Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial 1. Penyimpangan Primer Ciri-ciri penyimpangan primer yaitu; 1) bersifat sementara 2) Gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan 3) Masih dapat diterima secara social 2. Penyimpangan Skunder Ciri-ciri penyimpangan skunder yaitu; 1) Masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu 2) Masyarakatt umum telah mengetahuinya, dan 3) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.
2.
3.
Sifat-Sifat Penyimpangan 1. Penyimpangan yang bersifat positif Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka. Contoh: anak dibawah umur (usia kerja) melakukan kerja. 2. Penyimpangan yang bersifat negatif Pada umumnya penyimpangan ini cendrung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan. Misalnya: pembunuhan, perampokan dsb. JENIS PENYIMPANGAN SOSIAL 1. Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang 2. Perilaku seksual diluar nikah
3. 4. D. Tawuran atau perkelahian antarpelajar Tindak kriminalitas
FAKTOR-FAKTOR PENYIMPANGAN SOSIAL Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia. Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obatobatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media cetak, media elektronik. PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT
E.
1.
PENYIMPANGAN DALAM KELUARGA Faktor penyebab terjadinya penyimpangan social dalam keluarga :
a. Faktor intrinsik : Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa. Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.
Jenis kelamin
Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan. Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak lakilaki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.
Umur
Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya. Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan oleh anakanaknya
Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya. Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.
b.
Beberapa penyimpangan sosial dalam masyarakat Nilai dan norma dibuat masyarakat untuk mengatur kehidupannya yang tertib dan tentram. Tapi tak jarang nilai dan norma tersebut dilanggar seseorang dan ini lah yang dinamakan tindakan menyimpang atau penyimpangan sosial. Dalam masyarakat terdapat beberapa pelanggaran terhadap nilai dan norma yaitu sebagai berikut: 1. Penyalahgunaan narkotika a) Heroin b) Ganja c) Ekstasi d) Shabu-shabu 2. Kenakalan remaja a) Bolos sekolah b) Tawuran c) Ugal-ugalan di jalan raya 3. Minuman keras (alkoholisme) 4. Pelacuran 5. Penyimpangan seksual a) Lesbian dan homoseksual b) Sodomi c) Perzinahan (sek diluar nikah) d) Kumpul kebo 6. Tindakan kejahatan a) Pembunuhan b) Pencurian c) Perampokan d) Pemerkosaan 7. Gaya hidup a) Sikap arogansi b) Sikap eksentrik (sikap yang aneh dari lainnya seperti anak funk) Dampak Penyimpangan sosial Dampak negative : 1. Dampak terhadap diri sendiri a. Dikucilkan masyarakat b. mencelakakan dirinya sendiri c. Terganggunya perkembangan jiwa d. Dapat mengahncurkan masa depan e. Dapat menjauhkan diri pada tuhan 2. Dampak terhadap masyarakat a. Terganggunya keseimbangan sosial b. Pudarnya nilai dan norma c. Merusak unsur-unsur budaya d. Kriminalitas Dampak positif 1. Menumbuhkan kesatuan masyarakat 2. Memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat 3. Memperjelas batas moral 4. Mendorong terjadinya perubahan social
Sifat-sifat pengendalian sosial : 1. Preventif (Pencegahan) : Pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma sosial. Contoh : Seorang ibu melarang anaknya merokok karena merokok dapat merusak kesehatan Polisi menegur pemakai jalan raya yang melanggar rambu lalu lintas 2. Kuratif : Pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi penyimpangan. Contoh : Seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan 3. Represif : Pengendalian sosial yang bertujuan mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran. Pengendalian ini dilakuukan setelah penyimpangan terjadi. Contoh : Seorang guru memberi tambahan PR dua kali lipat saat mengetahui siswanya tidak mengerjakan PR yang diberikan Jenis - jenis pengendalian sosial : 1. Gosip atau desas-desus 2. Teguran 3. Pendidikan 4. Agama 5. Hukuman Cara - cara pengendalian sosial : 1. Persuasif : Pengendalian sosial dilakukan dengan menekankan pada usaha mengajak dan membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan cara persuasif. Cara ini menekankan pada segi nilai pengetahuan (kognitif) dan nilai sikap (afektif). Contoh : Seorang guru membimbing dan membina siswanya yang kedapatan menyontek saat ulangan. Guru memberikan pengertian bahwa menyontek itu menunjukkan sikap tidak percaya diri dan kelak di kemudian hari menjadikan ia seorang yang bodoh dan tidak jujur. 2. Koersif : Pengendalian sosial dilakukan dengan kekerasan atau paksaan, biasanya menggunakan kekuatan fisik. Cara ini menimbulkan dampak negatif karena menyelesaikan masalah dengan kekerasan akan menimbulkan banyak kekerasan lain. Lembaga Pengendalian Sosial 1. Polisi 2. Pengadilan 3. Adat. Tokoh masyarakat