ABSTRAK
Lansia sebagai fase terakhir kehidupan mengalami berbagai kemunduran dan perubahan baik secara
biologis, fisiologis, psikologis maupun sosial. Salah satu perubahan yang dialami lansia adalah pola tidur. Kasus
yang serius, akan muncul Insomnia. Salah satu cara penatalaksanaan non-farmakologis insomnia adalah dengan
melakukan latihan fisik secara teratur, diantaranya senam. Senam ini memiliki dampak psikologis langsung yakni
membantu memberi perasaan santai, mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan senang karena saat
senam kelenjar pituitari menambah produksi beta-endorfin dan konsentrasinya naik didalam darah yang juga
dialirkan ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih yang merupakan penyebab
insomnia. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pemahaman tentang seam bugar dan gejala
insomnia. Metode pelaksanaan yaitu dengan memerikan cermah diskusi dan tanya jawab tentang insomnia dan
senam bugar, serta melakukan praktik langsung senam bugar yang berisikan tentang bagaimana gerakan yang
harus dilaksanakan selama proses latihan pada lansia. Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diikuti oleh 30
responden dan setelah dilakukan penyuluhan hampir seluruhnya lansia dapat dinyatakan bahwa pengetahuan
lansia meningkat. Responden mengerti dan memahami mulai dari pengertian hingga cara pelaksanaan senam
bugar yang berguna untuk mengatasi insomnia. Kesimpulannya yaitu senam bugar yang dilaksanakan membantu
merelaksasikan pikiran sehingga dapat menurunkan insomnia.
ABSTRACT
Elderly as the last phase of life experiences various setbacks and changes both biologically,
physiologically, psychologically and socially. One of the changes experienced by the elderly is sleep patterns.
Serious cases, insomnia will appear. One way to manage non-pharmacological insomnia is to do regular
physical exercise, including gymnastics. This exercise has a direct psychological impact which is to help provide
a feeling of relaxation, reduce tension and increase feelings of pleasure because when the pituitary gland
exercises increase the production of beta-endorphins and their concentration rises in the blood which is also
flowed into the brain, thereby reducing pain, anxiety, depression and tired feeling. is a cause of insomnia. The
aim of community service is to provide an understanding of seamless fit and symptoms of insomnia. The method
of implementation is to describe the discussion and question and answer about insomnia and exercise fitness, as
well as to practice direct exercise fitness that contains about how movements should be carried out during the
exercise process in the elderly. Based on the results of the pretest and posttest attended by 30 respondents and
after counseling almost all the elderly can be stated that the knowledge of the elderly increases. Respondents
understand and comprehend starting from understanding to how to carry out fitness that is useful for
overcoming insomnia. The conclusion is that fit exercise is carried out helps relax the mind so that it can reduce
insomnia.
PENDAHULUAN
Lansia merupakan tahap akhir yang dialami oleh setiap manusia dengan diiringi oleh
penurunan fungsi organ tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan tidur pada lansia
cenderung berkurang. Lansia membutuhkan waktu tidur 6-7 jam sehari untuk menjaga kesehatan
dalam fisiknya. Tidur merupakan bagian dari tubuh yang berguna mengembalikan stamina, agar
tetap sehat maka harus memperhatikan kualitas tidurnya.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini pada bulan Oktober 2019. Metode pelaksanaan dalam program
pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan dan demonstrasi langsung kepada warga RW V
Tambak Sawah Sidoarjo yan dibagi menjadi 3 sesi kegiatan. Distribusi pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1. Penyuluhan
Kegiatan inti dari pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan atau pemaparan materi
mengenai latihan senam bugar pada lansia, yang bertujuan agar lansia dapat memahami dan
mengaplikasikan latihan senam bugar yang dapat mengatasi insomnia. Penyuluhan pemaparan materi
akan disampaikan oleh pemateri pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab serta demosntrasi latihan senam bugar.
2. Demonstrasi Latihan Senam Bugar Pada Lansia
Setelah pemberian penyuluhan selesai kegiatan akan dilanjutkan dengan melihat dan
mempraktekkan:
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan masyarakat ini, para peserta diberikan penyuluhan senam bugar yang dapat
mengatasi insomnia yang sering menjadi masalah pada lansia. Harapan pemberian penyuluhan ini
adalah agar para lansia dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai senam bugar
yang dapat mengatasi gangguan tidur atau insomnia. Penilaian pengetahuan dari lansia dilakukan
dengan metode pre test dan post test.
Tabel 2. Tingkat pengetahuan responden tentang masalah senam bugar mengatasi insomnia.
Pre Test Post Test
Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu Tahu
N % N % N % N %
34 85% 6 15% 10 25% 30 75%
Senam bugar yang dilakukan dapat memunculkan keadaan tenang dan rileks dimana
gelombang otak mulai melambat semakin melambat sehingga membuat seseorang beristirahat dan
tertidur sehingga dapat menurunkan tingkat insomnia [3]. Hal ini sejalan dengan pernyataan
responden setelah melakukan senam bugar secara teratur dimana merasakan tubuhnya lebih ringan,
lebih bugar, merasa rileks dan akhirnya dapat tidur dengan nyenyak
Senam disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga
berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Aktifitas
olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung tetap optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang terdapat dalam
tubuh. Insomnia terjadi akibat adanya ketegangan otot atau stres. Ketegangan otot atau stres
mengaktifkan saraf simpatis yang mengakibatkan seseorang merasa tegang. Rasa kantuk tidak akan
timbul jika seseorang mengalami ketegangan. Rsponden melaporkan tidurnya nyenyak dan tidak
terbangun dimalam hari dan mudah dalam mengawali tidur setelah melakukan senam bugar 3 kali
dalam seminggu. Hasil penelitian Taat mengatakan bahwa latihan fisik yang dilakukan secara teratur
minimal 30 menit akan memperbaiki kesehatan fisik dan psikis. Penurunan kadar hormon kortisol
dan pelepasan hormon edorfine yang distimulasi oleh latihan fisik membuat orang menjadi rileks,
nyaman dan senang. [4]
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil post test tentang efektivitas senam bugar tehadap insomnia pada lansia di
posyandu lansia Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar lansia
di posyandu lansia Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo mengalami Insomnia sedang sebelum
dilakukan senam bugar, hampir setengahnya lansia di posyandu lansia Kelurahan Tambak Sawah
Sidoarjo mengalami insomnia ringan setelah dilakukan senam bugar. Senam bugar efektif terhadap
penurunan insomnia pada lansia di Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo. Oleh karena itu hasil
penelitian ini diharapkan dapat diterapakan dalam keperawatan, khususnya keperawatan gerontik
sehingga dapat meingkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ghaddafi , M. (2010). Tatalaksana Insomnia dengan Farmakologi atau Non-Farmakologi. E-
Jurnal Medika Udayana, 4: 1–17.
[2] Wijayanti, Fina Yuli. (2012). Perbedaan Tingkat insomnia pada lania dengan pemberian music
keroncong di pelayanan sosial lansia Tulungagung. Jurnal Keperawatan. Yogyakarta : Stikes
Aisyiyah Yogyakarta
[3] Sindhu, Pujiastuti. (2013). Yoga Untuk Sehat. Bandung : Mizan Pustaka
[4] Taat Sumedi, wahyudi, Ani Kuswati. (2010). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan
Insomnia Pada Lansia di Pnti werda Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1
[5] Putri Nesma. (2011). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Perubahan Tingkat
Insomnia pada Lansia di Posyandu Lanisa Katasura. Terbitan Berkala Ilmiah (Journal) Vol. 4
No. 1
[6] Rohmawati, R., Sari, R. Y., Faizah, I., & Soleha, U. (2020). Efektivitas Senam Bugar Tehadap
Insomnia Pada Lansia di Kelurahan Tambak Sawah Sidoarjo. Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 15(1), 58-65.