REFERENSI :
Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 2. 2007. Jakarta. EGC. Hal 788-
792
Chapman, Vicky. Asuhan kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2006. Jakarta.
EGC. Hal 6-10
Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. 2002. Jakarta. JNPKKR – POGI. Hal 218-220
PENDAHULUAN
MATERI
KETUBAN PECAH DINI
1.Defenisi
Ketuban pecah dini adalah robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan
( sebelum persalinan berlangsung).
Dibedakan : - PPROM ( preterem premature rupture of membrane)
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan < 37 minggu.
- PROM ( premeture rupture of mambrane)
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan >37 minggu.
2. Kriteria Diagnosis :
5. pengelolahan.
a. konservatif.
Pengelolahan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit ( Baik pada ibu
maupun pada janin) pada umur kehamilan 28-36 minggu, dirawat selama 2
hari.
OLIGOHIDRAMNION
1.Defenisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan ketika cairan amnion sangat sedikit
(< 500 ml). Kondisi ini biasanya terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta. Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara volume cairan yang kecil dengan
peningkatan angka kematian perinatal. Berikut adalah kondisi yang beresiko
tinggi menyebabkan oligohidramnin :
Anomali kongenital (misal, agenesis ginjal, sindrom potter)
Penyakit virus
IUGR
Insufisiensi utero plasenta
Pecah ketuban dini (minggu ke-24 sampai ke-26)
Meresponi indosin sebagai suatu tokolitik
Hipoksian janin
Aspirasi mekonium dan cairan yang bercampur mekonium
Sindrom pascamatur
3. Penanganan
Diskusi dengan dokter konsultan harus mencakup identifikasi etiologi
oligohidramnion dan pertimbangan strategi penatalaksanaan yang didasarkan pada
etiologi dan usia kehamilan. Penatalaksanaan konservatif meliputi., tirah baring,
pemberian cairan cukup, asupan nutrisi yang seimbang, pementauan kesejahteraan
janin.
KESIMPULAN
LATIHAN SISWA