Disusun Oleh:
Kelompok 3
Lulu Wardaningrum (P07124522014)
Madarina Fildza Amalia (P07124522015)
Maryan Baharuddin (P07124522016)
Melina Handayani (P07124522017)
Mia Andia Ningrum (P07124522018)
Mekonium adalah zat yang ada di usus janin yang sedang berkembang
dan merupakan pertanda pergerakan usus pertama bayi baru lahir.
Mekonium bisa berwarna hijau, coklat, atau kuning. (Anchala &
Mahima, 2019).
Adanya mekonium yang kental dari cairan ketuban merupakan indikasi
oligohidramnion, karena mekonium yang masuk ke dalam volume
normal cairan amniotik biasanya akan tampak tipis (Hofmeyr, et al.,
2014)
Etiologi Mekonium dapat keluar pada usia kehamilan matur oleh stimulasi vagal.
Mekonium juga dapat terekskresi pada saat hipoksia dan menstimulasi
Arginine Vasopressin (AVP) dari kelenjar hipofisis. AVP menstimulasi
otot polos kolon untuk berkontraksi, dan mengakibatkan mekonium
mencemari ketuban (Williams, 2014). Beberapa kondisi yang melibatkan
pasase in-utero melipuri insufisiensi plasenta, preeklamsia,
oligohidramnion, infeksi peripartum, dan obat-obatan ibu tertentu seperti
kokain. Perjalanan mekonium dalam rahim sebelum usia kehamilan 32
minggu jarang terjadi, dan pada bayi prematur, cairan ketuban bernoda
mekonium dapat mengindikasikan korioamnionitis, sepsis janin (mis.
Listeriosis) atau kompresi tali pusat dalam uterus. (Monen, et al., 2014)
Adanya mekonium dalam air ketuban bukan berarti neonatus mengalami
fetal distress. Mekonium yang cair bukan merupakan risiko atau tanda
fetal distress, tapi merupakan tanda kematangan neonatus. Hal yang
lebih berbahaya bagi neonatus adalah jika ditemukan mekonium saat
proses persalinan sehingga harus dicari tanda-tanda fetal distress
(Prawiroharjo, 2016)
Patofisiologi
Mekonium dapat keluar pada usia kehamilan matur pada usia kehamilan 37
sampai 43 minggu oleh stimulasi vagal. Mekonium juga dapat terekskresi pada
saat hipoksia dan menstimulasi Arginine Vasopressin (AVP) dari kelenjar hipofisis.
AVP menstimulasi otot polos kolon untuk berkontraksi, dan mengakibatkan
mekonium mencemari ketuban (Williams, 2014).
Mekonium yang berada pada ketuban diakibatkan oleh relaksasi sfingter
muskulus ani diinduksi oleh kegagalan oksigenasi pada darah janin. Meskipun
begitu para ahli obstetric telah lama menyadari bahwa adanya mekonium saat
persalinan menjadi permasalahan dalam memprediksi fetal distress atau asfiksia
(Williams, 2014). Insiden yang tinggi diobservasi pada cairan ketuban selama
kehamilan sering mewakili perkembangan gastrointestinal janin dalam
hubungannya dengan proses fisiologis yang normal. Meskipun normal, mekonium
menjadi hal yang berbahaya ketika terjadi asidemi janin. Yang paling penting, jika
asidemia terjadi akut, aspirasi mekonium terjadi tanpa diprediksi dan tidak dapat
dicegah (Williams, 2014).
Diagnose ketuban mekonium