Anda di halaman 1dari 8

TOPIK : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan

komplikasi, kelainan, penyakit dalam kehamilan.


SUB TOPIK : - KPSW
- Polihidramnion
- Oligohidramnion
DOSEN : INDAH FITRI ANDINI
OPS : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa
mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu
dengan komplikasi kelainan air ketuban dengan
benar.

REFERENSI :
Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 2. 2007. Jakarta. EGC. Hal 788-
792
Chapman, Vicky. Asuhan kebidanan Persalinan dan Kelahiran. 2006. Jakarta.
EGC. Hal 6-10
Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. 2002. Jakarta. JNPKKR – POGI. Hal 218-220

PENDAHULUAN

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 1


Cairan amnion (air ketuban) memiliki peranan penting dalam melindungi
janin, menjadi bantalan terhadap stres dan tumbukan eksternal. Cairan ini juga
memungkinkan janin tumbuh secara simetris dan bergerak, mencegah bagian
janin melekat satu sama lain atau ke amnion. Cairan amnoin juga bersifat
bakteriostastik dan juga penting untuk mempertahankan suhu tubuh yang konstan.
Cairan amnion merupakan sarana yang berguna untuk memantau perkembangan
dan kesejahteraan janin. Saat aterm, volume normal cairan amnion adalah 500-
1000 ml.
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis
sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan
menyebabkan infeksi ibu. 6-19 % ibu mengalami ketuban pecah secara spontan
sebelum persalinan (NICE ; 2001). Ketuban pecah dini dapat menimbulkan
kecemasan pada wanita dan keluarganya. Bidan harus membantu wanita dalam
mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan kelahiran janin prematur
serta resiko tambahan khorioamnionitis.

MATERI
KETUBAN PECAH DINI

1.Defenisi
Ketuban pecah dini adalah robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan
( sebelum persalinan berlangsung).
Dibedakan : - PPROM ( preterem premature rupture of membrane)
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan < 37 minggu.
- PROM ( premeture rupture of mambrane)
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan >37 minggu.

2. Kriteria Diagnosis :

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 2


 Umur kehamilan > 20 minggu .
 Keluar cairan ketuban dari vagina.
 Pemeriksaan spekulum : terlihat cairan keluar dari ostium eksternum.
 Kertas nistazin akan menjadi biru.
 Mickroskopis : terlihat lanugo dan vernik kaseosa.
3. Diagnosa banding:
 Fistula vesikovaginal dengan kehamilan.
 Stress inkontinensis.
4. pemeriksaan penunjang
USG : Menilai jumlah cairan ketuban, menentukan usia kehamilan, berat
janin, letak janin, kesejahteraan janin dan letak plasenta.

5. pengelolahan.
a. konservatif.
Pengelolahan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit ( Baik pada ibu
maupun pada janin) pada umur kehamilan 28-36 minggu, dirawat selama 2
hari.

Selama perawatan dilakukan :


1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis / tanda-tanda infeksi.
 Ibu : Suhu > 38 derajat celsius, takikardi ibu, tanda-
tanda infeksi inta uterin, rasa nyeri pada rahim,
sekret vagina.
 Jani : Takikardi janin.
2. Pengawasan timbulnnya tanda persalinan.
3. Pemberian antibiotika ( ampisilin 4x 500 mg dan metronidazol 2 x
500 mg ) selama 3-5 hari.
4. Ultrasonografi untuk menilai kesejaheraan janin.
5. Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, dilakukan pematangan
paru janin.
b. Aktif
1. Pengelolahan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-28
minggu dan > 37 minggu.
2. Ada tanda-tanda infeksi.
3. Timbulnya tanda-tanda persalinan.
4. Gawat janin.
POLIHIDRAMNION
1. Defenisi
Polihidramnion adalah kondisi ketika cairan amnion berlebihaan (< 2000 ml).
2. Etiologi

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 3


Pada kebanyakan kasus etiologi tidak diketahui dengan pasti. Berikut adalah
kondisi yang beresiko tinggi menyebabkan polihidramnion :
 Kehamilan kembar (khususnya pada kembar monozygot)
 Diabetes
 Eritoblastosis
 Malformasi janin (khususnya, pada saluran cerna misal, fistula
trakeoesofagus, atau sitem saraf pusat misal anensefali, meningomielokel)
Polihidramnion dapat menimbulkan komplikasi tambahan berikut :
 Persalinan pretem
 Dispnea pada ibu dan sesak napas
 Malpresentasi janin
 Abrusio plasenta
 Prolaps tali pusat
 Disfungsi uterus selama persalainan
 Perdarahan pasca partus segera yang disebakan atonia uterus akibat
distensi berlebihan
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut :
 Pembesaran uterus, lingkar abdomen, dan tinggi fundus uteri jauh
melebihi ukuran yang diperkirakan untuk usia kehamilan
 Dinding uterus tegang sehingga pada auskulatasi bunyi detak janin sulit
atau tidak bisa didengar, pada palpasi bagian besar dan kecil janin sulit
ditentukan
 Ada thrill pada cairan uterus
 Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul
dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah,nyeri tekan pada
punggung, abdomen dan paha, nyeri uluhati, mual, muntah.
 Letak janin sering berubah (letka janin tidak stabil)
Apabila bidan mencurigai seorang wanita mengalami polihidramnion,
pemeriksaan berikut harus dilakukan :
 Pemeriksaaan ultrasonografi untuk memastikan diagnosis dan
mengidentifikasi komplikasi dan kondisi penyerta pada plasenta dan janin

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 4


 Penapisan diabetes
 Penapisan Rh alloimunisasi
Setelah diagnosis polihidramnion dipastikan, segera konsultasikan dengan dokter
konsultan. Apabila terdapat anomali kongenital, maka wanita tersebut sangat
memerlukan dukungan emosi.

OLIGOHIDRAMNION

1.Defenisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan ketika cairan amnion sangat sedikit
(< 500 ml). Kondisi ini biasanya terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta. Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara volume cairan yang kecil dengan
peningkatan angka kematian perinatal. Berikut adalah kondisi yang beresiko
tinggi menyebabkan oligohidramnin :
 Anomali kongenital (misal, agenesis ginjal, sindrom potter)
 Penyakit virus
 IUGR
 Insufisiensi utero plasenta
 Pecah ketuban dini (minggu ke-24 sampai ke-26)
 Meresponi indosin sebagai suatu tokolitik
 Hipoksian janin
 Aspirasi mekonium dan cairan yang bercampur mekonium
 Sindrom pascamatur

2. Gejala dan tanda


Gejala dan tanda oligohidramnin adalah sebagai berikut :
 ”Molding” uterus mengelilingi janin
 Janin dapat diraba dengan mudah
 Tidak ada efek pantul (ballotement) pada janin
 Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
Oligohidramnion dapat dikaitkan dengan berbagai variasi perlambatan frekuensi
denyut jantung janin, seperti yang terlihat pada tes nonstress. Perlambatan ini

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 5


mungkin terjadi karena cairan yang menjadi bantalan bagi tali pusat berkurang
sehingga pergerakan janin atau kontraksi uterus dapat menyebabkan penekanan
sementara pada saluran tali pusat.

3. Penanganan
Diskusi dengan dokter konsultan harus mencakup identifikasi etiologi
oligohidramnion dan pertimbangan strategi penatalaksanaan yang didasarkan pada
etiologi dan usia kehamilan. Penatalaksanaan konservatif meliputi., tirah baring,
pemberian cairan cukup, asupan nutrisi yang seimbang, pementauan kesejahteraan
janin.

KESIMPULAN

Cairan amnion (air ketuban) memiliki peranan penting dalam melindungi


janin, menjadi bantalan terhadap stres dan tumbukan eksternal. Saat aterm,
volume normal cairan amnion adalah 500-1000 ml. Polihidramnion adalah kondisi
ketika cairan amnion berlebihaan (< 2000 ml). oligohidramnion adalah suatu
keadaan ketika cairan amnion sangat sedikit (< 500 ml). Ketuban pecah dini dapat
secara teknis didefenisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan,
tampa memerhatikan usia gestasi.

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 6


Insiden ketuban pecah dini lebih tinggi pada wanita dengan serviks
inkopeten, polihidramnion, mal presentasi janin, kehamilan kembar, atau infeksi
vagina/seviks, (misal vaginosis bakteri, trikomonas, klamidia, gonore,
streptokokus grup B), keletihan bekerja pada wanita nulipara. Penanganan
ketuban pecah dini tergantung usia gestasi, kesejateraan ibu dan janin.

LATIHAN SISWA

1. Yang dimaksud dengan ketuban pecah dini adalah..........


a) Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan ( sebelum
persalinan ).
b) Robeknya selaput korioamnion dalam pada saat persalinan.
c) Robeknya selaput korioamnion dengan cara di amniotomi sebelum
persalinan.
d) Jumlah air ketuban yang melebihi 2000 cc.

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 7


2. Preterem premature rupture of membrane PPROM adalah pecah nya
ketuban pada usia kehamilan...........
a) Ketuban pecah pada saat usia kehamilan > 37 minggu.
b) Ketuban pecah pada saat usia kehamilan < 37 minggu
c) Ketuban pecah pada saat persalinan.
d) Ketuan pecah pada saat usia kehamilan dibawah usia kehamilan 20
minggu.
3. Apa yang dimaksud dengan polyhidramnion.....
a) Jumlah air ketuban yang kurang dari 2000 cc.
b) Jumlah air ketuban yang sesuai dengan usia kehamilan.
c) Jumlah air ketuban yang lebih dari 2000 cc.
d) Jumlah air ketuban yang melebihi dari 2500 cc.
4. Salah satu ciri untuk menegakkan diagnosis Polihidramnion adalah.....
a) Molding” uterus yang mengelilingi janin.
b) Janin dapat diraba dengan mudah.
c) Tidak ada efek pantul ( ballotemen ) pada janin.
d) Pembesaran uterus, lingkar abdomen, dan tinggi fundus uteri jauh
melebihi ukuran yang diperkirakan untuk usia kehamilan
5. Pada saat palpasi bagian-bagian kecil janin sering teraba dengan
mudahnya, ini sering terjadi pada kasus.....
a) Polihidramnion.
b) Ketuban pecah dini.
c) Oligohidramnion.
d) PPROM.

Indah Fitri Andini, S.ST.M.Keb 8

Anda mungkin juga menyukai