Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MICROTEACHING SEBAGAI SARANA

PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Ahmad Mutiuddin 1020183114


2. Fairudzal Diana 1020183123
3. Ainur Rokhmah 1020183131
4. Amelia Rizqi 1020183138
5. Tri Yusnia Vina P 1020183145
6. Erik Riski Putra P 1020183153
7. Nabila Yuniar Kayla 1020183160

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. 0291- 442993/437218


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan walaupun dalam
bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang ”MICROTEACHING
SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN” dan
kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita. Dengan adanya makalah ini,mudah-
mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman.selain itu juga
berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan
meningkatkan mutu individu kita.

Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat
minim,sehinggasaran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih diharapkan
demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kudus, 29 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan........................................................................ ……………... 4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Microteaching..............................................................................5
2. Karakteristik Microteaching...........................................................................5
3. Tujuan Pengajaran Microteaching.................................................................5
4. Manfaat Pengajaran Microteaching...............................................................6
5. Ketrampilan dalam Microteaching................................................................7
6. Komponen ketrampilan dalam proses pendidikan Kesehatan
...........................................................................................................................10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...................................................................................................12
2. Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya
reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik. Belajar merupakan suatu
proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada
peserta didik.
Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir,
merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk
menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang berupa
karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju
pengembangan diri individu agar kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar
pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi seorang manusia dengan
lingkungan tersebut.
2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari microteaching sebagai sarana pembelajaran dalam


pendidikan kesehatan ?
2. Bagaimana karakteristik microteaching ?
3. Apa saja tujuan dari pengajaran microteaching ?
4. Apa manfaat pengajaran microteaching ?
5. Bagaimaa ketrampilan dalam microteaching ?
6. Bagaimana komponen ketrampilan dalam proses pendidikan kesehatan ?

3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari microteaching


2. Mengetahui karakteristik microteaching
3. Mengetahui tujuan dari pengajaran microteaching
4. Mengetahui manfaat pengajaran microteaching
5. Mengetahui ketrampilan dalam microteaching
6. Mengetahui komponen ketrampilan dalam proses pendidikan kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Microteaching Sebagai Sarana Pembelajaran dalam Pendidikan


Kesehatan

Micro teaching adalah kegiatan mengajar dengan segala aspek pengajarannya


diperkecil atau disederhanakan sehingga tidak serumit kegiatan mengajar biasa
(Barnawi & Arifin, 2016, hlm. 16). Menurut Halimah (2017, hlm. 77), “micro teaching
adalah salah satu pendekatan atau model atau teknik pelatihan praktik mengajar dalam
lingkup terbatas untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar yang dilaksanakan
secara terisolasi dan dalam situasi yang disederhanakan. Adapun pendapat lainnya
Menurut Suwarna (2006, hlm. 3), “micro teaching adalah suatu sistem yang
memungkinkan calon guru mengembangkan keterampilannya dalam menerapkan teknik
mengajar tertentu.

Sedangkan, Menurut Kilic dalam Barnawi & Arifin (2016, hlm. 16) ”Micro
teaching merupakan metode yang digunakan di lingkungan pendidikan guru dan
lingkungan belajar mengajar lainnya. Dalam micro teaching sekelompok calon guru
berlatih untuk menguasai keterampilan- keterampilan dasar mengajar, mempraktikan
kegiatan mengajar, dan berdiskusi untuk membahas tentang masalah-masalah yang
ditemukan. Proses belajar mengajar direkam dalam sebuah video dengan pantauan
dosen pembimbing. Calon guru saling bertukar peran, ada suatu saat menjadi guru dan
ada pula yang suatu saat menjadi siswa. Cara seperti ini telah digunakan di banyak
lembaga pendidikan guru.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa micro teaching


adalah suatu metode mengajar dalam lingkup kecil yang digunakan untuk melatih
keterampilan dasar mengajar calon guru sebelumnya terjun ke dunia mengajar yang
sesungguhnya.

2. Karakteristik Microteaching

Karakteristik microteaching :

a. Pengajaran mikro adalah pengajaran nyata.


b. Pengajaran mikro mengajarkan kompleksitas pengajaran kelas yang normal.
c. Pelatihan Microteaching berfokus pada pelatihan untuk pemenuhan tugas-tugas tertentu.
d. Pelatihan Microte memungkinkan peningkatan kontrol praktik.
e. Pengajaran mikro sangat memperluas pengetahuan normal tentang hasil atau dimensi
umpan balik dalam pengajaran.

3. Tujuan Pengajaran Microteaching

Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 25-26) Tujuan utama micro teaching ialah untuk
membekali dan/atau meningkatkan performance calon guru atau guru dalam
mengadakan kegiatan belajar mengajar melalui pelatihan keterampilan mengajar.Micro
teaching dimaksudkan untuk meningkatkan performance guru atau calon guru yang
menyangkut keterampilan mengajar. Micro teaching digunakan untuk mempertemukan
antara teori dan praktik pengajaran pada mahasiswa calon guru. Selain itu, micro
teaching digunakan untuk menyiapkan calon guru sebelum praktik mengajar di sekolah.

Halimah (2017, hlm. 80) Micro teaching bertujuan untuk memberikan seluas-
luasnya bagi calon guru untuk mengeksplorasi semua kelebihannya, memberi
kesempatan untuk mengukur kemampuannya. Dengan demikian, maka para calon guru
dapat mengevaluasi diri dan merefleksi diri sehingga mengetahui sejauh mana
kemampuan dan penampilannya dalam mengajar.

Dwight Allen dalam Asril (2017, hlm. 46) menjelaskan tujuan micro teaching
bagi calon guru adalah:

1. Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun
kelapangan.
3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar. Sedangkan bagi guru memberikan penyegaran dalam
program pendidikan, dan mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual
untuk mengembangkan profesi, serta mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap
pembaruan.

Dari beberapa paparan di atas mengenai tujuan micro teaching, dapat


disimpulkan bahwa tujuan dari micro teaching adalah untuk melatih keterampilan
dasar mengajar calon guru dan untuk memberikan kesempatan bagi calon guru
untuk mengeksplorasi kelebihan yang ia miliki.

4. Manfaat Pengajaran Microteaching

Manfaat micro-teaching sebagai pendekatan pembelajaran pengajaran mikro yang


di klasifikan menjadi tiga macam yaitu :
1. Manfaat bagi mahasiswa calon guru (pendidikan pre-service)
a. Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap
keterampila mengajar yang harus dikuasai secara lebih terkendali dan
terkontrol
b. Setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun
kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus
dikuasainya
c. Setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektif
dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati observer
d. Setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk
memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan
kemampuan yang telah di milikinya
2. Manfaat bagi guru (pendidikan in-service)
a. Para guru baik secara mandiri maupun bersama sama dapat berlatih untuk
lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki terkait dengan
keterampilan mengajar yang harus dikuasainya
c. Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal hal yang baru, seperti
dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis jenis keterampilan
megajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang
sebenarnya.
3. Manfaat bagi dosen pembimbing (supervisor)
a. Dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat kemampuan
para calon guru maupun para guru dalam hal kemampua mengajar yang harus
dikuasai sesuai dengan tuntunan profesinya
b. Dapat memberikan masukan, saran maupun solusi yang akurat, karena
didasarkan pada data atau informasi yang lengkap sesuai hasil pengamatan
dari pembinaan melalui pembelajaran mikro yang telah dilakukannya
c. Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi
pengembangan karier setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi
binaannya
d. Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam melakukan proses
pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan guru.

5. Ketrampilan Dalam Microteaching


Terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam
keberhasilan kegiatan belajar mengajar antara lain:
4. Bertanya
5. Memberi penguatan
6. Mengadakan variasi
7. Menjelaskan
8. Membuka dan menutup pembelajaran
9. Membimbing diskusi kelompok kecil
10. Mengelola kelas
11. Mengajar kelompok kecil dan individual

1.Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang. Respon
yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Dengan demikian bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir.
Tujuan dari pertanyaan yang diajukan oleh pengajar di dalam proses belajar
mengajar adalah :
1. Merangsang kemampuan berpikir peserta didik
2. Membantu peserta didik dalam proses belajar
3. Mengarahkan peserta didik pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
4. Meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik
5. Membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pelajaran yang
dirumuskan Manfaat keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar
adalah :
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap pokok bahasan
2. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap pokok bahasan atau konsep yang
diajarkan
3. Mengatasi kesulitan khusus yang menghambat peserta didik belajar
4. Mengembangkan cara belajar aktif peserta didik
5. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengajukan informasi
6. Mendorong peserta didik mengemukakan pandangannya dalam diskusi
7. Menguji dan mengukurhasil belajar peserta didik

2. Keterampilan Memberikan Penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut.
Pemberian penguatan bertujuan untuk memberikan umpan balik atau
informasi kepada penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Dorongan artinya peserta didik didorong untuk mempertahankan perbuatannya yang
baik, sedangkan koreksi artinya peserta didik mendapatkan koreksi atas perbuatannya
sehingga peserta didik mengetahui apakah perbuatannya benar atau salah. Selain itu
penguatan juga bertujuan untuk membesarkan hati peserta didik melalui pemberian
Reward agar mereka lebih aktif berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran sehingga
tercipta Susana pembelajaran yang partisipatif dan produktif.
Manfaat pemberian penguatan dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1. Meningkatkan perhatian peserta didik
2. Membangkitkan motivasi peserta didik
3. Memudahkan peserta didik dalam belajar
4. Mendorong tingkah laku produktif peserta didik
5. Mengontrol perilaku peserta didik

3. Keterampilan Memberikan Variasi


Secara umum tujuan mengadakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar
adalah memusatkan perhatian., memunculkan motivasi belajar, mengurangi
kebosanan dan memunculkan sesuatu yang berbeda sehingga kegiatan belajar mngajar
tidak monoton .
Beberapa manfaat pemberian variasi adalah :
1. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap aspek belajar mengajar yang
relevan.
2. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat keingintahuan (curiosity) dan
menyelidiki (inquiry) dari peserta didik tentang hal-hal yang baru.
3. Meningkatkan tingkah laku yang positif terhadap pengajar dan institusi
pendidikan dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang lebih baik.
4. Member kesempatan kepada peserta didik mendapatkan cara menerima
pelajaran yang disukai.
5. Meningkatkan proses belajar mengajar yang aktif dengan melibatkan peserta
didik dan berbagai pengalaman yang menarik dan terarah pada berbagai
tingkat kognitif.

4. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran


Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan pendidik untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada apa
yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan pengajar untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari peserta didik , mengetahui tingkat pencapaian
peserta didik dan tingkat keberhasilan pendidik dalam proses belajar mengajar.
Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah :
1. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik terhadap tugas-tugas yang
akan dihadapi
2. Memungkinkan peserta didik mengetahui batasan tugas yang akan dikerjakan
3. Memungkinkan peserta didik mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan
digunakan dalam mempelajari materi
4. Memungkinkan peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang
dikuasai dan hal-hal baru yang akan dipelajari
5. Memungkinkan peserta didik menggabungkan fakta, keterampilan, dan konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa
6. Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilaannya dalam
pelajaran.

6. Komponen Ketrampilan Dalam Proses Pendidikan Kesehatan


Komponen keterampilan memberikan variasi adalah :
1. Penggunaan variasi suara
Variasi suara adalah perubahan nada suara dari keras menjadi pelan, dari tinggi
menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dan dari suara gembira menjadi sedih atau
pada satu waktu memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Dalam menyajikan
pokok bahasan penting, pengajar biasanya memberikan tekanan pada kata-kata
tertentu atau mengucapkannya dengan lambat sehingga dapat diikuti dengan jelas
sekali.
2. Pemusatan perhatian
Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan pengajar
dengan perkataan, seperti “Perhatikan baik-baik”, “Nah, ini penting sekali”, “Dengar
baik-baik, ini agak sukar dimengerti”. Biasanya cara pemusatan dengan lisan ini
diikuti dengan isyarat menunjuk ke gambar yang tergantung di dinding atau ke papan
tulis dan sebagainya.

3. Pendidik dapat memberikan penjelasan jika ada pertanyaan peserta didik ataupun
direncanakan pengajar sebelumnya.
4. Materi penjelasan bermakna bagi peserta didik .
5. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan peserta didik.
Komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran adalah :
1. Membuka pembelajaran
Komponen dan aspek yang berkaitan dengan membuka pembelajaran adalah :
a. Menarik perhatian peserta didik. Beberapa cara yang dipergunakan pendidik
untuk menarik perhatian peserta didik, antara lain: gaya mengajar, penggunaan
alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi.
b. Menimbulkan motivasi. Untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan
cara menunjukkan kehangatan, keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu,
mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memerhatikan minat peserta
didik.
c. Memberikan acuan. Acuan merupakan upaya memberikan gambaran yang jelas
kepada peserta didik mengenai hal-hal yang akan dipelajari degan cara
mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang
relevan. Upaya yang bias dilakukan pendidik adalah mengemukakan tujuan dan
batasan tugas, menyarankan langkah tindakan yang akan dilakukan,
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan.
2. Membuat kaitan
Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi saat ini diperlukan jika pendidik
ingin memulai materi yang baru.
3. Menutup pembelajaran
Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada saat akhir kegiatan, beberapa cara
berikut dapat dilakukan pendidik dalam menutup pelajaran :
a. Meninjau kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan.
b. Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan
keterampilan, meminta peserta didik mengaplikasikan ide baru dalam situasi
yang lain, mengekspresikan pendapat peserta didik sendiri, dan memberikan
soal tertulis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pembelajaran mikro
(micro- teaching) memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan dan
membina kemampuan guru sesuai dengan tuntutan profesional. Sebelum menghadapi
proses pembelajaran yang sebenarnya dengan permasalahan yang kompleks, terlebih
dahulu dipersiapkan khusus berkenaan dengan keterampilan dasar mengajar yang harus
dikuasainya. Ketika keterampilan dasar mengajar telah dikuasainya, maka akan
berdampak pula pada kesiapan dari segi mental yang harus dimiliki pula oleh setiap
guru.

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu
perlu untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan
kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam
kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan
diri sendiri.

Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun


pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari
serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

 Helmiati. 2017. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.
 Barnawi dan Arifin, M. 2016. Micro Teaching: Teori dan Pengajaran yang Efektif dan
Kreatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
 Hasibuan, Ibrahim dan Toemial. 2014. Praktek Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
 Halimah, Leli. 2017. Keterampilan Mengajar sebagai Inspiransi untuk Menjadi Guru
yang Excellent di Abad Ke-21. Bandung: Rafika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai