Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI PERILAKU SOSIAL MENYIMPANG


“10 SOAL ESSAY ”
DOSEN PENDIDIK :
Dr. Deetje J.Solang, M.Si

Nama : I Ketut Pangestu

NIM : 18101019

SEMESTER 6
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
2021
SOAL UJIAN AKHIR

Nama : I Ketut Pangestu


NIM : 18101019
MATA KULIAH : PERILAKU SOSIAL MENYIMPANG
Tahun/Semester : 2021-2021 /GENAP
Prodi : S1-Psikologi
Tanggal : 10 Juli 2021

1. Jelaskan pengertian tentang perilaku social menyimpang!


Jawab :
Menurut Nurseno (2009)
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang Dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan Menimbulkan usaha
dari pihak yang berwenang untuk memperbaiki Perilaku menyimpang tersebut.
Perilaku menyimpang juga sering disebut sebagai suatu penyakit dalam
masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit sosial tersebut dapat diartikan
sebagai segala tingkah laku yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma-
norma umum, adat-istiadat, hukum formal, atau tidak bisa diintegrasikan dalam
pola tingkahlaku umum. Disebut sebagai penyakit masyarakat karena gejala
sosial tersebut meresahkan masyarakat sehingga menimbulkan suatu masalah
sosial.

2. Kemukakan ciri-ciri individu yang berperilaku menyimpang !


Jawab :
A. Individu yang tidak dapat bersosialisasi dengan baik dan benar, baik
bersosialisasi dengan masyarakat maupun bersosialisasi dengan norma nilai
dan etika.
B. Individu yang selalu merasa kurang, misalnya kurang secara ekonomi maka
individu tersebut lebih berpotensi untuk melakukan penyimpangan sosial
seperti mencuri, merampok, dan lain sebagainya.
namun untuk penyimpangan positifnya, individu tidak serta merta melakukan
tindak kejahatan tetapi hanya melakukan pekerjaan yang tidak umum
dilakukan di masyarakat. Seperti wanita menjadi supir atau driver.

C. Individu yang agresif secara verbal dan tindakan

3. Bagaimana kategori-kategori sumber perilaku menyimpang dalam


masyarakat?
Jawab :
A. Sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian
pesan, norma, dan nilai yang disampaikan oleh masing-masing agen
sosialisasi atau individu lain. Individu yang mempelajari perilaku-perilaku
tersebut akhirnya tidak merasa bahwa hal tersebut menyimpang, dan
menganggap bahwa perilaku yang ia pelajari normal untuk dilakukan.

B. Anomie
Secara umum, anomie dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di
mana masyarakat kehilangan pegangan norma. Menurut Emile Durkheim,
anomie adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah, sehingga dalam
masyarakat tersebut tidak tercipta kesesuaian antara kenyataan yang
diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Hal ini sering terjadi pada
masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai, tetapi nilai dan norma itu
saling bertentangan. Sehingga yang terjadi kemudian adalah konflik nilai,
bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi sulit untuk mencari pegangan
dalam menentukan arah perilaku yang teratur. Gejala ini sering ditemui pada
masyarakat modern, yang salah satu contohnya adalah nilai kebebasan
berekspresi yang saat ini banyak dianut oleh orang-orang di negara
demokratis dan liberal.

C. Differential Association
Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang terjadi akibat
adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap suatu
kejahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang berperilaku
menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk
bertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini pun bergantung pada
frekuensi, durasi, dan intensitas, sehingga interaksi tersebut tidak cukup
sekali-dua kali untuk membuat seseorang bisa terpengaruh.

D. Labeling
Faktor ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang muncul karena
adanya cap, julukan, atau sebutan atas individu yang melakukan suatu
perbuatan yang dianggap menyimpang. Bila kita memberi cap terhadap
seseorang sebagai orang yang menyimpang, maka secara tidak langsung
cap atau sebutan tersebut akan mendorong orang itu untuk berprilaku yang
menyimpang pula.

4. Bagaimana batasan antara individu normal dengan individu yang


berperilaku menyimpang?
Jawab :
Terdapat batas yang sangat tipis antara individu normal dan individu yang
berperilaku menyimpang. Tembok tipis tersebut bisa kita sebut sebagai norma.
Mengapa demikian? Karena tolak ukur seseorang dikatakan menyimpang atau
tidak adalah norma yang ada di masyarakat, apabila kita tidak mematuhi norma
maka kita bisa disebut individu yang menyimpang, namun kita normal apabila
kita mematuhi norma. Contoh : di Indonesia, apabila remaja sudah tidak perawan
maka remaja tersebut dianggap anak yang nakal dan dicap buruk. Namun lain
hal di Amerika, wanita yang berusia diatas 20 tahun dan masih perawan malah
dianggap hal yang aneh.

5. Mengapa perilaku menyimpang muncul dalam masyarakat?


Jawab :
Perilaku menyimpang muncul karena Proses sosialisasi yang tidak
sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal
komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya individu tersebut tidak mampu
mendalami norma- norma masyarakat yang berlaku.
Penyimpangan juga dapat terjadi apabila seseorang sejak masih kecil
mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-
orang dewasa.

Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai


sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang
pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa
arah dan tujuan.

6. Jelaskan beragam bentuk penyimpangan perilaku dalam masyarakat!

Jawab :
Penyimpangan Gaya Hidup
Suatu perilaku dikatakan sebagai penyimpangan gaya hidup adalah
karena perilaku tersebut dianggap aneh. Penyimpangan jenis ini biasanya
tergolong sebagai bentuk penyimpangan yang ringan. Contohnya, penyimpangan
dalam pemakaian make up, model berpakaian, gaya bicara, dan lain-lain.

Penyimpangan Pemakaian Barang-barang Konsumsi

Adapun contoh penyimpangan bentuk ini adalah penyalahgunaan obat-


obat terlarang. Bentuk penyimpangan ini banyak terjadi pada kaum remaja. Hal
ini disebabkan beberapa faktor seperti perkembangan emosi yang belum stabil,
kecenderungan ingin mencoba, dan salah dalam memilih teman bermain.

Penyimpangan Seksual

Perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan oleh masyarakat tergolong


dalam penyimpangan sosial. Contohnya, pedofilia, homoseksualitas, dan
perzinaan. Perilaku-perilaku tersebut dinilai menyimpang karena bertentangan
dengan norma-norma sosial dan agama.

Kriminalitas

Kriminalitas adalah segala perbuatan yang melanggar hukum yang


berlaku di masyarakat. Contohnya, membunuh, memperkosa, dan merampok.
Bentuk perilaku menyimpang ini umumnya mengakibatkan orang lain dirugikan
seperti kerugian material hingga kehilangan nyawa.
7. Jelaskan teori-teori social menyimpang apa saja yang menjelaskan tentang
perilaku menyimpang?
Jawab :
A. Teori Differential Association (Edwin H. Sutherland)
Teori ini divetuskan oleh Edwin H. Sutherland. Dalam teori
differential association, penyimpangan sosial dianggap terjadi karena
pergaulan berbeda. Maka itu, perilaku menyimpang dipahami terjadi
karena proses alih budaya (cultural transmission).
Melalui proses tersebut, seseorang mempelajari suatu deviant
subculture (suatu sub kebudayaan menyimpang). Contoh yang diajukan
Sutherland ialah perilaku mengisap ganja (mariyuana), tetapi proses yang
sama berlaku pula dalam mempelajari beraneka jenis perilaku
menyimpang lainnya.

Menurut Sutherland, semua perilaku dipelajari. Karena itu, perilaku


menyimpang juga merupakan hasil dari proses belajar dari individu.
Proses belajar tersebut bisa terjadi karena intensitas kontak dengan orang
yang menyimpang, atau hubungan dengan orang yang menyimpang.

Adapun sumber penyimpangan dalam teori Sutherland adalah keluarga,


teman sebaya, lingkungan hunian, subkultur, bahkan penjara.

B. Teori Labeling (Edwin M. Lemert)


Teori Labeling digagas oleh Edwin M. Lemert. Dalam pandangan
Lemert, penyimpangan bisa terjadi karena masyarakat memberikan
cap/label negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan
primer (primary deviation).
Seorang yang telah dicap sebagai pencuri, penipu, pendusta,
perampok, dan lain sebagainya, akan cenderung mengulangi lagi
perbuatannya (penyimpangan sekunder/secondary deviation), karena
masyarakat tidak mempercayainya lagi sebagai orang baik-baik.

Lewat teori Labeling, Lemert memperkenalkan konsep


penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan
primer ialah pengalaman yang terhubung dengan perilaku yang terbuka.
Adapun penyimpangan sekunder: peran yang diciptakan untuk menangani
kecaman masyarakat terhadap perilaku.

C. Teori Anomie
Robert K. Merton merumuskan teori Anomie untuk menjelaskan
penyebab perilaku menyimpang. Menurut dia, perilaku menyimpang
merupakan pencerminan tidak adanya kaitan antara aspirasi yang
ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan struktur sosial untuk
mencapai tujuan itu.
Merton berpendapat, struktur sosial dapat menghasilkan tekanan
sehingga mendorong seseorang melakukan penyimpangan.
Jadi, teori Anomie menjelaskan bahwa penyimpangan merupakan akibat
dari berbagai ketegangan dalam struktur sosial. Perilaku menyimpang
terjadi sebab adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan
cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.

D. Teori Fungsi (Emile Durkheim)


Menurut Emile Durkheim, kesadaran moral setiap individu berbeda
satu dengan yang lain karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berlainan, seperti faktor keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.
Oleh karena, perilaku menyimpang akan tetap ada kapan pun dan semua
tempa, sekaligus sangat sulit dihilangkan. Namun, dengan adanya
berbagai penyimpangan, moralitas dan hukum beserta lembaga
penegaknya dapat berkembang secara normal.
Jadi perilaku menyimpang, dalam pandangan Durkheim, justru bisa
berfungsi: memperkokoh nilai dan norma sosial; memperjelas batas-batas
moral di masyarakat; mendorong perubahan sosial; serta melahirkan
solidaritas masyarakat untuk menghadapi penyimpangan sosial.
8. Bagaimana proses terjadi social deviant?
Jawab :
Pertama, terdapat individu ( yang tidak dapat menerapkan norma, Nilai,
etika masyarakat dalam hidupnya, terdesak kebutuhan,dll) yang melakukan
sebuah perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat
sehingga menimbulkan reaksi dari masyarakat tersebut. Output dari perilaku
tersebut juga terbagi menjadi dua yaitu positif dan negatif, masyarakat akan men
tolerir penyimpangan positif dan akan bereaksi sangat keras terhadap
penyimpangan yang negatif dan merugikan masyarakat secara luas. Masyarakat
merespon perilaku tersebut dengan beberapa respon, seperti : mentolerir
penyimpangan positif, mentolerir penyimpangan negatif tetapi tidak merugikan
masyarakat secara luas (seperti membunuh begal untuk melindungi diri), dan
merespon keras untuk penyimpangan negatif dan merugikan masyarakat luas
seperti, membunuh warga tidak bersalah, mencuri barang tetangga, dll.
Dari proses sederhana di atas (penyebab – eksekusi – respon – toleransi) kita
bisa menyebut sebuah perilaku menyimpang atau tidak.

9. Jelaskan apa saja yang menjadi untung dan rugi perilaku menyimpang?
Jawab :
Kerugian :
Jika kita meninjau kembali kata ‘menyimpang’ sudah pasti lebih banyak
ruginya daripada untungnya, salah satu kerugian yang paling krusial dari menjadi
seorang yang melanggar norma etika sosial hingga disebut seorang penyimpang
adalah sanksi sosial berupa dijauhi oleh lingkaran pertemanan, masyarakat
bahkan keluarga.
Bahkan sanksi yang kita terima tidak hanya mengenai diri kita tetapi juga orang
terdekat misalnya anak atau orang tua, hal ini bisa membuat seseorang memiliki
beban mental yang cukup untuk menarik orang tersebut ke dalam jurang depresi.
Seorang penyimpang yang kasusnya cukup berat dapat membuatnya
masuk penjara dan apabila kejahatannya sangat berat individu tersebut bisa
dihukum mati.
Selain sanksi sosial, terdapat juga sanksi administratif seperti susahnya mencari
pekerjaan karena seorang mantan penyimpang sulit untuk diterima kembali dan
dipercaya serta beberapa pekerjaan memerlukan SKCK.

Keuntungan :
Menurut Emile Durkheim, perilaku sosial menyimpang justru bisa
berfungsi: memperkokoh nilai dan norma sosial; memperjelas batas-batas moral
di masyarakat; mendorong perubahan sosial; serta melahirkan solidaritas
masyarakat untuk menghadapi penyimpangan sosial. Contoh : di sebuah desa,
masyarakat belum mengetahui dampak dari mencuri buah di ladang seseorang.
Suatu hari ada seorang pemuda yang mencuri buah dan pemuda tersebut
akhirnya diomeli, dicaci, bahkan akan terancam dilaporkan ke polisi. Dari
kejadian tersebut akhirnya masyarakat mengetahui bahwa mencuri buah di
ladang berdampak sangat besar.
Menjadi seorang penyimpang tentu memberikan pengalaman hidup yang
lebih dari orang pada umumnya, sehingga ini bisa menjadi semacam pembatas
yang kuat untuk seseorang agar tidak mengulangi kesalahannya kembali.

Mengingat ada dua kategori perilaku menyimpang, yaitu positif dan


negatif, penyimpangan positif membuat batas-batas norma dan nilai etika di
masyarakat menjadi lebih fleksibel.
Contoh : Dulu, wanita dicap jelek apabila menjadi seorang supir, namun
sekarang karena kebutuhan ekonomi yang semakin banyak membuat banyak
wanita yang rela menggeluti pekerjaan apapun termasuk menjadi supir. Karena
semakin banyak wanita yang menjadi driver atau supir maka sekarang tidaklah
menjadi aneh jika wanita menjadi supir.

10. Bagaimana melakukan program bantuan bagi individu yang berperilaku


menyimpang?
Jawab :
Pertama kita harus melihat kebutuhan dari individu tersebut dengan cara
melihat penyebab dari seseorang melakukan perilaku menyimpang. Yang kedua
baru kita bisa menentukan bantuan apa yang akan kita berikan. Contohnya :
apabila seorang penyimpang yang melakukan pencurian karena tidak memiliki
uang dan pekerjaan, maka kita harus memberikan program yang dapat
membantu orang tersebut memiliki pekerjaan yang layak, seperti kita berikan
program asah skill, seperti menjahit, membuat kue, membuat kerajinan. Program
ini sudah diterapkan di penjara penjara di Indonesia. Selain itu kita juga bisa
memberikan program yang dapat memotivasi seorang penyimpang untuk tidak
melakukan hal menyimpang lagi. Kita juga bisa memberikan dukungan moril
kepada para penumpang agar dapat meringankan beban moril para pelanggar.

REFERENSI

Nurseno.2009. Theory and Application sociology. Solo: Billingual. 

Merton. Robert K. 1949/1968. Sosial Theory And Sosial Structure. New York: free press.

Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi. Sosiologi Pendidikan,
Jakarta:Erlangga

https://ardra.biz/topik/ciri-ciri-perilaku-menyimpang/

https://www.ruangguru.com/blog/faktor-penyebab-perilaku-menyimpang-dalam-masyarakat

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/sifat-dan-bentuk-perilaku-menyimpang-12131/

https://tirto.id/mengenal-4-teori-penyimpangan-sosial-penyebab-perilaku-menyimpang-gaBX

https://brainly.co.id/tugas/27127809

Anda mungkin juga menyukai