Anda di halaman 1dari 21

KETUBAN PECAH DINI DAN PLASENTA PREVIA

KELOMPOK 5

1. AYU ITA SARI A21713006

2. LUTFIAH NANDA PUTRI A21713018

3. RETALIA AYU P.S. A21713026

4. MAUDILLA RAHMADANI A21713020

5. M. RHAYSALDY A21713019

DOSEN PEMBIMBING : - Ns. PUTINAH, S.Kep., M.Kes.


- Ns. JUM NATOSBA, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini telah kami susun denang maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
ataupun inspirasi kepada pembaca.

Palembang, Oktober 2018

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang


diawali dengan proses pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam
indung telur (ovarium) wanita, lalu berlanjut ke pembentukan zigot,
perlekatan atau menempel di dinding rahim, pembetkan plasenta, dan
pertumbuhan sertaperkembangan hasil konsepsi sampai cukup waktu
(aterm).
Kehamilan merupakan hal yang didambakan setiap wanita, namun
dari kehamilan ini juga dapat menimbulkan resiko. Dalam kehamilan juga
dapat terjadi komplikasi, komplikasi kehamilan merupakan suatu penyakit
yang timbul dimana saat seorang wanita sedang mengandung.
Komplikasi menurut sesuai DepKes RI (1997), jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-
komplikasi yang terbagi menjadi dua yaitu komplikasi obsetrik langsung
dan komplikasi obsetrik tidak langsung.
Komplikasi obsetrik langsung meliputi pendarahan (terdiri dari
plasenta previa dan solusio plasenta), pre-eklampsia/ekslampsia, kelainan
letak (letak lintang/letak sungsang), hidramnion, dan ketuban pecah dini.
Komplikasi obsetrik tidak langsung meliputi penyakit jantung,
tuberculosis, anemia, dan malaria.
Disini kami akan membahas mengenai komplikasi obsetrik langsung
yaitu ketuban pecah dini (KPD) dan plasenta previa. ketuban pecah dini
adalah keadaaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan, bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum 37 minggu maka disebut ketuban pecah
dini pada kehamilan premature (Sarwono, 2008). Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah uretus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, anatomi dan psiologi, etiologi, manifestasi klink,


patoflow, komplikasi, pemeriksaan medis, penataplaksaan, ayat dan
hadist alquran tentang penyakit doa yang diamalkan saat sakit keteban
pecah dini dan plasenta previa ?
2. Konsep asuhan keperawatan : pengkajian, diagnosa, intervensi
NICNOC

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian, anatomi dan psiologi, etiologi,


manifestasi klink, patoflow, komplikasi, pemeriksaan medis,
penataplaksaan, ayat dan hadist alquran tentang penyakit doa yang
diamalkan saat sakit keteban pecah dini dan plasenta previa ?
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan : pengkajian, diagnosa,
intervensi NICNOC
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KETUBAN PECAH DINI (KPD)

2.1.1 Pengertian
KPD adalah pecah kantong amnion dan kehilangan cairan amnion
kapan saja sebelum awitan persalinan sebenarnya. KPD kurang bulan
(preterm premature rupture of membranes, PPROM), yaitu pecahnya
ketuban sebelum usia gestasi 37 minggu. Persalinan dan kelahiran kurang
bulan biasanya terkait dengan KPD, dan janin berada dalam bahaya
akibat risiko infeksi dan/atau kelahiran premature.

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Ketuban


Selaput ketuban (amniotic sac) yang membatasi rongga amnion
terdiri atas amnion dan khorion yang sangat erat ikatannya. Selaput
amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tapi kuat. Struktur
avaskular ini memiliki peran penting dalam kehamilan pada manusia.
Pada banyak kasus obstetri, pecahnya selaput ketuban secara dini pada
kehamilan yang masih muda merupakan penyebab tersering kelahiran
preterm.
Bagian dalam selaput berhubungan dengan cairan amnion yang
merupakan jaringan sel epitel kuboid yang berasal dari ektoderm
embrionik. Epitelini melekat erat kesebuah membran basal yang
berhubungan dengan lapisan interstisial mengandung kolagen I, III, dan
V. Bagian luar dari selaput ialah jaringan mesenkim yang berasal dari
mesoderm. Lapisan amnion ini berhubungan dengan korion
leave.Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi
mentransfer cairan dan metabolik. Lapisan ini menghasilkan zat
penghambat metalloproteinase-1.
Sel masenkim berfungsi menghasilkan kolagen sehingga selaput
menjadi lentur dan kuat. Di samping itu, jaringan tersebut menghasilkan
sitokin IL-6, IL-8, MCP-1 (monosit chemoattractant protein-1); zat ini
bermanfaat untuk melawan bakteri. Disamping itu, selaput amnion
menghaszilkan zat vasoaktif: endotelin-1 (vasokonstriktor), dan PHRP
(parathyroid hormone related protein), suatu vasorelaksan. Dengan
demikian, selaput amnion mengatur peredaran darah dan tonus pembuluh
lokal.
Selaput amnion juga meliputi tali pusat. Sebagian cairan akan
berasal pula dari difusi pada tali pusat. Pada kehamilan kembar
dikorionik-diamniotik terdapat selaput amnion dari masing-masing yang
bersatu.Namun, ada jaringan korionleave ditengahnya (pada USG tampak
sebagaihuruf Y, pada awal kehamilan);sedangkan pada kehamilan
kembar dikorion-monoamniotik (kembar satu telur) tidak akan ada
jaringan korion diantara kedua amnion (pada USG tampak gambaran
huruf T).
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan
kekuatan selaput.Pada perokok dan infeksi terjadi pelemahan pada
ketahanan selaput sehingga mudah pecah.Pada kehamilan normal hanya
ada sedikit makrofag. Pada saat kelahiran leukosit akan masuk ke dalam
cairan ketuban sebagai reaksi terhadap peradangan. Pada kehamilan
normal tidak ada IL1B,tetapi pada persalinan preterm IL-1B akan
ditemukan. Hal ini berkaitan dengan terjadinya infeksi.
Sejak awal kehamilan cairan ketuban telah dibentuk. Cairan
ketuban merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus
menunjang pertumbuhan. Osmolalitas, kadar natrium, ureum, kreatinin
tidak berbeda dengan kadar serum ibu, artinya kadar di cairan ketuban
merupakan hasil difusi dari ibunya. Cairan ketuban mengandung banyak
sel janin (lanugo,verniks kaseosa). Fungsi cairan ketuban yang juga
penting ialah menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat
dan seng.

2.1.3 Etiologi
Robeknya selaput ketuban secara spontan sebelum persalinan
berlangsung matur. Jika hal ini terjadi diawal 37 minggu kehamilan yang
disebut preter. Penyebabnya tidak diketahui, namun kondisi-kondisi yang
terkait kasus ini mencakup kehamilan kembar, infeksi (termasuk infeksi
saluran perkemihan), gangguan pada serviks, riwayat laser contization,
anomali saluran genital pada ibu, pendarahan selama kehamilan, riwayat
PPROM sebelumnya, hidramnion (keadaan terdapat cairan amnion
dalam jumlah berlebihan), amnioncentesis (prosedur invasif yang
dilakukan pada minggu ke- 12-16 kehamilan) —infeksi air ketuban—
atau endometritis atau kesulitan kelahiran dan kemungkinan moralitas:
akibat pada janin antara lain kelainan prematur dengan sindrom kesulitan
pernapasan akibat terhambatnya perkembangan paru-paru, keracunan
darah pada janin akibat paparan patogen, prolapse tali pusat, atau
kompresi tali pusat atau malpresentasi. Semakin dini terjadinya PPROM,
semakin besar kemungkinan morbiditas akut atau mortalitas.

2.1.4 Manifestasi Klinik


Manifestasi kliniks untuk KPD, yaitu:
1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan seikit-sedikit atau sekaligus
2. Dapat disertai demam apabila sudah ada infeksi
3. Janin mudah diraba
4. Para periksa dakam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah
kering.
3 Patoplow
3.1.1 Komplikasi
Infeksi, partus preterm, prolaps tali pusat, distosia (partus kering).
3.1.2 Pemeriksaan Medis
 Jika kertas nitrazine: cairan amnion bersifat basa dan mengubah
kertas menjadi biru.
 Ferning: cairan amnion menunjukkan pola ferning saat diletakkan
pada slide kaca dan diperiksa di bawah mikrosop
 Kultur: mendektesi adanya infeksi, seperti gonore, klamidia, atau
β-streptokokus
 USG: mengkaji indeks cairan amnion
 Hitung sel darah putih: sel darah putih lebih dari 18.000/mm 3
menunjukkan adanya infeksi

3.1.3 Penatalaksanaan
a. ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau
tanps komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.
b. bila janin hidup dan terdapat prolaps tali pusar, ibu dirujuk dengan
posisi panggul lebih tinggi dari baannya,bila mungkin dengan
posisi sujud.
c. jika perlu kepala janin disorong ke atas dengan dua jari agar tali
pusat tidak tertekan kepala janin.
d. tali pusat di vulva dibungkus kai hangat dilapisi plastik.
e. jika ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau
KTD lebih dari 6 jam, berikan antibiotik.
f. bila keluarga ibu meolak dirujuk, ibu diharuskan beristirahat
dengan posisi berbaring mring, berikan antibiotik.
g. pada kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan
konservatif, yaitu tirah baring dan berikan sedative, antibiotic, dan
tokolisis.
h. pada kehamilan 33-35 minggu lakukan terapi konservatif selama
24 jam lalu induksi persalinan.
i. bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan.
j. pada kehamilan lebih 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran dan
alselerasi bila ada inersia uteri.
k. bila tida ada his, lakukan tindakan induksi persalinan bila ketuban
pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvic kurang dari 5 atau KPD
lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5, seksio sesaria bila
KPD lebih dari 5 jm dan skor pelvic kurang dari 5.

3.1.4 Ayat dan Hadist tentang Penyakit

3.1.5 Doa yang dapat Diamalkan

3.1.6 Pengkajian
3.1.7 Diagnosa
3.1.8 Intervensi NICNOC

3.2 PLASENTA PREVIA

3.2.1 Pengertian
Plasenta previa adalah sebuah kondisi kehamilan yang berbahaya,
dimana posisi plasenta (ari-ari) berada dibagian bawah rahim yang
menutupi sebagian atau rahim sehingga menutupi atau seluruh leher
rahim. Plasenta sendiri merupakan organ yang menghubungan ibu dan
janin dan ibu dan berfungsi untuk mentransfer oksigen dan nutrsi
kejanin.plasenta privia ditemukan di sekitar 4 dari setiap 1.000 kehamilan
yang berusia 20 minggu. Gejala plasenta privia adalah pendarahan.

3.2.2 Anatomi dan fisiologi


3.2.3 Etiologi
Dalam plasenta previa, plasenta menempel dibagian uterus bawah
dan bukannya bagian atas uterus. Implatasi diatas atau didekat mulut
serviks akan beresiko terjadi kontraksi uterus bawah dan dilatasi serviks
sebagai persiapan kelahiran kemudian vili plasenta yang terlepas
didinding uterus, mengakibatkan sinus terbuka yang menyebabkan
pendarahan rahim . penyebab plasenta previa tidak diketahui, namun
perempuan yang pernah melahirkan melalui operasi sersar sebelumnya,
perempuan berkulit hitam, atau ras minoritas, perempuan dengan faktor
seperti multifaritas (jumblah kehamilan dimana janin mencapai usia
viabilitas), dan tingginya gravida (jumlah kelamin), ibu berusia
lanjut,perempuan yang sebelumnyamengalami keguguran atau
aborsi,perokok,dan perempuan yang mengandung anak laki-laki
cendrung lebih beresiko.kondisi ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk
tergantung tingkat mulut ramimyang terkena. Semakin luas tingkatmulut
rahim terkena, semakin angkut sobekan dan pendarahan serta akan lebih
berbahaya bagi janin dan ibu.

3.2.4 Manifestasi klinik


 Denyut jantung janin : Denyut jantung janin abnormal 8 (yaitu
bradikardia atau perlambatan berubah-ubah : terus-menerus , akut
atau terlambat).
 Air ketuban menunjukan noda mekonium.
 Tanpa nyeri, pendarahan vagina berwarnah merah terang ( dimulai
darii jumlah sedikit semakin lama semakin banyak ).

3.2.5 Patoflow
3.2.6 Komplikasi
Hemoragi, syok, hipovolemik,anemia, malposisi janin, embilo
udara, pendarahan postpartum.

3.2.7 Pemeriksaan medis


Pemerikaan steril speculum menunjukkan adanya air ketuban
dalam vagina, ditegaskan dengan uji kertas nitrazine positif (biru gelap)
dan pemeriksaan mikroskopis (uji ferning).

3.2.8 Penatalaksanaan
a) Jika pendarahan dari plasenta previa terjadi sebelum 37 minggu
kehamilan , pemeriksaan dilakukan untuk menghambat kelahiran
hingga setidaknya 37 minggu untuk meningkatkan maturitas janin.
o Pemantauan dengan cermat , istirahat penuh ( ketat jika terjadi
pendarahan) dan mengamati tanda-tanda vital setiap 4 jam .
o Memberikan cairan IV dan tentukan tipe dan cocokkan saling-
siling 2+ unit darah dan terus lanjutkan
o Persalinan diminggu ke-37 hingga 38 jika paru-paru bayi telah
dewasa.
b) Jika pendarahan dari plasenta previa terjadi setelah 37 minggu:
o Pada implantasi rendah atau plasenta previa minimal dengan
kepala menurun ke pinggul , jika terjadi sedikit atau tanpa
pendarahan dan keadaan janin stabil, persalinan normal dapat
dilakukan .
o Jika plasenta previa parisal atau tolitas tercatat atau pendarahan
terus-menerus terjadi dengan plasenta previa minimal,
persalinan harus melalui operasi sesar.

3.2.9 Ayat dan Hadist tentang Penyakit


“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak
mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka
mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka
dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah.
Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk”. (QS. Al An’am:140)
“Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan
kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik
membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan
untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allah
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” (QS. Al
An’am: 137)

3.2.10 Doa yang dapat Diamalkan


3.2.11 Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada klien, yaitu :
1. Jumlah dan sifat pendarahan
Jumlah dan sifat pendarahan meliputi waktu serangan,perkiraan
kehilangan darah sebelum datang ke rumah sakit, dan keterangan
tentang jaringan yang terlepas. Wanita hamil harus diajarkan untuk
menyimpan line jika berbeda di ruman, sehingga kehilangan darah
dapat dideteksi secara akurat.
2. Sakit
Lakukan pengkajian rasa sakityang dialami oleh ibu hamil, antara
lain:
a. jenisnya:menetap, intermiten, tajam, tumpul dan keras.
b. serangannya:berangsur-angsur,mendadak.
c. lokasinya: menyeluruh pada abdomen, lokal .
3. Uterus
Lakukan pengecekan apakah terasa lembut dengan palpasi yang
lembut.
4. Cek tanda-tanda vital ibu hamil, hipertensi, dan kondisi janin.
Penggecekan tanda-tanda vital ibu hamil, hipertensi, dan kondisi
janin adalah:
a. Tanda-tanda vital ibu hamil apakah dalam rentang normal atau
terjadi hipotensi, takikkardi atau keduannya.
b. Hipertensi mungkin dapat terjadi pada awal abrupsio plasenta.
c. Pemantauan kondisi janin secara elektronik daapat menentukan
denyut jantung janin, adanya percepatan, dan respon janin
terhadap aktivitas urterus.
5. kontraksi uterus
Kontraksi uterus dapat dicek dengan cara berikut:
a. kontraksi uterus dapat dicek dengan menggunakan monitor
eksterna dalam menentukan frekuensi dan lamanya kontraksi.
b. tekanan interauterus dapat mengidentifikasikan
kontraksihipertonik dan mengingkatnya hubungan irama
istirahat dengan abrupsio plasenta.
c. palpasi dapat mengidentifikasi apakan uterus mengalami
relaksasi antarakontraksinya atau tidak.
6. Riwayat kehamilan
Cek riwayat kehamilan yang meliputi gravidia, para riwayat aborsi,
dan melahirkan bayi prematur
7. lamanya usia kehamilan
a. cek lama usia kehamilan meliputi HPHT,tinggi fundus,
hubungan tinggi fundus dengan usia kehamilan.
b. jika terjadipendarahan kedalam miomertrium, fundus dan
membesar sesuai dengan pendarahan.
c. pesawat mengkobservasi dan melaporkan ukuran tinggi fundus
yang akan memujukan bahwa pendarahan kedalam otot uterus
sedang terjadi

3.2.12 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang ditemukan antara lain:
1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan pendarahan dalam
jumblah berlebihan.
2. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan
pendarahanyang berlebihan akibat akibat implantasi plasenta yang
abnormal, resiko pemisahan dengan dilatasi serviks.
3. Perubahan ferfusi jaringan yang berhubungan hipovolemi.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pendarahan,plasenta
previa.
5. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan denganregeimen
pengobatan.
6. Ganguan manajemen pemelihara tubu yang berhubungan dengan
bedrest dan pembatasan aktivtas.
7. Ansietas yang berhubungan dengan kekuranganpengetahuan
mengenai efek pendarahan dan penangananya serta masalah
kesehatan janin.
8. Resiko perubhan kasih sayang orang tua bayi yang berhubungan
dengan kemungkinan kebutuhan perawatan bayi.
9. Ganguan konsep diri yang berhubungan dengan komplikasik
kehamilan.
10. Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan
ketidaksamaan sementara untuk memberikan perawatan pada
keluarga.

3.2.13 Intervensi NICNOC


 Menyarankan ibu hamil untuk berbaring kesamping guna
memaksimalkan aliran darah dari uretus ke placenta.
 Ajukan pertanyaan pada ibu hamil mengenai waktu
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA

Green, Carol J. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan: Maternal dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: EGC.

Johnson, Joyce Y. 2014. Keperawatan Maternitas (penerjemah : Diana Kurnia


S.). Yogyakarta: Rapha Publishing.

Anda mungkin juga menyukai