Anda di halaman 1dari 11

Perilaku Abnormal

Kelompok 4 :
* Maria Ratnawati
* Fifi Nurmaisari
*Puja Lestari
1. Pengertian
Perilaku Normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan te
pat) yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya.
Sedangkan Perilaku Pribadi normal adalah sikap hidup yang ses
uai dengan pola kelompok masyarakat tempat seseorang berad
a sehingga tercapai suatu relasi interpersonal dan intersosial ya
ng memuaskan. (Kartini Kartono, 1989)

SEDANGKAN Perilaku Abnormal adalah suatu perilaku yang b


erbeda, tidak mengikuti peraturan yang berlaku, tidak pantas,
mengganggu dan tidak dapat dimengerti melalui kriteria yang b
iasa.
2. KRITERIA PERILAKU normal dan ABNORMAL
Kriteria Pribadi Normal (Gunarsa & Gunarsa, 1989 mengutip A.H. Maslow: Mitt
leman):

-Perasaan aman yang adekuat.


-Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional
-Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang adekuat
-Mempunyai kontak realitas yang efisien
- Memiliki dorongan dan nafsu jasmani yang sehat serta Kemampu
an untuk memenuhi dan memuaskannya
-Mempunyai pengetahuan diri yang adekuat
-Mempunyai tujuan hidup yang adekuat
-Mampu belajar dari pengalaman hidupnya
-Sanggup untuk memuaskan tuntutan dan kebutuhan
kelompok Emansipasi yang pantas dan sehat dari Kelompok ma
upun kebutuhan
Kriteria Pribadi Abnormal

1. Kelangkaan Statistik (Statistical Infrequency)


Tingkah laku abnormal diasumsikan dalam "populasi kurva normal" yang
menempatkan mayoritas individu berada di tengah dan sangat sedikit yang b
erada pada posisi ekstrim. Jadi dengan kata lain, seseorang dapat dianggap n
ormal bila orang tersebut tidak menyimpang jauh dari rata-rata perilaku.

2. Pelanggaran Norma
Tingkah laku yang menyimpang dari norma sosial dan mengancam atau
membuat cemas orang yang mengamatinya.
Misal, Kekerasan psikopat, perilaku liar manik, perilaku aneh skizofrenia.

3. Penderitaan Pribadi (Discomfort atau Personal Distress)


Suatu perilaku dimana individu secara personal merasa berada dalam sit
uasi penuh tekanan baik stres dari lingkungan maupun kondisi dari dalam diri
nya.
Misal, depresi, cemas berat karena takut rasa sakit.
4. Disabilitas atau Disfungsi (Maladaptif Behaviour)
Ketidakmampuan individu dalam beberapa bidang penting dalam hid
up, baik hubungan kerja atau pribadi.
Misal, seseorang yang takut terbang melewatkan kesempatan bekerja di l
uar negeri.

5. Tidak Diharapkan (Unexpectedness)


Suatu respon dari perilaku yang tidak diharapkan terhadap stresor ling
kungan karena sudah diluar proporsi.
Misal, kecemasan yang sangat dan terus menerus terhadap hartanya, wal
aupun seseorang tergolong kaya.
3. Penyebab Abnormal

1. Faktor Sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi salah satunya karena ketidakse
suaian pesan, norma, dan nilai yang disampaikan oleh masing-
masing agen sosialisasi atau individu lain. Individu yang mempe
lajari perilaku-perilaku tersebut akhirnya tidak merasa bahwa h
al tersebut menyimpang, dan menganggap bahwa perilaku yan
g ia pelajari normal untuk dilakukan.
2. Faktor Anomie

Secara umum, anomie dapat didefinisikan sebagai suatu kea


daan di mana masyarakat kehilangan pegangan norma. Menuru
t Emile Durkheim, anomie adalah suatu keadaan tanpa norma
dan tanpa arah, sehingga dalam masyarakat tersebut tidak terci
pta kesesuaian antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataa
n sosial yang ada. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang m
emiliki banyak norma dan nilai, tetapi nilai dan norma itu saling
bertentangan. Contohnya bisa dilihat dengan masih adanya stig
ma negatif pada orang-orang yang mengunggah foto-foto deng
an pakaian minim di media sosial.
3. Faktor Differential Association

Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang terjadi akibat ad


anya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap suatu ke
jahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang berperilak
u menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk b
ertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini pun bergantung pa
da frekuensi, durasi, dan intensitas, sehingga interaksi tersebut tidak cuku
p sekali-dua kali untuk membuat seseorang bisa terpengaruh.
4. Faktor Labeling

Faktor ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang muncul karena adan


ya cap, julukan, atau sebutan atas individu yang melakukan suatu perbuat
an yang dianggap menyimpang. Bila kita memberi cap terhadap seseoran
g sebagai orang yang menyimpang, maka secara tidak langsung cap atau s
ebutan tersebut akan mendorong orang itu untuk berprilaku yang menyi
mpang pula.
CONTOH KASUS ABNORMAL

Alexis berusia 24 tahun, mengikuti terapi karena mencuci tangan secara kompulsif y
ang mengancam akan menghancurkan hidupnya. Dia baru saja diterima di sekolah huku
m, tapi Ia takut tidak mampu duduk diam di kelas atau belajar dengan baik karena doron
gan untuk mencuci tangan yang muncul setiap kali Ia berpikir telah menyentuh sesuatu y
ang kotor. Setiap hari tampaknya ada begitu banyak benda kotor yang disentuhnya, dan
yang paling kotor biasanya berhubungan dengan toilet. Dia berdalih hal ini karena hal ya
ng berhubungan dengan toilet dipenuhi oleh mikroba yang menurutnya tergolong paling
najis.
Alexis tahu bahwa memang tidak ada alasan atau sebab untuk paksaan (doronganny
a) tersebut. Dia cuci tangan untuk membersihkan dirinya dari sesuatu yang telah tercem
ar. Penyebab OCD yang dialami Alexis ini diduga karena trauma basal. Tindakan mencuci
tangan yang dilakukannya berfungsi sebagai solusi palsu untuk membersihkan apa yang
seharusnya harus dibersihkan, tetapi mungkin dalam hal ini bukan tangannya.
Langkah pertama adalah menemukan trauma yang menyebabkan gangguan OCD ini. Ak
hirnya ditemukanlah bahwa kakeknya pernah melakukan penyiksaan seksual ketika dia b
erusia enam tahun dengan cara menembus dan membuat Alexis mencium bau anusnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai