Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN TEORI

KPD PADA IBU BERSALIN

A. Definisi
Ketuban pecah dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan
berlangsung (Manuaba,2010).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan, bila ketuban dini pecah terjadi sebelum usia 37 minggu maka disebut ketuban
pecah dini pada kehamilan premature (PROM), bila ketuban pecah dini terjadi pada usia
37 minggu atau lebih maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan aterm (AROM).
(Sarwono, 2009 : 677 ).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan amnion
sebelum proses persalinan dimulai baik pada kehamilan cukup bulan maupun pada
persalinan premature. ( Saifudin,Bari dkk.2002).
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau
meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
(Sarwono prawiroharjo, 2002)

B. Etiologi
Etiologi atau penyebab ketuban pecah dini belum diketahui dengan pasti. Pada
sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebabkan memiliki
kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran premature, merokok, dan perdarahan selama
kehamilan.
Tetapi ditemukan beberapa faktor predisposisi yang berperan pada terjadinya
ketuban pecah dini antara lain adalah :
- Infeksi
Adanya infeksi pada selaput ketuban (kariomnionitis local) sudah cukup untuk
melemahkan selaput ketuban di tempat tersebut. Bila terdapat bakteri pathogen di
dalam vagina maka frekuensi amnionitis, endometritis, infeksi neonatal akan
meningkat 10 kali.
- Defisiensi vitamin C
Vitamin C diperlukan untuk membentuk dan memelihara jaringan kolagen selaput
ketuban (yang dibentuk oleh jaringan kolagen) akan mempunyai elastisitas yang
berbeda tergantung kadar vitamin C alam darah ibu. (Nugroho,2012)
- Faktor selaput ketuban
Pecanya ketuban dapat terjadi akibat penanganan uterus yang berlebihan atau terjadi
peningkatan tekanan yang mendadak didalam kavum amnion, disamping juga ada
kelainan selaput ketuban itu sendiri.
- Faktor umum dan paritas
Semakin tinggi paritas ibu akan makin mudah terjadi infeksi cairan amnion akibat
rusaknya struktur serviks akibat persalinan sebelumnya.
- Faktor tingkat sosial ekonomi
Sosial ekonomi yang rendah, status gizi yang kurang akan meningkatkan insiden
KPD, lebh-lebih disertai dengan jumlah persalinan yang banyak, serta jarak kelahiran
yang dekat.
- Faktor golongan darah
- Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan
bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban. (Nugroho, 2012)
- Ketegangan Rahim berlebihan : kehamilan kembar/ganda, hidramion
- Tekanan intrauterine yang meningkat secara berlebihan misalnya tumor, hidramion,
gemeli.( saifudin.2002)
- Polihidramion (cairan ketuban berlebih)
- Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah janin belum masuk PAP (sepalo
pelvic disproportion)
- Serviks (leher Rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu

C. Diagnosis
- Pastikan selaput ketuban pecah.
- Tanyakan waktu terjadi pecah ketuban.
- Cairan ketuban yang khas jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan
yang keluar dan nilai 1 jam kemudian
- Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazintes), jika
lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan adanya cairan ketuban (alkalis).
- Tentukan usia kehamilan
- Tentukan ada tidaknya infeksi.
- Tanda-tanda infeksi adalah apabila bila suhu ibu lebih dari 38 derajat C sert cairan
ketuban keruh berbau. Leukosit darah lebih dari 15.000/mm3. Janin yang mengalami
takikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterine.
- Tentukan tanda-tanda persalinan.
- Tentukan adanya kontraksi yang teratur.
- Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan)

D. Komplikasi
Pengaruh KPD :
a. Prognosis ibu
- Infeksi intrapartal/dalam persalinan jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban
pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan
meningkatnya anka morbiditas dan mortalitas.
- Infeksi puerperalis/ msa nifas
- Dry labour/partus lama
- Perdarahan post partum
- Meningkatnyatindakan operatif obstetric (khususnya SC)
- Morbiditas dan mortalitas maternal

b. Prognosis janin
- Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan premature diantaranya adalah
respiratory distress syndrome, hypothermia, neonatal feeding problem,
retinopathy of premturity, intraventricular hemorrhage, necrotizing
enterocolitis, brain disorder ( and risk cerebral palsy) hyperbilirubinemia,
asepsis.
- Prolaps tali pusat/ penurunan tali pusat
- hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramion yang menekan tali pusat
sehingga terjadi asfiksia dan hipoksi. Terdapat hubungan antara terjadinya
gawat janin dan derajar oligohidramion, semakin sedikit ketuban, janin
semakin gawat.
- Sindrom deformitas janin terjadi akibat oligohidramion. Diantaranya terjadi
hypoplasia paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat
(PJT)
E. Penanganan
KETUBAN PECAH
<37 MINGGU >37 MINGGU
Infeksi Tidak ada infeksi Infeksi Tidak ada infeksi
Berikan penisilin, Amoksilin + Berikan penisilin, Lahirkan bayi
gentamisin dan eritromisin untuk 7 gentamisin dan
metronidazol hari metranidazol Berikan amisilin atau
penisilin
Lahirkan bayi Steroid untuk Lahirkan bayi
pematangan paru
ANTIBIOTIKA SETELAH PERSALINAN
Profilaksis Infeksi Tidak ada infeksi
Stop antibiotik lanjutkan untuk 24-48 jam Tak perlu antibiotic
setelah bernaas

a. KONSERVATIF AKTIF
- Umur kehamilan 28 – 36 minggu
- Dilakukan bila tidak ada penyulit ( ibu & janin )
- Dirawat di RS selama 2 hari
Tindakan yang dilakukan:
- Observasi adanya amnionitis / tanda – tanda infeksi
- Pengawasan timbulnya tanda inpartu
- Pemberian antibiotika selama 3-5 hari
- USG untuk menilai kesejahteraan janin
- Maturasi paru ( Betamethason 12 mg interval 24 jam + 12 mgtambahan max 24
mg, masa kerja 2-3 hari )

b. AKTIF
- Umur kehamilan 28 – 36 minggu
- Dilakukan bila tidak ada penyulit ( ibu & janin )
- Dirawat di RS selama 2 hari
- Umur kehamilan ≥ 37 minggu
- Ada tanda-tanda infeksi
- Ada tanda-tanda inpartu
- Gawat janin
Tindakan yang dilakukan:
- Induksi dengan oksitosin, bila gagal SC
- Misoprostol 50 mcg intravaginal tiap 6 jam max 4 kali
- Bila ada tanda infeksi : antibiotika dosis tinggi
Akhiri persalinan :
- Bishop score < 5 : pematangan serviks  induksi, gagal SC
- Bishop score > 5 : induksi, partus pervaginam

Anda mungkin juga menyukai