DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Dila Mutiara Sukma, S.Kep
Dwi Sri Hastuti, S.Kep
Irmala Sari Susanti, S.Kep
Milawati, S.Kep
Oktari Fauziah, S.Kep
Rido Misda, S.Kep
Rohani Clara, S.Kep
Widya Nursyafitri, S.Kep
PEMBIMBING AKADEMIK :
Ns. Ratna Indah Sari Dewi, M.Kep
Ns. Veolina Irman, M.Kep
PEMBIMBING KLINIK :
Ellya Nova, S.ST
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
makalah ini dengan Judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan G2P1A0H1 Gravid
34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr.
mata kuliah Keperawatan Maternitas. dalam penyusunan makalah ini, kelompok banyak
Penulis menyadari bahwa dalam kelompok makalah ini tak lepas dari kesalahan,
maka untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan demi
Wassalam..
Padang, 23
Agustus 2021
KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu
hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi
tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu
hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (sebelum
usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan
14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar
suami atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada
usia kehamilan 8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97,
2014). Pada tahun 2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali
sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).
Pelayanan kesehatan masa hamil dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku (PMK 97, 2014). Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung secara
fisiologis, dan hanya 10-20% kehamilan akan disertai dengan penyulit. Bidan
dalam pelayanan kesehatan ibu memiliki kewenangan untuk memberikan
pelayanan antenatal pada kehamilan normal (PMK 28, 2017). Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa 88% pelayanan
antenatal diberikan oleh bidan dan 52,5% dilaksanakan di praktek bidan
(Kemenkes RI, 2013).
Pelaksanaan continuity of midwifery care dapat dievaluasi dari outcome klinis
ibu dan bayi, kepuasan ibu dan kepuasan bidan. Outcome klinis bayi baru lahir
dalam hal ini termasuk APGAR score, berat badan lahir, mendapatkan perawatan
di NICU dan menyusui (NSW Health, 2012). Dalam sebuah review cochrane
tentang continuity of midwifery care terhadap outcome bayi baru lahir,
mengindikasikan bahwa dengan continuity of midwifery care bayi baru lahir
cenderung tidak membutuhkan resusitasi (Page dalam Fraser dan Cooper, 2011).
Berbeda halnya dengan Overgaard (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan pada outcome neonatal dengan CoC dari ibu yang
beresiko rendah karena outcome neonatal yang buruk jarang muncul.
Penyebab utama kematian neonatal di 20 negara dengan kematian ibu dan
kematian bayi teratas di dunia, termasuk salah satunya Indonesia yaitu berat lahir
rendah/ prematuritas (35,5%), asfiksia (24,3%) dan infeksi (22,7%) (ICM et al,
2016). Untuk Indonesia sendiri, 35,9% kematian neonatal disebabkan oleh
gangguan/ kelainan pernapasan termasuk asfiksia (Kemenkes RI, 2010a). Rata-
rata kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) secara Nasional tahun 2013 sebesar
10,2% dan untuk provinsi Sumatera Barat adalah 7,3% (Kemenkes RI, 2014).
Kematian neonatal di kota Padang pada tahun 2015 tercatat bahwa 32%
disebabkan oleh asfiksia dan 26,8 % oleh karena BBLR. Dari semua bayi yang
ditimbang pada tahun 2015 di kota Padang, ditemukan 371 (2,2%) bayi BBLR
dan jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1,7%. Peningkatan
kasus BBLR yang signifikan terlihat di wilayah kerja Puskesmas Seberang
Padang yaitu dari 1,45 pada tahun 2014 menjadi 9,3% pada tahun 2015 (Dinkes,
2016; Dinkes, 2015).
Berdasarkan data yang didapatkan diruang Kebidanan RS.TK.III. DR.
Reksodiwiryo Padang 3 bulan terakhir berjumlah 10 kasus, dengan rincian pada
bulan Mei 4 kasus, Juni 3 kasus dan Juli 3 kasus, sedangkan jumlah keseluruhan
pasien yang dirawat sebanyak 90 orang, 30 % kasus PPI, 15% heg,20% abortus dan
35% penyakit kandungan (gynekologi). Dari kasus diatas, kasus PPI merupakan
urutan no.2 yang paling banyak terjadi 3 bulan terakhir ini, sehingga dari data ini
lah kelompok tertarik mengambil kasus tentang PPI dengan alasan yang didapatkan
dari pasien karena kurangnya personal hygiene dan kurangnya pengetahuan pasien
disertai dengan ekonomi pasien yang berada pada menengah ke bawah.
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-
35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr.
Reksodiwiryo Padang
2. TujuanKhusus
a. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan
G2P1A0H1 Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap
Kebidanan RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang
b. Mampu membuat diagnose keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid
34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK
III.Dr. Reksodiwiryo Padang
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid
34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK
III.Dr. Reksodiwiryo Padang
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan G2P1A0H1
Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan
RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35
Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr.
Reksodiwiryo Padang
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan asuhan keperawatan
pada klien dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35 Minggu + PPI + Letak Oblig Diruang
Rawat Inap Kebidanan RS.TK III.Dr. Reksodiwiryo Padang
4. Manifestasi klinik
1) Tanda presumtif kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
Perut : - Striae livide
Striae albican
Linea alba makin menghitam
Payyudara : - hipepigmentasi areola mamae
k. Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna,
kaki dan betis erta payudara.
2) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
c. Tanda Goodel
Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam
otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan 8 minggu.
g. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi
oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
3) Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih
tua (trimester akhir)
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010).
5. Pemeriksaan Leopold
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan
teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke
sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke
dalam rongga panggul.
6. Perdarahan Antenatal Care
1) Perdarahan pada Kehamilan muda
a. Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Abortus biasanya disertai dengan
perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan nekrotik di dalam
jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Ovum
yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda
asing di dalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan
mengakibatkan pengeluaran janin.
b. Kehamilan Ektopik
Proses implantasi ovum yang dibuahi terjadi di tuba pada dasarnya sama
halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner.
Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi
dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian direasibsu, setekag
tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh
lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan
pseudokapsularis. Pembentukan desidua di tuba tidak sempurna.
Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa factor,
seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya
perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas. Mengenai nasib kehamilan
dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan . sebagian besar kehamilan
tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
1) Hasil konsepsi mati dini dan resorbsi
2) Abortus ke dalam lumen tuba
3) Rupture dinding tuba. Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan
mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam prjalanannya
menuju kavum utei. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba
tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba
itu. Ada beberfapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :
a) Kemungkinan “tubal abortion “, lepas dan keluarnyda darah dan
jaringan ke ujung distal (timbria) dan ke rongga abdomen.
Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah
yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum baisanya
tidak begityu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding
tuba.
b) Kemungkinan rupture dinding tuba ke dalam rongga peritoneum,
sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
c) Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Rupture dinding tuba sering
terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus
dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan
dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hinggabanyak,
sampai menimbulkan syok dan kematian.
2) Perdarahan pada kehamilan Lanjut
a. Plasenta Previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena
segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan,
dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan
plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat
dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
b. Solusio Plasenta
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua
basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang
melekat pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang
menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta
yang berdekatan dengan bagian tersebut. Ruptur pembuluh arteri spiralis
desi dua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan memutuskan
lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan
mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya
janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan
pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat
melepaskan Selaput ketuban.
7. Penatalaksanaan
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan
resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1) (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang
seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III
dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah.
2) Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
3) Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
4) Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5) Untuk mencegah tetanus neonatorum.
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan
maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
6) (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.
7) (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Memberikan saran yang
tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko
kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)
2. WOC
3. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder
akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan
volume darah
5) Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan
membrane mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder
akibat kadar estrogen dan progesterone
6) Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah
dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
4. Intervensi keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
Kriteria hasil :
Meningkatkan masukan oral
Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi :
Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Beri dorongan individu makan makanan yang kering
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus
dan asupan cairan yang tidak adequat
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal,
yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab,
berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit,
serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam
batas normal
Klien tidak akan muntah lagi
Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi:
Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya\
Ulkus
Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output dan
berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan
sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat
seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suplemen
mineral misalnya siano kobalamin (vit.B12), asam folat (flovite),
asam askorbat (vitamin C).
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
Kriteria hasil :
Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif
Intervensi :
Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
Terima ansietasnya dan kenormalan dari proses tersebut
Diskusikan kekhawatiran inin dengan klien dan pasangannya
A. IDENTITAS KLIEN
1. Identitas Klien 2. Suami
Nama : Ny. M Nama : Tn.S
Umur : 31 Tahun Umur : 43 Tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Minang Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat Rumah : Kamp.Tanjung Kel. Lubuk Keluarga terdekat yang mudah
Begalung dihubungi : Suami dan Ibu
c.Lama keluhan
Nyeri dirasakan sejak 1 hari yang lalu, dirasakan hilang timbul.
1. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat menstrusi
Menarche umur : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5 hari
Banyaknya : Sedang, 2-3× ganti pembalut
Konsistensi : Normal
Dismenorrhoe : Setelah melahirkan tidak ada
HPHT : 04 Desember 2020
Taksiran Persalinan : 11 September 2021
b.Perkawinan
Lamanya Perkawinan : 8 bulan
Berapa kali kawin : 2×
4. Kehamilan Sekarang
- Hamil muda : Pasien mengalami mual dan muntah.
- Hamil tua : Pasien mengalami perdarahan pada
kehamilan 20-22 minggu perdarahan dan dianjurkan untuk
bedrest.
C.DATA PSIKOLOGIS
- Kehamilan sekarang : Pasien mengatakan kehamilan sekarang
diinginkan
- Anak yang akan lahir sekarang : Pasien mengatakan akan menyusukan bayinya
sampai umur 2 tahun
- Dukungan Suami Untuk Menyusui : Suami terlihat mendukung
- Interaksi antara ibu dan bayi serta suami : Interaksi nya tampak baik
D.DATA SPIRITUAL
Pasien beragama islam pada saat hamil pasien lebih taat beribadah dibandingkan saat sehat.
F. AKTIFITAS SEHARI-HARI
Sehat Sakit
Dapat menolong diri sendiri Dapat Sebagian
Ditolong dengan bantuan minimum Dapat Bisa
Ditolong dengan bantuan maksimum Tidak Bisa
Nafsu makan Ada baik Berkurang
Makan/minum Tidak ada keluhan Sering mual & muntah
Istirahat dan pola tidur Tidak ada keluhan Terganggu
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Tinggi / berat badan : 156 cm / 66 kg
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8˚C
Nadi : 90×/Menit
Pernapasan : 20×/Menit
2) Kepala
Rambut & kulit kepala : Rambut sedikit rontok
Wajah : tidak ada cloasma gravidarum
Mata
Simetris/sekresi : Simetris kiri dan kanan
Conjungtiva : Tampak sedikit anemis
Sklera : Sclera pasien tidak ikterik
Telinga
Simetris/sekresi : Simetris mkiri dan kanan
Kebersihan : Tampak baik
Hidung
Kebersihan : Hidung pasien tampak bersih
Mulut
Gigi : Gigi pasien tampak bersih
Bibir, mukosa : Bibir dan mukosa tampak baik/lembab
Lidah/palatum : Lidah pasien tampak baik
3) Leher
- Kel. Getah bening : Tidak ada masalah
- Kel. Tyroid : Tidak ada masalah
4) Dada/thorax/payudara
- Cardio vaskuler : bunyi jantung :Lup dup (Normal)
- Suara nafas : Vesikuler
- Payudara : Kesan umum bersih
Putting susu Datar
Sadari tidak ada kelainan
5) Abdomen
Inspeksi : inea nigra : Ada
striae albican : Ada
striae livide : Tidak ada
Palpasi
leopold I : Perut membesar sesuai umur kehamilan, fundus tidak teraba
bulat, keras, melenting (kepala).
auskultasi
janin (DJJ) : 158 kali/menit
H .DATA PENUNJANG
a. Data laboratorium
darah : - Hb : 10,5 gr% urine : - albumin: Belum diperiksa
- leuco : 9.550 mm3 - reduksi : Belum diperiksa
- gol. Darah : Belum diperiksa
I. TERAPI
a. obat oral :- Pronalges supp k/p
- Asam mefenamat 3×1
- Nifedipine 2×1
DATA FOKUS
NO PENYEBAB MASALAH
(SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF)
2. 06 Agustus 2021 Nyeri akut berhubungan - Kontrol Nyeri - Manajemen Nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
11.00 WIB dengan agen pencedera Dalam waktu 1×8 jam kontrol frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Fisiologis nyeri meningkat dengan Kriteria 2. Identifikasi skala nyeri
Hasil : 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Melaporkan nyeri ter- 4. Identifikasi faktor yang memperberat
kontrol cukup menurun(2) dan memperingan nyeri
meningkat ke sedang (3) 5. Berikan teknik non farmakologi untuk
Kemampuan mengenali mengurangi rasa nyeri
nyeri (2) ditingkatkan ke 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
- sedang (3) 7. Anjurkan memonitor nyeri secara
Kemampuan menggunakan mandiri
teknik non farmakologis 8. Kolaborasi pemberian analgesik,
(1) ditingkatkan ke (2) jika perlu
Keluhan nyeri (2) ditingkat
- kan ke (4)
Penggunaan analgesik (2)
ditingkatkan ke (3)
3. 06 Agustus 2021 Intolerasi aktivitas ber- - Toleransi TerhadapAktivitas - Manajemen Energi 1. Monitor intake dan output
11.00 WIB hubungan dengan Dalam 1×24 jam tingkat aktivitas 2. Buat batasan untuk aktivitas
keletihan ditingkatkan dengan Kriteria Hasil : 3. Bantu pasien untuk melakukan aktivitas
Dipertahankan pada sangat yang ringan
terganggu (1) ditingkatkan 4. Motivasi pasien dalam aktivitas
ke sedang (3)
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. M Diagnosa Medis : G2P1A0H1 Gravid 34-35Minggu
Umur : 34 tahun No. Register : 12.10.32
Tanggal/Jam No. Dx Implementasi Subjektif, Objektif, Analisa, Planning ( S.O. A. P)
06 Agustus 2021 1 1. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah S :
14:00 WIB efektif digunakan - Pasien mengatakan khawatir dengan kondisi bayi nya
2. Memeriksa ketegangan otot, nadi, TD, suhu - Pasien mengatakan susah untuk tidur
sebelum dan sesudah latihan - Paien khawatir dengan hasil swab
3. Memonitor respon terhadap relaksasi O:
4. Menjelaskan tujuan, manfaat dan tujuan - Pasien terlihat gelisah dan sering memegang perut
relaksasi - Pasien terlihat tegang
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman - HR : 80×/menit
6. Menganjurkan mengambil posisi yang nyaman - TD : 110/70 mmHg
- Hasil swab pasien (+)
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pindah ke ruangan isolasi
06 Agustus 2021 3 1. Memonitor intake dan output S : Pasien mengatakan aktivitas masih susah dilakukan
14.00 2. Membuat batasan untuk beraktivitas O: Pasien tampak dibantu suami ketika mau duduk
3. Membantu pasien melakukan aktivitas yang A: Masalah belum teratasi
Ringan P : Intervesi dihentikan, pasien pindah keruangan isolasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama kelompok melakukan asuhan keperawatan pada klien G2P1A0H1 Gravid 34-3
minggu + PPI + Letak oblig di RST. TK III. Dr. Reksodiwiryo Padang, kelompok
menemukan beberapa faktor yang menghambat dan faktor yang mendukung dari kasus yang
kelompok ambil. Dalam kesempatan ini kelompok akan mencoba membahas hasil studi
kasus sesuai dengan tahap asuhan keperawatan yaitu: Pengkajian, Perencanaan,
Implementasi dan evaluasi. Masing-masing dari faktor-faktor tersebut ada yang merupakan
faktor penghambat dan faktor pendukung.
A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian terhadap klien, kelompok tidak banyak menemukan
kesulitan, hal ini yang didukung oleh klien yang kooperatif serta kemampuan kelompok
dalam melakukan pendekatan terhadap klien dan keluarga dengan sifat hati-hati, ramah
dan bersahabat. Namun pada waktu menggali permasalahan dan memotivasi klien untuk
dapat mengekspresikan perasaannya dan klien tampak tenang saat menceritakan
masalahnya.
Pengkajian yang kelompok lakukan mendapatkan data yang memuaskan ,namun
demikian dari data-data yang terkumpul tidak semuanya sama dengan data yang ada di
tinjauan kepustakaan.
Pada teoritis didapatkan tanda-tanda umum yaitu :
1. Ngidam
2. Mual dan muntah
3. Amenore
4. Mual muntah dan ngidam
5. Pingsan
6. Payudara tegang
7. Anoreksia nervousa
8. Sering kencing
9. Konstipasi, pigmentasi dan varises
Dari Pengkajian awal yang dilakukan pada pada klien G2P1A0H1 Gravid 34-
35Minggu pada keluhan utama yang dirasakan oleh klien pada saat pengkajian adalah:
1. Nyeri pada pinggang sampai ari-ari
2. Tidak dapat beraktifitas seperti biasanya
3. Susah tidur, gelisah
4. Pasien tampak tidak berkonsentrasi
5. Tampak tegang
B. Diagnosa Keperawatan
Berikut akan dibahas tentang diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan
kepustakaan dengan yang di tegakkan ditinjauan kasus. Dari beberapa diagnosa yang ada
di tinjauan pustaka ditemukan di tinjau kasus, yaitu :
Secara teoritis diagnose keperawatan yang muncul antara lain :
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
5) Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar
estrogen dan progesterone
6) Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan
nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Setelah dilakukan pengkajian diagnosa yang muncul adalah tidak sama dengan
teoritis:
a) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan
C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
Kelompok merumuskan perencanaan dengan mengacu pada tinjauan kepustakaan
yang sudah ada, namun tidak semua perencanaan yang di tinjauan kepustakaan dapat
diterapkan pada perencanaan di tinjauan kasus. Hal ini disebabkan karena kekurangan
kemampuan kelompok dan ketersediaan sarana pendukung di ruangan rawat inap
kebidanan.
Perencanaan yang dapat dilakukan ini didukung oleh beberapa faktor pendukung antara
lain :
1. Adanya literatur yang cukup sehingga memudahkan kelompok menyusun
perencanaan tersebut
2. Adanya kemungkinan kelompok untuk melakukan proses keperawatan pada klien
dengan G2P1A0H1 Gravid 34-35 minggu yang sesuai dengan teori, baik yang
telah diperoleh maupun diperoleh dari buku sumber.
3. Dukungan dari keluarga dan klien yang kooperatif serta keinginan klien yang ingin
cepat sembuh
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan mobilisasi dini pada pasien ANC (Ante Natal Care) didapatkan
bahwa kemampuan masing-masing individu dalam melakukan manajemen nyeri, terapi
relaksasi dan manajemen energy. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
individu dalam manajemen energi, terapi relaksasi dan manajemen nyeri antara lain
tingkat ansietas, tingkat nyeri dan kelelahan fisik.
Selain itu, manajemen energi dan terapi relaksasi dan manajemen nyeri yang
telah dilakukan pada pasien ANC juga dapat mengurangi ansietas, mengurangi nyeri
pada pinggang sampai ke ari-ari, dan mengurangi keletihan, sehingga pasien bisa
berjalan dan melakukan aktivitas. Selain itu, pemenuhan kebutuhan aktivitas pasien
juga dapat dilakukan secara mandiri sehingga ketergantungan pasien kepada orang lain
akan berkurang.
B. Saran
Pada kasus ANC ini mahasiswa dituntut mampu melakukan proses keperawatan
dalam membantu penanggulangan gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien dengan
diagnosis ANC. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk mengetahui dan memahami
lebih detail lagi tentang proses keperawatan yang berkaitan dengan ANC dengan
menggali lebih banyak informasi lagi tentang ANC.
DAFTAR PUSTAKA
Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97,2014. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).
Jakarta: Trans Info Media
Overgaard (2011) . Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima
Press
Dinas Kesehatan Kota Padang. Dinkes,2016; Dinkes, 2015. Profil Kesehatan Kota Padang:
Dinkes Kota Padang