Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri
berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnioritis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu
Menurut EASTMAN insidens PROM (Premature Rupture of the
Membrane) ini kira-kira (12 %) dari semua kejadiannya mencapai
sekitar(24%). Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan
KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi
pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran
prematur sebanyak 30%.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia
luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi
asenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau
menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga
mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar
kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan
selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi /
janin dalam rahim. Oleh karena itu, tata laksana ketuban pecah dini
memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan kejadian
persalinan prematur dan infeksi dalam rahim

B. Tujuan
- Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini.

1
- Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini Ny. A .

2. Mahasiswa mampu menginterprestasi data untuk menentukan


dignosa, masalah dan kebutuhan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini pada Ny. A

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah


potensial pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. A

4. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan


segera atau kolaborasi pada ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini pada Ny. A

5. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada


ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. A

6. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan


pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. A

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PRINSIP DASAR KETUBAN PECAH DINI (KPD)


1. Ketuban dinyatakan pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung.
2. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam Obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis.
3. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktor
tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
4. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda
persalinan. (Sarwono Prawiraharjo, 2001).

B. PENGERTIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)


Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of
The Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila
periode laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak..
1. Selaput janin dapat robek dalam kehamilan:
a. Spontan karena selaputnya lemah atau kurang terlindung karena cervix
terbuka (cervix yang inkompelent).
b. Karena trauma, karena jatuh, coitus atau alat-alat.
c. Insiden menurut Eastman kira-kira 12% dari semua kehamilan.

3
2. Gejala :
a. Air ketuban mengalir keluar, hingga rahim lebih kecil dari sesuai
dengan tuanya kehamilan konsistensinya lebih keras.
b. Biasanya terjadi persalinan
c. Cairan: hydroohoea amniotica

C. PATOGENESIS
1. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban
pecah. Penyakit-penyakit : Pielonefritis, Sistitis, Servisitis, dan Vaginitis
terdapat bersama-sama dengan hipermotililtas rahim ini.
2. Ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
3. Infeksi (amnionitas) (Khorioamnionitis)
4. Faktor-faktor lain merupakan predis posisi adalah: multipara, malposisi,
disproporsi, cervik incompeten dll.
5. Artifisal (ammoniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.

- Cara menentukan ketuban pecah dini


a. Adanya cairan berisi mekoneum, verniks koseso, rambut lanugo
dan kadang kala berbau kalau sudah infeksi
b. Inspekula : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar
dari kanalis serisis dan bagian yang sudah pecah.
c. Lakus (litmus)
- jadi biru (basa).air kertuban
- jadi merah (asam).air kemih (urine)
d. Pemeriksaan pH forniks posterior pada prom [H
e. Pemeriksaan hispatologi air (Ketuban)

4
- Pengaruh PROM (KPD)
a) Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi
janin mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intrauterine lebih
duluan terjadi (amnionitis,Vakulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan
jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
b) Pengaruh terhadap ibu
Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai Infeksi
intrapartal apalagi bila terlalu sering di periksa dalam, Infeksi
peurperalis (nifas), Peroitonitis dan septikemi. Dry-labor
Ibu akan jadi lelah, lelah terbaring di tempat tidur, partus akan
jadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat, dan nampak gejala
infeksi. Jadi akan meninggikan angka kematian dan angka mobilitas
pada ibu. ( PROF. DR. RUSTAM MOCHTAR, MPH )
- Penilaian Klinik
1. Tentukan pecahnya selaput ketuban. Di
tentukan dengan adanya cairan ketuban dari vagina, jika tidak ada dapat
dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien
batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan
test lakmus (mitrazin test) merah menjadi biru, membantu dalam
menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kelainan janin.
2. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan
USG
3. Tentukan ada tidaknya infeksi :suhu ibu
lebih besar atau sama dengan 38o C, air ketuban yang keluar dan berbau,
janin mengalami takhikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterine
4. tentukan tanda-tanda inpartu: kontraksi
teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif
(erminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvik.

5
(ACUAN PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN
NEONATAL)
D. PENANGANAN
a. Kalau kehamilan sudah aterm dilakukan induksi
b. Kalau anak premature diusahakan supaya kehamilan dapat berlangsung
terus, misalnya dengan istirahat dan pemberian progesteron.
c. Kalau kehamilan masih sangat muda (dibawah 28 minggu) dilakukan
induksi
d. Mempertahankan kehamilan supaya bayi lahir (berlangsung +/- 72 jam)
e. Pantau keadaan umum itu, tanda vital dan distress janin/kelainan lainnya
pada ibu dan pada janin
f. Observasi ibu terhadap infeksi khorioamnionitis sampai sepsis
g. KIM terhadap ibu dan keluarga, sehingga dapat pengertian bahwa
tindakan mendadak mungkin ditambah dengan pertimbangan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.
h. Bila tidak terjadi his spontan dalam 24 jam atau terjadi komplikasi
lainnya, rujuk ibu segera ke fasilitas yang lebih tinggi.
(OBSTETRI PATOLOGI UNPAD)

E. KOSERVATIF
a. Rawat di rumah sakit
b. Berikan antibiotik
(ampisilin 4x500 mg dan metronidazol 2x500 mg selama 7 hari).
c. Jika umur kehamilan kurang dari 32-34 minggu, dirawat selama air
kertuban tidak keluar lagi .
d. Jika usia kehamilan 32-7 minggu belum importu, tidak ada infeksi, tes
busa negatif, beri deksametason, obserfasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.

6
e. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah importu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksometason dan induksi sesudah 24
jam
f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan
lakukan induksi
g. Nilai tanda-tanda infeksi ( suhu, tanda-tanda infeksi intrauteri )
h. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin, dan lakukan kemungkinan kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu dosis bertambah 12 mg per hari dosis tunggal
selama 2 hari, deksamatason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

F. AKTIF
a. Kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
SC dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.
b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan
persalinan di akhiri.
- Bila skor pelvik kurang dari 5, lakukan pematangan serviks,
kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC.
- Bila skor pelvik lebih dari 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

7
G. PENATALAKSANAAN

LEBIH DARI SAMADENGAN 37


KETUBAN PECAH
MINGGU
TIDAK ADA TIDAK ADA
INFEKSI INFEKSI
INFEKS INFEKS
- Berikan Amoksilin + Berikan Penisilin Lahirkan Bayi
Penisilin, Eritromisin Gentanisin Dan Berikan Penisilin
Gentamisin untuk 7 hari Metronizadol atau Ampicilin
Dan
Metronidazol

- Lahirkan Bayi Steroid untuk Lahirkan Bayi


pematangan
paru
Anti biotika setelah persalinan
Profilaksi Infeksi Tidak ada infeks
Stop antibiotika Lanjutkan untuk 24-48 Tidak perlu antibiotic
jam setelah bebas panas

( SARWONO PRAWIROHARJO, 2001 )

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN BERMASALAH


NY. A G5 P4 A0 38 MINGGU DENGAN KPD
DIRUANG TERATAI RSUD MAJALENGKA

Tanggal Masuk : 04-10-2016 Tanggal Pengkajian : 04-10-2016


Jam Masuk : 03.00 WIB Jam Pengkajian : 08.00 WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 39 Tahun Umur : 44 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Baribis, Cigasong, Alamat : Baribis,
blok Sindang sari Cigasong, blok
RT04/RW02 Sindang sari
RT04/RW02

2. Keluhan utama
Ibu datang ke Ruang VK jam 03.00 WIB (04-10-2016) melalui IGD
kiriman Bidan mengeluh mules-mules sering jam 19.00 WIB (03-10-
2016) dan ketuban sudah pecah sejak tanggal 03-10-2016 jam 05.00 wib
3. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 07-0-2016, TP : 14-10-2016, kehamilan yang ke-5 ibu merasa
hamil 9 bulan, gerakan janinnya masih dirasakan, ibu memeriksakan

9
kehamilannya di bidan rutin setiap bulan atau bila ada keluhan, imunisasi
TT, tidak mengurusi obat-obatan, tablet FE diminum rutin setiat hari.
4. Riwayat Kehamilan masa lalu
Tgl Jenis Tempat Komplikasi Bayi Nifas
Ana Penolo
lahir / UK Persalin Persalin Kead Kead laktas
k ke ng Bayi Ibu JK
umur an an aan aan i
1 20 38 Normal Bpm Bidan tidak tidak P baik baik baik
2 17 38 Normal Bpm Bidan tidak tidak L baik baik baik
3 14 38 Normal Bpm Bidan tidak tidak P baik baik baik
4 10 38 Normal Bpm Bidan tidak tidak P baik baik baik

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit berat seperti Jantung,
Hipertensi, diabetes melitus, malaria, ginjal, asma dan penyakit berat
lainnya.

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Ibu tinggal bersama suami, menikah 1 kali, lamanya 8 tahun, sebelumnya
ibu menggunakan KB suntik 3 bulan, pola makan dan minum frekuensi 3x
sehari, pola eliminasi BAK 8x/hari, BAB 1x/hari, pekerjaan sehari-hari
mencuci, menyetrika, menyapu halaman, ibu tidak merokok, minum-
minuman keras, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, ini merupakan
kehamilan di rencanakan, pengambilan keputusan keluarga adalah suami,
rencana persalinan di bidan.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/80 mmHg S : 36.8o C N : 82 x/m RR : 21x/m
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
10
b. Muka : tidak ada oedema.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
d. Dada : pernapasan normal, tidak ada whezing dan ronchi
e. Payudara : simetris kanan kiri, putting susu menonjol, tidak
ada benjolan
f. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi
Palpasi Leopold I : TFU 30cm, fundus teraba bulat,
lembek, melenting
Leopold II : puka, ekstremitas kiri
Leopold III : Bagian bawah teraba kepala sudah
masuk PAP (convergent).
Leopold VI : penurunan Kepala 3/5, HIS 4x10x45
Auskultasi DJJ :140x/menit,PD = v/v t.a.k portio tipis lunak
3cm ketuban(-) preskep hodge II UUK depan,
mollage (-) tidak ada bagian kecil yang
menumbung.
HIS : 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik.

C. Analisa Data
G5P4A0 Parturient aterm kala I Fase Laten dengan KPD potensial Infeksi

D. PELAKSANAAN
Tgl : 04 Oktober 2016 / jam 08.30 WIB
1. Membina hubungan baik
2. Memberikan informed concent
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu mengetahui keadaanya
4. Berkolaborasi dengan dr. SPOG untuk pemberian therapy drip (oxy),
cefotaxim 2x1

11
5. Memasang drip (oxy) 5 unit, labu ke 1 dengan tetesan 20tetes/mnt,
kemudian tetesan dinaikan setiap 15 menit sebanyak 5 - 40 tetes/mnt
6. Mwmbwrikan cefotaxim ST (-) jam 04.05
7. Menganjurkan ibu untuk tark nafas dan jangan dulu meneran, ibu mengerti
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela-sela his, ibu mau
makan dan minum
9. Menyiapkan partus set serta obat-obatan oxytosin, lydokain dan
perlengkapan persalinan, partus set sudah disiapkan.

CATATAN PERKEMBANGAN
TGL 04-10-2016 / JAM 08.45 WIB
1. Data subjektif
Ibu mengatakan mulesnya bertambah sering dan kuat
2. Data objektif
A. Pemeriksaan umum
B. Keadaan umum :baik
TD : 110/70 mmhg N: 82x/mnt P: 22x/mnt S: 36,7oc
Auskultasi DJJ 140x/mnt, PD, v/v t.a.k portio tipis lunak 8cm ketuban
(-) preskep Hodge II, UUK didepan, mollage (-), tidak ada bagian kecil
yang menumbung penurunan 2/5, HIS 4x10x45
C. Analisa Data
G5P4A0 parturient aterm kala I fase aktif dengan KPD potensial infeksi
D. Penalataksanaan
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan, bahwa pembukaan 8 cm
2. Menginfomasikan KIE pada ibu
untuk miring kiri untuk mempercepat penurunan kepala bayi, ibu
bersedia.
3. Memfasilitasi dukungan dan
motivasi, ibu semangat menghadapi persalinan

12
4. Memfasilitasi suami atau
keluarga untuk mendampingi ibu, suami mendampingi ibu
5. Mengobservasi kemajuan
persalinan dan keadaan bayi, sudah dilakukan
6. Menyiapkan kelengkapan ibu
dan bayi, perlengkapan siap

Kala II
Tanggal : 04-10-2016 Jam 09.30 wib
A. Data Subjektif
Ingin mengedan, mules semakin kuat.
B. Data Objektif
k/u baik, TD 110/80 mmhg, N : 81x/mnt, p : 24x/mnt, s : 36,5x/mnt,
terdapat dorongan meneran, tekanan pada rektum dan anus, perineum
tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka, DJJ 145x/mnt,
kontraksi 5x10x45, PD : v/v t.a.k portio tipis lunak 10 cm ketuban
(-) penurunan kepala Hodge III 1/5, UUK didepan, mollage (-) tidak ada
baggaian kecil yang menumbung.
C. Analisa data
G5P4A0 parturient aterm kala II dengan KPD potensial infeksi
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan bahwa pembukaan sudah lengkap, ibu dan keluarga
mengetahui
2. Memakai APD lengkap, APD sudah terpakai
3. Memfasilitasi posisi yang nyaman buat ibu, posisi setengah duduk.
4. Membimbing mengedan yang baik dan benar, ibu dapat mengedan
dengan baik dan benar.
5. Mengobservasi BJA, BJA dalam batas normal.
6. Menganjurkan ibu untuk makan, minum disela-sela HIS, ibu mau makan
dan minum

13
7. Memfasilitasi suami atau keluarga untuk mendampingi ibu saat
persalinan, suami mendampingi ibu.
8. Menolong persalinan secara APN, bayi lahir spontan jam 09.45 WIB
tidak segera menangis, warna kulit kemerahan, gerak aktif, tonus otot
kuat
9. Memfasilitasi IMD

Kala III
Jam 09.46 wib
A. Data Subjektif
Perutnya masih terasa mules
B. Data Objektif
k/u baik, kandung kemih kosong, terdapat tanda pelepasan plasenta tali
pusat memanjang dan terdapat semburan darah
C. Analisa data
P5A0 Riwayat KPD potensial infeksi
D. Penatalaksanaan
Jam : 09.45 wib
1. Melakukan manajemen aktif kala III
2. Memastikan bahwa janin tunggal
3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuuntikan oksitosin, ibu
bersedia
4. Menyuntikan oksitosin 10 unit IM, Oxy sudah disuntikan
5. Melihat adanya tanda-tanda pelepasan plasenta, tali pusat memanjang
dan terdapat semburan darah
6. Melakukan PTT jam 09.45 WIB plasenta lahir spontan jam 10.00 wib +
200 cc
7. Melakukan massase fundus uteri

14
Kala IV
Jam 10.05 wib
A. Data Subjektif
Ibu merasa mules dan nyeri pada perineum
B. Data Objektif
k/u baik, TD 100/70 mmHg, N : 82x/mnt, P : 25 x/mnt, S : 36.8 oc TFU
3 jari dibawah pusat, Kontraksi Uterus baik, kandung kemih kosong,
perdarahan kandung kemih kosong, perdarahan + 100 cc
C. Analisa data
P5A0 dalam kala IV dengan Riwayat KPD potensial infeksi
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pengecekan plasenta, plasenta lengkap
2. Mengecek laserasi, terdapat laserasi derajat II
3. Melakukan penjahitan perineum dan jelujur
4. Membersihkan ibu dengan air DDT , ganti pakaian serta membantu ibu
untuk mengambil posisi yang nyaman, ibu sudah bersih dan merasa
nyaman.
5. Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan
6. Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan meliseptol,
tempat bersalin telah didekontaminasi
7. Melakukan pemantauan kala IV, hasil terlampir dalam partograf
8. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
9. Memfasilitasi KIE tentang
- Nutrisi
- Istirahat yang cukup
10. Melengkapi partograf

15
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
BAYI NY. A DENGAN 1 JAM POST NATAL
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD MAJALENGKA

Tanggal Pengkajian : 04-10-2016 Jam pengkajian : 10.25 WIB


Tempat Pengkajian : R. Perinatologi Pengkaji : Mahasiswa

BIODATA BAYI
Nama : By. Ny. A
Tanggal/ jam lahir : 04-10-2016/ 09.25 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki

BIODATA ORANG TUA


Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. R
Umur : 39 Tahun Umur : 44 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Baribis, Cigasong, Alamat : Baribis, Cigasong,
blok Sindang sari blok Sindang sari
RT04/RW02 RT04/RW02

A. DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal 04-10-2016, jam 09.25 WIB, telah lahir bayi laki-laki dengan
presentasi kepala, dengan jenis persalinan normal, segera menangis.

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum baik, frekuensi jantung 150X/menit, N : 41X/menit, P:
40X/menit, S : 36,55C, BB : 2900 gram, PB : 51cm, kepala tidak ada kelainan,
pernafasan normal, mulut terdapat reflek hisap, gerakan dada normal, tidak ada
16
whezing dan ronchi, tali pusat normal, ekstremitas atas dan bawah normal,
jumlah jari lengkap, BAK (+), BAB (+), penis berlubang, testis sudah berada di
scrotum, anus berlubang.

C. ANALISA DATA
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan, 1 jam post natal dengan keadaan
bayi baik.

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 04-10-2016 Jam : 10.35 WIB
1. Bayi dilakukan IMD dari jam 09.25 WIB sampai jam 10.25 WIB
2. Informed concent
3. Membersihkan bayi, menimbang dan mengukur bayi, telah dilakukan
4. Menyuntikan Vit K di paha kiri bayi dan memberikan obat tetes mata pada
jam 10.25 WIB
5. Menyuntikan imunisasi HB pada jam 11.25 WIB
6. Memasang gelang identitas bayi berwarna biru, gelang terpasang
7. Bayi dibungkus dengan kain yang bersih dan kering
8. Memantau TTV pada 1 jam berikutnya 12.25 WIB
Frekuensi jantung : 130X/menit
Nadi : 40X/menit
Pernafasan : 40X/menit
Suhu : 36,85C
9. KIE tentang
Cara menyusui
Pemberian ASI sesering mungkin
ASI ekslusif
Pencegahan infeksi
10. Bayi di rawat gabung pada tanggal 05-10-2016 jam 10.45 WIB
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
17
PADA NY.A DENGAN 6 JAM POST PARTUM
DI RUANG DAHLIA RSUD MAJALENGKA

Tanggal Pengkajian : 04 Oktober 2016 Waktu Pengkajian : 16:00 WIB


Tempat pengkajian : Ruang Dahlia Pengkaji : Kelompok

BIODATA
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 39 Tahun Umur : 44 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Baribis, Cigasong, Alamat : Baribis, Cigasong,
blok Sindang sari blok Sindang sari
RT04/RW02 RT04/RW02

A. DATA SUBJEKTIF
Mules dan merasa lelah setelah proses persalinan

B. DATA OBJEKTIF
- Pemeriksaan Umum :
K/U baik, kesadaran composmentis
TD: 110/70 mmHg R : 22x/menit
N : 82x/menit S : 36,8C
- Pemeriksaan fisik
Mata : conjungtiva merah, sclera putih
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan lymfe
Payudara : puting susu menonjol, colostrum sudah keluar
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterusbaik, kandung kemih
kosong
18
Genetalia : terdapat jahitan perineum derajat II pengeluaran darah 20 cc,
lokhea rubra
Ekstremitas : tidak odema, tidak ada varices
- Pemeriksaan penunjang :
Hb : 10 gr%

C. ANALISA DATA
P5A0 6 jam post partum dengan keadaan umum baik

D. PENATALAKSANAAN
Tgl : 04-10-2016 Jam : 11:00 WIB
1. Mengnformasikan hasil pemeriksaan,ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu bahwa mules yang dirasakan adalah hal yang normal
karena uterus berkontraksi untuk kembali kebentuk semula,ibu mengerti.
3. Memberikan KIE tentang gizi seimbang, istirahat, personal hygine, serta
pemberian ASI segera,ibu mengerti.
4. Memberikan therapy sesuai dengan advice dokter,cefadroxil 2 x 500
mg,asam mefenamat 3 x 500 mg,dan SF 1 x 20 mg,therapy diberikan

BAB IV
PENUTUP

19
A. Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada
usia kehamilan , dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal, persalinan
prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, retensio
plasneta,meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal.

Dalam kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. H umur 38 tahun
dengan KPD telah dilakukan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan

B. Saran
- Bagi RS
Untuk meningkatkan profesionalisme sehingga pelayanan pada
klien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
- Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih banyak meningkatkan prosedur
belajar mengajar mengenai manajemen kebidanan karena penulis masih
sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut.
- Bagi Ny.A
Hendaknya waspada terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JNPK. 2002. Jakarta

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta:
YBP-SP.

Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba DSOD.
EGD

21

Anda mungkin juga menyukai