PENGGUNAAN KETERAMPILAN MENGAJAR


KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Ada empat pola pengorganisasian yang bervariasi dalam


melaksanakan pengajaran kelompok kecil, antara lain:

Kelas besar → Kelompok kecil → Kelas besar

15
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai dengan
pertemuan klasikal (kelas besar) untuk memberikan informasi umum yang
diperlukan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi
yang diberikan kepada siswa antara lain: 1) Pokok bahasan yang akan
dikerjakan. 2) Tugas-tugas yang akan dikerjakan. 3) Langkah-langkah
menyelesaikan tugas. 4) Informasi lain yang diperlukan
Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan
dengan bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan. Setelah
siswa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam kelompok kecil
atau perorangan, kegiatan belajar mengajar berikutnya adalah mengikuti
pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan tugas-tugas yang mereka
kerjakan.

Kelas besar → Kelompok kecil → Kelompok kecil → Kelas besar

Dalam pola ini, pertama siswa mengikuti penjelasan secara klasikal


mengenai pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari, tugas-tugas yang
akan dikerjakan, serta langkah-langkah melaksanakan tugas tersebut.
Kedua, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian,
siswa diminta melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari pengetahuan
dalam kelompok kecil dalam kelas (laporan secara klasikal).

Kelas besar → Perorangan → Kelompok kecil → Kelas besar

Dalam pola ini pertemuan diawali dengan penjelasan umum


mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang
akan dikerjakan siswa. Setelah mengikuti penjelasan umum, siswa
langsung mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara perorangan,
kemudian siswa diminta bergabung dalam kelompok kecil untuk
membahas hasil yang telah diperoleh dari bekerja secara perorangan untuk
didiskusikan bersama dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa diminta

16
untuk melaporkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil
kepada seluruh siswa dalam kelas.

Kelas besar → Perorangan + Perorangan → Kelas besar


Proses belajar mengajar dimulai dengan pemberian penjelasan
umum kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari, serta tugas-
tugas yang akan dikerjakan oleh siswa. Selain itu, siswa diminta bekerja
secara perorangan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
Kemudian siswa diminta melaporkaannya di kelas (secara klasikal).

G. PRINSIP-PRINSIP KETERAMPILAN MEMBIMBING


KELOMPOK KECIL

Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan pengajaran kelompok


kecil adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri kelompok:
1) Memiliki keanggotaan yang jelas
2) Terdapat kesadaran kelompok
3) Memiliki tujuan bersama
4) Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan
5) Ada interaksi dan komunikasi antar anggota
6) Ada tindakan bersama

2. Kualitas kelompok diharapkan berperan secara positif.


1) Terjadi hubungan yang akrab di antara sesama anggota
2) Terjadi hubungan erat dan kompak diantara anggota kelompok
3) Para anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
4) Para anggota memiliki rasa kebersamaan yang kuat

3. Pedoman pelaksanaan.
1) Pembentukan kelompok
 Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 2-8 orang,
dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota,

17
maka semakin berkurang efektivitas dan aktivitas belajar
setiap anggota.
 Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman
dan prestasi belajar
 Perencanaan tugas kelompok
 Persiapan dan perencanaan
2) Kita perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan
tempat, ruangan, alat dan sumber belajar yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara
efektif bagi setiap kelompok
3) Pelaksanaan
 Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal, untuk
memberikan informasi umum kepada semua peserta
didik.
 Pendidik meminta setiap kelompok untuk melaksanakan
tugas di tempat yang tersedia.
 Pendidik melakukan supervisi dan mengikuti
perkembangan proses pembelajaran dalam kelompok.

H. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


KETERAMPILAN MEMBIMBING KELOMPOK KECIL

Dalam mengajar kelompok kecil harus memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal.
Perbedaan tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir,
kharakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya,
bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian
serius dalam pembelajaran kelas rangkap. Misalnya ada murid yang
cepat dan mudah mengerti apa yang disajikan guru, ada pula yang
sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat dalam menangkap
materi pelajaran. Guru yang baik akan memberikan layanan secara

18
khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi pelajaran.
Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan
melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang
berkemampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau siswa yang
tampak agresif jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan
bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu meningkatkan
keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelompok kecil perlu memperhatikan dan
melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga
yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula
sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain.
Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam
memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama ratakan. Jika
disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid.
Seyogyanya guru memberik layanan atau bimbingan belajar kepada
murid sesuai dengan perbedaan keperluan yang dimilikinya. Contoh,
jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah maka perlu bimbingan
secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada
murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang
yang lain memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau
teman lain diminta untuk bersedia bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada
diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang
diutamaka dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi
yang lebi penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid
melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar
mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada
diri murid, dapat dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan
pendidikan formal khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar.
Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar dalam proses

19
belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan
bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru
pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak
dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok,
guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk memberikan
bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan kelompok
atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh
kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai
pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya
murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek
intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial,
maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya
menjadi tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru
lebih menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara
tidak langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu
tumbuh kembang murid secara terpadu selama murid berada di sekolah.
Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui
contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata.
Sedang aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar
mengajar, yaitu penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid
maupun penggunaan bahasa yang baik dan benar. Tumbuh-kembang
aspek fisik terutama dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun
oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi,
berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya. Contoh, di sekolah
sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari,
kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap
siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan
pada sore hari (kegiatan ekstrakurikuler).

20
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal,
sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara
bertahap mengarah kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi
calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian
secara bertahap kepada pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik
atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok
kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti
pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas
besar. Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik didih
air 100 derajat Celcius melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan
pembelajaran kelompok kecil, tetapi jika murid diminta untuk
memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka
akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah
mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang
diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, pemantapan, atau laporan.
g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencakup variasi pengelompokan,
variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi
pengorganisasian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas
rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara
terus menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan
kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal
tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya kegairahan
dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektuf
dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan dapat
dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi. Contoh, siswa tidak
selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali diminta untuk
memilih teman yang disukai untuk berada dalam kelompoknya. Dapat

21
pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa sumber belajar yang
berbeda saat pembelajaran.

I. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KETERAMPILAN


MEMBIMBING KELOMPOK KECIL

Kelebihan
1) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
2) Termotivasi oleh kehadiran teman
3) Mengurangi sifat pemalu
4) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok
5) Meningkatkan pemahaman diri anak
6) Melatih sisa untuk berfikir kritis
7) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8) Melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa

Kelemahan
1) Waktu belajar lebih panjang
2) Dapat terjadi pemborosan waktu
3) Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4) Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5) Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang
matang dan keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang
jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua
kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan
siswa yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa
kebersamaan dan berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil
maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus

22
dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang
harus dihindari tersebut adalah :
1) Topik diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2) Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau
memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3) Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4) Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik
diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
5) Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau
pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
6) Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah
dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
7) Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8) Gagal menutup diskusi dengan efektif.

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keterampilan membimbing kelompok kecil merupakan suatu


kecakapan menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok
siswa dengan bentuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses
percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi
informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu
masalah. Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan
antara lain sebagai organisator dalam kegiatan belajar mengajar, sumber
informasi bagi siswa, pendorong siswa untuk belajar (Motivator),
pendiagnosaan kesulitan siswa serta pemberian bantuan sesuai kebutuhan
siswa, penyediaan sumber dan materi dalam kesempatan belajar bagi
siswa, guru mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa, guru
sebagai fasilitator, serta pola interaksi pembelajaran.
Karakteristik model pembelajaran yang dilakukan pada kelompok
kecil dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya hubungan antar
peserta didik yang saling bekerjasama beranggotakan 2-8 orang.
Komponen-komponen dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan
antara lain keterampilan Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, keterampilan membimbing dan memberi kemudahan
belajar, dan keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Langkah-langkah membimbing kelompok kecil adalah
memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau urunan pendapat,
menganilisis pandangan siswa, meningkatkan urunan siswa, menyebarkan
kesempatan berpartisipasi dan menutup diskusi.

Pola mengajarnya ada empat yaitu:


 Kelas besar → Kelompok kecil → Kelas besar
 Kelas besar → Kelompok kecil → Kelompok kecil → Kelas besar

24
 Kelas besar → Perorangan → Kelompok kecil → Kelas besar
 Kelas besar → Perorangan + Perorangan → Kelas besar
Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan pengajaran kelompok
kecil adalah meliputi:
1. Ciri-ciri kelompok
2. Kualitas kelompok diharapkan berperan secara positif
3. Pedoman pelaksanaan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil
dan perorangan antara lain pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan
individual, memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, mengupayakan
proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, merangsang tumbuh-
kembangnya kemampuan optimal murid, pergeseran dari pengajaran
klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan, langkah
pengajaran kelompok kecil dan perorangan, menggunakan berbagai variasi
dalam pengorganisasiannya. Untuk kelebihannya antara lain guru dapat
mengenali kemampuan masing-masing siswa sehingga dapat menentukan
metode pembelajaran yang tepat, sedangkan untuk kekurangannya antara
lain membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.

B. SARAN

Sebagai calon guru seharusnya mahasiswa menguasai keterampilan


mengajar kelompok kecil dan perorangan. Hal ini dimaksudkan agar para
guru dapat bekerja dengan professional sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.

25
DAFTAR RUJUKAN

Muhidin, Ali Sambas. 2011. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan


Perorangan,(online), (http://pgsd-unlambjb.tk/keterampilan-mengajar-
kelompok-kecil-dan-perorangan-dalam-pkr/, diakses 2 Oktober 2019 pukul
18.30 WIB )

Mulyasa. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Sofa. 2010. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan,(online),


(http://massofa.wordpress.com/2010/01/25/keterampilan-mengajar-
kelompok-kecil-dan-perorangan/,diakses 2 Oktober 2019 pukul 19.12 WIB)

Sukiman, D. (2008). Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI Press.

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik


Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Wongkar, Cyndy Livia. 2011. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil,(online),


(http://www.mirat.cc.cc/2009/08/keterampilan-mengajar-kelompok-
kecil.html, diakses 2 Oktober 2019 pukul 18.46 WIB)

26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 1 Kauman


Kelas / Semester : III (tiga) / Genap
Tema : 7 (Perkembangan Teknologi)
Subtema : 3 (Perkembangan Teknologi Komunikasi)
Pembelajaran :1
Fokus Muatan : Matematika
Alokasi Waktu : 1 x 15 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak [kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif] dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR


Matematika :
3.10 Menjelaskan dan menentukan keliling bangun datar
3.10.1 Siswa dapat menunjukkan makna keliling bangun datar merupakan
penjumlahan semua sisi pada bangun datar dengan benar (C1)
3.10.2 Siswa dapat menghitung keliling bangun datar (persegi, persegi panjang,
segitiga) dengan benar (C2)

1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.10.1.1 Setelah menemukan keliling buku tulis, siswa dapat menunjukkan makna
keliling bangun datar merupakan penjumlahan semua sisi pada bangun
datar dengan benar (C1)
3.10.2.1 Dengan disajikan gambar persegi, siswa dapat menghitung keliling bangun
persegi dengan tepat (C2)
3.10.2.2 Dengan disajikan gambar persegi panjang, siswa dapat menghitung keliling
bangun persegi panjang dengan tepat (C2)
3.10.2.3 Dengan disajikan gambar segitiga, siswa dapat menghitung keliling bangun
segitiga dengan tepat (C2)

D. MATERI POKOK
 Keliling bangun datar
 Keliling bangun datar persegi
 Keliling bangun datar persegi panjang
 Keliling bangun datar segitiga

E. MATERI PEMBELAJARAN
Matematika :
Keliling bangun datar merupakan jumlah semua sisi yang membentuk
bangun datar tersebut.

KELILING PERSEGI = 4 X SISI

2
KELILING PERSEGI PANJANG
= (2 x p) + (2 x l)

KELILING SEGITIGA = a+b+c

F. SUMBER PEMBELAJARAN
 Buku Guru Kelas 3 Tema 7 : “Perkembangan Teknologi” (Buku Tematik terpadu
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
 Buku Siswa Kelas 3 Tema 7 : “Perkembangan Teknologi” (Buku Tematik
terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI
 Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
 Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018

G. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik

3
 Strategi : Cooperative Learning
 Model : Discovery Learning
 Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi

H. MEDIA PEMBELAJARAN
 Bentuk persegi dari sterefoam
 Bentuk persegi panjang dari sterefoam
 Bentuk segitiga dari sterefoam
 Buku tulis masing-masing siswa

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
 Guru menyapa dan memberi salam pada
siswa.
 Guru menanyakan kabar siswa.
 Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing dan dipimpin oleh salah satu siswa
urut nomor absen. (Religius)
Pendahuluan  Guru melakukan presensi kehadiran siswa 3 menit
 Guru menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan pada pembelajaran dan tujuan
kegiatan pembelajaran hari ini.
 Guru menyampaikan aspek yang dinilai
selama pembelajaran serta menyampaikan
harapan untuk siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Inti AYO MENGAMATI
 Guru bertanya kepada siswa akan kesiapan
10 menit
untuk belajar.
 Siswa diminta untuk mengeluarkan buku

4
tulis beserta alat tulis serta memasukkan
alat-alat yang tidak diperlukan.
 Guru memancing siswa untuk mengingat
pelajaran yang sudah diajarkan mengenai
bangun datar, kemudian menunjuk salah
seorang siswa yang mengacungkan tangan.
 Guru menjelaskan komponen yang
membentuk sebuah bangun datar.
 Guru meminta siswa untuk mengukur
panjang dan lebar buku tulis masing-masing
dengan penggaris serta menjumlahkan
semua ukurannya.
 Guru menyimpulkan dan menyamakan
persepsi bahwa keliling bangun datar adalah
jumlah semua sisi yang membentuk bangun
datar tersebut.

AYO BERLATIH
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok kecil.
 Guru membagi tugas kepada siswa yang
berkelompok secara merata. Ada yang
mendapat tugas mengenai keliling persegi,
keliling persegi panjang dan keliling
segitiga secara merata dengan memberi
tantangan pada siswa yang harus
dipecahkan.
 Guru memberitahu siswa, jika ada kesulitan
dalam mengerjakan tugas bisa langsung
bertanya kepada guru.
 Guru berkata pada siswa, “Anak-anak bagi
yang belajar secara berkelompok jangan ada

5
yang tidak ikut mengerjakan tugasnya.
Harus saling membantu ya? ”
 Guru berjalan-jalan mengitari ruang kelas
sambil mengamati siswa yang belajar
bersama kelompoknya dan jika ada yang
kurang cocok dengan sikap belajar siswa
guru langsung memberi pengarahan kepada
siswa tersebut.
 Guru memantau kegiatan pada salah satu
kelompok dengan berkata “Bagaimana ada
yang tidak mengerti?” kemudian beralih ke
kelompok lainnya jika kelompom tersebut
sudah mengerti serta memberi penguatan.
Jika belum mengerti, guru memberi arahan
pada siswa tersebut.
 Guru memberi penguatan pada setiap
pemantauan kelompok.
 Guru meminta salah satu perwakilan
kelompok dan yang perorangan untuk
menunjukkan hasil diskusinya ke depan
kelas secara bergantian serta guru memberi
penguatan, siswa yang lain menilai dan
membenarkan jika ada yang kurang benar.
 Siswa diminta untuk mengerjakan LKPD.
Penutup  Guru meminta siswa menyampaikan
penilaiannya tentang kegiatan hari ini.
Siswa dapat menyampaikannya dengan satu
kata. Misalnya, “hebat”, “seru”,
2 menit
“menyenangkan”, dan sebagainya.
 Guru meminta siswa untuk menyebutkan
kegiatan apa saja yang sudah mereka
pelajari (kesimpulan) dan hal apa yang ingin

6
dipelajari lebih lanjut serta memberi
penguatan kepada siswa yang mengutarakan
pendapatnya.
 Guru mengajak siswa untuk selalu
bersyukur kepada Tuhan seusai
pembelajaran. (Religius)
 Guru menutup pembelajaran dengan
meminta salah satu siswa (urut nomor
absen) untuk memimpin do’a bersama.
(Religius)
 Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam belajar untuk kesuksesan
masa depan serta menyapa siswa.

J. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tulis
c. Penilaian Keterampilan : Tes lisan

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa Berdo’a Memberi Mengucap Total Predikat
sebelum dan salam saat syukur Skor
sesudah mengawali ketika
belajar dan selesai
mengakhiri mengerjakan
pelajaran tugas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.

7
6.

C Perubahan tingkah laku


No a Nama
Santun Peduli TanggungJawab
t K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 a
2 t
3
4 a
5
n
6
7
8
9
dst :
beri tanda centang (√ ) pada kolom yang sesuai
Keterangan :
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4

a. Penilaian Pengetahuan
b. N Deskripsi Skor
o
1 Isian 5
2 Isian 5
3 Isian 5
4 Isian 5
5 Isian 5
6 Isian 5
7 Isian 5
8 Isian 5
9 Isian 5
10 Isian 5
11 Isian 5
12 Isian 5
13 Isian 5
14 Isian 5
15 Isian 5

Keterangan:
Skor maksimal = 75

8
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai: 75
x 100

c. N Deskripsi Skor
o
1 Jawaban Uraian 33,33
2 Jawaban Uraian 33,33
3 Jawaban Uraian 33,33

Keterangan:
Skor maksimal = 100
Nilai: skor yang diperoleh

c. Penilaian Keterampilan
Aspek yang dinilai Sangat baik Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
(4)

Catatan : beri tanda centang (√ ) pada kolom yang sesuai

Mengetahui, Tulungagung, 2 Oktober 2019


Kepala SDN 1 Kauman Guru Kelas III

Rubiyanto, S.Pd. Sigit Wibowo, S.Pd.


NIP. 197906172005012501 NIP. 199911282023100101

9
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa yang harus dilakukan guru dalam membimbing kelompok kecil dan di kelas rendah
agar semua siswa aktif? (Puspa Ihzana – 21)
Jawab : Keterampilan membimbing kelompok kecil merupakan salah satu keterampilan
dasar mengajar yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan partisipasi aktif
siswa. Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu
saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil
diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja.
Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota
kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong
untuk mengeluarkan buah fikirannya.
b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja,
dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap
pendiam untuk berbicara.
c. Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain,
sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta diskusi.
d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa secara
individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya. (Makalah halaman 14)

2. Apa yang dimaksud dengan supervisi? (Riski S. – 23)


Jawab : Pada makalah halaman 11 dijelaskan bahwa guru menerapkan keterampilan
membimbing dan memberi kemudahan belajar ditampilkan dengan cara
memberi penguatan secara tepat serta melaksanakan supervisi proses awal ,
proses lanjut, dan pemaduan. Supervisi disini dalam konteks pendidikan dalam
proses belajar mengajar ialah pengawasan terhadap peserta didik dalam proses
belajarnya.
3. Saat keterampilan kelompok kecil diterapkan di SD apakah efektif daripada
keterampilan kelompok besar? Jelaskan! (Ega Sukmawati – 9)

10
Jawab : Keterampilan membimbing kelompok kecil merupakan suatu kecakapan
menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dengan
bentuk pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses percakapan yang
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah. Pada makalah halaman 14
dijelaskan bahwa dengan kelompok kecil semua siswa akan lebih aktif dalam
proses pembelajaran untuk menuangkan ide-idenya dalam memecahkan suatu
masalah saat proses pembelajaran. Selain itu, dengan kelompok kecil akan
terjalin hubungan yang semakin erat antar siswa maupun guru dengan siswa.

4. Pada pola interaksi pembelajaran ada interaksi siswa dengan siswa. Bagaimana jika
interaksi itu berlebihan hingga menjadi kegaduhan dan bagaimana Anda sebagai guru
mengatasi hal tersebut? (Usyri – 26)
Jawab : Pada makalah halaman 22 dijelaskan bahwa Semua kekurangan dalam
membimbing kelompok kecil dapat ditekan dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami
kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok. Pada kasus
yang Anda hadapkan kepada kelompok kami, menurut kelompok kami sebagai
calon guru kita harus benar-benar melakukan pengawasan terhadap semua
kelompok dalam diskusi kelompok kecil. Apabila ada pembicaraan yang
menyimpang guru harus segera mengembalikan pembicaraan pada topik yang
dibahas saat pembelajaran tersebut.

5. Bagaimana cara guru untuk membagi kelompok supaya semua siswa (dalam kelompok
tersebut) mendapatkan/memahami materi yang sama? (Dwi Fitria – 7)
Jawab : Pada makalah halaman 17 dijelaskan bahwa Pembentukan kelompok sebaiknya
:
 Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 2-8 orang, dengan
pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin berkurang
efektivitas dan aktivitas belajar setiap anggota.

11
 Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman dan prestasi
belajar
 Perencanaan tugas kelompok
 Persiapan dan perencanaan
Dengan demikian, guru harus mengerti dan paham betul akan kemampuan
masing masing peserta didiknya agar pada waktu pembagian kelompok dalam
diskusi kelompok kecil tidak terjadi kesenjangan dalam kelompok dan semua
kelompok aktif berpartisipasi dalam memecahkan suatu masalah.

12

Anda mungkin juga menyukai