Anda di halaman 1dari 6

SENAM BUGAR MENGATASI INSOMNIA PADA LANSIA DI RW 05

KELURAHAN TAMBAK SAWAH SIDOARJO


Riska Rohmawati1, Ratna Yunita Sari2, dan Imamatul Faizah3
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya1,2,3
e-mail corespondeing : riskarohmawati@unusa.ac.id

ABSTRAK
Lansia sebagai fase terakhir kehidupan mengalami berbagai kemunduran dan perubahan baik secara
biologis, fisiologis, psikologis maupun sosial. Salah satu perubahan yang dialami lansia adalah pola tidur. Kasus
yang serius, akan muncul Insomnia. Salah satu cara penatalaksanaan non-farmakologis insomnia adalah dengan
melakukan latihan fisik secara teratur, diantaranya senam. Senam ini memiliki dampak psikologis langsung yakni
membantu memberi perasaan santai, mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan senang karena saat
senam kelenjar pituitari menambah produksi beta-endorfin dan konsentrasinya naik didalam darah yang juga
dialirkan ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih yang merupakan penyebab
insomnia. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pemahaman tentang seam bugar dan gejala
insomnia. Metode pelaksanaan yaitu dengan memerikan cermah diskusi dan tanya jawab tentang insomnia dan
senam bugar, serta melakukan praktik langsung senam bugar yang berisikan tentang bagaimana gerakan yang
harus dilaksanakan selama proses latihan pada lansia. Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diikuti oleh 30
responden dan setelah dilakukan penyuluhan hampir seluruhnya lansia dapat dinyatakan bahwa pengetahuan
lansia meningkat. Responden mengerti dan memahami mulai dari pengertian hingga cara pelaksanaan senam
bugar yang berguna untuk mengatasi insomnia. Kesimpulannya yaitu senam bugar yang dilaksanakan membantu
merelaksasikan pikiran sehingga dapat menurunkan insomnia.

Kata Kunci: Lansia, Senam bugar, Insomnia

ABSTRACT
Elderly as the last phase of life experiences various setbacks and changes both biologically,
physiologically, psychologically and socially. One of the changes experienced by the elderly is sleep patterns.
Serious cases, insomnia will appear. One way to manage non-pharmacological insomnia is to do regular
physical exercise, including gymnastics. This exercise has a direct psychological impact which is to help provide
a feeling of relaxation, reduce tension and increase feelings of pleasure because when the pituitary gland
exercises increase the production of beta-endorphins and their concentration rises in the blood which is also
flowed into the brain, thereby reducing pain, anxiety, depression and tired feeling. is a cause of insomnia. The
aim of community service is to provide an understanding of seamless fit and symptoms of insomnia. The method
of implementation is to describe the discussion and question and answer about insomnia and exercise fitness, as
well as to practice direct exercise fitness that contains about how movements should be carried out during the
exercise process in the elderly. Based on the results of the pretest and posttest attended by 30 respondents and
after counseling almost all the elderly can be stated that the knowledge of the elderly increases. Respondents
understand and comprehend starting from understanding to how to carry out fitness that is useful for
overcoming insomnia. The conclusion is that fit exercise is carried out helps relax the mind so that it can reduce
insomnia.

Keywords: Elderly, Exercise fitness, Insomnia

PENDAHULUAN
Lansia merupakan tahap akhir yang dialami oleh setiap manusia dengan diiringi oleh
penurunan fungsi organ tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan tidur pada lansia
cenderung berkurang. Lansia membutuhkan waktu tidur 6-7 jam sehari untuk menjaga kesehatan
dalam fisiknya. Tidur merupakan bagian dari tubuh yang berguna mengembalikan stamina, agar
tetap sehat maka harus memperhatikan kualitas tidurnya.

Seminar Nasional Pengabdian FlipMAS 2020 527/619


Prosiding SEMADIF Vol. 1
Perubahan pola tidur merupakan hal yang wajar atau natural sebagai akibat dari proses
penuaan. Pola tidur atau disebut juga dengan insomnia merupakan salah satu perubahan fisiologis
yang sering dikeluhkan oleh lansia. Berkurang waktu tidur akan membuat kualitas dan kuantitas
tidur menurun [1]
Insomnia dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Insomnia kronis menyebabkan gangguan
kesehatan, baik fisik maupun psikologis. Insomnia juga mengakibatkan seseorang tidak produktif,
tidak konsentrasi, tidak bisa membuat keputusan, pelupa, pemarah, depresi, serta menyebabkan tubuh
rentan penyakit.
Menurut Word Health Organization (WHO) pravelensi lansia yang mengalami kesulitan tidur
sekitar 11% dari 605 juta jiwa. Setiap tahunnya di Indonesia diperkirakan dari 238,452 juta jiwa
sekitar 67% lansia melaporkan mengalami kesulitan tidur. Salah satu cara penatalaksanaan non-
farmakologis insomnia adalah dengan melakukan latihan fisik secara teratur, diantaranya senam.
Senam disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga
berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Aktifitas
olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong
jantung tetap optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang terdapat dalam tubuh .
Senam bugar lansia ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta
pinggang, kaki serta tangan agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan
yang tidak berlebihan. Jika diperhatikan, senam bugar lansia tidak membuat pesertanya banyak
bergerak seperti olahraga aerobik, tujuannya adalah agar stamina dan energi para lansia tidak terkuras
habis. Manfaat gerakan-gerakan dalam senam bugar lansia yang diterapkan dapat meningkatkan
komponen kebugaran kardio-respirasi, kekuatan dan ketahanan otot, kelenturan dan komposisi badan
seimbang senam lansia dilakukan dengan senang hati untuk memperoleh hasil latihan yang lebih baik
yaitu kebugaran tubuh dan kebugaran mental, seperti lansia merasa berbahagia, senantiasa
bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar [2]
Berdasarkan hasil observasi di Posyandu Lansia RW 05 Tambak Sawah Waru Sidoarjo juga
banyak yang mengalami ganguan tidur atau insomnia serta pasien belum mengetahui cara mengatasi
insomnia selain dengan farmakologis, oleh sebab itu sebagai salah satu wujud kepedulian kami untuk
meningkatkan pengetahuan dan penanganan masalah insomnia yang sering dialami lansia, maka kami
Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berinovasi mengadakan
pendidikan kesehatan yaitu tentang senam bugar dalam mengatasi gangguan insomnia yang dialami
oleh lansia RW 05 Kelurahan Tambak Sawah Waru Sidoarjo.

METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini pada bulan Oktober 2019. Metode pelaksanaan dalam program
pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan dan demonstrasi langsung kepada warga RW V
Tambak Sawah Sidoarjo yan dibagi menjadi 3 sesi kegiatan. Distribusi pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1. Penyuluhan
Kegiatan inti dari pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan atau pemaparan materi
mengenai latihan senam bugar pada lansia, yang bertujuan agar lansia dapat memahami dan
mengaplikasikan latihan senam bugar yang dapat mengatasi insomnia. Penyuluhan pemaparan materi
akan disampaikan oleh pemateri pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab serta demosntrasi latihan senam bugar.
2. Demonstrasi Latihan Senam Bugar Pada Lansia
Setelah pemberian penyuluhan selesai kegiatan akan dilanjutkan dengan melihat dan
mempraktekkan:

Seminar Nasional Pengabdian FlipMAS 2020 528/619


Prosiding SEMADIF Vol. 1
a. Demonstrasi tentang cara latihan senam bugar yang bertujuan untuk mengatasi insomnia dengan
pendampingan

b. Demonstrasi dalam melakukan latihan senam bugar secara mandiri

Seminar Nasional Pengabdian FlipMAS 2020 529/619


Prosiding SEMADIF Vol. 1
3. Pre Test dan Post Test
Pre test adalah kegiatan menguji tingkat pengetahuan sasaran mengenai materi yang akan
disampaikan, dalam hal ini adalah pengetahuan mengenai latihan senam bugar pada lansia. Kegiatan
ini dilakukan sebelum pemaparan oleh pemateri. Uji tingkat pengetahuan menggunakan selembar
kuisioner mengenai latihan senam bugar pada lansia yang diberikan kepada responden untuk diisi
sesuai kemampuan pasien
Post test adalah kegiatan menguji tingkat pengetahuan sasaran mengenai materi yang telah
disampaikan oleh pemateri. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan
pasien dari sebelum mendengarkan paparan penyuluhan dengan pengetahuan setelah mendengarkan
paparan penyuluhan yang disampaikan oleh pemateri.

PEMBAHASAN
Dalam kegiatan masyarakat ini, para peserta diberikan penyuluhan senam bugar yang dapat
mengatasi insomnia yang sering menjadi masalah pada lansia. Harapan pemberian penyuluhan ini
adalah agar para lansia dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai senam bugar
yang dapat mengatasi gangguan tidur atau insomnia. Penilaian pengetahuan dari lansia dilakukan
dengan metode pre test dan post test.
Tabel 2. Tingkat pengetahuan responden tentang masalah senam bugar mengatasi insomnia.
Pre Test Post Test
Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu Tahu
N % N % N % N %
34 85% 6 15% 10 25% 30 75%
Senam bugar yang dilakukan dapat memunculkan keadaan tenang dan rileks dimana
gelombang otak mulai melambat semakin melambat sehingga membuat seseorang beristirahat dan
tertidur sehingga dapat menurunkan tingkat insomnia [3]. Hal ini sejalan dengan pernyataan
responden setelah melakukan senam bugar secara teratur dimana merasakan tubuhnya lebih ringan,
lebih bugar, merasa rileks dan akhirnya dapat tidur dengan nyenyak
Senam disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga
berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Aktifitas
olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung tetap optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang terdapat dalam
tubuh. Insomnia terjadi akibat adanya ketegangan otot atau stres. Ketegangan otot atau stres
mengaktifkan saraf simpatis yang mengakibatkan seseorang merasa tegang. Rasa kantuk tidak akan
timbul jika seseorang mengalami ketegangan. Rsponden melaporkan tidurnya nyenyak dan tidak
terbangun dimalam hari dan mudah dalam mengawali tidur setelah melakukan senam bugar 3 kali
dalam seminggu. Hasil penelitian Taat mengatakan bahwa latihan fisik yang dilakukan secara teratur
minimal 30 menit akan memperbaiki kesehatan fisik dan psikis. Penurunan kadar hormon kortisol
dan pelepasan hormon edorfine yang distimulasi oleh latihan fisik membuat orang menjadi rileks,
nyaman dan senang. [4]

Seminar Nasional Pengabdian FlipMAS 2020 530/619


Prosiding SEMADIF Vol. 1
Teori yang dikemukakan Sindhu latihan fisik dapat menimbulkan perasaan tenang dan rileks
[3]. Gelombang otak akan mulai melambat akibat perasaan rileks dan tenang, sehingga membuat
seseorang mulai terditur. Kondisi tersebut akan menurunkan insomnia. Hal ini sejalan dengan
pernyataan responden setelah melakukan senam bugar secara teratur dimana merasakan tubuhnya
lebih ringan, lebih bugar, merasa rileks dan akhirnya dapat tidur dengan nyenyak. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Putri mengatakan senam yoga dapat menurunkan tingkat insomnia pada
lansia. [5]
Senam bugar dengan gerakan sederhana dengan dikombinasikan pernafasan dan kontraksi
dan relaksasi otot memiliki manfaat untuk menjaga tubuh tetap bugar dan segar. Hal tersebut
dikarenakan pada saat melakukan latihan fisik akan menjadikan tulang kuat, mengoptimalkan kerja
jantung, dan terbebasnya oksidan yang ada didalam tubuh sehingga memperlambat proses
degenerative serta berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan
teratur. Pola tidur dapat diperbaiki dengan melakukan latihan fisik yang menenangkan, teknik
pernafasan dan rileksasi, sehingga siklus tidur alami dan dapat tingkat insomnia yang dialami dapat
diperbaiki [6]
senam bugar untuk lanjut usia sebaiknya dilakukan selama 2 sampai 3 kali perminggu dalam
waktu berselang karena hari lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan
melakukan recovery (pemulihan) tenaga. Senam bugar lansia dapat dilakukan selama 30 menit.
Senam lansia yang dilakukan 6 sampai 7 kali perminggu atau tiap hari tidak dianjurkan karena tubuh
memerlukan pemulihan yang cukup untuk menjaga kesegaran fisik sebelum melakukan senam,
lansia tidak boleh dalam keadaan lapar ataupun terlalu kenyang selain itu senam sebaiknya
dilakukan pada pagi hari [7]
Senam dapat memunculkan keadaan tenang dan rileks pada lansia sehingga membuat lansia
dapat beristirahat dan tertidur jika senam dilaksanakan selama 2 minggu dengan frekuensi 3x
seminggu yaitu pada hari selasa, jumat dan minggu pagi. Sehingga tingkat insomnia pada lansia
mengalami penuruna [8]

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil post test tentang efektivitas senam bugar tehadap insomnia pada lansia di
posyandu lansia Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar lansia
di posyandu lansia Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo mengalami Insomnia sedang sebelum
dilakukan senam bugar, hampir setengahnya lansia di posyandu lansia Kelurahan Tambak Sawah
Sidoarjo mengalami insomnia ringan setelah dilakukan senam bugar. Senam bugar efektif terhadap
penurunan insomnia pada lansia di Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo. Oleh karena itu hasil
penelitian ini diharapkan dapat diterapakan dalam keperawatan, khususnya keperawatan gerontik
sehingga dapat meingkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ghaddafi , M. (2010). Tatalaksana Insomnia dengan Farmakologi atau Non-Farmakologi. E-
Jurnal Medika Udayana, 4: 1–17.
[2] Wijayanti, Fina Yuli. (2012). Perbedaan Tingkat insomnia pada lania dengan pemberian music
keroncong di pelayanan sosial lansia Tulungagung. Jurnal Keperawatan. Yogyakarta : Stikes
Aisyiyah Yogyakarta
[3] Sindhu, Pujiastuti. (2013). Yoga Untuk Sehat. Bandung : Mizan Pustaka
[4] Taat Sumedi, wahyudi, Ani Kuswati. (2010). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan
Insomnia Pada Lansia di Pnti werda Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1
[5] Putri Nesma. (2011). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Perubahan Tingkat
Insomnia pada Lansia di Posyandu Lanisa Katasura. Terbitan Berkala Ilmiah (Journal) Vol. 4
No. 1
[6] Rohmawati, R., Sari, R. Y., Faizah, I., & Soleha, U. (2020). Efektivitas Senam Bugar Tehadap
Insomnia Pada Lansia di Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo. Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 15(1), 58-65.

Seminar Nasional Pengabdian FlipMAS 2020 531/619


Prosiding SEMADIF Vol. 1
[7] Rohmawati Z. Korelasi Antara Frekuensi Senam Lansia dengan Kualitas Tidur pada Lanjut
Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta. Progr Stud Ilmu
Keperawatan Sekol Tinggi Ilmu Kesehat ’Aisyiyah Yogyakarta [Internet].201 4; Available
from: digilib.unisayogya.ac.id
[8] Jurliani (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Insomnia pada Lansia di Poskesdes
Hutasoit I Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Gentle Birth Vo. 3 No.
2

Seminar Nasional Pengabdian FlipMAS 2020 532/619


Prosiding SEMADIF Vol. 1

Anda mungkin juga menyukai