Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KETUBAN PECAH


DINI (KPD)
Oleh:
Kelompok VI

Munika NIM: 0562015054


Nopasintalia NIM: 0562015063
Siti Saumi NIM: 0562015081
Wini Muslimiati NIM: 0562015093
Wira Taruna NIM: 0562015094
Definisi KPD
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan
yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum
persalinan di mulai (William,2001)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan dan di tunggu satu jam belum
di mulainya tanda persalinan (Manuaba,2001)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air
dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu
sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi
pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm. (Saifudin,2002).
Fungsi Air Ketuban
1. Masa Kehamilan
Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma
akibat benturan.
Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang
dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat
penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi
janin untuk sementara.
Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu
sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta
sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga
kehangatan di sekitar janin.
Lanjutan…

2. Proses Persalinan
Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan
tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher
rahim membuka.
Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar
sekaligus akan membersihkan jalan lahir.
Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan
untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya
yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi
penanda janin sudah matang atau lewat waktu.
Etiologi
1. Infeksi vagina
2. Chorioamnionitis
3. Kelainan servik atau alat genital
4. Keadaan fetus yang abnormal
5. Peningkatan tekanan intrauteri
6. Selaput amnion yang mempunyai struktur yang lemah
7. Trauma
8. Hipermortalitas rahim
Patofisiologi
 Penyebab dari ketuban pecah dini belum diketahui. Tetapi kemungkinan
penyebab yaitu infeksi pada vagina seperti oleh gonorrhoe dan streptococcus
yang menyebabkan terinfeksinya selaput amnion sehingga memudahkan
selaput tersebut untuk pacah secara dini. Chorioamnionitis merupakan infeksi
selaput ketuban yang juga akan merusak selaput amnion sehinga bisa pula
pecah. Penyebab selanjutnya adalah peningkatan tekana intracterine seperti
pada kehamilan kembar dan polihidromnion, menyebabkan terjadinya
intrumnion meningkat akhirnya selaput amnion pecah. Trauma pada
amniosintesis menyebabkan cairan ketuban bisa pecah. demikian juga halnya
dengan hipermotilitas uterus dimana kontraksi otot uterus rahim menjadi
meningkat yang menekan selaput amnion.
 Semua hal diatas dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Pada ibu dengan
ketuban pecah dini tetapi his ( ‑) sehinga pembukaan akan terganggu dan
terhambat sementara janin mudah kekeringan karena pecahnya selaput
amnion tersebut, maka Janin harus segera untuk dilahirkan atau pengakhiran
kehamilan harus segera dilakukan. Tindakan yang dilakukan adalah
menginduksi dengan oksitosin, jika gagal lakukan persalinan dengan caecar.
Lanjutan…

 Akibat ketuban pecah dini pada janin yang preterm yaitu melahirkan janin
yang premature dimana paru janin belumlah matur, akibatnya produksi
surfaktan berkurang, paru tidak mengembang sehingga beresiko terhadap
RDS (Rapirasi distress syndrome). Ditandai dengan apgar score yang
abnormal, aspixia, dan tachipnoe yang menyebabkan kerusakan pertukaran
gas pada janin.
 Pada ibu dengan ketuban pecah dini dan hisnya ada (+) persalinan dapat
segera dilakukan. Apabila adanya pemeriksaan dalam yang terlalu sering
dapat beresiko terhadap infeksi. Ketuban yang telah pecah dapat
menyebabkan persalinan menjadi terganggu karena tidak ada untuk pelicin
Jalan lahir. Sehingga persalinan menjadi kering (dry labor). Akibatnya
terjadi persalinan yang lama.
 Akibat persalinan yang lama terjadi pula penekanan yang lama pada janin
dijalan lahir, dan jika terjadi fetal distress mengakibatkan untuk melakukan
persalinan atau ekstraksi vacum dan cuna, atau terjadi asphyxia akibat
penekanan yang lama pada jalan lahir inipun mengakibatkan iskhcmia pada
jalan lahir dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan. Hal ini beresiko terhadap
cidera pada ibu dan janin, dan juga beresiko tinggi terhadap infeksi.
Manifestasi Klinis
Keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning,
hijau / kecoklatan sedikit / banyak
Dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
Janin mudah teraba
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air
ketuban sudah kering
Inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput
ketuban tidak ada dan air ketuban ketuban sudah
kering
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboraturium
Tes Lakmus (tes Nitrazin)
Mikroskopik (tes pakis)

2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)


Komplikasi
Tali pusat menumbung
Prematuritas
Oligohidramnion
Infeksi maternal
Penekanan tali pusat (prolapsus)
Komplikasi infeksi intrapartum

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37
Minggu)
Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37
minggu)
Pengkajian
1. Identitas ibu
2. Riwayat penyakit 4. Pemeriksaan fisik
 Riwayat kesehatan sekarang  Kepala dan leher.
 Riwayat kesehatan terdahulu
 Dada Thorak
 Riwayat kesehatan keluarga
 Abdomen
3. Pola-pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi dan tata laksana hidup  Genitalia
sehat  Ekstremitas
 Pola Nutrisi dan Metabolisme
 Pola aktifitas 5. Pemeriksaan
 Pola eleminasi
 Pola istirahat dan tidur
Diagnostik
 Pola hubungan dan peran
 Pola penagulangan sters
 Pola sensori dan kognitif
 Pola persepsi dan konsep diri
 Pola reproduksi dan social
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan
prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang, dan
rupture membrane amniotic.
Kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan adanya penyakit.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri,
peningkatan HIS
Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman
pada diri sendiri/janin.
SESI TANYA JAWAB
Kesimpulan
 Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada
sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (William,2001)
 Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan di tunggu satu jam belum di mulainya tanda persalinan
(Manuaba,2001)
 Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm. (Saifudin,2002).
 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
 Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasif,
pemeriksaan vagina berulang, dan rupture membrane amniotic.
 Kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan adanya
penyakit.
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri, peningkatan HIS
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri
sendiri/janin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai