Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN MENOPAUSE

MAMPU PRODUKTIF DALAM MASA MENOPAUSE

Dosen Pengampu:

Dosen Pengampu: Astin Nurhanifa, SST, M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Mia Andia Ningrum

Nim : P27824420115

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV AJ KEBIDANAN SOETOMO KELAS MAGETAN
TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah “mampu produktif dalam masa menopause”
dapat kami susun. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Menopause.

Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan


mahasiswi. Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
yang telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-
saran kepada penyusun. Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi
maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Magetan, 03 Februari 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi Menopause diartikan
proses peralihan dari masa produktif ke masa nonproduktif yang disebabkan
berkurangnya hormon estrogen dan progesteron. Upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan, difokuskan untuk melindungi kelompok masyarakat risiko
tinggi, termasuk didalamnya perempuan yang menghadapi masa menopause yang
termasuk dalam kelompok risiko karena pada kelompok ini terjadi perubahan
yang drastis secara fisik, psikis dan sosial budaya. Namun mengingat kondisi ini
merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap perempuan, maka upaya
pemberdayaan masyarakat lebih tepat diberikan agar kelompok perempuan
menopause di masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat pada masa ini.
Berhentinya siklus menstruasi sering dikaitkan dengan berbagai gejala yang tidak
menyenangkan, seperti : kecemasan, depresi, penurunan libido, kekeringan
vagina, insomnia, sulit berkonsentrasi, dan gejala vasomotor (hot flashes dan
berkeringat di malam hari) sehingga menyebabkan sebagian dari wanita yang
telah menopause mengalami kurang produktif, baik dalam pekerjaan maupun
dalam aktifitas sehari-hari. Maka diperlukan pengetahuan bagaimana seorang
wanita mampu produktif dalam masa menopause.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana seorang wanita mampu produktif pada masa menopause?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana seorang wanita mampu produktif pada
masa menopause.
BAB 2
PEMBAHASAN

Menopause terjadi seiring dengan siklus menstruasi terakhir, tapi secara


pasti menopouse dinyatakan setelah 1 tahun tidak ada perdarahan menstruasi. Hal
ini adalah normal, fisiologis dan merupakan periode perkembangan kehidupan
wanita yang disebabkan oleh hilangnya fungsi folikel ovarium yang biasanya
dipicu faktor penuaan. Menopause dapat terjadi secara spontan rata-rata terjadi
pada wanita usia 51 tahun atau dipicu melalui intervensi medis
(operasi,kemoterapi, atau terapi radiasi panggul) .
Berhentinya siklus menstruasi sering dikaitkan dengan berbagai gejala yang tidak
menyenangkan, seperti : kecemasan, depresi, penurunan libido, kekeringan
vagina, insomnia, sulit berkonsentrasi, dan gejala vasomotor (hot flashes dan
berkeringat di malam hari). Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama 1 tahun
setelah masa transisi menopause. Sebuah studi oleh Berecki-Gisolf (2009)
melaporkan bahwa banyak gejala yang bertahan sampai 7 tahun setelah
berhentinya siklus menstruasi. Meskipun tidak semua wanita yang melaporkan
terganggu dengan gejala menopause, beberapa penelitian besar telah melaporkan
hubungan antara gejala menopause dan kualitas hidup yang rendah.

Meskipun menopause merupakan proses alami dalam siklus hidup reproduksi


wanita, tetapi masih banyak wanita menopause yang menganggap hal ini sebagai
pengalaman yang sulit dalam hidup mereka. Selain karena harus dapat beradaptasi
dengan perubahan fisik akibat gejala menopause ( hot flashes, kekeringan vagina,
perubahan suasana hati dan insomnia), wanita juga sering dihadapkan pada
keadaan yang menekan seperti perubahan dalam hubungan dengan pasangan,
persepsi penuaan, peristiwa kematian dari keluarga atau teman-teman, gangguan
penyakit, perubahan dalam pekerjaan dan keuangan.

Produktivitas kerja pada menopause merupakan pencapaian hasil kerja baik yang
dilakukan di tempat kerja maupun di rumah dalam bentuk aktivitas sehari – hari.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Whiteley (2013) dan Kopenhager (2015)
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gejala
menopause yang timbul dengan gangguan produktivitas kerja pada wanita
menopause. Wanita menopause terutama pada menopause yang masih aktif
bekerja yang dapat beradaptasi dengan baik untuk mengatasi gejala menopause
yang timbul akan berdampak positif pada kualitas hidup dan produktivitas kerja
wanita pada usia pertengahan.

Seiring meningkatnya usia harapan hidup, saat ini wanita dapat hidup
lebih lama, bekerja lebih lama dan pensiun lebih akhir. Sekitar 45% dari tenaga
kerja usia lebih dari 50 tahun di hampir semua sektor pekerjaan adalah
perempuan, dan semuanya akan mengalami gejala menopause. Beberapa wanita
akan mengalami keluhan ringan sampai sedang, sementara lainnya dapat
mengalami keluhan yang berat sampai dengan sangat berat (parah). Beberapa dari
wanita – wanita ini akan merasa terganggu untuk melaksanakan pekerjaan
mereka, sedangkan sekitar setengahnya tidak akan terpengaruh dan hanya sekitar
5% akan terancam dengan kondisi ini. Penurunan konsentrasi, kelelahan,
gangguan memori, depresi, merasa rendah diri, penurunan rasa percaya diri, rasa
kantuk dan terutama hot flushes dianggap sebagai faktor pemicu penurunan
produktivitas kerja perempuan menopause. Seperti halnya kondisi yang
berhubungan dengan kesehatan yang sudah berjalan lama, dukungan dan
pemahaman dari pelayanan kesehatan sangat penting dan dapat membuat suatu
perubahan besar untuk bagaimana seorang wanita akan menangani dampak gejala
menopause yang mungkin merugikan produktivitas, efisiensi dan kepuasan
kerjanya. Sebuah strategi yang realistis dan masuk akal mungkin dapat
diimplementasikan di tempat kerja untuk bisa membuat perubahan yang
signifikan.

Dilansir dari Healthline, berikut ini adalah tips memasuki masa menopause
dengan nyaman dan tetap produktif

1. Meningkatkan kesehatan dan memulai semangat baru


Dengan perubahan dan gejala yang muncul, sugestikan bahwa menopause
adalah kesempatan Anda untuk meningkatkan kesehatan. Fokuslah pada
teknik pengurangan stres seperti melakukan latihan fisik yang berdampak
baik untuk meningkatkan kesehatan.
Mengubah rutinitas tak hanya dapat mengatasi perubahan yang terjadi
dalam tubuh, tapi juga dapat membantu mengurangi gejala saat memasuki
masa menopause. Memberdayakan diri untuk menciptakan tujuan hidup
yang sehat juga dapat berdampak pada awal masa menopause.
Menemukan cara sederhana untuk menghadapi masa ini sangat penting,
seperti:
a) Meninjau kembali pola tidur
b) Minum lebih banyak air
c) Makan lebih banyak serat
d) Mencoba olahraga baru yang sedang populer
e) Fokuslah pada kekuatan atau melakukan latihan beban
f) Mencoba makanan baru untuk variasi nutris.

Bagian dari transisi ini adalah pemahaman bahwa segala sesuatu yang
dilakukan adalah bagian dari proses. Memang akan ada perubahan dalam
tubuh, akan tetapi perlu dilakukan dengan mengubah cara pandang dalam
menyesuaikan diri. Intervensi psikologis yang bertujuan untuk
meningkatkan pemberdayaan fisik dan mental terbukti dapat membantu
mengurangi gejala menopause sekaligus meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan.

2. Mengatasi stres
Diakui ataupun tidak, stres benar-benar dapat memengaruhi kesehatan
fisik, emosi, dan perilaku. Oleh karena itu, yang tengah memasuki masa
menopause sangat dianjurkan untuk mengatasi stres sedini dan sebaik
mungkin.
Hal ini sangat penting. Dengan meluangkan waktu untuk mengendalikan
pikiran dan perasaan, efek stres dan perubahan yang dialami tubuh dapat
dikurangi. Mengajarkan diri tentang bagaimana menghasilkan emosi dan
pikiran positif dapat membawa Anda pada gaya hidup yang lebih sehat dan
makin bahagia serta makin produktif dengan melakukan senam karena
semua orang tidak akan bisa lepas dari rasa was-was dan cemas, termasuk
wanita menopause. Kalau tidak ditangani stres dapat menyita energi,
mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan tubuh sehingga
akan mempengaruhi terhadap kesehatan tubuh. Senam adalah salah satu cara
untuk membantu dalam menurunkan tingkat stres. Senam dapat menurunkan
gairah otonom melalui perubahan sirkulasi neurotransmiter dan konsentrasi
hormon yang dapat menyebabkan peningkatan dalam kualitas hidup.
Dengan melakukan senam terjadi peningkatan sirkulasi hormon endofrin
yang berpotensi dalam membantu masalah kekhawatiran ataupun stres
(Reed, et al. 2014). Saat melakukan senam, tubuh akan memproduksi
endofrin lebih banyak. Endofrin merupakan hormon yang bekerja di dalam
otak sebagai suatu hormon kebahagiaan
3. Memandang menopause secara positif
Tidak apa-apa untuk merasa sensitif karena menopause. Hal terpenting
adalah memandang segenap proses perubahan ini sebagai sesuatu yang
positif. Tidak perlu malu atas perubahan yang terjadi. Terbuka kepada
orang-orang terdekat agar mereka bisa lebih memahami dan diri pun akan
merasa lebih baik.
Menopause sering kali menimbulkan gejala-gejala yang kurang nyaman.
Untuk itu, Anda dianjurkan untuk sedari dini menjalani pola hidup sehat
dengan mengatur pola makan, cukupi asupan kalsium, hindari rokok, batasi
konsumsi kafein. Selain itu, jangan lupa untuk olahraga teratur minimal 30
menit setiap harinya.

Pola hidup sehat yang dapat dilakukan memasuki masa menopause yaitu:

1. Mengikuti Edukasi di Posyandu Lansia


Adanya penyampaian materi tentang menopause sebagai bagian dari
kesehatan lansia merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki presepsi
masyarakat tentang menopause sehingga seorang wanita dapat menjalani
masa tersebut dengan sikap yang positif dan lebih produktif. Dengan
adanya kegiatan edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat sebab adanya peningkatan pengetahuan yang terjadi sesudah
penyuluhan membuktikan bahwa penyuluhan berpengaruh pada tingkat
pengetahuan masyarakat.(Makahanap, dkk., 2014).
2. Pola Makan Sehat Menuju Menopause
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan
wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa
menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen,
pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu
jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada
tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi
ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan. 
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi
makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa
menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase
kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak
mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem
kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi
seperti kanker dan diabetes. 
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan
teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting
untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi
makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun
yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-
kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan
disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut
disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah
jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan
pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang
kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan
untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari
kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim
kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak
hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat
fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera.
Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
3. Olahraga Teratur Menjelang Menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga
memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih
efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat
badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk
menjaga kadar gula darah.
b. Menjaga kepadatan tulang.
c. Menjaga massa otot.
d. Membakar kalori lemak.
e. Mengurangi stress
f. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
g. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan
bertambahnya usia.
Olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya, dengan olahraga
produksi endorphine dalam otak meningkat, kondisi ini dapat
memelihara keceriaan dan kegembiraan, pengiriman oksigen ke
otakpun meningkat, sehingga ketegangan otot dan berbagai gangguan
fisik berkurang. Olahraga juga dapat menyehatkan jantung dan tulang,
mengatur berat badan, menyegarkan tubuh dan dapat memperbaiki
suasana hati, sehingga stres dan depresi akibat menopause dapat
diatasi.
Dalam memasuki masa menopuse bisanya seseorang mudah tersinggung, depresi,
cemas, sulit tidur dan setress, ini kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
gangguan:

1. Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan,


nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2. Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan
kamar harus bersih juga rapi.
3. Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan
mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
4. Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan
semua kecemasan sebelum tidur.
5. Melakukan kegiatan yang disukai misalnya menyirami tanaman, mengikuti
perkumpulan dilingkungan sekitar
6. Membaca Al-Quran dipercaya dapat mengurangi cemas, setres, dll dalam
memasuki masa menopause.
7. membaca buku kebiasaan membaca buku sangat baik untuk segala usia,
khususnya untuk masa menopause membaca buku dapat membantu untuk
mengurangi resiko demensia.
8. Menyibukkan diri dengan hal baru misalnya dengan melakukan kegiatan yang
menyenangkan bisa dari menanam bunga, merajut, membuat kerajinan tangan.
Dengan melakukan kegiatan produktif akan membuat bergairah untuk
menjalani hari-hari baru
9. Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya
iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10. Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan anggota
kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan
membawa kebahagiaan.
11. Berlatih teknik relaksasi
Perubahan hormon di dalam tubuh yang terjadi selama menopause dapat
menyebabkan sejumlah masalah psikologis seperti cemas, stres, dan mood
swing atau perubahan suasana hati. Cara terbaik untuk meminimalisir hal
tersebut adalah dengan mencoba beberapa teknik relaksasi. Meditasi dan yoga
telah terbukti efektif dapat menenangkan diri 

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang tepat
mengenai menopause dan cara mengatasi gejala kepada ibu menopause yang
bekerja secara signifikan dapat memengaruhi produktivitas kerja ibu menopause.

3.2 Saran
Penulis menyarankan untuk pembaca agar mempelajari dan dapat
memahami tentang kemampuan produtif pada masa menopause.
DAFTAR PUSTAKA

Istighosah, N. (2018). Perbedaan Produktivitas Kerja Ibu Menopause yang tinggal


di wilayah Pedesaan. Jurnal Kebidanan .

Agung, Bobby.2018. Tetap positif memasuki masa menopause


https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3559021/tetap-positif-memasuki-
masa-menopause-dengan-tips-ini

https://afdelinasusari.wordpress.com/2015/02/11/15/

https://www.scribd.com/doc/141651036/ASKEP-MENAUPOSE

Anda mungkin juga menyukai