Disusun Oleh :
1. Ardya Garini
2. Beti Indriana
3. Desi arianti
4. Elfia Yulianingsih
5. Melia Indrawati
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam
lansia terhadap ketidaknyamanan ibu dalam menghadapi masa
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui ketidaknyamanan ibu dalam menghadapi masa
perimenopause, sebelum melakukan senam lansia
2. Mengetahui ketidaknyamanan ibu dalam menghadapi masa
perimenopause setelah melakukan senam lansia
3. Menganalisis pengaruh senam lansia terhadap ketidaknyamanan yang
dihadapi ibu dalam masa perimenopause sebelum dan setelah dilakukan
intervensi
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Wanita Menopause/Masyarakat
Wanita menopause dapat menerapkan senam lansia sebagai latihan fisik
apabila jika sewaktu-waktu mengalami masalah stres.
1.3.2 Manfaat Bagi Profesi bidan
Hasil Asuhan kebidanan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
profesi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan mengenai
penggunaan senam lansia sebagai salah satu metode nonfarmakologis dalam
pengelolaan tingkat stres.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hormon FSH, LH dan estradiol tidak mutlak. Dari usia dan
keluhan yang muncul, diagnosis sudah dapat ditegakkan. Bila pasien tidak
mendapat haid dalam > 6 bulan, maka pada umumnya kadar FSH dan LH tinggi,
sedangkan kadar estradiol sudah rendah. Analisis hormonal baru dilakukan bila
keluhan yang muncul belum tentu akibat kekurangan estrogen. Pada usia pra dan
premenopause, hormon yang diperiksa adalah FSH, LH dan estradiol.Tidak jarang
pada keadaan seperti ini ditemukan FSH, LH dan estradiol tinggi, namun pasien
telah ada keluhan.Keluhan vasomotorik sering ditemukan pada keadaan estrogen
tinggi(Saryono,2011).
D. Keluhan Vasomotor
Gejala vasomotor mempengaruhi sampai 75% wanita premenopause.
Gejala dapat terjadi untuk 1 sampai 2 tahun setelah menopause pada sebagian
besar wanita, namun dapat terus sampai 10 tahun atau lebih wanita lainnya. Hot
flushes adalah alasan utama mengapa perempuan mencari perawatan saat
menopause dan permintaan akan pengobatan terapi hormonal. Hot flushes tidak
hanya mengganggu perempuan di tempat kerja dan mengganggu kegiatan sehari-
hari tetapi juga mengganggu tidur. Banyak wanita yang melaporkan kesulitan
berkonsentrasi dan terjadinya ketidakstabilan emosional selama masa transisi
menopause. Insiden penyakit tiroid meningkat seiring dengan pertmbahan usia
wanita, sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus dilakukan jika dijumpai gejala
vasomotor yang khas atau resisten terhadap terapi yang diberikan(Arian,2011).
Mekanisme fisiologis yang mendasari terjadinya hot flushes masih belum
sepenuhnya dipahami. Sebuah peristiwa sentral, mungkin dimulai di hipotalamus,
mendorong peningkatan suhu inti tubuh, tingkat metabolisme, dan suhu kulit. Hal
ini mengakibatkan reaksi ini dalam terjadinya vasodilatasi perifer dan berkeringat
pada beberapa wanita. Peristiwa sentral mungkin dipicu oleh noradrenergik,
serotoninergic, atau aktivasi dopaminergik.Meskipun lonjakan LH sering terjadi
pada saat hot flushes, itu bukan penyebab, karena gejala vasomotor juga terjadi
pada wanita dengan kelenjar hipofisis yang telah diangkat. Seperti apa peran dari
estrogen dalam terjadinya hal ini masih belum diketahui secara
pasti(Saryono,2011).
Gejala vasomotor adalah konsekuensi dari penurunan kadar hormone
estrogen. Hot flashes merupakan sensasi mendadak terhadap rasa
panas,berkeringat dan kemerahan yang lebih sering terjadi pada muka, leher dan
dada. ansietas juga sering menyertai hot flashes. Tanda-tanda obyektif dari
vasodilatasi cutaneous seperti flushing dan berkeringat diamati, yang diikuti oleh
penurunan suhu inti tubuh, yang menyebabkan beberapa wanita akan merasa
dingin setelah setelah terjadinya semburan panas(Arikunto,2011).
Hot flushes terkait dengan vasodilatasi dan peningkatan suhu kulit yang
menghasilkan keringat, penurunan resistensi kulit, dan peningkatan konduktansi
kulit. Data dari studi oleh Mashchak dkk menunjukkan bahwa hot flushes
disebabkan oleh perubahan mendadak dalam regulasi control suhu di hipotalamus
regulasi. Investigasi kemudian menunjukkan bahwa penarikan estrogen adalah
faktor pencetus untukterjadinya hot flushes pada wanita menopause. Gejala secara
lainnya meliputi palpitasi, gelisah, mudah marah, dan keringat malam. Hot flushes
dapat terjadi selama beberapa detik, dan dapat juga terjadi sampai beberapa
jam.Hot flushes dapat muncul sebelum periode menstruasi terakhir, dengan
hampir 60% wanita melaporkan keadian hot flushes sebelum terjadinya perubahan
siklus menstruasi. Pola dapat berubah dari waktu ke waktu, dengan beberapa
wanita mengalami pengurangan keluhan hot flushes seiring dengan waktu,
sementara yang lain terus mengalami ketidaknyamanan sampai bertahun-
tahun(Arikunto,2011).
Hot flushes juga mungkin dapat dipicu oleh menopause yang terjadi akibat
prosedur pembedahan dimana terjadi satu minggu pasca-operasi, dan biasanya
lebih sering dan parah di malam hari (sering membangkitkan seorang wanita dari
tidur) atau selama masa stres. Salah satu keluhan utama yang terkait dengan hot
flushes adalah insomnia, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita.
Keluhan Vasomotor pada masa Menopause telah dilaporkan terjadi. Perempuan
kulit hitam secara signifikan lebih cenderung memiliki gejolak panas
dibandingkan perempuan kulit putih(Saryono,2011).
ASUHAN KEBIDANAN
PREMENOPAUSE PADA NY. S USIA 46
TAHUN
DI PUSKESMAS PRINGSEWU
Hari tanggal : 10 Desember 2021
Tempat : Puskesmas
Pringsewu
Waktu : 08.00 s.d 10.00 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. S
Umur : 46 Tahun Umur : 50 tahun
Agama : Islam Agama: Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Suku : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan: SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pringombo
2. Keluhan utama
- Ibu mengatakan, sering merasakan panas pada tubuh, berkeringat, nyeri pada
sendi, gelisah, mudah tersinggung, sulit tidur pada malam hari, mudah lelah.
- Ibu mengatakan sudah tidak menstruasi sejak 3 bulan yang lalu, menstruasi
terakhir hanya1-2 hari
3. Riwayat perkawinan
a. Jumlah perkawinan : Satu
b. Usia perkawinan pertama: 23 tahun
c. Usia perkawinan sekarang: 23 tahun
4. Riwayat Haid
a. Usia menarche : 10 tahun
b. Siklus : 28-35 hari
c. Teratur/ tidak : teratur
d. Lamanya : 5 hari
e. Dysminorrhea : iya pernah
5. Riwayat Ginekologi
a. perdarahan Haid : Tidak Pernah
b. Riwayat perdarahan setelah Hub. Seksual : Tidak pernah
c. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : tidak pernah
d. Riwayat ada massa, tumor pada payudara dan alat kandungan : Tidak ada
e. Lain-lain : Tidak ada
6. Riwayat obstetri
a. Jumlah anak : Tiga (3)
b. Riwayat keguguran : Tidak pernah
7. Riwayat keluarga berencana
a. Jenis alat kontrasepsi : KB suntik 3 bulan
b. Lama : 3 tahun
c. Masalah: Berat badan naik dan menstruasi tidak teratur
8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit keturunan yang pernah diderita ibu :
o Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun yang
diturunkan dari keluarga
b. Riwayat penyakit keturunn yang pernah diderita keluarga
o Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
9. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
- Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi dan Lauk Pauk
- Frekuensi : 3 kali sehari
- Porsi makan : Normal
- Jenis minuman yang dikonsumsi : Air putih, Teh atau kopi
- Frekuensi : kurang lebih 8 gelas air putih perhari, 1 gelas kopi/teh pada
pagi hari
- Pantangan : Tidak ada pantangan
b. Eliminasi
- BAB
Frekuensi : 1 kali sehari, atau 2 hari
sekali Konsistensi : Normal
Warna : Normal
- BAK
Frekuensi : kurang lebih 4 kali sehari
Konsistensi: Normal cair
Warna : Jernih kekuningan
c. Personal Hygiene
- Mandi
Frekuensi : 2 kali sehari
Keramas : 1 kali dua
hari
- Gosok gigi
Frekuensi : 2 kali sehari
- Ganti pakaian
Frekuensi : 2 kali sehari
d. Aktifitas
- Tidur/ Istirahat
a. Siang : ½ - 1 jam sehari
b. Malam : ± 8 jam sehari
c. Masalah : mengalami gangguan tidur 3 bulan terakhir
10. Data psikologi dan spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya
- Ibu mengatakan cemas terhadap keadaannya sekarang, akrena ibu
merasakan ketidaknyamanan selama beberapa bulan terakhir, seperti
sering merasa panas, gangguan mood, gangguan tidur.
b. Ketaatan beribadah
- Ibu mengatakan tetap melakukan shalat 5 waktu
c. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita
- Ibu mengatakan tidak mengetahui
d. Hubungan sosial ibu dan keluarga
- Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik-baik saja dan tidak
memiliki masalah dalam keluarga.
e. Penentu dan pengambil keputusan dalam keluarga
- Penentu dan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 130/90 Mmhg
- Pernapasan : 21 Kali/ Menit
O
- Suhu : 36,7 C
- Nadi : 85 Kali/ Menit
d. BB dan TB
- BB : 60 Kg
- TB : 153 Cm
2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan inpeksi dan
palpasi
a. Kepala :
- Normal, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, rambut hitam ada
sedikit bagian rambut yang sudah memutih.
b. Muka :
- Simetris, normal, tidak odema, tidak ada benjolan/massa, ada sedikit
flek, dan tidak ada nyeri tekan
c. Mata :
- Simetris, Normal, tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
tanda-tanda infeksi
d. Telinga :
- Simetris, tidak ada nyeri saat disentuh, tidak ada tanda-tanda infeksi,
pendengaran ibu baik
e. Hidung :
- Simetris, tidak odema, tidak ada benjola/masa, tidak ada polip, dan tidak
ada pengeluaran cairan, tidak ada tanda-tanda infeksi
f. Mulut :
- Simetris, tidak odema, mukosa mulut normal, gigi dan lidah bersih,
tidak ada infeksi maupun sariawan
g. Leher :
- Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tyhroid,
maupun vena jugularis, normal, tidak nyeri tekan maupun nyeri saat
menelan, dan tidak ada massa/benjolan
h. Dada :
- Normal, simetris, tidak ada retraksi dinding dada ang berlebih saat
melakukan pernafasan, bunyi paru=\-paru dan jantung normal.
i. Mammae :
- Normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan/massa, tidak ada pengeluaran cairan, kulit payudara normal
j. Perut :
- Normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa/benjolan, bising usus
normal
k. Ekstremitas
- Kanan : Tidak bengkak, turgor kulit baik
- Kiri : Tidak bengkak, turgor kulit baik
- Reflek patella : Ada , Kanan+ Kiri +
- Varises : Tidak ada varises
l. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan penunjang
(Laboratorium) Tanggal : 10 Desember
2021
HB : 11,6 gr/dl
GDS : 107 mg/dl
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa kebidanan : Ny. S usia 46 tahun dengan premenopause
2. Masalah : Ketidaknyamanan gejala premenopause
3. Kebutuhan
- Mengurangi ketidaknyaman pada gejalan premenopause
- KIE dan dukungan pada ibu dalam menghadapi premenopause
D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 10 Desember 2021
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan hasil anamnesa yang telah dilakukan : - TD
: 130/90 mmHg, Nadi : 85 x/m, Respirasi : 21 x/m Suhu : 36,7°C Ibu mengalami
premenopause
Rasional : agar ibu mengetahui keadaannya Evaluasi : ibu mengetahui hasil
pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu, tentang premenopause yang dialami saat ini adalah periode
atau masa peralihan yang dialami wanita saat akan memasuki masa berakhirnya
menstruasi (menopause). Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu sekarang seperti
badan terasa panas, sering berkeringat, mudah tersinggung, suasana hati mudah
berubah-ubah, mudah lelah, gangguan tidur, dan tidak menstruasi yang dialami ibu
selama 3 bulan terakhir
Rasional : agar ibu mengetahui apa itu premenopause dan menopause yang sedang
dialaminya.
Evaluasi : ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk mengatasi keluhan dan lebih menjaga kebersihan diri yaitu
dengan cara :
a. Tingkatkan kebersihan mandi 2x sehari
b. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun, tidak ketat, dan memiliki daya
serap
c. Cara cebok yang benar yaitu dari arah vagina kebelakang
d. Selalu keringkan vulva setelah BAB dan BAK
e. Mengganti celana dalam setiap kali basah
Rasional : agar ibu mengetahui cara mengatasi keluhan mudah berkeringat yang
dialaminya saat ini
Evaluasi : ibu mengerti dan ibu bersedia menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengandung firoestrogen (hormon alami), seperti kacang-kacangan, kedelai dan
olahan (tempe, tahu, susuh kedelai). Namun tetap mengkonsumsi makanan yang
lain seperti sayuran, ikan, daging, telur, dan susu
Rasional : agar ibu mendaptakan nutrisi, dan hormon estrogen alami yang
didapatkan dari mengkonsumsi kacang-kacangan maupun nutrisi dari hewani dan
nabati.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia mengkonumsi makanan sesuai yang
dianjurkan oleh bidan
5. Menganjurkan ibu untuk banyak melakukan aktivitas fisik, olahraga ringan, seperti
berjalan-jalan ± 30 menit saat pagi, dan senam 1-2 kali dalam seminggu
Rasional : agar ibu mendapatkan relaksasi tubuh, memperlancar aliran darah
dalam tubuh, menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskuler, menjaga
persendian dan otot agar tetap kuat dan mencegah terjadinya osteoporosis.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia, melakukan saran yang diberikan bidan untuk
mengtasi ketidaknyamanan premenopause yang ia rasakan.
6. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup minimal 30 menit pada siang hari dan 8
jam pada malam hari, untuk mengatasi mudah lelah yang sering ibu rasakan dalam
bebrapa buulan terakhir
Rasional : agar ibu dapat beristirahat dengan cukup dan dapat mengatasi
ketidaknayaman yang ia rasakan saat ini
Evaluasi : ibu menerti dan bersedia istirahat yang cukup
7. Menganjurkan ibu melakukan relaksasi pada malam hari, dengan cara melakukan
peranapasan dalam, seperti menarik nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut
selama 3-5 kali siklus tarik nafas. Lalu dapat membaca buku, atau bersantai nonton
tv sebelum akan tidur
Rasional : agar ibu bisa mengatasi gangguan tidurnya pada malam
hari Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukan relaksasi
8. Memberikan dukungan semangat pada ibu, bahwa masa perimenopause hingga
menopause bukanlah akhir dari kehidupan seorang wanita, melainakan suatu
tingkatan hidup di mana masih diberikan umur panjang. Ibu harus tetap semangat
dalam menjalani aktivitas sehari-hari tanpa harus takut dalam menghadapi gejala
premenopause yang sedang dihadapi
Rasional : agar ibu tidak merasa cemas dalam menghadapi keadaanya saat ini.
Evaluasi : ibu mengerti dan merasa nyaman senang, dengan dukungan yang
diberikan padanya.
9. Melakukan follow up pada ibu
Rasional : agar ibu dapat mengulangi penejlasan yang telah diberikan bidan, serta
dapat mencegah terjadinya kesalahan komunikasi yang diberikan bidan pada ibu
tentang keadaanya saat ini
Evaluasi : ibu dapat melakukan follow up
10. Menganjurkan ibu untuk segera datang kepetugas kesehatan terdekat jika
mengalami keluhan yang semakin memburuk.
Rasional : agar dapat dilakukan penanganan dan tindakan yang lebih mendalam
dan menunjang pada ibu, serta melakukan kolaborasi dengan dokter
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia.
CATATAN S : - ibu mengatakan keluhannya terasa
PERKEMBANGAN berkurang setelah melakukan senam 3
kali dalam seminggu seperti yang
Tanggal : 16 disarankan oleh bidan.
Desember 2021 - Ibu mengatakan senang, keluhannya
yang ia rasakan terkait gejala
10.30 WIB perimenopausenya berkurang
O:
Tanda-tanda vital
- TD : 13/80 mmHg
- RR : 21 kali permenit
- Nadi : 85 kali permenit
- Suhu : 36,6 oC
P:
1. Memberitahu pada ibu tentang
kondisinya saat ini, dari hasil
pemeriksaan dan anamnesa bahwa
ibu dalam keadaan baik.
Rasional : agar ibu mengetahui
kondisinya saat ini
Evaluasi : ibu sudah mengetahui
keadaannya dan ibu merasa senang
2. Meminta ibu mengisi lembar skala
menopause
Rasional : agar dapat mengetahui
apakah gejala yang ibu rasakan
berkurang setelah melakukan
olahraga ringan dan senam seminggu
3 kali yang dilakukan di puskesmas
Pringsewu
Evaluasi : ibu bersedia mengisi
lembar skala gejala menopause
3. Menganjurkan ibu untuk tetap
beritirahat dengan cukup meskipun
ketidaknyamanan yang ia rasakan
sudah berkurang
Rasional : agar ibu tetap beritirahat
dengan cukup
Evaluasi : ibu bersedia istirahat
dengan cukup
4. Menganjurkan ibu untuk tetap
melakukan olahraga ringan dan
senam bisa dilakukan di rumah,
Rasional : agar ibu tetap
melakukan
olahraga ringan dan senam untuk
mencegah kembalinya rasa tidak
nyaman yang mungkin akan terjadi
kembali
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia
tetap melakuakn olahraga ringan dan
senam di rumah
5. Melakukan follow up
Rasional : jika ada yang tidak ibu
pahami, bidan dapat menjelaskan
kembali sebelum ibu pulang
Evaluasi : ibu dapat melakukan
follow up
6. Menganjurkan ibu segera datang
kepetugas kesehatan terdekat jika
ibu mengalami keluhan atau
ketidaknyaman yg ia rasakan
kembali dan tidak teratasi.
Rasional : agar dapat dilakukan
penanganan yang lebih baik dan
segera dilakukan kolaborasi dengan
dokter
Evaluasi : ibu bersedia segera datang
kepetugas kesehatan jika merasakan
keluhan atau ketidaknyamanan yang
semakin memburuk.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. SIMPULAN
1. Wanita menopause mengalami depresi karena merasa tertekan dimana kehilangan
seluruh perannya sebagai wanita, kehilangan kesempatan untuk memiliki anak,
kehilangan daya tarik dan mereka merasa belum siap menerima keadaan yang
dialaminya, bahkan tidak mengerti dengan perubahan pada dirinya. Gejala depresi
pada menopause meliputi gejala fisik dan psikis
2. Eduksi pada ibu premenopause di puskesmas kelumbayan barat, sudah cukup
sesuai dengan teori dan literatur yang di berikan dengan bahasa yang lebih di
kenal oleh masyarakat luas .
3. Bantuan suport orang orang terdekat seperti suami dan anak anak adalah salah
satu yang dapat membantu melewati masa masa peralihan dari premenopause ke
menopause sehingga faktor ini merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
pada berhasil nya ibu menghindari gejala yang tidak enak pada kasus menopause
4. Selain diberikan terapi non farmakologi, ibu diberikan Konseling edukasi tentang
menopause. Karena faktor edukasi juga berpengaruh pada ibu yang mengalami
premenopause.
5. Dalam penanganan menopause biasanya cukup sulit dikarenakan ibu mudah
marah karena stres yang terjadi, atau tidak nyaman dengan efek samping gejala
lain nya.
6. Dalam jurnal penelitian, makanan juga berpegaruh pada kasus menopause ini
sehingga di anjurkan mengkonsumsi makanan yang baik dalam artian gizi nya
seimbang.
B. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, dalam melakukan asuhan kebidanan
sebaiknya ditekanankan lagi dalam mengedukasi ibu yang terindikasi
premenopause terutama dalam penjelasan apa itu menopause dan juga gejala lain
yang mungkin nanti nya akan dirasakan
2. Adanya peran masyarakat sekitar yang membantu dan juga mengetahui terhadap
apa itu menopause sehingga dapat memaklumi kondisi si pasien .
DAFTAR PUSTAKA
Batan, I. S., Mewengkang, M., & Tendean, H. M. 2013. Pengetahuan Ibu tentang
Menopause di Poliklinik BLU RSU Prof. DR. R. D. Kandou Manado.
Jurnal e-Biomedik, 1(1).
Borkolesa, E., Reynoldsa, N., David, R. T., Chantal, L., Stojanovska, L., Remco,
C.J, Polman. 2015. The Role Depressive Symptomatology in peri and post-
menopause.
Govender, T. 2012. Perbedaan Tingkat Stress dan Depresi Pada Pasien Wanita
Menopause dan Usia Reproduksi. Skripsi. Fakultas Kedokteran:
Universitas Negeri Sebelas Maret.
Guyton, A.C., John, E.H., 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
Hawari D., 2013. Manajemen Stress, Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI.
33
34
Janiwarty, B., Pieter HZ. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan: Suatu Teori
dan Terapannya. Rapha Publishing: Yogyakarta. pp. 333-340.
Kim, Y. H., & Lee, J. H. (2015). Menopause and Depression and Oral Health-
Related Quality of Life of Postmenopausal Women. International Journal of
Bio-Science and Bio-Technology, Vol. 7. No. 5, pp. 203-210.
Murray, C.J.L., Lopez., A.D., 1997. The Global Burden of Disease. Harvard
University: Boston, MA, USA.
Puspitasari, N., 2008. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan pada Wanita
Perimenopause. The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 4, No. 1,
Hal 35-42.
Rahman, I., Åkesson, A., & Wolk, A. 2015. Relationship between age at
natural menopause and risk of heart failure. Menopause, 22(1), 12-16.
Rostiana, T., & Kurniati, N. M. T. 2009. Kecemasan pada Wanita yang Menghadapi
Menopause. Jurnal Psikologi Volume, 3(1), 76.
Sadock, J.B., Sadock, A. V., 2014. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Saputra, M., 2011. Depresi Pada Wanita Menopause dan Hubungannya dengan
Kualitas Hidup. Tesis. Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. M.
Djamil: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Sidharta, P., 2008. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat: Jakarta.
Cetakan keenam. Pp: 18.Ibid. hal: 147-148.
Young, E.A., Midgley A.R., Carlson N.E., et al. 2000. Alterationin the
hypothalamic pituitary ovarian axis in depressed women. Arch Gen
Psychiatry; 57:1157-1162.
LAMPIRAN
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.com
ALAMAT UNTUK KORESPONDENSI: Barbara Sternfeld, PhD, Divisi Penelitian, 2000 Broadway, Oakland, CA 94612,
510-891-3717 (telepon), 510-891-3836 (faks), Barbara.sternfeld@kp.org.
PENAFIAN:
Konten sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan resmi National Institutes of Health.
CT.gov: NCT01178892
Na KONTRIBUSI PENULIS:
sk Dr. Katherine Guthrie memiliki akses penuh ke semua data dalam penelitian ini dan bertanggung jawab atas integritas data dan keakuratan
ah analisis data. Semua penulis membuat kontribusi besar untuk penelitian dan naskah ini. Tidak ada kompensasi untuk persiapan naskah.
Pe Situs jaringan yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah: Seattle, WA (Group Health Research Institute: Principal Investigators
nul Katherine M. Newton, PhD and Susan D. Reed, MD, MPH); Indianapolis, IN (Universitas Indiana; Peneliti Utama: Janet S. Carpenter,
PhD, RN, FAAN, Lee Learman, MD, PhD,); dan Oakland, CA (Kaiser Permanente Division of Research; Peneliti Utama: Barbara
is Sternfeld, PhD dan Bette Caan, PhD). Pusat Koordinasi Data jaringan ini berbasis di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson;
NI Peneliti Utama: Andrea Z. LaCroix, PhD dan Garnet Anderson, PhD. Ketuanya adalah Kris E. Ensrud, MD, University of Minnesota.
H-
Peneliti lain dari Jaringan MsFlash yang berkontribusi pada penelitian ini termasuk Lee Cohen, MD dan Hadine Joffe, MD, MSc, Rumah Sakit
PA Umum Massachusetts; Ellen W. Freeman, PhD, Universitas Pennsylvania; dan Sheryl Sherman, PhD: Institut Nasional Penuaan/Institut
Kesehatan Nasional, Bethesda, MD.
PENGUNGKAPAN KEUANGAN:
Dr. Ensrud adalah konsultan pada Data Monitoring Committee untuk Merck, Sharp & Dohme. Dr. Dunn bekerja di Klein Buendel
Inc.. Dr. Newton telah menerima dukungan penelitian dari Integrated Diagnostics Inc. Dr. Freeman telah menerima dukungan
penelitian dari Forest Laboratories, Inc, dan Bionovo, Inc. Dr. Cohen telah menerima dukungan penelitian dari Astra-Zeneca
Pharmaceuticals, Bristol-Myers Squibb, Cephalon, Inc, GlaxoSmithKline, Ortho-McNeil Janssen, Sunovion Pharmaceuticals, Inc.
dan telah memberikan nasihat/konsultasi untuk: Noven Pharmaceuticals. Dr. Joffe telah menerima dukungan hibah dari Cephalon/
Teva, menjadi dewan penasehat untuk Noven, dan telah melakukan konsultasi untuk Sunovion. Ms Roberts telah menerima hibah
dan dukungan perjalanan dari Indiana University/Purdue University Indianapolis.
Sternfeld dkk. Halaman 2
Abstrak
Na
OBJEKTIF-Untuk menentukan kemanjuran latihan olahraga untuk mengurangi vasomotor dan gejala
sk
menopause lainnya.
ah
Pe METODE-Wanita peri akhir dan pasca-menopause, tidak banyak bergerak dengan gejala vasomotor sering
nul (VMS) berpartisipasi dalam uji coba terkontrol secara acak yang dilakukan di tiga lokasi: 106 untuk berolahraga
is dan 142 untuk aktivitas biasa. Intervensi latihan terdiri dari latihan aerobik individu berbasis fasilitas 3 kali/
minggu selama 12 minggu. Frekuensi dan gangguan VMS dicatat pada buku harian harian pada awal dan
NI
minggu ke-6 dan 12. Analisis niat untuk mengobati dibandingkan antara perbedaan kelompok dalam
H-
perubahan frekuensi dan gangguan VMS, gejala tidur (Insomnia Severity Index, Pittsburgh Sleep Quality Index)
PA dan suasana hati (Kesehatan Pasien Kuesioner-8 dan kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7).
HASIL—Pada akhir minggu ke-12, perubahan frekuensi VMS pada kelompok latihan (perubahan rata-
rata 2.4/hari, 95% CI 3.0, 1.7) dan VMS mengganggu (perubahan rata-rata −0.5 pada skala 4 poin, 95% CI
0.6, 0.4) tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol (−2.6 VMS/hari, 95% CI 3.2, 2.0, p=0.43;
0.5 poin, 95% CI 0.6, 0.4, p=0,75). Kelompok olahraga melaporkan peningkatan yang lebih besar dalam
gejala insomnia (p=0,03), kualitas tidur subjektif (p=0,01), dan gejala depresi (p=0,04), tetapi
perbedaannya kecil dan tidak signifikan secara statistik ketika nilai p disesuaikan untuk beberapa
Na perbandingan. Hasil serupa ketika mempertimbangkan wanita yang patuh pengobatan saja.
sk
ah KESIMPULAN-Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa 12 minggu latihan aerobik intensitas sedang tidak
Pe mengurangi VMS tetapi dapat mengakibatkan perbaikan kecil dalam kualitas tidur, insomnia dan depresi
nul pada wanita paruh baya, tidak banyak bergerak.
is
NI Kata kunci
H- aktivitas fisik; intervensi; semburan panas; kualitas tidur; gejala insomnia; suasana hati
PA
Meskipun aktivitas fisik secara teratur memberikan banyak manfaat kesehatan jangka pendek dan jangka
panjang, bukti yang mendukung kepercayaan populer bahwa olahraga bermanfaat untuk mengurangi gejala
vasomotor (VMS) (1) tetap samar (2). Studi intervensi tidak konsisten (3-7), dan sekitar setengah dari studi
observasional melaporkan tidak ada hubungan (8-12), sisanya umumnya menyarankan hubungan protektif
(13-15), dan beberapa laporanditingkatkan VMS dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi (16; 17). Bukti
kontradiktif ini, ditambah dengan banyak manfaat dan risiko minimal olahraga untuk wanita paruh baya,
menunjukkan kebutuhan yang jelas untuk uji coba terkontrol acak (RCT) yang dirancang dengan hati-hati untuk
menguji kemanjuran olahraga untuk VMS.
Na
sk
ah Menanggapi kebutuhan ini, Jaringan Penelitian MsFLASH (Menopause Strategies: Finding Lasting
Pe Answers for Gejala dan Kesehatan) melakukan RCT 12 minggu pelatihan latihan aerobik dengan wanita
nul yang sebelumnya tidak banyak bergerak. Dalam makalah ini, kami melaporkan hasil pengujian hipotesis
is bahwa kelompok olahraga akan mengalami penurunan frekuensi VMS yang jauh lebih besar dan
NI mengganggu daripada kelompok kontrol aktivitas biasa. Kami juga melaporkan hasil dari hipotesis
sekunder yang mengeksplorasi efek latihan olahraga pada gangguan tidur dan mood.
H-
PA
METODE
Ikhtisar Desain Studi
Na Rincian tentang Jaringan Penelitian MsFLASH dan desain penelitian dan protokol telah diterbitkan
sk sebelumnya (18; 19). Secara singkat, intervensi latihan, yang dilakukan di tiga dari lima Pusat Klinis
ah MsFLASH (Indianapolis, Oakland, dan Seattle), adalah satu kelompok dari percobaan faktorial 3-kali-2
Pe selama 12 minggu dengan wanita yang diacak dalam rasio 3:3:4 olahraga, yoga, atau aktivitas biasa, dan
nul kemudian diacak lebih lanjut dalam rasio 1:1 di setiap lengan dengan 1,8 g/hari minyak ikan omega 3
atau kapsul plasebo yang tampak identik. Desain faktorial memastikan bahwa semua pesertabisa percaya
is
bahwa mereka menerima beberapa intervensi dan karenanya memiliki harapan manfaat (20), dan
NI
mengurangi biaya untuk menguji beberapa intervensi berisiko rendah melalui kelompok kontrol
H-
bersama. Tidak ada perbandingan head-to-head antara yoga dan olahraga yang direncanakan, dan
PA interaksi antara intervensi perilaku dan omega-3 dihipotesiskan tidak mungkin. Laporan ini menjelaskan
hasil intervensi latihan dibandingkan dengan aktivitas biasa; hasil intervensi yoga dan omega-3
dilaporkan secara terpisah.
Setelah skrining telepon, buku harian VMS 2 minggu, dan kuesioner awal, wanita yang memenuhi syarat
menghadiri kunjungan awal yang mencakup pengambilan darah, tanda-tanda vital, tes treadmill latihan
bergradasi submaksimal, dan kuesioner kedua. Wanita kemudian menyelesaikan buku harian VMS satu minggu
dan memakai pedometer untuk menilai perilaku aktivitas sehari-hari sebelum kembali untuk kunjungan kedua
Na yang mencakup penentuan akhir kelayakan dan pengacakan. Pada minggu ke-2, peserta dihubungi oleh staf
sk studi yang buta terhadap tugas omega-3 untuk mendorong kepatuhan studi dan mengevaluasi toleransi
ah terhadap kapsul studi. Selama minggu 6 dan 12 pengobatan, peserta menyelesaikan buku harian VMS satu
Pe minggu lagi. Semua tindakan lain diulang selama minggu ke-12 atau pada kunjungan minggu ke-12 terakhir.
nul
is
Peserta diberi kompensasi $50,00 setelah setiap kunjungan klinik dengan kemungkinan total
NI $150,00. Penelitian ini disetujui oleh Institutional Review Boards dari situs klinis yang
H- berpartisipasi dan Pusat Koordinasi Data, dan semua peserta memberikan persetujuan tertulis.
PA
Pemilihan Sampel dan Pengacakan
Rekrutmen awal ke dalam penelitian terjadi terutama melalui surat massal kepada wanita yang memenuhi syarat
usia, menggunakan milis yang dibeli dan file pendaftaran rencana kesehatan. Kriteria inklusi termasuk berusia
40-62 tahun, pada akhir peri- atau pasca-menopause atau memiliki histerektomi dengan FSH> 20 mlU/mL dan
estradiol 50 pg/mL, dan dalam kesehatan umum yang baik. Kriteria kelayakan VMS adalah 14 VMS/minggu di
masing-masing tiga minggu berturut-turut, berdasarkan catatan harian, frekuensi VMS antara kunjungan 1 dan 2
tidak kurang dari 50% dari rata-rata mingguan dalam dua minggu sebelum kunjungan 1, dan VMS dinilai sebagai
parah atau mengganggu setidaknya 4 kali setiap minggu. Kriteria eksklusi meliputi: BMI>37; penggunaan
Na
hormon atau kontrasepsi hormonal dalam 2 bulan terakhir; penggunaan resep atau pengobatan bebas untuk
sk VMS dalam sebulan terakhir; kondisi medis yang tidak stabil; partisipasi saat ini dalam olahraga teratur atau
ah yoga; penggunaan suplemen omega-3 saat ini atau sering mengonsumsi ikan; kontraindikasi untuk latihan
Pe olahraga (misalnya, keterbatasan fisik), yoga, atau omega-3 (misalnya, alergi terhadap kedelai atau ikan;
nul penggunaan anti-koagulan saat ini); atau episode depresif berat dalam tiga bulan terakhir.
is
NI
H- Pengacakan dilakukan melalui database berbasis Web yang aman, dikelola oleh Pusat Koordinasi
Data MsFLASH, menggunakan algoritma pengacakan dinamis untuk mempertahankan
PA
komparabilitas antara kelompok studi sehubungan dengan situs klinis. Pengumpul data
dibutakan untuk tugas pengacakan.
Latihan Latihan
Intervensi latihan terdiri dari 12 minggu dari tiga sesi pelatihan pengkondisian kardiovaskular
individual per minggu yang dilakukan di fasilitas kebugaran lokal dan diawasi oleh pelatih
Na olahraga bersertifikat yang terlatih. Wanita memilih apakah akan berolahraga di treadmill, pelatih
sk elips, atau sepeda stasioner. Detak jantung target (THR), yang dipantau selama pelatihan dengan
ah monitor detak jantung (RS100™ Cardiac Monitors, Polar Electro, Inc., Lake Success, NY) adalah
Pe 50– 60% cadangan detak jantung (HRR) (21) untuk yang pertama bulan dan 60-70% HRR (sekitar
nul 125-145 bpm) untuk sisa intervensi. Pelatih mencatat THR, beban kerja, dan tenaga yang
is dirasakan (22) setiap 5-10 menit.
NI
Semua wanita memiliki tujuan pengeluaran energi progresif yang sama dengan berat badan: 4 kkal/kg di
H- minggu 1, 8 kkal/kg di minggu 2, 12 kkal/kg di minggu 3, dan 16 kkal/kg di minggu 4-12 ( sekitar 1.000-1.500
PA kkal/minggu untuk sebagian besar wanita). Durasi biasanya berkisar antara 40-60 menit/sesi, tergantung pada
beban kerja yang diperlukan untuk mencapai THR dan pengeluaran kalori, termasuk pemanasan dan
pendinginan singkat. Pengeluaran energi progresif dan tujuan THR didasarkan pada kebutuhan wanita yang
tidak banyak bergerak untuk beradaptasi secara bertahap untuk berolahraga selama periode 4 minggu dan
pada pedoman ACSM untuk pelatihan olahraga (21; 23).
Pelatihan terpusat, pengamatan pelatih mingguan, log pelatihan olahraga, kunjungan ke lokasi, dan
panggilan konferensi reguler digunakan untuk mempertahankan ketepatan intervensi di seluruh pelatih dan
lokasi klinis.
Na
sk Grup Kontrol Aktivitas Biasa
ah Kelompok kontrol diminta untuk tidak mengubah perilaku aktivitas fisik selama penelitian. Pada
Pe akhirnya, mereka diberi pilihan keanggotaan satu bulan di pusat kebugaran lokal atau lokakarya
nul yoga, bahan, dan peralatan gratis.
is
NI Pengukuran VMS
H- Hasil utama adalah frekuensi dan gangguan VMS berdasarkan catatan harian di mana peserta
PA memasukkan jumlah gejala malam hari saat bangun dan gejala siang hari sebelum tidur.
Gangguan VMS dinilai setiap hari pada skala 1-4 (tidak ada, sedikit, sedang, dan banyak).
Frekuensi dasar dihitung dari jumlah rata-rata VMS yang dilaporkan dalam periode 24 jam selama
14 hari berturut-turut sebelum kunjungan klinik pertama. Frekuensi VMS selama minggu 6 dan
12 didefinisikan sama, menggunakan buku harian 7 hari yang sesuai. Baseline, minggu 6, dan
minggu 12 mengganggu didefinisikan sebagai sarana peringkat harian.
Hasil Sekunder
Na Kualitas tidur yang dilaporkan sendiri dan gangguan tidur (Pittsburgh Sleep Quality Index - PSQI
sk (24), gejala insomnia (Insomnia Severity Index - ISI (25), gejala depresi (Kuesioner Kesehatan
ah Pasien
Pe - PHQ-8) (26) dan kecemasan (Kecemasan Umum) Kuesioner gangguan - GAD-7) (27) dinilai pada
nul awal dan minggu ke-12. PSQI menilai kualitas tidur secara keseluruhan dan gangguan tidur
is terlepas dari penyebab yang mendasarinya (insomnia dan kemungkinan gangguan tidur lainnya)
NI sementara ISI mengukur keparahan gejala insomnia saja.Skor yang lebih tinggi pada semua skala
H- menunjukkan gejala yang lebih besar.
PA
kovariat
Korelasi demografis dan perilaku potensial dari respons pengobatan termasuk usia yang dilaporkan sendiri,
ras, status merokok, asupan alkohol, status menopause, status kesehatan secara keseluruhan, pendidikan,
pekerjaan, dan status perkawinan. Indeks massa tubuh dihitung sebagai kg/m2, dari pengukuran tinggi dan
berat badan. Kebugaran didefinisikan sebagai waktu hingga 85% dari HRR pada penilaian
tes latihan treadmill dilakukan pada awal dan minggu 12. Perilaku aktivitas fisik di luar intervensi
didefinisikan sebagai langkah/menit yang dicatat pada pedometer (NL-1000, New Lifestyles, Lees
Summit, MO) yang dipakai selama satu minggu pada awal dan pada minggu 12 dan dirata-ratakan untuk
Na semua menit perekaman selama periode waktu yang relevan.
sk
ah Ketaatan
Pe Kepatuhan didefinisikan dalam tiga cara: kehadiran di 80% sesi pelatihan, pencapaian 80% tujuan
nul pengeluaran energi mingguan, dan pencapaian THR (±10 bpm) untuk 50% waktu latihan. Sesi
is pelatihan berbasis rumah yang didokumentasikan dihitung untuk wanita yang tidak dapat
NI menghadiri sesi berbasis fasilitas.
H-
Peristiwa Buruk
PA
Efek samping dinilai pada awal, selama sesi pelatihan, dan pada kunjungan studi 12 minggu terakhir
dengan daftar efek samping spesifik yang diharapkan dari olahraga yang mencakup nyeri punggung,
nyeri dan nyeri otot, jantung berdebar, pusing, dan pingsan. Efek samping yang baru muncul adalah
gejala atau efek samping yang dilaporkan pada minggu ke-12 yang tidak ada pada awal.
Analisis statistik
Sampel dari 112 peserta latihan dan 150 peserta aktivitas biasa direncanakan untuk memberikan
Na 90% kekuatan untuk mendeteksi perbedaan rata-rata 1,9 VMS/hari (pengurangan 0,49 standar
sk deviasi (SD) pada VMS/hari, berdasarkan ukuran efek yang diamati dalam data awal dari 97
ah peserta pertama yang terdaftar dalam uji coba escitalopram MsFLASH (28)). Perhitungan ini
Pe didasarkan pada uji-t dengan tingkat signifikansi 2 sisi 0,025 untuk menjelaskan dua hasil utama
nul (frekuensi VMS, gangguan VMS), dan memungkinkan 10% mangkir di kedua lengan dan 10%
is tambahan dalam latihan lengan untuk mengatasi potensi peningkatan variabilitas dalam hasil
karena kepatuhan yang berbeda terhadap intervensi.
NI
H- Analisis hasil mencakup semua wanita yang diacak untuk berolahraga atau aktivitas biasa yang
PA memberikan data tindak lanjut, terlepas dari kepatuhan terhadap intervensi studi, sesuai dengan prinsip
intention-to-treat. Analisis primer membandingkan frekuensi rata-rata atau gangguan VMS pada 6 dan 12
minggu untuk kelompok perlakuan dan kontrol menggunakan model regresi linier yang disesuaikan
dengan lokasi klinis, kunjungan (minggu 6 atau 12), pengacakan omega-3, dan ukuran hasil awal.Karena
frekuensi VMS miring ke kanan, nilai mentah nilai mentahnya adalah ditransformasikan melalui logaritma
natural untuk memenuhi asumsi model atau hasil yang terdistribusi normal. Kesalahan standar yang kuat
dihitung menggunakan persamaan estimasi umum untuk memperhitungkan korelasi antara pengukuran
berulang dari hasil dari setiap peserta. Analisis tambahan dilakukan untuk menilai sensitivitas hasil model
terhadap a) penyesuaian karakteristik dasar lainnya yang bervariasi antara kedua kelompok (usia, ras,
Na kebugaran dasar); atau b) pengecualian peserta yang tidak patuh berolahraga.
sk
ah
Pe Berdasarkan sebuah prioritas hipotesis, kemungkinan modifikasi efek pengobatan pada frekuensi VMS
nul berdasarkan usia, ras, dan nilai dasar frekuensi VMS, BMI, kebugaran, perilaku aktivitas, dan kesehatan secara
keseluruhan diperiksa dengan memasukkan istilah produk silang yang sesuai ke dalam model regresi linier
is
tanpa penyesuaian untuk beberapa pengujian.
NI
H- Analisis sekunder juga menerapkan regresi linier untuk memodelkan perubahan tidur dan suasana hati
PA sebagai fungsi dari tugas pengobatan, mengikuti pendekatan serupa yang digunakan dengan analisis primer.
variabel dan uji Chi square untuk variabel kategoris. Nilai p 2 sisi <0,025 dianggap
signifikan secara statistik untuk dua hasil utama. Untuk empat hasil yang diperiksa
dalam analisis sekunder, nilai-p kurang dari 0,0125 dianggap signifikan secara statistik.
Na Analisis dilakukan dengan menggunakan SAS Versi 9.2 (SAS Institute, Cary, NC).
sk
ah HASIL
Pe
Gambar 1 menunjukkan aliran akrual dengan 248 wanita yang diacak dalam rasio 3:4 seperti yang dirancang:
nul 106 untuk olahraga dan 142 untuk aktivitas biasa. Data hasil tersedia untuk 97% peserta di setiap kelompok.
is Wanita yang diacak untuk berolahraga lebih tua (p<0,001) dan sedikit kurang fit (p=0,09), tetapi sebaliknya
NI sebanding dalam hal status menopause, ras, pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, indeks massa
H- tubuh, status merokok, penggunaan alkohol, perilaku aktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan yang
PA dilaporkan sendiri (Tabel 1).
Pada minggu ke-12, peningkatan rata-rata durasi treadmill adalah 1,66 menit pada kelompok latihan
dibandingkan dengan 0,05 menit pada kelompok aktivitas biasa (p<0,001). Perilaku aktivitas di luar
latihan olahraga menurun 1,5 langkah/menit pada kelompok olahraga dibandingkan dengan
peningkatan 0,22 langkah/menit pada kelompok aktivitas biasa (p=0,02). Kedua kelompok memiliki sedikit
perubahan dalam BMI (−0,12 kg/m2, 95% CI 0,26, 0,02 pada kelompok latihan vs.−0,09 kg/m2, 95% CI
0,24, 0,06 pada kelompok kontrol, p=0,73.
Di antara wanita yang ditugaskan untuk berolahraga, 56% puas dengan bantuan VMS yang mereka
alami, dan 60% berpikir olahraga membantu. Sembilan puluh lima persen ingin terus berolahraga.
Na
sk DISKUSI
ah
Studi ini memberikan bukti kuat bahwa 12 minggu latihan aerobik individu, berbasis fasilitas, intensitas
Pe
sedang tidak mengurangi frekuensi atau gangguan VMS lebih dari aktivitas biasa pada wanita yang
nul awalnya tidak banyak bergerak, dan menunjukkan bahwa kurangnya kepatuhan tidak menjelaskan
is temuan nol. Hasilnya menunjukkan kemungkinan, tetapi kecil, peningkatan kualitas tidur subjektif,
NI gejala insomnia, dan gejala depresi dengan pelatihan olahraga, meskipun perbandingan umumnya
H- tidak signifikan pada tingkat ap yang menyumbang beberapa perbandingan.
PA
Temuan nol berkaitan dengan VMS konsisten dengan banyak studi observasional. Studi-studi
tersebut, bagaimanapun, umumnya dibatasi oleh kekuatan statistik yang tidak memadai,
heterogenitas status menopause (12; 14; 15; 29), beberapa wanita dengan gejala yang sering dan
parah (14; 15; 30), beberapa wanita yang berpartisipasi dalam intensitas sedang dan teratur.
aktivitas (8; 17), kurangnya kontrol yang memadai atas perancu (16; 29), dan ketidakmampuan
untuk menetapkan temporalitas (31), yang menghambat penarikan kesimpulan yang kuat.
Percobaan acak sebelumnya juga tidak memberikan dasar bukti yang kuat atau konsisten terkait
Na dengan olahraga dan VMS. Sebuah tinjauan Cochrane baru-baru ini dari 3 percobaan (total 59
sk wanita yang berolahraga) melaporkan perbedaan rata-rata standar keseluruhan dalam frekuensi
ah VMS 0,14 (95% CI = 0,55, 0,26) untuk olahraga vs.
Pe Selain itu, temuan keseluruhan dari uji coba di Finlandia baru-baru ini juga gagal menunjukkan efek
nul apa pun dari 6 bulan pelatihan olahraga pada hot flashes atau keringat malam berdasarkan penilaian
is utama uji coba VMS, meskipun ada penurunan yang signifikan pada keringat malam berdasarkan
NI sekunder ukuran hasil (7; 33). Dengan tambahan percobaan ini, bukti bergerak lebih meyakinkan
menuju kesimpulan bahwa olahraga tidak meringankan VMS menopause pada wanita yang
H-
sebelumnya tidak banyak bergerak.
PA
Satu pertanyaan yang belum terjawab adalah apakah satu latihan memiliki efek akut yang
menguntungkan pada VMS. Penurunan yang dilaporkan dalam hot flashes yang diukur secara subyektif
dan obyektif setelah satu kali latihan (34) memberikan dukungan parsial untuk hipotesis ini. Juga tidak
terjawab apakah ada variabilitas antar individu dalam efek latihan akut atau kronis pada VMS yang
disebabkan oleh faktor fisiologis atau psikologis, seperti yang disarankan oleh Elavsky et al (35). Dalam
studi saat ini, interaksi yang signifikan antara ras dan kelompok perlakuan di mana olahraga mengurangi
frekuensi VMS pada wanita kulit putih tetapi tidak pada orang Afrika-Amerika mungkin karena perbedaan
ras dalam respons kardiovaskular, metabolisme, dan neuroendokrin terhadap olahraga (36-42).Juga,
Na modifikasi efek signifikan garis batas oleh kebugaran dasar di mana pelatihan olahraga tampaknya
sk memiliki efek positif pada frekuensi VMS pada mereka yang paling bugar mungkin disebabkan oleh
ah variabilitas genetik dalam respons terhadap olahraga. (43). Faktor lain yang dapat mengubah efek latihan
Pe pada VMS adalah self-efficacy dan kontrol gejala yang dirasakan (3; 35), yang tidak diperiksa di sini, tetapi
nul memerlukan penelitian lebih lanjut.
is
Percobaan saat ini menunjukkan bahwa olahraga mungkin memiliki manfaat potensial, meskipun
NI
kecil, pada kualitas tidur subjektif dan insomnia dan gejala depresi. Banyak penelitian
H-
observasional sebelumnya dan uji coba aktivitas fisik dan gejala menopause telah melaporkan
PA temuan serupa (5; 10; 14; 29; 44-46), dan konsisten dengan efek olahraga yang diamati pada
kelompok populasi lain (47-50). Menariknya, banyak mekanisme biologis yang diusulkan untuk efek
positif olahraga pada tidur dan kesehatan mental, termasuk peningkatan pelepasan
neurotransmiter, peningkatan aktivasi parasimpatis, gangguan dari rangsangan stres, penurunan
berat badan, dan peningkatan kebugaran (45; 51), juga telah telah diusulkan sebagai
mekanisme di mana olahraga dapat berdampak positif pada VMS. Karena percobaan MsFLASH mengamati
perbaikan kecil dalam tidur dan suasana hati dengan olahraga, tetapi tidak pada VMS, hasilnya menunjukkan
bahwa kurang tidur dan gejala depresi pada wanita paruh baya mungkin kurang merupakan konsekuensi dari
Na VMS dan lebih terkait usia, mandiri, meskipun sering bersama-sama. terjadi, gejala
sk
ah
Salah satu batasan percobaan MsFLASH adalah ketergantungan pada laporan diri VMS. Meskipun pengukuran
Pe
objektif VMS mungkin memberikan penilaian fisiologis yang lebih tepat, pengukuran yang tersedia saat ini
nul tidak direkomendasikan untuk uji klinis rawat jalan (52). Juga, percobaan saat ini hanya menguji satu dosis
is latihan; intensitas yang lebih tinggi atau frekuensi yang lebih besar atau resep yang lebih individual mungkin
NI memiliki efek yang berbeda.Fakta bahwa kelompok latihan menerima lebih banyak perhatian dari pelatih
H- daripada kelompok kontrol mungkin menjadi batasan lain dalam hal kesimpulan yang dapat ditarik dari
PA temuan perbaikan yang lebih besar dalam gejala depresi. Akhirnya, temuan ini mungkin hanya dapat
digeneralisasikan untuk wanita yang tidak banyak bergerak dengan VMS yang sering.
Kekuatan uji coba MsFLASH termasuk sampel yang besar dan bertenaga, desain faktorial yang
menyertakan omega-3 vs. plasebo untuk mengontrol harapan manfaat dengan menawarkan
semua peserta kemungkinan untuk percaya bahwa mereka menerima perawatan, dan
pemantauan dosis latihan yang cermat, dan tingkat kepatuhan yang tinggi. Kekuatan ini
memperkuat kredibilitas temuan.
Na
sk KESIMPULAN
ah Kesimpulannya, uji coba MsFLASH ini memberikan bukti kuat bahwa pelatihan latihan aerobik pada wanita yang
Pe sebelumnya tidak banyak bergerak tidak secara signifikan mengurangi VMS yang sering atau mengganggu.
nul Namun, latihan olahraga meningkatkan tingkat kebugaran, aman dan dapat ditoleransi dengan baik, dan
is mungkin sedikit meningkatkan kualitas tidur subjektif dan gejala insomnia dan depresi. Mengingat hasil positif
NI ini, bersama dengan manfaat kesehatan dari aktivitas fisik secara teratur, implikasi kesehatan masyarakat dari
H- uji coba ini jelas: wanita paruh baya tidak dapat mengharapkan olahraga untuk meredakan VMS, tetapi mungkin
PA mengharapkannya untuk meningkatkan perasaan mereka dan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Studi ini didukung oleh kesepakatan kerjasama yang dikeluarkan oleh National Institute of Aging (NIA), bekerja
sama dengan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Development (NICHD), National
Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM), dan Kantor Penelitian dan Kesehatan Wanita
Na (ORWH), dan hibah U01 AG032656, U01AG032659, U01AG032669, U01AG032682, U01AG032699, U01AG032700
dari NIA. Di situs Universitas Indiana, proyek ini didanai sebagian dengan dukungan dari Institut Ilmu Klinis dan
sk Terjemahan Indiana, sebagian didanai oleh hibah UL1 RR025761 dari Institut Kesehatan Nasional, Pusat Nasional
ah untuk Sumber Daya Penelitian, Penghargaan Ilmu Klinis dan Terjemahan.
Pe
nul Suplemen studi omega-3 (-3, n-3, atau asam lemak tak jenuh ganda) diproduksi sebagai EPA dan disumbangkan, dengan plasebo
is yang cocok, oleh Nordic Naturals, Watsonville, CA. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua staf studi dan
peserta atas kontribusi mereka untuk percobaan ini.
NI
H- PERAN SPONSOR:
PA
Staf NIH secara kritis meninjau protokol penelitian dan draft naskah sebelum penyerahan jurnal.
Referensi
1. Staf Klinik Mayo. Mati haid. Tersedia dihttp://www.mayoclinic.com/health/hot-fashes/
DS01143/DSECTION=risk-factors
Na
2. Sternfeld B, Dugan S. Aktivitas fisik dan kesehatan selama transisi menopause. Obstet Ginjal Klinik
sk
North Am. 2011 Sep; 38(3):537–66. [PubMed: 21961719]
ah
3. McAndrew LM, Napolitano MA, Albrecht A, Farrell NC, Marcus BH, Whiteley JA. Kapan, mengapa
Pe dan untuk siapa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan gejala menopause. Maturitas. 2009 20
nul Oktober; 64(2):119–25. [PubMed: 19781877]
is 4. Aiello EJ, Yasui Y, Tworoger SS, dkk. Pengaruh intervensi olahraga intensitas sedang selama
NI setahun pada terjadinya dan keparahan gejala menopause pada wanita pascamenopause. Mati
H- haid. Juli 2004; 11(4):382–8. [PubMed: 15243275]
PA 5. Wilbur J, Miller AM, McDevitt J, Wang E, Miller J. Status menopause, berjalan dengan intensitas sedang, dan
gejala pada wanita paruh baya. Teori Res Praktek Nurs. 2005; 19(2):163–80. [PubMed: 16025696]
6. Huang AJ, Subak LL, Wing R, dkk. Intervensi penurunan berat badan perilaku intensif dan hot
flushes pada wanita. Arch Intern Med. 2010 12 Juli; 170(13):1161–7. [PubMed: 20625026]
7. Luoto R, Moilanen J, Heinonen R, dkk. Pengaruh pelatihan aerobik pada hot flushes dan kualitas hidup-- uji
coba terkontrol secara acak. Ann Med. 2012 Sep; 44(6):616–26. [PubMed: 21639722]
8. Sternfeld B, Quesenberry CP Jr, Husson G. Aktivitas fisik kebiasaan dan gejala menopause: studi kasus-
kontrol. J Kesehatan Wanita. 1999 Januari; 8(1):115–23. [PubMed: 10094089]
Na 9. van Poppel MN, Brown WJ. "Ini hormon saya, dokter"--apakah aktivitas fisik membantu
gejala menopause? Mati haid. 2008 Januari; 15(1):78–85. [PubMed: 17554226]
sk
10. Daley AJ, Stokes-Lampard H, MacArthur C. 'Merasa panas, panas, panas': apakah ada peran olahraga dalam
ah
pengelolaan vasomotor dan gejala menopause lainnya? J Fam Plann Reprod Perawatan Kesehatan. Juli 2007;
Pe 33(3):143–5. [PubMed: 17609065]
nul 11. Emas EB, Colvin A, Avis N, dkk. Analisis longitudinal dari hubungan antara gejala vasomotor dan ras/
is etnis selama transisi menopause: studi tentang kesehatan wanita di seluruh negeri. Am J Kesehatan
NI Masyarakat. 2006 Juli; 96(7):1226–35. [PubMed: 16735636]
H- 12. Guthrie JR, Smith AMA, Dennerstein L, Morse C. Aktivitas fisik dan pengalaman
PA menopause. Maturitas. 1995; 20:71–80. [PubMed: 7715477]
13. Guthrie JR, Dennerstein L, Taffe JR, Lehert P, Burger HG. Hot flushes selama transisi
menopause: studi longitudinal pada wanita kelahiran Australia. Mati haid. 2005 Juli; 12(4):460–7.
[PubMed: 16037762]
14. Moilanen J, Aalto AM, Hemminki E, Aro AR, Raitanen J, Luoto R. Prevalensi gejala menopause dan
hubungannya dengan gaya hidup di antara wanita paruh baya Finlandia. Maturitas. 2010 Desember;
67(4):368–74. [PubMed: 20869181]
15. Elavsky S, McAuley E. Aktivitas fisik, gejala, harga diri, dan kepuasan hidup
selama menopause. Maturitas. 2005 November; 52(3–4):374–85. [PubMed:
16198515]
Na
16. Romani WA, Gallicchio L, Flaws JA. Hubungan antara aktivitas fisik dan keparahan, frekuensi,
sk dan durasi hot flash pada wanita paruh baya. Am J Hum Biol. 2009 Januari; 21(1):127–9.
ah [PubMed: 18942715]
Pe 17. Whitcomb BW, Whiteman MK, Langenberg P, Flaws JA, Romani WA. Aktivitas fisik dan risiko hot
nul flashes di kalangan wanita paruh baya. J Kesehatan Wanita (Larchmt). 2007 Januari; 16(1):124–
is 33. [PubMed: 17324103]
NI 18. Sternfeld B, LaCroix A, Caan BJ, dkk. Desain dan Metode Percobaan Perawatan Multi-Situs,
H- Multi-Perilaku untuk Gejala Menopause: Pengalaman MsFLASH. Uji Klinis Kontemporer.
2012 Di pers.
PA
19. Newton KM, Carpenter JS, Gurthrie KA, dkk. Metode untuk Desain Percobaan
Gejala Vasomotor: Jaringan MsFLASH. Mati haid. 2012 Di pers.
20. Bootzin, RR. Peran harapan dalam perubahan perilaku. Plasebo: Teori, Penelitian,
dan Mekanisme. New York: Guilford Press; 1985.
21. Sekolah Tinggi Kedokteran Olahraga Amerika. Pedoman ACSM untuk Pengujian dan Resep Latihan.
8. 2009.
22. Borg G, Hassman P, Lagerstrom M. Pengerahan tenaga yang dirasakan terkait dengan detak jantung dan
laktat darah selama latihan lengan dan kaki. Eur J Appl Physiol Menempati Physiol. 1987; 56:679–85. [PubMed:
3678222]
Na 23. Haskell WL, Lee IM, Pate RR, dkk. Aktivitas fisik dan kesehatan masyarakat: rekomendasi
sk terbaru untuk orang dewasa dari American College of Sports Medicine dan American Heart
Association. Latihan Olahraga Med Sci. 2007 Agustus; 39(8):1423–34. [PubMed: 17762377]
ah
24. DJ Buysse, Reynolds CF III, Monk TH, Berman SR, Kupfer DJ. Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh:
Pe
instrumen baru untuk praktik dan penelitian psikiatri. Psikiatri Res. 1989 Mei; 28(2): 193–213.
nul [PubMed: 2748771]
is 25. Morin, CM. Insomnia: Penilaian dan Manajemen Psikologis. New York, New
NI York: Guilford Press; 1993.
H- 26. Kroenke K, Strine TW, Spitzer RL, Williams JB, Berry JT, Mokdad AH. PHQ-8 sebagai ukuran depresi
PA saat ini pada populasi umum. J Mempengaruhi Gangguan. 2009 April; 114(1–3):163–73. [PubMed:
18752852]
27. Spitzer RL, Kroenke K, Williams JB, Lowe B. Ukuran singkat untuk menilai gangguan
kecemasan umum: GAD-7. Arch Intern Med. 2006 22 Mei; 166(10)::1092–7. [PubMed:
16717171]
28. Freeman EW, Guthrie KA, Caan B, dkk. Khasiat escitalopram untuk hot flashes pada wanita menopause
yang sehat: uji coba terkontrol secara acak. JAMA. 2011 19 Januari; 305(3):267–74. [PubMed: 21245182]
29. Collins A, Landgren BM. Kesehatan reproduksi, penggunaan estrogen dan pengalaman gejala
pada wanita perimenopause: studi berbasis populasi. Maturitas. 1995; 20:101–11. [PubMed:
7715461]
Na
30. Daley A, MacArthur C, Stokes-Lampard H, McManus R, Wilson S, Mutrie N. Partisipasi latihan, indeks
sk
massa tubuh, dan kualitas hidup terkait kesehatan pada wanita usia menopause. Praktek Br J Gen.
ah Februari 2007; 57(535): 130–5. [PubMed: 17266830]
Pe 31. Armstrong, BK.; Putih, E.; Saracci, R. Prinsip Pengukuran Paparan dalam
nul Epidemiologi. Oxford: Pers Universitas Oxford; 1994.
is 32. Daley A, Stokes-Lampard H, MacArthur C. Latihan untuk gejala menopause vasomotor. Sistem
NI Basis Data Cochrane Rev. 2011; (5): CD006108. [PubMed: 21563149]
H- 33. Moilanen JM, Mikkola TS, Raitanen JA, dkk. Pengaruh pelatihan aerobik pada gejala
PA menopause - uji coba terkontrol secara acak. Mati haid. 2012 Juni; 19(6):691–6. [PubMed:
22334056]
34. Elavsky S, Gonzales JU, Proctor DN, Williams N, Henderson VW. Efek aktivitas fisik pada gejala
vasomotor: pemeriksaan menggunakan ukuran objektif dan subjektif. Mati haid. 2012
Oktober; 19(10)::1095-103. [PubMed: 22735162]
35. Elavsky S, Molenaar PC, Emas CH, Williams NI, Aronson KR. Aktivitas fisik harian dan hot
flashes menopause: menerapkan pendekatan baru dalam pribadi untuk menunjukkan
perbedaan individu. Maturitas. 2012 Maret; 71(3):287–93. [PubMed: 22226629]
36. Yanovski JA, Yanovski SZ, Boyle AJ, dkk. Aktivitas sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal selama
latihan pada wanita Afrika-Amerika dan Kaukasia. J Clin Endokrinol Metab. 2000 Agustus; 85(8):
Na 2660–3. [PubMed: 10946862]
sk 37. Feairheller DL, Diaz KM, Sturgeon KM, Williamson ST, Brown MD. Perbedaan Ras dalam Waktu-
ah Kursus Respons Stres Oksidatif untuk Latihan Akut. J Exerc Physiol Online. 2011 Februari 1;
Pe 14(1):49– 59. [PubMed: 21691463]
nul 38. Johnson JA, Burlew BS, Stiles RN. Perbedaan ras dalam respons yang dimediasi beta-
is adrenoseptor. J Cardiovasc Pharmacol. 1995 Januari; 25(1):90–6. [PubMed:
7723360]
NI
39. Reimann M, Hamer M, Schlaich M, dkk. Respons otonom terhadap stres pada orang Afrika Hitam
H-
versus Kaukasia: studi SABPA. Psikofisiologi. 2012 April; 49(4):454–61. [PubMed: 22176778]
PA
40. Walker AJ, Bassett DR Jr, Duey WJ, dkk. Respon katekolamin kardiovaskular dan plasma terhadap
olahraga pada orang kulit hitam dan putih. Hipertensi. 1992 Okt; 20(4):542–8. [PubMed: 1398889]
41. Winnick JJ, Gaillard T, Schuster DP. Latihan resistensi secara berbeda mempengaruhi penurunan berat badan dan
metabolisme glukosa pada pasien kulit putih dan Afrika-Amerika dengan diabetes mellitus tipe 2. Etn Dis. 2008;
18(2):152–6. [PubMed: 18507266]
42. Heffernan KS, Jae SY, Fernhall B. Perbedaan ras dalam kekakuan arteri setelah latihan pada pria muda.
Apakah J Hipertensi. 2007 Agustus; 20(8):840–5. [PubMed: 17679030]
43. Beras T, An P, Gagnon J, dkk. Heritabilitas respons SDM dan BP terhadap pelatihan olahraga dalam Studi
Na Keluarga HERITAGE. Latihan Olahraga Med Sci. 2002 Juni; 34(6)::972–9. [PubMed: 12048324]
sk 44. Mansikkamaki K, Raitanen J, Nygard CH, dkk. Kualitas tidur dan pelatihan aerobik di antara wanita
ah menopause - uji coba terkontrol secara acak. Maturitas. 2012 Agustus; 72(4):339–45. [PubMed: 22673453]
Pe
45. Elavsky S, McAuley E. Aktivitas fisik dan hasil kesehatan mental selama menopause: uji
nul coba terkontrol secara acak. Ann Perilaku Med. 2007 Apr; 33(2):132–42. [PubMed:
is 17447865]
NI 46. Kemmler W, Lauber D, Weineck J, Hensen J, Kalender W, Engelke K. Manfaat Latihan Intens 2
H- Tahun Terhadap Kepadatan Tulang, Kebugaran Jasmani, dan Lipid Darah Pada Wanita Osteopenik
PA Pascamenopause Dini: Hasil Erlangen Fitness Pencegahan Osteoporosis Studi (EFOPS). Arch
Intern Med. 2004 24 Mei; 164(10)::1084–91. [PubMed: 15159265]
47. Kline CE, Sui X, Hall MH, dkk. Efek dosis-respons dari latihan olahraga pada kualitas tidur
subjektif wanita pascamenopause: analisis eksplorasi dari uji coba terkontrol secara acak. BMJ
Membuka. 2012; 2(4)
48. Tworoger SS, Yasui Y, Vitiello MV, dkk. Efek dari latihan intensitas sedang selama setahun dan
intervensi peregangan pada kualitas tidur pada wanita pascamenopause. Tidur. 2003 1 November;
26(7):830– 6. [PubMed: 14655916]
49. King AC, Oman RF, Brassington GS, Bliwise DL, Haskell WL. Latihan intensitas sedang dan kualitas tidur yang
dinilai sendiri pada orang dewasa yang lebih tua. Sebuah uji coba terkontrol secara acak. JAMA. 1997 1 Januari;
50. Dunn AL, Trivedi MH, Kampert JB, Clark CG, Chambliss HO. Perawatan olahraga untuk depresi:
sk
kemanjuran dan respons dosis. Am J Sebelumnya Med. 2005 Januari; 28(1):1–8. [PubMed: 15626549]
ah
51. Leith, LM. Dasar-dasar olahraga dan kesehatan mental. Morgantown, Virginia Barat: Teknologi
Pe Informasi Kebugaran, Inc; 1994.
nul 52. Tukang kayu JS, Newton KM, Sternfeld B, dkk. Evaluasi laboratorium dan rawat jalan dari monitor
is gejala vasomotor dari Strategi Menopause Menemukan Jawaban Abadi untuk Gejala dan jaringan
NI Kesehatan. Mati haid. 2012 Juni; 19(6):664–71. [PubMed: 22228321]
H-
PA
Na
sk
ah
Pe
nul
is
NI
H-
PA
Na
sk
ah
Pe
nul
is
NI
H-
PA
Na
sk
ah
Pe
nul
is
NI
H-
PA
Na
sk
ah Gambar 1.
Pe Rekrutmen, pendaftaran, dan kepatuhan dalam uji coba MsFLASH tentang olahraga, yoga,
nul dan suplementasi omega-3 untuk gejala menopause
is
NI
H-
PA
Tabel 1
n % n %
ah
Pe Usia saat skrining (tahun), rata-rata (SD) 55.8 (3.6 ) 54.2 (3.5)
is 50 – 54 43 40.6 69 48.6
NI 55 – 59 40 37.7 51 35.9
H- 60+ 21 19.8 12 8.5
PA
Status menopause
Balapan
Status pernikahan
H- 30 25 23.6 34 23.9
PA Merokok
n % n %
ah 0 41 38.7 51 35.9
Pe 1–<7 46 43.4 62 43.7
nul 7+ 19 17.9 27 19.0
is
NI Durasi tes treadmill (min), rata-rata (SD) 9,63 (2,94) 10,26 (2,90)
Pusat klinis
Pe
nul
is
NI
H-
PA
Na
sk
ah
Pe
nul
is
NI
H-
PA
Dasar 106 7.3 (6.7, 7.9) 142 8.0 (7.3, 8.7) 0,7 (−1,6, 0,2)
Minggu 6 – baseline 102 2.0 (−2.6, 1.4) 133 2.0 (−2.5, 1.4) 0,1 (−0,9, 0,7)
Minggu 12 – baseline 101 2.4 (−3.0, 1.7) 135 2.6 (−3.2, 2.0) 0,2 (−0,6, 1,1)
Ma
ti
Mengganggu (1-4) 0,745
hai
d. Dasar 106 2.9 (2.8, 3.0) 142 3.0 (2.9, 3.1) 0,1 (−0,2, 0,0)
na
sk Minggu 6 – baseline 102 0,4 (−0,5, 0,3) 132 0,4 (−0,5, 0,3) 0,0 (−0,1, 0,1)
ah
Minggu 12 – baseline 100 0,5 (−0,6, 0,4) 133 0,5 (−0,6, 0,4) 0,0 (−0,1, 0,2)
pe
nul
is; Analisis Sensitivitas4 n Latihan Berarti (95% CI) n Rata-rata Aktivitas Biasa (95% CI) Selisih Rata-rata (95% CI) nilai-p2
ter
se
dia Hot flashes / hari3 0,708
di
P Dasar 106 7.3 (6.7, 7.9) 142 8.0 (7.3, 8.7) 0,7 (−1,6, 0,2)
M Minggu 6 – baseline 79 1.9 (−2.6, 1.2) 133 2.0 (−2.5, 1.4) 0,0 (−0,9, 0,9)
C
20 Minggu 12 – baseline 74 2.5 (−3.2, 1.7) 135 2.6 (−3.2, 2.0) 0,1 (−0,8, 1,1)
15
01 Mengganggu (1-4) 0,628
Ap
ril. Dasar 106 2.9 (2.8, 3.0) 142 3.0 (2.9, 3.1) 0,1 (−0,2, 0,0)
Minggu 6 – baseline 79 0,4 (−0,5, 0,3) 132 0,4 (−0,5, 0,3) 0,0 (−0,1, 0,2)
Minggu 12 – baseline 74 0,5 (−0,6, 0,4) 133 0,5 (−0,6, 0,4) 0,0 (−0,2, 0,2)
1
mencakup semua peserta dengan tindakan tindak lanjut, terlepas dari kepatuhan terhadap intervensi
2
nilai-p dari kontras yang membandingkan latihan vs. aktivitas biasa dalam pengukuran berulang Model hasil linier sebagai fungsi dari kelompok intervensi, pusat klinis, kunjungan (minggu 6 atau 12), intervensi omega-3
tugas, dan nilai hasil dasar. Nilai p <0,025 dianggap signifikan secara statistik ketika memperhitungkan 2 perbandingan hasil utama yang menarik.3
hal
am
an
15
Tabel 3
Perubahan frekuensi gejala vasomotor dari awal hingga minggu ke-12 oleh kelompok latihan: analisis subkelompok berdasarkan karakteristik dasar yang dipilih
St
er
Olahraga Aktivitas Biasa nfe
ld
dk
Ciri n Perbedaan1 n Perbedaan1 % Mengubah2 (95% CI) p untuk interaksi3
k.
IMT (kg/m2) 0,375
1 hal
Minggu 12 – perbedaan dasar am
an
16
2
persentase perubahan hot flashes dalam kelompok latihan relatif terhadap kelompok aktivitas biasa
3
interaksi p-nilai untuk variabel kontinu dihitung dari istilah interaksi antara variabel subkelompok kontinu yang diminati dan kelompok perlakuan dalam model
terpisah.
St
er
nfe
ld
dk
k.
Ma
ti
hai
d.
na
sk
ah
pe
nul
is;
ter
se
dia
di
P
M
C
20
15
01
Ap
ril.
hal
am
an
17
Tabel 4
Perubahan hasil sekunder (tidur dan suasana hati) dengan latihan lengan
St
er
Olahraga Aktivitas Biasa Perbedaan nfe
Niat untuk Mengobati Analisis1 n Rata-rata (95% n Rata-rata (95% CI) Rata-rata (95% CI) nilai-p2 ld
CI)
dk
k.
ISI Tidur 0,025
Dasar 104 11.5 (10.4, 12.7) 140 12.2 (11.4, 13.1) 0,7 (−2.1, 0.7)
Minggu 12 – baseline 80 4.0 (−5.1, 2.9) 130 3.1 (−3.9, 2.4) 0.9 (−2.2, 0.4)
hal
am
an
18