Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

“KEWIRAUSAHAAN”
“PROSES KEWIRAUSAHAAN”
DOSEN PENDIDIK :
Dr. Tellma M. Tiwa, M.Si.
Marssel M. Sengkey, S.Psi., M.A.

Anggota Kelompok 2 :
Arismanto Ramdan 18101002
Lerion M. Rumambi 18101117
I Ketut Pangestu 18101019
Ramadan Momongan 18101083
Readel B. R. Paruntu 18101031
Nicky Lampus 18101086

Kelas A / SEMESTER 5
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
2020
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Proses Kewirausahaan” ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Sekian makalah yang kami buat ini untuk dipergunakan dengan semestinya, terima kasih.

Tomohon, 23 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan.......................................................................

B. Model Proses Kewirausahaan....................................................................................

C. Proses Kewirausahaan...............................................................................................

D. Ciri-Ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan.....................

E. Tantangan Berwirausaha............................................................................................

F. Faktor Penyebab dan Kegagalan Wirausaha..............................................................

G. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha..................................................................

H. Cara Menghindari Kegagalan Dalam Berwirausaha..................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kewirausahaan bukan sekedar seni menciptakan daya kreasi suatu usaha, tetapi, kewirausahaan
lebih dari sekedar permainan jiwa yang memberikan pengaruh kuat pada pemikiran menciptakan
visi kedepan untuk menciptakan suatu inovasi yang luar biasa, sehingga menghasilkan sumber
kebutuhan yang berfungsi Sebagai pemenuhan kebutuhan manusia. Agar supaya kewirausahaan
bejalan dengan baik, maka diperlukan suatu proses-proses yang harus dilalui. Kewirausahaan
tidak akan menemukan sebuah hasil yang bagus jika tidak melalui proses-proses yang
sebenarnya, proses-proses ini dibutuhkan kemampuan manajemen yang baik. Dalam pelaksanaan
proses-proses kewirausahaan, hal yang paling dibutuhkan dalam proses kewirausahaan adalah
niat.
Pada dasarnya, semua itu harus membutuhkan pengetahuan, dengan pengetahuan, pelaku
kewirausahaan akan mempertimbangakan segala macam resiko yang akan datang di masa depan.
Skenario terburuk bisa saja terjadi, tetapi jika memiliki cukup pengetahuan, skenario terburuk
bisa diminimalirkan. Kedua adalah pengalaman. Pengalaman adalah guru terbaik, maka tidak
heran jika orang yang memiliki pengalaman yang luas tentang dunia kewirausahaan, akan jauh
lebih sukses. Ketiga adalah relasi. Dengan adanya relasi, pelaku kewirausahaan akan
dipermudahkan karena banyak pelaku-pelaku lainnya yang turut mendukung atau
menginvestasikan usaha yang ada.
Dalam Psikologi industri atau organisasi suatu kewirausahaan akan berhasil jika memiliki
manajemen yang baik. Dimana di lingkungan kerja, baik pemimpin maupun bawahan harus
memilki sikap percaya diri, memilki tujuan, motivasi tinggi. Wirausaha selalu berkomitmen
dalam melakukan tugasnya hingga memperoleh hasil yang di harapkannya, ia tidak setengah-
setengah dalam melakukan pekerjaannya, karena itu ia selalu tekun, ulet dan pantang menyerah.
Tindakannya tidak di dasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Oleh sebab itu ,
wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang di ambil tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang di dukung oleh
komitmen yang kuat mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang hingga
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif serta merupakan umpan
balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimism yang tinggi karena mendapatkan
hasil yang di harapkannya, maka uang selalu di kelolah secara proaktif dan di pandang sebagai
sumberdaya, bukan tujuan akhir.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kewirausahaan?


2. Apa saja proses-proses yang dilalui kewirausahaan?
3. Apa komponen-komponen yang mempengaruhi proses kewirausahaan?
4. Manfaat dan tujuan kewirausahaan?

Tujuan Makalah

1. Dapat memahami definisi kewirausahaan


2. Dapat memahami proses-proses dalam kewirausahaan beserta komponen yang
mempengaruhinya
3. Sebagai media refleksi diri
4. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “Kewirausahaan”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan


David C. McClelland mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship)
ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap-sikap nilai dan status kewirausahaan
atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke, proses
kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan merupakan fungsi dari perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor itu adalah
hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan insentif sedangkan faktor eksternalnya
meliputi lingkungan. Kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari prilaku
kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, keberanian
menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.

B. Model Proses Kewirausahaan


Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan
kreatif untuk menciftakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk dijadikan
dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah suatu fungsi khusus
dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya dengan kapasitas baru untuk
menciftakan kesejahteraan. Hal terpenting dari inovasi adalah gagasan, penerapan, dan
kegunaan. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal
inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu seperti: Toleransi, nilai-nilai,
pendidikan dan pengalaman sedangkan secara eksternal seperti: Pendidikan, sosiologi,
organisasi, kebudayaan dan lingkungan.

Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan kewirausahaan sangat


tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang berasal dari
pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial . Faktor yang
berasal dari organisasi antara lain: Kelompok, struktur budaya dan strategi. Faktor
lingkungan antara lain: Pesaing, pelanggan, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan
membantu dana.

C. Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan
kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha perlu
mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan mengatasi
sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.

Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus yaitu:


1. Identifikasi dan evaluasi peluang yang ada
Evaluasi peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses
kewirausahaan karena memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis
khusus dalam menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang
bermanfaat bagi seorang wirausaha guna mengidentifikasi peluang-peluang bisnis.
a. Para konsumen
b. Serikat dagang
c. Para anggota sistem distribusi
d. Orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik
2. Kembangkan rencana bisnis
Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami
persoalan-persoalan inti yang terlibat didalamnya. Karakteristik-karakteristik dan
besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana pinansial, rencana organisasi,
dan syarat pinansial.
3. Sumber-sumber daya yang diperlukan
Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada
perlu diketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber
daya usaha yang dimiliki. Dalam konteks ini bukan saja perlu diidentifikasi para
pensuplay alternatif sumber-sumber daya tersebut. Tetapi pula kebutuhan serta
keingian pemahaman kebutuhan para pensuplay sumber-sumber daya tersebut
seorang wirausaha dapat menstruktur sebuah persetujuan yang memungkinkannya
mendapatkan sumber-sumber daya tersebut dengan biaya serendah mungkin
4. Laksanakan manajemen usaha tersebut
Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu
mengaktifkannya melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup
kegiatan yang mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen.

D. Ciri- ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan


Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang pada tiga proses yaitu:
1. Proses imitasi dan duplikasi
Pada tahap ini wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya memulai usaha
barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang
yang dihasilkan meniru yang sudah ada.
2. Proses duplikasi dan pengembangan
Pada tahap ini wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap duplikasi
produksi wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui depersivikasi dan
diferensiasi dengan model sendiri.
3. Proses penciptaan
Proses penciptaan atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan teknik
produksi baru, mencari bahan baku baru, orgasniasi usaha baru, dan metode
pemasaran baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter.
4. Dilihat prosesnya
Membagi tahap perkembangan wirausaha menjadi dua yaitu:
a. Tahap awal ( perintisan), tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi,
atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah
dibidang pertanian, industri/manufaktur/produksi.
b. Tahap pertumbuhan, tahap ini merupakan melaksanakan usaha atau diringkas dengan
tahap jalan, tahap ini seorang wirausahaan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahawan mencakup aspek-aspek pembiayaan,SDM, kepemilikan,
pengorganisasian kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran dan melakukan evaluasi.

E. Tantangan berwirausaha
Memulai dan mengoperasikan bisnis biasanya memerlukan kerja keras, menyita
banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Wirausaha mengalami tekanan pribadi
yang tidak menyenangkan seperti kebutuhan untuk menginvestasikan lebih banyak waktu
dan tenaganya. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada dalam
bagi wirausaha. Wirausaha harus menerima berbagai resiko yang berhubungan dengan
kegagalan bisnis. Tak seorangpun yang ingin gagal, tetapi selalu ada kemungkinan bagi
orang yang memulai suatu bisnis.

F. Faktor penyebab dan kegagalan wirausaha


Faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya
yaitu :
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan manajerial dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama membuat perusahaan kurang
berhasil.
2. Kurang berpengalaman dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan
usaha, kemampuan mengkordinasikan, keterampilan mengelola sumber-sumber daya
manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan yaitu dengan memelihara aliran kas, mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
akan menghambat opersional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan kemajuan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurang pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat yang tidak
efisien dan efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan yang dilakukan dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan (transisi kewirausahaan. Wirausaha
yang kurang siap menghadapi dalam melakukan perubahan, maka ia tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap
waktu.

G. Keuntungan dan kerugian berwirausaha


Adapun keuntungan dalam berwirausaha adalah :
1. Imbalan berupa laba. Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan
distandardisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian
waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang
pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis itu
sendiri. Tidak mengejutkan imbalan berupa laba dalah motivasi yang lebih kuat dari
wirausaha tertentu.
2. Imbalan berupa kebebasan. Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi,
kebebasan untu k menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain
dari seorang wirausaha kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan
pleksibilitas disatu sisi saja akan tetapu wirausaha pada umumnya menghargai
kebebasan yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan
mereka dengan cara sendiri.
3. Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup. Bebas menjalani rutinitas, kebosanan dan
pekerjaan yang tidak menantang. Wirausaha seringkali menyatakan kepuasan yang
mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka
dapatkan mungkin dari kebebasan mereka tapi pada kenikmatan tersebut
merepleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik barang dan jasa perusahaan.

Adapun kerugian dalam berwirausaha adalah:


a. Pengorbanan personal.
b. Pada awalnya wirausaha harus bekerja pada waktu yang lama dan sibuk. Sedikit
sekali waktu untuk kepentingan keluarga hampir semua waktu dihabiskan untuk
kegiatan bisnis.
c. Beban tanggungjawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
dalam pemasaran, keuangan, personal maupun pengadaan dan pelatihan.
d. Kecil margin keuntungan dan kerugian gagal. Karena wirausaha menggunakan
keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka margin laba/keuntungan
yang dipoeroleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

H. Cara menghindari kegagalan dalam berwirausaha


1. Mengenali bisnis anda secara mendalam. Kita memerlukan pengalaman yang relevan
dalam bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang mungkin
diperoleh dibisnis itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang
mungkin misalnya, majalah bisnis, jurnal nyata, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan bisnis yang akan dimasuki.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang. Untuk wirausahaan yang baru,
rencana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting untuk
keberhasilan bisnis. Tanpa rencana bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa
arah yang jelas namun para wirausahaan yang cenderung menjadi orang yang cepat
bertindak, seringkali langsung lompat kesuatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu
untuk menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan
bisnisnya. Tetapi rencana bisnis yang seksama dan informasi keuangan yang tepat
merupakan hal yang kritis. Ini semua akan membantu dalam mengambil keputusan
yang penting mengenai bisnis. Dan harus terus menerus memantau apa yang telah
dicapai sesuai yang telah direncanakan .
3. Mengelola sumber daya keuangan. Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan
keuangan adalah dengan mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian
menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis.
Tidak ada wirausahaan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui
kesehatan bisnisnya.
Langkah pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan memiliki
modal permulaan yang cukup terlalu banyak wirausahaan yang memulai bisnis
denagn modal yang terlalu kecil. Sedangkan sumber daya yang paling berharga
untuk bisnis kecil adalah uang tunai memang menghasilakan laba itu penting untuk
dapat bertahan dalam jangaka panjang , tetapi sebuah perusahaan harus cukup
memiliki uang tunai untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya.
4. Memahami laporan keuangan. Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan
laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Hampir selalu
catatan-catatan ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan tidak dimanfaatkan
sebagai alat pengendalian vital. Untuk benar-benar mengenal apa yang terjadi dalam
bisnis, seorang wirausaha palingtidak harus mempunyai pemahaman dasar mengenai
akutansi dan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif. Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang
akan dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia setiap bisnis
tergantung pada landasan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Tidak ada
pemilik bisnis dapat menerjakan segala sesuatunya dengan sendirian. Orang-orang
yang dipekerjakan sang wirausahawan pada akhirnya akan menentukan seberapa
jauh perusahaan akan berkembang atau seberapa jauh perusahaan akan jatuh
meskipun demikian, meregrut dan mempertahankan suatu korps karyawan yang
bermutu bukanlah tugas yang mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan bagi
setiap pemilik bisnis.
6. Menjaga kondisi diri. Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung pada keberadaan
dan perhatian secara terus menerus, oleh sebab itu seorang wirausahaan perlu
memantau kesehatan diri dengan cermat.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya, semua itu harus membutuhkan pengetahuan, dengan pengetahuan, pelaku
kewirausahaan akan mempertimbangakan segala macam resiko yang akan datang di masa depan.
Skenario terburuk bisa saja terjadi, tetapi jika memiliki cukup pengetahuan, skenario terburuk
bisa diminimalirkan. Kedua adalah pengalaman. Pengalaman adalah guru terbaik, maka tidak
heran jika orang yang memiliki pengalaman yang luas tentang dunia kewirausahaan, akan jauh
lebih sukses. Ketiga adalah relasi. Dengan adanya relasi, pelaku kewirausahaan akan
dipermudahkan karena banyak pelaku-pelaku lainnya yang turut mendukung atau
menginvestasikan usaha yang ada.
Motivasi untuk terus berkarya dengan adanya sebuah inovasi yang baru, akan mendukung
individu dalam berwirausaha, support dari lingkungan sekitar ditambah dengan wawasan akan
kewirausahaan bisa menjadi modal untuk seseorang melangkah menjadi entrepreneur

Diikuti dengan sebuah niat yang baik akan menghasilkan sebuat gambaran masa depan yang
mempengaruhi kinerja pelaku usaha. Dengan adanya sebuat niat, maka secara otomatis akan
membangunkan rasa optimisme dalam menjalankan sebuah rencara bagi pelaku kewirausahaan.
Dengan tumbuhnya Perilaku optimis pelaku usaha akan siap menerima tantangan atau resiko
yang dihadapi baik secara fisik maupun mental.

SARAN

Kewirausahaan merupakan nilai yang nantinya menjadi satu titik dimana orang menilai
bagaimana peran, cara kerja, aspek yang mendorong serta faktor seseorang berwirausaha.

Kelompok kami mengutamakan dan menetapkan bahwa Kewirausahaan merupakan salah satu
tolak ukur seseorang untuk belajar mempromosikan dan menganalisis perkembangan yang
terjadi pada bidang pemasaran yang nantinya menjadi bekal pengalaman seseorang yang
nantinya turun didunia pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Geoffrey, G., Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: PPM, 2002.


Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukse, Jakarta: Salemba Empat,
2003.
Buchori Alma, Kewirausahaan, Bandung Alfabeta: 2003.
Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda
Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 1996.
Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba Empat,
2000.
[1] Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda
Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996). Hlm. 97
[2] Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba Empat,
2000). Hlm. 7-9
[3] Buchori Alma, Kewirausahaan,  (Bandung Alfabeta: 2003). Hlm. 54
[4] Ibid.
[5] Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukse, (Jakarta: Salemba Empat, 2003). Hlm. 59
[6] Ibid., Hlm. 62
[7]G. Geoffrey, Kewirausahaan: Teori dan Praktek, (Jakarta: PPM, 2002). Hlm. 80
[8] Ibid.,Hlm. 82
[9] G. Geoffrey, Op. Cit., Hlm. 85

Anda mungkin juga menyukai