Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KETUBAN PECAH DINI

Dosen Pembimbing Dra. Susilaningsih, M. Kes

DI SUSUN OLEH : MEYANDA AYU SAPUTRI NIM : 1202420006

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV KEBIDANAN KLINIK 2012

LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tandatanda persalinan. (Arif Mansjoer, 2005 : 310) Ketuban pecah dini di definikasikan sebagai pecahnya ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi. (Varney, Helen. 2008 : 788) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban yang setelah 1 jam kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini adalah pecahnya air ketuban sebelum kehamilan cukup bulan. (Chapman, Vicky. 2006 : 6) Ketuban pecah dini adalah insiden pecahnya ketuban secara spontan sebelum usia gestasi 37 minggu. (Liu, David T.Y. 2008 : 162) Ketuban pecah dini ialah suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada kehamilan yang telah viable dan 6 jam setelah itu setelah itu tidak di ikuti dengan terjadinya persalinan. (Achadiat, Crisdiono M. 2005 : 81) B. EPIDEMOLOGI Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%. . http://www.klikdokter.com/illness/detail/134 6-19% mengalami ketuban pecah secara spontan sebelum persalinan. Awitan persalinan : 86% wanita mengalami persalinan spontan dalam 24 jam KPD dan kemiudian angkanya sekitar 5% per hari. Karena kebocoran depan atau belakang bagian presentasi janin tidak dapat dibedakan, Grant dan Keirse. (Chapman, Vicky. 2006 : 7) C. ETIOLOGI Etiologi ketuban pecah dini belum di ketahui. Faktor penyebab ketuban pecah dini ialah : 1. Infeksi genitalia (mis : vaginosis bakterial, trikomonas, klamidia, gonore, streptokokus grup B) 2. Serviks inkompeten (leher rahim) yaitu kelenturan leher rahim hilang sehingga sulit menahan kehamilan. 3. Gemelli 4. Hidramnion 5. Kehamilan preterm 6. Disproporsi sefalopelvik (Arif Mansjoer, 2005 : 310)

7. Malpresentasi janin 8. Keletihan karena bekerja (Varney, Helen. 2008 : 788) 9. Polihidramnion atau defek kolagen (cairan ketuban berlebih). (Liu, David T.Y. 2008 : 162). 10. Trauma yang menyebabkan tekanan intra uterin (intra amniotik) mendadak meningkat. Misalnya setelah terjatuh atau perut terbentur sesuatu. 11. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu 12. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi). 13. Riwayat KPD sebelumnya. http://www.klikdokter.com/illness/detail/134 D. KLASIFIKASI KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

http://www.klikdokter.com/illness/detail/134 E. TANDA DAN GEJALA Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. Dapat di sertai demam apabila sudah ada infeksi. Janin mudah di raba. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering. (Arif Mansjoer, 2005 : 310) Usia kehamilan viable (>20 minggu) Bunyi jantung janin biasanya tetap normal. (Achadiat, Crisdiono M. 2005 : 81)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan leukosit bila >15.000/ml kemungkinan telah terjadi infeksi. Ultrasonogafi (USG) : sangat membantu dalam menentukan usia kehamilan, letak atau presentasi janin, berat janin, letak dan gradasi plasenta serta jumlah air ketuban. Monitor bunyi jantung janin dengan fetoskop Laennec atau Doppler atau dengan melakukan pemeriksaan kardiotokografi (bila usia kehamilan >32 minggu). (Achadiat, Crisdiono M. 2005 : 82) Tes lakmus merah berubah menjadi biru karena cairan bersifat basa. - Bila menjadi biru (basa) adalah air ketuban - Bila mejadi merah (asam) adalah air kemih.

Periksa adnya cairan yang berisi mekonium, verniks kaseosa, lanugo atau bila telah terinfeksi akan berbau. (Arif Mansjoer, 2005 : 310) G. PENATALAKSANAAN 1. Konservatif a. Rawat di rumah sakit dengan tirah baring. b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin. c. Umur kehamilan kurang 37 minggu. d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari. e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin. f. Jangan melakukan periksa dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan. http://i-comers.com/showthread.php?t=5624 2. Aktif Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan. Pada usia kehamilan >36 minggu dilakukan induksi persalinan. Bila induksi persalinan gagal maka dilakukan Sectio Caesaria. Keadaan CPD atau letak lintang maka dilakukan SC Bila terdapat tanda-tanda infeksi, diberikan antibiotika dosis tinggi kombinasi (penisilin, metronidazol dan gentamisin) dan persalinan segera di akhiri. Pelvic Score <5 dilakukan SC - Pelvic Score >5 dilakukan induksi persalinan, usahakan persalinan pervaginam Infeksi berat (apalagi jika disertai gawat janin) maka dilakukan induksi dan akselerasi persalinan per vaginam. (Achadiat, Crisdiono M. 2005 : 82

Ketuban Pecah < 37 minggu > 37 minggu Infeksi Tidak ada infeksi Infeksi Tidak ada infeksi Berikan penisilin, Amoksisilin + Berikan penisilin, Lahirkan bayi gentamisin dan eritromisin untuk gentamisin dan metronidazol 7 hari metronidazol Berikan penisilin Lahirkan bayi Steroid untuk Lahirkan bayi atau ampisilin pematangan paru

Profilaksis Stop antibiotik

Antibiotika setelah persalinan Infeksi Tidak ada infeksi Lanjutkan untuk 24-48 Tidak perlu antibiotik jam setelah bebas bernafas

(Sarwono. 2006 : 220) H. KOMPLIKASI Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD. Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu. http://www.klikdokter.com/illness/detail/134 1. Infeksi intra uterin, kematian perinatal meningkat dari 17% menjadi 68% apabila ketuban sudah pecah 48 jam anak belum lahir. 2. Tali pusat menumbung. 3. Kelainan prematur. 4. Amniotic Band Syndrome yaitu kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda. 5. Distosia atau partus kering. http://i-comers.com/showthread.php?t=5624 Komplikasi ketuban pecah dini : 1. Ibu : infeksi, sepsis dan kematian. (3,7,9) 2. Janin : kelahiran prematur, infeksi janin, deformitas janin dan kematian janin. http://i-comers.com/showthread.php?t=5624

ASUHAN KEBIDANAN PADA KETUBAN PECAH DINI 1. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Anamnesa - Kapan keluar cairan - Warna - Bau - Adakah partikel-partikel di dalam cairan (lanugo verniks) B.Data Obyektif Inspeksi - Keluar cairan pervaginam - Warna dan bau Palpasi - Bila fundus ditekan atau begian terendah di goyangkan, keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada forniks posterior. Periksa dalam - Adanya cairan dalam vagina - Selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Pemeriksaan lab - Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa (lakmus merah berubah menjadi biru) - Mikroskopik Tampak adanya lanugo, verniks kaseosa

II. DIAGNOSA, MASALAH, KEBUTUHAN A. Diagnosa : Ketuban pecah dini B. Masalah : Ketidaknyaman pada perut, perih ketika bayi bergerak (Dini Kasdu.2005 : 57) C. Kebutuhan : Persalinan segera - kehamilan < 37 minggu tidak ada infeksi dipertahankan - kehamilan > 37 minggu lakukan persalunan segera. (Sarwono.2006 : 219)

III. DIAGNOSA POTENSIAL DAN MASALAH POTENSIAL A. Diagnosa Potensial : terjadi infeksi pada ibu dan bayi. B. Masalah Potensial : - infeksi - sepsis - kematian http://i-comers.com/showthread.php?t=5624

VI. INTERVENSI 1. Berikan obat-obatan pada dan bayi 2. Berikan obat-obatan antibiotik pada Ibu 3. Anjurkan Ibu untuk istirahat total 4.Lakukan persalinan segera 5. Rujuk segera ke dokter SpOG (Dini Kasdu, 2005 : 57-58)

V. RASIONAL 1. Mematangkan organ-organ vital pada bayi seperti paru-paru 2. Mencegah adanya infeksi 3. Mencegah keluarnya air ketuban dalam jumlah yang banyak. 4. Mencegah terjadinya infeksi pada Ibu dan bayi 5. Melakukan persalinan dengan tindakan yaitu SC

VI. IMPLEMENTASI 1. Menberikan obat-obatan pada bayi 2. Memberikan obat-obatan antibiotik pada Ibu 3. Menganjurkan Ibu istirahat total 4. Melakukan persalinan segera 5. Melakukan rujukan segera ke dokter SpOG

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, Chrisdiono M. 2005. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Kasdu, Dini. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Swara Arif Mansjoer. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan : Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC Liu, David T.Y. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Sarwono Prawirohardjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP http://www.klikdokter.com/illness/detail/134 http://i-comers.com/showthread.php?t=5624

POHON MASALAH IBU HAMIL

Primigravida

Multigravida

ETIOLOGI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Infeksi genitalia Serviks inkompeten Gemelli Hidramnion Kehamilan preterm Disproporsi sefalopelvik Malpresentasi janin Keletihan karena bekerja Polihidramnion 10. Trauma yang menyebabkan tekanan intra uterin 11. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu 12. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi). 13. Riwayat KPD sebelumnya.

Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

KPD

Dx Kebidanan

Tanda dan Gejala


1.Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. 2.Dapat disertai demam apabila sudah ada infeksi. 3.Janin mudah di raba. 4.Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering. 5.Inspeksi : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering 6.Usia kehamilan viable (>20 minggu) 7.Bunyi jantung janin biasanya

tetap normal.

1. 2. 3. 4. 5.

KOMPLIKASI Infeksi intra uterin, kematian perinatal meningkat dari 17% menjadi 68% apabila ketuban sudah pecah 48 jam anak belum lahir. Tali pusat menumbung. Kelainan prematur. Amniotic Band Syndrome yaitu kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda. Distosia atau partus kering.

MASALAH Ketidaknyaman pada perut, perih ketika bayi bergerak

PENATALAKSANAAN

KONSERFATIF

AKTIF

a. Rawat di RS dengan tirah baring. b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin. c. UK <37 minggu d. Antibiotik profilaksis dengan amokslin. e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid f. Jangan melakukan periksa dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan

a. Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi, akselerasi persalinan per vaginam, dilakukan induksi dan bila induksi gagal maka SC. b. UK > 36 minggu c. Bila ditemukan tandatanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan

Pemeriksaan KONSERFATIF

Inspeksi

Palpasi

Periksa dalam

Pemeriksaan lab

- Keluar cairan pervaginam Warna dan bau

- Bila fundus ditekan atau begian terendah di goyangkan, keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada forniks posterior.

Adany a cairan dalam vagina - Selaput ketuban sudah tidak ada lagi.

- Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa (lakmus merah berubah menjadi biru) - Mikroskopik Tampak adanya lanugo, verniks kaseosa

Anda mungkin juga menyukai