Anda di halaman 1dari 5

BAB VI PENYAKIT SOSIAL DAN PENYIMPANGAN SOSIAL

A. PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIAL


Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Ada Beberapa definisi penyimpangan sosial dari para ahli yaitu sebagai berikut: 1. BRUCE J. COHEN Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendakkehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. 2. GILLIN Perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai sosial keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok. 3. JAMES VANDER ZENDEN Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. 4. PAUL B. HORTON Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat 5. ROBERT M.Z. LAWANG Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu. PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG 1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat menjolok. 2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. 3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja. 4. Keluarga yang berantakan (broken home). 5. Pengaruh media massa. 6. Salah pergaulan. TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL 1. Teori Anatomi Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. 2. Teori Pengendalian Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor: a. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi. b. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut. 3. Teori Reaksi Sosial Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang , sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan skunder. 4. Teori Sosialisasi Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. 5. Teori Fungsi oleh Durkheim Kesadaran moral semua warga masyarakat tidak mungkin ada karena watak setiap individu berbeda. 6. Teori Merton oleh K. Merton Struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis, melainkan perilaku yang menyimpang. 7. Teori Labelling oleh Edwin M. Lement Seseorang menjadi menyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat pada dirinya. Labelling adalah pemberian nama atau konotasi buruk, contoh si pemabuk, si perokok, dll. 8. Teori Konflik oleh Karl Marx Kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. 9. Teori Pergaulan Berbeda oleh Edwin H. Sutherland

Penyimpangan bersumber dari pergaulan kelompok yang telah menyimpang .

B. PROSES PENYIMPANGAN SOSIAL


Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang. 1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas: a. Keluarga b. Sekolah c. kelompok pergaulan, d. media masa Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh: a. Terjadinya perpecahan dalam b. Peperangan 2. Nilai- Nilai Subkebudayaan Menyimpang Shaw dan Mc. Kay mengatakan bahwa daerah-daerah yang tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik akan cenderung melahirkan daerah kejahatan .

Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial 1. Penyimpangan Primer Ciri-ciri penyimpangan primer yaitu; 1) bersifat sementara 2) Gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan 3) Masih dapat diterima secara social 2. Penyimpangan Skunder Ciri-ciri penyimpangan skunder yaitu; 1) Masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu 2) Masyarakatt umum telah mengetahuinya, dan 3) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.

C. PELAKU PENYIMPANGAN SOSIAL


Pelaku penyimpangan social 1. Penyimpangan Individu Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari normanorma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut. a. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik. b. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang. c. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya. d. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain. e. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela. Ciri-ciri penyimpangan individu yaitu; a. Bertindak sendirian b. Tidak merencanakan penyimpangan dengan siapapun Penyimpangan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya. Penyimpangan campuran (combined deviation) Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng).

2.

3.

Sifat-Sifat Penyimpangan 1. Penyimpangan yang bersifat positif Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka. Contoh: anak dibawah umur (usia kerja) melakukan kerja. 2. Penyimpangan yang bersifat negatif Pada umumnya penyimpangan ini cendrung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan. Misalnya: pembunuhan, perampokan dsb. JENIS PENYIMPANGAN SOSIAL 1. Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang 2. Perilaku seksual diluar nikah
3. 4. D. Tawuran atau perkelahian antarpelajar Tindak kriminalitas

FAKTOR-FAKTOR PENYIMPANGAN SOSIAL Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia. Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obatobatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media cetak, media elektronik. PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT

E.

1.

PENYIMPANGAN DALAM KELUARGA Faktor penyebab terjadinya penyimpangan social dalam keluarga :
a. Faktor intrinsik : Intelegensi

Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa. Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.

Jenis kelamin

Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan. Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak lakilaki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.

Umur

Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya. Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan oleh anakanaknya

Kedudukan dalam keluarga

Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya. Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.

b.

Faktor ekstrinsik Peran keluarga Peran masyarakat

Peran teman sepergaulan Peran media massa

Beberapa penyimpangan sosial dalam masyarakat Nilai dan norma dibuat masyarakat untuk mengatur kehidupannya yang tertib dan tentram. Tapi tak jarang nilai dan norma tersebut dilanggar seseorang dan ini lah yang dinamakan tindakan menyimpang atau penyimpangan sosial. Dalam masyarakat terdapat beberapa pelanggaran terhadap nilai dan norma yaitu sebagai berikut: 1. Penyalahgunaan narkotika a) Heroin b) Ganja c) Ekstasi d) Shabu-shabu 2. Kenakalan remaja a) Bolos sekolah b) Tawuran c) Ugal-ugalan di jalan raya 3. Minuman keras (alkoholisme) 4. Pelacuran 5. Penyimpangan seksual a) Lesbian dan homoseksual b) Sodomi c) Perzinahan (sek diluar nikah) d) Kumpul kebo 6. Tindakan kejahatan a) Pembunuhan b) Pencurian c) Perampokan d) Pemerkosaan 7. Gaya hidup a) Sikap arogansi b) Sikap eksentrik (sikap yang aneh dari lainnya seperti anak funk) Dampak Penyimpangan sosial Dampak negative : 1. Dampak terhadap diri sendiri a. Dikucilkan masyarakat b. mencelakakan dirinya sendiri c. Terganggunya perkembangan jiwa d. Dapat mengahncurkan masa depan e. Dapat menjauhkan diri pada tuhan 2. Dampak terhadap masyarakat a. Terganggunya keseimbangan sosial b. Pudarnya nilai dan norma c. Merusak unsur-unsur budaya d. Kriminalitas Dampak positif 1. Menumbuhkan kesatuan masyarakat 2. Memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat 3. Memperjelas batas moral 4. Mendorong terjadinya perubahan social

F. PENGENDALIAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENYIMPANGAN SOSIAL


Pengendalian sosial : Proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat agar tercipta ketertiban. Pengertian pengendalian sosial menurut para ahli : 1. Joseph S. Roucek : Suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok. 2. Peter L. Berger : Berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya yang membangkang. 3. Horton : Segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat. Ciri-ciri pengendalian sosial : 1. Suatu cara/metode atau teknik untuk menertibkan masyarakat 2. Dapat dilakukan oleh individu terhadap individu, kelompok terhadap kelompok, atau kelompok terhadap individu 3. Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam masyarakat 4. Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belah pihak Tujuan pengendalian sosial : 1. Untuk menjaga ketertiban social 2. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial di masyarakat 3. Untuk mengembangkan budaya malu 4. Untuk menciptakan dan menegakkan sistem hokum

Sifat-sifat pengendalian sosial : 1. Preventif (Pencegahan) : Pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma sosial. Contoh : Seorang ibu melarang anaknya merokok karena merokok dapat merusak kesehatan Polisi menegur pemakai jalan raya yang melanggar rambu lalu lintas 2. Kuratif : Pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi penyimpangan. Contoh : Seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan 3. Represif : Pengendalian sosial yang bertujuan mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran. Pengendalian ini dilakuukan setelah penyimpangan terjadi. Contoh : Seorang guru memberi tambahan PR dua kali lipat saat mengetahui siswanya tidak mengerjakan PR yang diberikan Jenis - jenis pengendalian sosial : 1. Gosip atau desas-desus 2. Teguran 3. Pendidikan 4. Agama 5. Hukuman Cara - cara pengendalian sosial : 1. Persuasif : Pengendalian sosial dilakukan dengan menekankan pada usaha mengajak dan membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan cara persuasif. Cara ini menekankan pada segi nilai pengetahuan (kognitif) dan nilai sikap (afektif). Contoh : Seorang guru membimbing dan membina siswanya yang kedapatan menyontek saat ulangan. Guru memberikan pengertian bahwa menyontek itu menunjukkan sikap tidak percaya diri dan kelak di kemudian hari menjadikan ia seorang yang bodoh dan tidak jujur. 2. Koersif : Pengendalian sosial dilakukan dengan kekerasan atau paksaan, biasanya menggunakan kekuatan fisik. Cara ini menimbulkan dampak negatif karena menyelesaikan masalah dengan kekerasan akan menimbulkan banyak kekerasan lain. Lembaga Pengendalian Sosial 1. Polisi 2. Pengadilan 3. Adat. Tokoh masyarakat

Anda mungkin juga menyukai