Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MICROTEACHING

SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN

DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

ANA MUAWWANAH

1020183057

4B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2021

Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. 0291- 442993/437218


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan walaupun dalam
bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang
”MICROTEACHING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN DALAM
PENDIDIKAN KESEHATAN” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan
kita. Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca
dan belajar teman-teman.selain itu juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami
tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.

Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat
minim,sehinggasaran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih diharapkan
demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kudus, 03 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan........................................................................ ……………... 4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Microteaching...............................................................................5
1.2 Karakteristik Microteaching...........................................................................5
1.3 Tujuan Pengajaran Microteaching................................................................5
1.4 Manfaat Pengajaran Microteaching..............................................................6
1.5 Ketrampilan dalam Microteaching................................................................7
1.6 Komponen ketrampilan dalam proses pendidikan
Kesehatan.........................................................................................................10
BAB III
2.1 Kesimpulan......................................................................................................12
2.2 Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya,
kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu
proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta
didik. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui situasi yang ada pada peserta didik.
Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir,
merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk
menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang berupa
karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju
pengembangan diri individu agar kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya.
Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi seorang manusia
dengan lingkungan tersebut.
2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari microteaching sebagai sarana pembelajaran dalam


pendidikan kesehatan ?
2. Bagaimana karakteristik microteaching ?

3. Apa saja tujuan dari pengajaran microteaching ?

4. Apa manfaat pengajaran microteaching ?

5. Bagaimaa ketrampilan dalam microteaching ?

6. Bagaimana komponen ketrampilan dalam proses pendidikan kesehatan ?

3. Tujuan

Diharapkan mahasiswa mampu :

a. Mengetahui pengertian dari microteaching

b. Mengetahui karakteristik microteaching

c. Mengetahui tujuan dari pengajaran microteaching

d. Mengetahui manfaat pengajaran microteaching


e. Mengetahui ketrampilan dalam microteaching

f. Mengetahui komponen ketrampilan dalam proses pendidikan kesehatan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Microteaching Sebagai Sarana Pembelajaran dalam


Pendidikan Kesehatan
Mikroteaching disebut dengan istilah pengajaran mikro. Mikroteaching adalah
kegiatan pembelajaran kelas kecil yang jumlah peserta didiknya diperkecil atau 5-10
orang, alokasi waktu dibersihkan antara 10-15 menit, materinya dipersempit yang
mencakup ½ aspek yang sederhana, dan kegitan pembelajaran difokuskan pada
keterampilan mengajar tertentu.
2.2 Karakteristik Microteaching

Karakteristik microteaching :

1. Pengajaran mikro adalah pengajaran nyata.

2. Pengajaran mikro mengajarkan kompleksitas pengajaran kelas yang normal.

3. Pelatihan Microteaching berfokus pada pelatihan untuk pemenuhan tugas-tugas


tertentu.
4. Pelatihan Microte memungkinkan peningkatan kontrol praktik.

5. Pengajaran mikro sangat memperluas pengetahuan normal tentang hasil atau


dimensi umpan balik dalam pengajaran.
2.3 Tujuan Pengajaran Microteaching

Dalam penjelasan Sukirman diungkapkan bahwa pembelajaran mikro (micro-


teaching) memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan dan membina
kemampuan guru sesuai dengan tuntutan profesional. Sebelum menghadapi proses
pembelajaran yang sebenarnya dengan permasalahan yang kompleks, terlebih dahulu
dipersiapkan khusus berkenaan dengan keterampilan dasar mengajar yang harus
dikuasainya. Ketika keterampilan dasar mengajar telah dikuasainya, maka akan
berdampak pula pada kesiapan dari segi mental yang harus dimiliki pula oleh setiap
guru. Mengingat kompleksnya tugas yang harus dihadapi oleh guru, maka bagaimana
agar sebelum tampil di kelas yang sebenarnya (real class room teaching), setiap
mahasiswa calon guru, secara terkontrol menempuh proses pembelajaran yang
difokuskan pada upaya melatih bagian demi bagian dari setiap keterampilan dasar
mengajar (basic skills) yang harus dikuasainya. Salah satu pendekatan pembelajaran
untuk melatih setiap keterampilan dasar mengajar secara terencana, terkontrol dan
dapat dilakukan secara berkelanjutan, yaitu melalui pendekatan pembelajaran mikro
(micro-teaching).
Sementara itu, tujuan micro-teaching menurut Rofik, dkk., yaitu untuk melatih
mahasiswa calon guru agar memiliki pengalaman faktual tentang proses pembelajaran,
yang selanjutnya dapat dipakai sebagai bekal untuk mengembangkan diri sebagai
tenaga pendidik yang profesional. Di samping itu, kegiatan ini juga bertujuan agar
mahasiswa calon guru memiliki kesiapan melaksanakan praktik pembelajaran riil di
sekolah atau madrasah.
Sukirman juga menambahkan bahwa tujuan pembelajaran mikro sebagai suatu
pendekatan pembelajaran antara lain :
1. Memfasilitasi, melatih, dan membina calon maupun para guru dalam hal
keterampilan dasar mengajar (teaching skills).
2. Memfasilitasi, melatih, dan membina calon maupun para guru agar memiliki
kompetensi yang diharapkan oleh ketentuan undang-undang maupun peraturan
pemerintah.
3. Melatih penampilan dan keterampilan mengajar yang dilakukan secara
bagiandemi bagian secara spesifik agar diperoleh kemampuan maksimal sesuai
dengan tuntutan profesional sebagai tenaga seorang guru.
4. Memberi kesempatan kepada calon maupun para guru berlatih dan
mengoreksi,serta menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki (self-
evaluation) dalam hal keterampilan mengajarnya.
5. Memberi kesempatan kepada setiap yang berlatih (calon guru dan para guru)
meningkatkan dan memperbaiki kelebihan dan kekurangannya, sehingga guru
selalu berusaha meningkatkan layanannya kepada siswa.
2.4 Manfaat Pengajaran Microteaching

Manfaat micro-teaching sebagai pendekatan pembelajaran pengajaran mikro yang


di klasifikan menjadi tiga macam yaitu :
1. Manfaat bagi mahasiswa calon guru (pendidikan pre-service)

a. Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap
keterampila mengajar yang harus dikuasai secara lebih terkendali dan
terkontrol
b. Setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun
kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus
dikuasainya
c. Setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektif
dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati observer
d. Setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk
memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan
kemampuan yang telah di milikinya.

2. Manfaat bagi guru (pendidikan in-service)

a. Para guru baik secara mandiri maupun bersama sama dapat berlatih untuk
lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki terkait dengan
keterampilan mengajar yang harus dikuasainya
c. Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal hal yang baru, seperti
dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis jenis keterampilan
megajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang
sebenarnya.

3. Manfaat bagi dosen pembimbing (supervisor)

a. Dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat kemampuan


para calon guru maupun para guru dalam hal kemampua mengajar yang harus
dikuasai sesuai dengan tuntunan profesinya
b. Dapat memberikan masukan, saran maupun solusi yang akurat, karena
didasarkan pada data atau informasi yang lengkap sesuai hasil pengamatan
dari pembinaan melalui pembelajaran mikro yang telah dilakukannya
c. Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi
pengembangan karier setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi
binaannya
d. Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam melakukan proses
pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan guru.

2.5 Ketrampilan Dalam Microteaching

Terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam


keberhasilan kegiatan belajar mengajar antara lain:
1. Bertanya

2. Memberi penguatan

3. Mengadakan variasi

4. Menjelaskan
5. Membuka dan menutup pembelajaran

6. Membimbing diskusi kelompok kecil

7. Mengelola kelas

8. Mengajar kelompok kecil dan individual

1. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang. Respon
yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Dengan demikian bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir.
Tujuan dari pertanyaan yang diajukan oleh pengajar di dalam proses belajar
mengajar adalah :
1. Merangsang kemampuan berpikir peserta didik

2. Membantu peserta didik dalam proses belajar

3. Mengarahkan peserta didik pada tingkat interaksi belajar yang mandiri

4. Meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik

5. Membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pelajaran yang


dirumuskan Manfaat keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar
adalah :
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap pokok bahasan

2. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap pokok bahasan atau konsep yang
diajarkan
3. Mengatasi kesulitan khusus yang menghambat peserta didik belajar

4. Mengembangkan cara belajar aktif peserta didik

5. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengajukan informasi

6. Mendorong peserta didik mengemukakan pandangannya dalam diskusi

7. Menguji dan mengukurhasil belajar peserta didik

2. Keterampilan Memberikan Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat


meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut.
Pemberian penguatan bertujuan untuk memberikan umpan balik atau
informasi kepada penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Dorongan artinya peserta didik didorong untuk mempertahankan perbuatannya yang
baik, sedangkan koreksi artinya peserta didik mendapatkan koreksi atas perbuatannya
sehingga peserta didik mengetahui apakah perbuatannya benar atau salah. Selain itu
penguatan juga bertujuan untuk membesarkan hati peserta didik melalui pemberian
Reward agar mereka lebih aktif berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran sehingga
tercipta Susana pembelajaran yang partisipatif dan produktif.
Manfaat pemberian penguatan dalam kegiatan belajar mengajar adalah:

1. Meningkatkan perhatian peserta didik

2. Membangkitkan motivasi peserta didik

3. Memudahkan peserta didik dalam belajar

4. Mendorong tingkah laku produktif peserta didik

5. Mengontrol perilaku peserta didik

3. Keterampilan Memberikan Variasi

Secara umum tujuan mengadakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar


adalah memusatkan perhatian., memunculkan motivasi belajar, mengurangi
kebosanan dan memunculkan sesuatu yang berbeda sehingga kegiatan belajar mngajar
tidak monoton .
Beberapa manfaat pemberian variasi adalah :

1. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap aspek belajar mengajar yang


relevan.
2. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat keingintahuan (curiosity) dan
menyelidiki (inquiry) dari peserta didik tentang hal-hal yang baru.
3. Meningkatkan tingkah laku yang positif terhadap pengajar dan institusi
pendidikan dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang lebih baik.
4. Member kesempatan kepada peserta didik mendapatkan cara menerima
pelajaran yang disukai.
5. Meningkatkan proses belajar mengajar yang aktif dengan melibatkan peserta
didik dan berbagai pengalaman yang menarik dan terarah pada berbagai
tingkat kognitif.

4. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan pendidik untuk menciptakan


suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada apa
yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan pengajar untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari peserta didik , mengetahui tingkat pencapaian
peserta didik dan tingkat keberhasilan pendidik dalam proses belajar mengajar.
Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah :

1. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik terhadap tugas-tugas yang


akan dihadapi
2. Memungkinkan peserta didik mengetahui batasan tugas yang akan dikerjakan

3. Memungkinkan peserta didik mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan


digunakan dalam mempelajari materi
4. Memungkinkan peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang
dikuasai dan hal-hal baru yang akan dipelajari
5. Memungkinkan peserta didik menggabungkan fakta, keterampilan, dan konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa
6. Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilaannya dalam
pelajaran.

2.6 Komponen Ketrampilan Dalam Proses Pendidikan Kesehatan

Komponen keterampilan memberikan variasi adalah :

1. Penggunaan variasi suara

Variasi suara adalah perubahan nada suara dari keras menjadi pelan, dari tinggi
menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dan dari suara gembira menjadi sedih atau
pada satu waktu memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Dalam menyajikan
pokok bahasan penting, pengajar biasanya memberikan tekanan pada kata-kata
tertentu atau mengucapkannya dengan lambat sehingga dapat diikuti dengan jelas
sekali.
2. Pemusatan perhatian

Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan pengajar
dengan perkataan, seperti “Perhatikan baik-baik”, “Nah, ini penting sekali”, “Dengar
baik-baik, ini agak sukar dimengerti”. Biasanya cara pemusatan dengan lisan ini
diikuti dengan isyarat menunjuk ke gambar yang tergantung di dinding atau ke papan
tulis dan sebagainya.
3. Pendidik dapat memberikan penjelasan jika ada pertanyaan peserta didik ataupun
direncanakan pengajar sebelumnya.
4. Materi penjelasan bermakna bagi peserta didik .

5. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan peserta didik.
Komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran adalah :

1. Membuka pembelajaran

Komponen dan aspek yang berkaitan dengan membuka pembelajaran adalah :

a. Menarik perhatian peserta didik. Beberapa cara yang dipergunakan pendidik


untuk menarik perhatian peserta didik, antara lain: gaya mengajar,
penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi.
b. Menimbulkan motivasi. Untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan
dengan cara menunjukkan kehangatan, keantusiasan, menimbulkan rasa
ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memerhatikan
minat peserta didik.
c. Memberikan acuan. Acuan merupakan upaya memberikan gambaran yang
jelas kepada peserta didik mengenai hal-hal yang akan dipelajari degan cara
mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang
relevan. Upaya yang bias dilakukan pendidik adalah mengemukakan tujuan
dan batasan tugas, menyarankan langkah tindakan yang akan dilakukan,
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan
pertanyaan.
2. Membuat kaitan

Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi saat ini diperlukan jika pendidik
ingin memulai materi yang baru.
3. Menutup pembelajaran

Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada saat akhir kegiatan, beberapa
cara berikut dapat dilakukan pendidik dalam menutup pelajaran :
a. Meninjau kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan.
Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan keterampilan,
meminta peserta didik mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan
pendapat peserta didik sendiri, dan memberikan soal tertulis.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pembelajaran
mikro (micro- teaching) memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempersiapkan dan membina kemampuan guru sesuai dengan tuntutan profesional.
Sebelum menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya dengan permasalahan
yang kompleks, terlebih dahulu dipersiapkan khusus berkenaan dengan
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasainya. Ketika keterampilan dasar
mengajar telah dikuasainya, maka akan berdampak pula pada kesiapan dari segi
mental yang harus dimiliki pula oleh setiap guru.

2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu
perlu untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan
kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam
kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang
membahayakan diri sendiri. Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun
kedepan, namun pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia
terlepas dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang
membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo Andi . 2019. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta ; KENCANA

Simamora Roymon. 2008. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta ; EGC

Barnawi. Arifin M. 2015. Microteaching. Ar-Ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai