Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR M2

SEJARAH, FILSAFAT, DAN ETIKA DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Disusun Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan


Ketercapaian Tugas Akhir M2 PPG dalam Jabatan Angkatan 5 Tahun 2019

Oleh:
Arnoldus Yulianus, S.Pd
19240822010321

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 5


PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
SOAL :

1. Intisasri sejarah olimpiade kuno dan modern

2. Penerapan 5 kajian filsafat dalam bidang olahraga

3. Peran strategis olahraga dalam pengembangan karakter bangsa

JAWABAN

1. Intisasri sejarah olimpiade kuno dan modern

Olimpiade adalah sebuah festival keagamaan untuk memuja dewa paling berkuasa dari semua dewa Yunani,
Zeus dari Gunung Olimpia (gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian hampir mencapai 10.000 kaki).
Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini
dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan
Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang
diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena
dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai
sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada
masa Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin; Olimpiade Musim Dingin, mulai diadakan
pada tahun 1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade Musim
Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang
waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas. Hingga saat ini olimpiade terus digelar sebagai
perhelatan olahraga terbesar di dunia, sebagai wadah pembutian seluruh negara, dan menjalin hubungan yang
baik antar bangsa melalui olahraga.

2. Penerapan 5 kajian filsafat dalam bidang olahraga

Secara Etimologi (Asal Kata)

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia/ Philosophos. Philia/ Philien yang artinya cinta, dan
Shopia yang artinya kebijaksanaan atau kearifan. Orang yang mempelajari ilmu filsafat disebut "filsuf"

Filsafat merupakan tinjauan dari pertanyaan apa, darimana, kemana. Filsafat merupakan suatu hasrat/ keinginan
tentang kebenaran sejati dari sesuatu. Suatu studi tidak dengan eksperimen, melainkan dengan mengutarakan
problematika secara kritis, mencari solusi, argumentasi.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat merupakan suatu proses yang dilakukan orang
untuk mencari kebenaran, kenyataan yang sebenarnya dan nilai.

Filsafat merupakan dasar/ induk dari semua ilmu. Tidak ada ilmu tanpa dasar dari sebuah filsafat.
Cabang Filsafat

Metafisika : Mempelajari hakikat sesungguhnya dari sesuatu.

Epistemologi : Mempelajari hakikat/ teori dari pengetahuan dan penguasaannya.

Aksiologi : Mempelajari nilai atau arti realitas, termasuk etika dan estetika.

Logika : Penalaran esperimental dan pemecahan masalah yang mengarah padapemikiran yang akurat.

Estetika : bidang falsafah yang memikirkan tentang keindahan

Fungsi Filsafat

1. Usaha untuk menjelaskan suatu pengetahuan secara sistematis dan komprehensif ke dalam bentuk hubungan-
hubungan yang berarti dan bermakna.

2. Batas pemikiran

3. Menganalisis dan menilai

4. Merangsang pengetahuan intelektual

Menerapkan filsafat dalam olahraga berarti menggunakan metode filsafat dalam mendiskusikan
masalah-masalah olahraga dengan cara:

1. Menganalisis suatu masalah dalam hal apa yang dijadikan sebagai dasar ontologisnya.
2. Memeriksa masalah tersebut dengan melihat argumen dari pihak yang mendukung dan menyangkalnya.
3. Membandingkan tujuan dari olahraga secara mendalam. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk
menemukan nilai-nilai dalam kehidupan atau budaya.
4. Untuk menemukan apa yang perlu kita ketahui tentang olahraga dan perlu mempelajari apa yang
sebenarnya kita ketahui tentang olahraga, Dalam budaya terdapat banyak kepercayaan tentang olahraga,
perlu juga dibuktikan mana yang merupakan mitos dan mana yang kenbenarannya dapat dibuktikan.
5. Kajian filosofis terhadap olahraga dilakukan untuk menghasilkan pedoman praktis untuk berirtindak.
Dari hasil kajian yang mendalam mungkin kita dapat menemukan pedoman olahraga untuk masa
depan.
6. Untuk menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang olahraga. Banyak kajian olahraga yang
bersifat dangkal. Dan yang diharapkan adalah suatu pemahaman yang lebih mendalam sehingga dapat
diketahui nilai-nilai yang terdapat dalam kegiatan olahraga untuk meningkatkan taraf hidup
Aliran Filsafat Penjas dan Olahraga

Idealisme

1. Penjas dan olahraga lebih dari sekedar "fisik"

2. Menekankan perkembangan proses pemikiran jiwa.

3. Aktifitas dan kebugaran jasmani dinilai atas kontribusinya terhadap kepribadian seseorang.

4. Guru adalah model peran.

5. Perkembangan diri ditekankan.

Realisme

1. PJKR harus fokus pada perkembangan total manusia.

2 PJKR sangat bernilai sebab kontribusinya terhadap kesehatan.

3. Program-proggramnya didasarkan atas pengetahuan ilmiah dan progres yang teratur dengan baik.

4. Drill digunakan secara ekstensif & pembelajaran dievaluasi secara objektif

Pragmatisme

1. Kurikulum harus didasarkan pada kebutuhan dan minat siswa.

2. Kurikulum harus variatif sehingga terjadi perbedaan pengalaman belajar.

3. Pembelajaran dicapai melalui metode problem solving.

4. Guru berperan sebagai pembimbing

Naturalisme

1. Aktifitas fisik adalah penting bagi perkembangan manusia seutuhnya.

2. PJKR menyedikan suatu media bagi perkembangan keterampilan fisik, mental, sosial, emosional, & moral.

3. Siswa mengatur dirinya sendiri.

4. Pembelajaran individual melalui aktifitas diri membawa pada pencapaian tujuan individual.

5. Kompetisi terhadap orang lain tidak dianjurkan, akan tetap dengna dirinya sendiri

6. Bermain merupakan bagian yang penting dari proses pendidikan.


Eksistensialisme

1. Setiap siswa bebas memilih berbagai aktifitas dalam kurikulum.

2. Aktifitas individu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan tanggung jawab dan
kesadaran diri.

3. Peran guru sebagai konselor, mengembangkan pemikiran reflektif.

4. Mengkondisikan siswa untuk membuat pilihan dan bertanggungjawab atasapa yang dipilihnya

3. Peran strategis olahraga dalam pengembangan karakter bangsa

Perkembangan zaman dapat merubah kepribadian suatu bangsa yang telah tertanam bertahun tahun lamanya.
Pengaruh perkembangan zaman memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif bagi bangsa ini. Tidak dapat
dipungkiri masyarakat indonesia telah banyak mengadopsi budaya barat sebagai gaya hidup hingga kebudayaan
Indonesia mulai terkikis secara pelahan

Untuk mencegah pengaruh negatif globalisasi tentunya sangat dibutuhkan individu yang berkarakter dan memegang
teguh nilai kebangsaan dan dalam setiaps epak terjangnya menjunjung tinggi nilai dan budaya bangsa. Hal tersebut
dapat diperoleh melalui pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Pendidikan merupakan salah
satuf aktor yang sangat penting dalam kehidupan seseorang karena pendidikan dapat membentuk pribadi yang
bertanggung jawab. Melalui pendidikan mental dan karakter dapat terbangun. Olahraga merupakan media pendidikan
yang seharusnya dan selayaknya menjadi pilar keselarasan serta keseimbangan hidup sehat dan harmonis. Olah raga
merupakan pilar penting karena jiwa fairplay, sportivitas, team work, dan nasionalisme dapat dibangun melalui olah
raga. Olah raga bukan sekedar kegiatan yang berorientasi kepada factor fisik belaka, olah raga juga dapat melatih
sikap dan mental kita menjadi karakter yang baik. Hal tersebut seiring dengan pepatah dalam dunia olahraga, “Men
Sana in Corpora Sanno” yaitu di dalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat pula.

Olah raga pada hakikatnya adalah miniature kehidupan, esensi dari kehidupan manusia dalam keseharian dapat
dijumpai pula dalam olahraga. United Nations (suatu organisasi non-pemerintah terakreditasi (LSM) di PBB) (2003)
menyatakan bahwa olah raga merupakan instrumen yang efektif untuk mendidik kaum muda terutama dalam nilai-
nilai. Menurut United Nations sejumlah nilai yang ada dan dapat dipelajari melalui aktivitas olah raga
meliputi: cooperation (kerjasama), communication (komunikasi), respect for the rules (menghargai
peraturan), problem-solving (memecahkan masalah), understanding (pengertian), connection with others(menjalin
hubungan dengan orang lain), leadership (kepemimpinan), respect for others (menghargai orang lain), value of
effort (kerja keras), how to win (strategi untuk menang) , how to lose (strategi jika kalah), how to manage
competition (cara mengatur pertandingan), fairplay(bermain jujur), sharing (berbagi), self-
esteem (penghargaandiri), trust (kepercayaan), honesty (kejujuran), self-respect (menghargai diri
sendiri), tolerance (toleransi), resilience (kegembiraan dan keuletan), team-work (kerjasama
sekelompok), discipline (disiplin) danconfident (percaya diri).
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh aktivitas olah raga terhadap dimensi pribadi, seperti konsep diri,
stress, penyimpangan perilaku dan integrasisosial.

Hasil studi beberapa ahli menunjukkan bahwa:

1. Remaja yang aktif dalam olah raga, penyimpangan perilakunya lebih kecil dibandingkan remaja yang tidak
berpartisipasi dalam olah raga.

2. Remaja yang terlibat dalam aktivitas fisik lebih memiliki ketahanan dan mampu mengatasi stressor dari
lingkungannya.

3. Remaja pada umumnya membutuhkan dukungan sosial, tidak saja dari kelompoknya melainkan juga dari
kelompok dan institusi lainnya.

4. Remaja yang terlibat aktif dalam kegiatan olah raga menunjukkan tingkat kepercayaan dirinya (self confidence)
lebih tinggi dari pada remaja yang tidak aktif terlibat dalam kegiatan olah raga.

Pada akhirnya betapapun baik dan mulianya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam olahraga tidak akan mempunyai
makna apa pun jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan nyata.Sungguh bukan pekerjaan yang mudah, namun
dengan adanya komitmen dari semua pihak tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dengan didukung oleh semua
pihak mudah mudahan tekad untuk menjadikan olah raga sebagai instrument untuk membangun nilai dan karakter
bangsa dapat menjadi kenyataan.

Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai