Anda di halaman 1dari 41

SEMINAR MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN G2P1A0H1 GRAVID 34-35


MINGGU + PPI + LETAK OBLIG DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RST.
TK III. DR. REKSODIWIRYO PADANG TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Dila Mutiara Sukma, S.Kep
Dwi Sri Hastuti, S.Kep
Irmala Sari Susanti, S.Kep
Milawati, S.Kep
Oktari Fauziah, S.Kep
Rido Misda, S.Kep
Rohani Clara, S.Kep
Widya Nursyafitri, S.Kep

PEMBIMBING AKADEMIK :
Ns. Ratna Indah Sari Dewi, M.Kep
Ns. Veolina Irman, M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :
Ellya Nova, S.ST

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan penulisan

makalah ini dengan Judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan G2P1A0H1 Gravid

34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr.

Reksodiwiryo Padang“ sebagai persyaratan dalam memenuhi dan menyelesaikan tugas

mata kuliah Keperawatan Maternitas. dalam penyusunan makalah ini, kelompok banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa dalam kelompok makalah ini tak lepas dari kesalahan,

maka untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Wassalam..

Padang, 23

Agustus 2021

KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu
hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi
tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu
hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (sebelum
usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan
14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar
suami atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada
usia kehamilan 8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97,
2014). Pada tahun 2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali
sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).
Pelayanan kesehatan masa hamil dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku (PMK 97, 2014). Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung secara
fisiologis, dan hanya 10-20% kehamilan akan disertai dengan penyulit. Bidan
dalam pelayanan kesehatan ibu memiliki kewenangan untuk memberikan
pelayanan antenatal pada kehamilan normal (PMK 28, 2017). Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa 88% pelayanan
antenatal diberikan oleh bidan dan 52,5% dilaksanakan di praktek bidan
(Kemenkes RI, 2013).
Pelaksanaan continuity of midwifery care dapat dievaluasi dari outcome klinis
ibu dan bayi, kepuasan ibu dan kepuasan bidan. Outcome klinis bayi baru lahir
dalam hal ini termasuk APGAR score, berat badan lahir, mendapatkan perawatan
di NICU dan menyusui (NSW Health, 2012). Dalam sebuah review cochrane
tentang continuity of midwifery care terhadap outcome bayi baru lahir,
mengindikasikan bahwa dengan continuity of midwifery care bayi baru lahir
cenderung tidak membutuhkan resusitasi (Page dalam Fraser dan Cooper, 2011).
Berbeda halnya dengan Overgaard (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan pada outcome neonatal dengan CoC dari ibu yang
beresiko rendah karena outcome neonatal yang buruk jarang muncul.
Penyebab utama kematian neonatal di 20 negara dengan kematian ibu dan
kematian bayi teratas di dunia, termasuk salah satunya Indonesia yaitu berat lahir
rendah/ prematuritas (35,5%), asfiksia (24,3%) dan infeksi (22,7%) (ICM et al,
2016). Untuk Indonesia sendiri, 35,9% kematian neonatal disebabkan oleh
gangguan/ kelainan pernapasan termasuk asfiksia (Kemenkes RI, 2010a). Rata-
rata kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) secara Nasional tahun 2013 sebesar
10,2% dan untuk provinsi Sumatera Barat adalah 7,3% (Kemenkes RI, 2014).
Kematian neonatal di kota Padang pada tahun 2015 tercatat bahwa 32%
disebabkan oleh asfiksia dan 26,8 % oleh karena BBLR. Dari semua bayi yang
ditimbang pada tahun 2015 di kota Padang, ditemukan 371 (2,2%) bayi BBLR
dan jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1,7%. Peningkatan
kasus BBLR yang signifikan terlihat di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang yaitu dari 1,45 pada tahun 2014 menjadi 9,3% pada tahun 2015 (Dinkes,
2016; Dinkes, 2015).
Berdasarkan data yang didapatkan diruang Kebidanan RS.TK.III. DR.
Reksodiwiryo Padang 3 bulan terakhir berjumlah 10 kasus, dengan rincian pada
bulan Mei 4 kasus, Juni 3 kasus dan Juli 3 kasus, sedangkan jumlah keseluruhan
pasien yang dirawat sebanyak 90 orang, 30 % kasus PPI, 15% heg,20% abortus dan
35% penyakit kandungan (gynekologi). Dari kasus diatas, kasus PPI merupakan
urutan no.2 yang paling banyak terjadi 3 bulan terakhir ini, sehingga dari data ini
lah kelompok tertarik mengambil kasus tentang PPI dengan alasan yang didapatkan
dari pasien karena kurangnya personal hygiene dan kurangnya pengetahuan pasien
disertai dengan ekonomi pasien yang berada pada menengah ke bawah.

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-
35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr.
Reksodiwiryo Padang
2. TujuanKhusus
a. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan
G2P1A0H1 Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap
Kebidanan RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang
b. Mampu membuat diagnose keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid
34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK
III.Dr. Reksodiwiryo Padang
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid
34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK
III.Dr. Reksodiwiryo Padang
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1
Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan
RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35
Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr.
Reksodiwiryo Padang

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan asuhan keperawatan
pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang
Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang

2. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi untuk mahasiswa keperawatan
Stikes Syedza Saintika didalam pemberian dan pelaksanaan asuhan keperawatan
pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang
Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang

3. Bagi Rumah Sakit


Sebagai bahan acuan dan informasi bagi perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak
Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care  adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010).
2. Perubahan Fisik Dan Psikologi
1) Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
 Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yangmembesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
2) Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran
pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut
ini.
a) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan,
kecemasan dan kesedihan
b) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil
dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
c) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada
yang meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami
penurunan. Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan
menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka
dan jujur dengan suami.
d) Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah
bagi keluarga.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan 
sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum
terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya
dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya
dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar
dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala
terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu  merasa khawatir  atau
takut kalu – kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga
saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang
tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi mereka laki – laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama
unutk bayi mereka (Marjati dkk, 2010)

3. Jumlah Kunjungan Antenatal Care


Frekuensi Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.
Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke
fasilitas pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi
petugas kesehatan dirumahnya.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi
penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan
penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri
secara berkala selama kehamilannya.
Menurut Manuaba (2000 : 129), berdasarkan standar pemeriksaan
kehamilan dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
d. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin. 
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal
yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi
sebagai berikut :
a. Minimal satu kali pada trimester I
b. Minimal satu kali pada trimester II
c. Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 2005 : 24)
Menurut Jumiarni (2004 : 34), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8
kali (7 – 9 kali) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan
dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal
dan kegiatan sebagai berikut :
a. Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu
Pada kunjungan ini dilakukan:
 Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan
ginekologi.
 Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh,
bunyi jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-
lain.
 Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ
(kehamilan lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
 Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin,
leukosit, Diff, Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).
 Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB).
 Penilaian resiko kehamilan.
 KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
 Pemberian imunisasi TT 1.
b.  Kunjungan III, 28 – 32 Minggu
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju
pertumbuhan janin, kelainan atau cacat bawaan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
 Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan
oleh ibu.
 Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu
dilakukan lagi).
 Pemerksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia
kehamilan), aktifitas janin, kelainan, cairan ketuban dan letak
plasenta, serta keadaan plasenta.
 Penilaian resiko kehamilan.
 KIE tentang perawatan payudara.
 Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.
c. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan
pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatannya adalah
 Anamnese keluhan dan gerakan janin.
 Pengamatan gerak janin
 Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggl dalam bagi
kehamilan pertama)
 Penilaian resiko kehamilan.
  Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
 Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.
d. Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan
VII (40 minggu) (2 minggu 1 kali)
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin
dan pertumbuhan janin secara klinis.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
 Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.
 Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
 Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
 Penilaian resiko kehamilan.
 USG ulang pada kunjungan 4.
 KIE tentang senam hamil, perawatan payudaran, dan persiapan
persalinan.
 Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi
trimester III.
 Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.
e. Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu
sekali)
Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin
dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
 Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.
 Pengamatan gerak janin.
 Pemeriksaan fisik dan obstetric.
 Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan
jantung janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi.
 Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan
persalinan dan rencana untuk melahirkan.
 Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur
kehamilan harus semakin sering memeriksakan kehamilannya,
resiko kehamilan semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan
untuk memeriksakan kehamilannya.

4. Manifestasi klinik
1) Tanda presumtif kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
 Pipi                      : - Cloasma gravidarum
 Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
 Perut                    : - Striae livide
 Striae albican
 Linea alba makin menghitam
 Payyudara            : - hipepigmentasi areola mamae
k. Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna,
kaki dan betis erta payudara.
2) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
c. Tanda Goodel
Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam
otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan 8 minggu.
g. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi
oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
3) Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih
tua (trimester akhir)
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010).
5. Pemeriksaan Leopold
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan
teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya:  Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke
sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke
dalam rongga panggul.
6. Perdarahan Antenatal Care
1) Perdarahan pada Kehamilan muda
a. Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Abortus biasanya disertai dengan
perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan nekrotik di dalam
jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Ovum
yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda
asing di dalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan
mengakibatkan pengeluaran janin.
b. Kehamilan Ektopik
Proses implantasi ovum yang dibuahi terjadi di tuba pada dasarnya sama
halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner.
Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi
dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian direasibsu, setekag
tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh
lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan
pseudokapsularis. Pembentukan desidua di tuba tidak sempurna.
Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa factor,
seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya
perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas. Mengenai nasib kehamilan
dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan . sebagian besar kehamilan
tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
1) Hasil konsepsi mati dini dan resorbsi
2) Abortus ke dalam lumen tuba
3) Rupture dinding tuba. Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan
mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam prjalanannya
menuju kavum utei. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba
tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba
itu. Ada beberfapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :
a) Kemungkinan “tubal abortion “, lepas dan keluarnyda darah dan
jaringan ke ujung distal (timbria) dan ke rongga abdomen.
Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah
yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum baisanya
tidak begityu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding
tuba.
b) Kemungkinan rupture dinding tuba ke dalam rongga peritoneum,
sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
c) Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Rupture dinding tuba sering
terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus
dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan
dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hinggabanyak,
sampai menimbulkan syok dan kematian.
2) Perdarahan pada kehamilan Lanjut
a. Plasenta Previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena
segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan,
dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan
plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat
dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
b. Solusio Plasenta
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua
basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang
melekat pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang
menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta
yang berdekatan dengan bagian tersebut. Ruptur pembuluh arteri spiralis
desi dua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan memutuskan
lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan
mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya
janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan
pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat
melepaskan Selaput ketuban.

7. Penatalaksanaan
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan
resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1) (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang
seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III
dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah.
2) Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
3) Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
4) Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5) Untuk mencegah tetanus neonatorum.

Tabel 1  Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Antigen Interval (selang waktu Lama Perlindungan %
minial)
TT 1 Pada kujungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99

Keterangan :   apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan
maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
6) (Tes)  terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.
7) (Temu)  wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Memberikan saran yang
tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko
kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)

B. KOSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengakjian
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri
ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan  panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat
jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya
kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat
dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total
adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya
risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau
lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
 Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
 Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
 Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila
ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
 Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
 Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
 Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
 Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
 Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
 Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
 Retraksi akibat adanya lesi
 Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
 Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
 Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan     > 22
minggu
 Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I   : 
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi uterus
Leopold II  :
 Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III  : 
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV  :
 Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
i.  Tangan dan kaki
 Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
 Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
 Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper
j. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
 Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang
ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
 Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembengkakan masa atau cairan kista

2) Panggul : menggunakan speculum


 Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
 Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan
luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
 Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan
atau nyeri goyang)
 Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
4) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
a. Dari Janin  : 
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
b. Dari ibu     :
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam
a. Vaginal Toucher (VT)
b. Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2. WOC
3. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual  dan muntah.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder
akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan
volume darah
5) Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan
membrane mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder
akibat kadar estrogen dan progesterone
6) Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah
dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

4. Intervensi keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual  dan muntah.
Kriteria hasil :
 Meningkatkan masukan oral
 Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi :
 Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
 Timbang BB setiap hari
 Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
 Beri dorongan individu makan makanan yang kering
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus
dan asupan cairan yang tidak adequat
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
 Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal,
yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab,
berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit,
serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam
batas normal
 Klien tidak akan muntah lagi
 Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi:
 Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
 Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya\
Ulkus
 Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output dan
 berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
 Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan
sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat
seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
 Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suplemen
mineral misalnya siano kobalamin (vit.B12), asam folat (flovite),
asam askorbat (vitamin C).
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
Kriteria hasil :
 Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
 Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
 Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif
Intervensi :
 Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
 Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
 Terima ansietasnya dan kenormalan dari proses tersebut
 Diskusikan kekhawatiran inin dengan klien dan pasangannya

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder


akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan
volume darah
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas
 Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi :
 Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertnegahan kehamilan
dan masa akhir kehamilan
 Perubahan pada pusat gravitasi
 Peningkatan berat badan
 Tekanan pembesaran uterus pada diafragma
 Ajarkan metode penghematan energy
5) Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan
membrane mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder
akibat kadar estrogen dan progesterone.
Kriteria hasil :
 Memperlihatkan integritas rongga mulut
 Bebeas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum
Intervensi :
 Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan pemeriksaan gigi
secara periodic
 Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
 Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri tekan guzi adalah normal pada
kehamilan.
6) Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah
dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan
kulit halus, kenyal, utuh.
Intervensi :
 Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi
 Dorong mandi tiap 2 hari satu kali, pengganti mandi tiap hari.
 Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
 Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk
mempertahankan aktivitas.
 Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
7) Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan
dengan
keterbatasan informasi
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang
normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
 Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal
berkaitan
dengan kehamilan trimester pertama.
 Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang
meningkatkan
kesehatan.
 Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi:
 Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.
 Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
C. Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
D. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan
dengan
E. perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta
F. keyakinan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.
G. Klarifikasi kesalahpahaman.
H. Tentukan derajad motivasi untuk belajar
I. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
J. Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi
K. Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri
L. abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit
M. kepala dan tekanan pelvis.
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
1. Identitas Klien 2. Suami
Nama : Ny. M Nama : Tn.S
Umur : 31 Tahun Umur : 43 Tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Minang Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat Rumah : Kamp.Tanjung Kel. Lubuk Keluarga terdekat yang mudah
Begalung dihubungi : Suami dan Ibu

1. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk


Tanggal masuk : 05 Agustus 2021
No. Medical record : 12.10.32
Ruang rawat : Rohana Kudus
Diagnosa medik : G2P1A0H1 Gravid 34-3 minggu + PPI + Letak oblig
Yang mengirim/merujuk : IGD
Alasan masuk : Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, pasien ada riwayat demam 1
minggu yang lalu

B. DATA KESEHATAN UMUM


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari\

b. Penyakit yang diderita saat ini


Pada saat pengkajian 6 Agustus 2021 pasien masih mengeluh nyeri pinggang sampai ke
ari-ari, nyeri dirasakan hilang timbul, skala nyeri 4, TD: 120/80 mmHg,RR: 90×/menit.

c.Lama keluhan
Nyeri dirasakan sejak 1 hari yang lalu, dirasakan hilang timbul.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien ini merupakan kehamilan yang ke 2, anak 1 lahir hidup dan secara spontan.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama dan tidak ada riwayat
Hipertensi.

1. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat menstrusi
 Menarche umur : 13 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lamanya : 5 hari
 Banyaknya : Sedang, 2-3× ganti pembalut
 Konsistensi : Normal
 Dismenorrhoe : Setelah melahirkan tidak ada
HPHT : 04 Desember 2020
Taksiran Persalinan : 11 September 2021
b.Perkawinan
 Lamanya Perkawinan : 8 bulan
 Berapa kali kawin : 2×

2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : G2 P1 A0 H1

NO TGL/THN TEMPAT CARA DITOLONG ANAK BB NIFAS KEADAAN


PERS PERS PERS JENIS ANAK
SEKARANG
1. 21-08-2011 RS Spontan Bidan LK 2800 Sehat
gr
2. Kehamilan
saat ini

3. Data keluarga berencana


Klien mengatakan tidak pernah mengikuti program KB sebelumnya, dan memiliki rencana KB
sekarang dengan metoda IUD.

4. Kehamilan Sekarang
- Hamil muda : Pasien mengalami mual dan muntah.
- Hamil tua : Pasien mengalami perdarahan pada
kehamilan 20-22 minggu perdarahan dan dianjurkan untuk
bedrest.

C.DATA PSIKOLOGIS
- Kehamilan sekarang : Pasien mengatakan kehamilan sekarang
diinginkan
- Anak yang akan lahir sekarang : Pasien mengatakan akan menyusukan bayinya
sampai umur 2 tahun
- Dukungan Suami Untuk Menyusui : Suami terlihat mendukung
- Interaksi antara ibu dan bayi serta suami : Interaksi nya tampak baik

D.DATA SPIRITUAL
Pasien beragama islam pada saat hamil pasien lebih taat beribadah dibandingkan saat sehat.

E.DATA SOSIAL EKONOMI


Pasien berasal dari keluarga yang cukup.

F. AKTIFITAS SEHARI-HARI

Sehat Sakit
Dapat menolong diri sendiri Dapat Sebagian
Ditolong dengan bantuan minimum Dapat Bisa
Ditolong dengan bantuan maksimum Tidak Bisa
Nafsu makan Ada baik Berkurang
Makan/minum Tidak ada keluhan Sering mual & muntah
Istirahat dan pola tidur Tidak ada keluhan Terganggu
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Tinggi / berat badan : 156 cm / 66 kg
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8˚C
Nadi : 90×/Menit
Pernapasan : 20×/Menit

2) Kepala
Rambut & kulit kepala : Rambut sedikit rontok
Wajah : tidak ada cloasma gravidarum
Mata
 Simetris/sekresi : Simetris kiri dan kanan
 Conjungtiva : Tampak sedikit anemis
 Sklera : Sclera pasien tidak ikterik

Telinga
 Simetris/sekresi : Simetris mkiri dan kanan
 Kebersihan : Tampak baik

Hidung
 Kebersihan : Hidung pasien tampak bersih

Mulut
 Gigi : Gigi pasien tampak bersih
 Bibir, mukosa : Bibir dan mukosa tampak baik/lembab
 Lidah/palatum : Lidah pasien tampak baik

3) Leher
- Kel. Getah bening : Tidak ada masalah
- Kel. Tyroid : Tidak ada masalah

4) Dada/thorax/payudara
- Cardio vaskuler : bunyi jantung :Lup dup (Normal)
- Suara nafas : Vesikuler
- Payudara : Kesan umum bersih
Putting susu Datar
Sadari tidak ada kelainan

5) Abdomen
Inspeksi : inea nigra : Ada
striae albican : Ada
striae livide : Tidak ada

Palpasi
leopold I : Perut membesar sesuai umur kehamilan, fundus tidak teraba
bulat, keras, melenting (kepala).

leopold II : Bagian kanan/kiri perut ibu teraba bagian bulat, keras,


melenting (kepala) dan bagian kanan/kiri perut ibu teraba bulat
lunak tidak melenting (bokong).
leopold III : Pada bagian bawah perut ibu tidak teraba bulat, keras,
melenting (kepala), teraba kosong.
leopold IV : Tida dilakukan pemeriksaan

auskultasi
janin (DJJ) : 158 kali/menit

6) Genitalia : kebersihan :Tidak dilakukan pemeriksaan


Pengeluaran cairan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Varises : Tidak dilakukan pemeriksaan
7) Urinaria : BAK : Pasien sering BAK
8) Eliminasi : BAB : Konstipasi : Iya, 1 kali dalam 3 hari
Haemoroid: Tidak ada
9) Ekremitas : edema : Terdapat edema, derajat 1
Varises : Tidak ada varises
Reflek patela : Terlihat baik
10)Sistem persyarafan
Sistem persyarafan pasien tampak baik
11)Keadaan emosional
Pasien cemas dengan kondisi janinnya.

H .DATA PENUNJANG
a. Data laboratorium
darah : - Hb : 10,5 gr% urine : - albumin: Belum diperiksa
- leuco : 9.550 mm3 - reduksi : Belum diperiksa
- gol. Darah : Belum diperiksa

b. Pemeriksaan diagnostik : - pemeriksaan USG : EFW 2431 gr


- pemeriksaan radiologi : Tidak ada

I. TERAPI
a. obat oral :- Pronalges supp k/p
- Asam mefenamat 3×1
- Nifedipine 2×1

b. obat parenteral : Dexametason 2×2


RL 00 ML/24 jam

c. Diet : Makan Biasa


II. ANALISA DATA

DATA FOKUS
NO PENYEBAB MASALAH
(SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF)

1. DS : Krisis Situasional Ansietas


- Pasien mengeluh khawatir dengan kondisi
Bayi
- Pasien mengeluh sulit untuk tidur dan me-
rasa tidak tenang
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak berkonsentrasi dan ter-
lihat tenang
- Nadi : 90x/menit
- Pasien sering melihat ke perut dan meng-
Elus perutnya saat berbicara.

DS : Agen Cidera Fisiologi Nyeri Akut


2.
- Pasien mengeluh nyeri
P : Dorongan anak pada jalan lahir
Q : Rasa tertusuk
R : Pinggang sampai ke ari-ari
S : Skala 4
T:
T : Hilang timbul >5 menit
3. DS : Keletihan Intoleransi Aktivitas
- Pasien mengatakan ketika beraktivitas
seperti mau duduk masih dibantu suami
- Pasien mengatakan sulit berjalan
DO :
- Pasien tampak meringis berjalan karena
nyeri pada pinggang
- Pasien tampak sering tidur di tempat tidur
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA


NO
(BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH) TANGAN

1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan


IV. RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.M Nomor Register :12.10.32


Umur : 34 tahun Diagnosa Medis :G2P1A0H1 Gravid 34-35Minggu
Ruang / Kamar :Rohana Kudus (Kebidanan)
TANGGAL / DIAGNOSA
NO NOC AKTIFITAS
JAM KEPERAWATAN NI
1. 06 Agustus 2021 Ansietas berhubungan - Tingkat Ansietas - C
Terapi Relaksasi 1. Identifikasi teknik relaksasi
11.00 WIB dengan krisis situasional Dalam 1×24 jam tingkat ansietas 2. Periksa ketegangan otot, nadi, TD,suhu
menurun dengan Kriteria Hasil : Sebelum dan sesudah latihan
 Verbalisasi khawatir 3. Monitor respon terhadap relaksasi
akibat kondisi yang dihadapi 4. Ciptakan lingkungan yang tenang
(1) ditingkatkan (3) 5. Jelaskan tujuan, manfaat dan jenis
 Perilaku gelisah (1) diting- relaksasi
katkan ke (3) 6. Anjurkan mengambil posisi yang
 Perilaku tegang (1) diting- Nyaman
katkan ke (3)
 Frekuensi nadi (3) diting-
katkan ke (4)
 TD (3) ditingkatkan ke (4)
 Pola tidur (2) ditingkatkan
ke (3)

2. 06 Agustus 2021 Nyeri akut berhubungan - Kontrol Nyeri - Manajemen Nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
11.00 WIB dengan agen pencedera Dalam waktu 1×8 jam kontrol frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Fisiologis nyeri meningkat dengan Kriteria 2. Identifikasi skala nyeri
Hasil : 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
 Melaporkan nyeri ter- 4. Identifikasi faktor yang memperberat
kontrol cukup menurun(2) dan memperingan nyeri
meningkat ke sedang (3) 5. Berikan teknik non farmakologi untuk
 Kemampuan mengenali mengurangi rasa nyeri
nyeri (2) ditingkatkan ke 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
- sedang (3) 7. Anjurkan memonitor nyeri secara
 Kemampuan menggunakan mandiri
teknik non farmakologis 8. Kolaborasi pemberian analgesik,
(1) ditingkatkan ke (2) jika perlu
 Keluhan nyeri (2) ditingkat
- kan ke (4)
 Penggunaan analgesik (2)
ditingkatkan ke (3)

3. 06 Agustus 2021 Intolerasi aktivitas ber- - Toleransi TerhadapAktivitas - Manajemen Energi 1. Monitor intake dan output
11.00 WIB hubungan dengan Dalam 1×24 jam tingkat aktivitas 2. Buat batasan untuk aktivitas
keletihan ditingkatkan dengan Kriteria Hasil : 3. Bantu pasien untuk melakukan aktivitas
 Dipertahankan pada sangat yang ringan
terganggu (1) ditingkatkan 4. Motivasi pasien dalam aktivitas
ke sedang (3)
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. M Diagnosa Medis : G2P1A0H1 Gravid 34-35Minggu
Umur : 34 tahun No. Register : 12.10.32
Tanggal/Jam No. Dx Implementasi Subjektif, Objektif, Analisa, Planning ( S.O. A. P)
06 Agustus 2021 1 1. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah S :
14:00 WIB efektif digunakan - Pasien mengatakan khawatir dengan kondisi bayi nya
2. Memeriksa ketegangan otot, nadi, TD, suhu - Pasien mengatakan susah untuk tidur
sebelum dan sesudah latihan - Paien khawatir dengan hasil swab
3. Memonitor respon terhadap relaksasi O:
4. Menjelaskan tujuan, manfaat dan tujuan - Pasien terlihat gelisah dan sering memegang perut
relaksasi - Pasien terlihat tegang
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman - HR : 80×/menit
6. Menganjurkan mengambil posisi yang nyaman - TD : 110/70 mmHg
- Hasil swab pasien (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pindah ke ruangan isolasi

06 Agustus 2021 2 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:


14:00 WIB frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri - Pasien mengatakan dapat mengontrol nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri - Pasien mengatakan nyeri dating sudah berkurang
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal - Pasien mengatakan sudah bisa melakukan teknik nafas
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan dalam
memperingan nyeri O:
5. Mengajarkan teknik non farmakologi untuk - Skala nyeri 2
mengurangi rasa nyeri - Pasien sebelumnya mendapat terapi pronalges suppose
6. Menjelaskan strategi meredakan nyeri - Hasil swab pasien (+)
7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri A : Masalah belum teratasi
8. Berkolaborasi pemberian analgesik, jika perlu P : Intervensi dihentikan, pasien pindah keruangan isolasi

06 Agustus 2021 3 1. Memonitor intake dan output S : Pasien mengatakan aktivitas masih susah dilakukan
14.00 2. Membuat batasan untuk beraktivitas O: Pasien tampak dibantu suami ketika mau duduk
3. Membantu pasien melakukan aktivitas yang A: Masalah belum teratasi
Ringan P : Intervesi dihentikan, pasien pindah keruangan isolasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Selama kelompok melakukan asuhan keperawatan pada klien G2P1A0H1 Gravid 34-3
minggu + PPI + Letak oblig di RST. TK III. Dr. Reksodiwiryo Padang, kelompok
menemukan beberapa faktor yang menghambat dan faktor yang mendukung dari kasus yang
kelompok ambil. Dalam kesempatan ini kelompok akan mencoba membahas hasil studi
kasus sesuai dengan tahap asuhan keperawatan yaitu: Pengkajian, Perencanaan,
Implementasi dan evaluasi. Masing-masing dari faktor-faktor tersebut ada yang merupakan
faktor penghambat dan faktor pendukung.

A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian terhadap klien, kelompok tidak banyak menemukan
kesulitan, hal ini yang didukung oleh klien yang kooperatif serta kemampuan kelompok
dalam melakukan pendekatan terhadap klien dan keluarga dengan sifat hati-hati, ramah
dan bersahabat. Namun pada waktu menggali permasalahan dan memotivasi klien untuk
dapat mengekspresikan perasaannya dan klien tampak tenang saat menceritakan
masalahnya.
Pengkajian yang kelompok lakukan mendapatkan data yang memuaskan ,namun
demikian dari data-data yang terkumpul tidak semuanya sama dengan data yang ada di
tinjauan kepustakaan.
Pada teoritis didapatkan tanda-tanda umum yaitu :
1. Ngidam
2. Mual dan muntah
3. Amenore
4. Mual muntah dan ngidam
5. Pingsan
6. Payudara tegang
7. Anoreksia nervousa
8. Sering kencing
9. Konstipasi, pigmentasi dan varises
Dari Pengkajian awal yang dilakukan pada pada klien G2P1A0H1 Gravid 34-
35Minggu pada keluhan utama yang dirasakan oleh klien pada saat pengkajian adalah:
1. Nyeri pada pinggang sampai ari-ari
2. Tidak dapat beraktifitas seperti biasanya
3. Susah tidur, gelisah
4. Pasien tampak tidak berkonsentrasi
5. Tampak tegang

B. Diagnosa Keperawatan
Berikut akan dibahas tentang diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan
kepustakaan dengan yang di tegakkan ditinjauan kasus. Dari beberapa diagnosa yang ada
di tinjauan pustaka ditemukan di tinjau kasus, yaitu :
Secara teoritis diagnose keperawatan yang muncul antara lain :
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual  dan muntah.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
5) Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar
estrogen dan progesterone
6) Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan
nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

Setelah dilakukan pengkajian diagnosa yang muncul adalah tidak sama dengan
teoritis:
a) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan
C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
Kelompok merumuskan perencanaan dengan mengacu pada tinjauan kepustakaan
yang sudah ada, namun tidak semua perencanaan yang di tinjauan kepustakaan dapat
diterapkan pada perencanaan di tinjauan kasus. Hal ini disebabkan karena kekurangan
kemampuan kelompok dan ketersediaan sarana pendukung di ruangan rawat inap
kebidanan.
Perencanaan yang dapat dilakukan ini didukung oleh beberapa faktor pendukung antara
lain :
1. Adanya literatur yang cukup sehingga memudahkan kelompok menyusun
perencanaan tersebut
2. Adanya kemungkinan kelompok untuk melakukan proses keperawatan pada klien
dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35 minggu yang sesuai dengan teori, baik yang
telah diperoleh maupun diperoleh dari buku sumber.
3. Dukungan dari keluarga dan klien yang kooperatif serta keinginan klien yang ingin
cepat sembuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka rencana tersebut dalam tindakan


nyata. Dalam menerapkan proses keperawatan, kelompok melakukan tindakan secara
mandiri. Pelaksanaan mandiri yang kelompok laksanakan antara lain seperti: membina
hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga, menciptakan lingkungan
terapeutik untuk komunikasi dengan klien dan keluarga. Hal ini perlu dilakukan agar
klien dapat terbuka dalam mengungkapkan masalah dan bersama-sama mencari
solusinya.
Pada diagnose Ansietas dari sekian banyak intervensi (NIC) yang terdapat
didalam teoritis hanya satu NIC yang bisa dilaksanakan yaitu Terapi Relaksasi.
Sedangkan pada diagnose Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dari
sekian banyak intervensi (NIC) yang terdapat di dalam teoritis, hanya satu NIC
yang bisa dilaksanakan, yaitu Manajemen Energi, karena hanya intervensi tersebut
yang memungkinkan untuk bisa dilaksanakan sesuai kemampuan perawat dan
sarana pendukung. Sedangkan pada masalah Nyeri Akut intervensi yang dapat di
lakukan yaitu Manajemen Nyeri.
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang kelompok dapatkan dari masing-masing diagnosa keperawatan
disesuaikan dengan tujuan Kriteria hasil yang akan dicapai dan ternyata setelah
dilakukan evaluasi masalah belum teratasi, masalah teratasi sebagian dan intervensi
dihentikan yang disebabkan pasien dipindahkan ke ruang isolasi (hasil swab positif).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan mobilisasi dini pada pasien ANC (Ante Natal Care) didapatkan
bahwa kemampuan masing-masing individu dalam melakukan manajemen nyeri, terapi
relaksasi dan manajemen energy. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
individu dalam manajemen energi, terapi relaksasi dan manajemen nyeri antara lain
tingkat ansietas, tingkat nyeri dan kelelahan fisik.
Selain itu, manajemen energi dan terapi relaksasi dan manajemen nyeri yang
telah dilakukan pada pasien ANC juga dapat mengurangi ansietas, mengurangi nyeri
pada pinggang sampai ke ari-ari, dan mengurangi keletihan, sehingga pasien bisa
berjalan dan melakukan aktivitas. Selain itu, pemenuhan kebutuhan aktivitas pasien
juga dapat dilakukan secara mandiri sehingga ketergantungan pasien kepada orang lain
akan berkurang.

B. Saran
Pada kasus ANC ini mahasiswa dituntut mampu melakukan proses keperawatan
dalam membantu penanggulangan gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien dengan
diagnosis ANC. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk mengetahui dan memahami
lebih detail lagi tentang proses keperawatan yang berkaitan dengan ANC dengan
menggali lebih banyak informasi lagi tentang ANC.
DAFTAR PUSTAKA

Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97,2014. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).
Jakarta: Trans Info Media
Overgaard (2011) . Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima
Press
Dinas Kesehatan Kota Padang. Dinkes,2016; Dinkes, 2015. Profil Kesehatan Kota Padang:
Dinkes Kota Padang

Anda mungkin juga menyukai