Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma)
untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh
masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih
kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku
pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong,
mencuri, dan mengganggu siswa lain.
1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dijelaskan secara lebih rinci sebab
terjadinya perilaku menyimpang. Berikut adalah sebab-sebab terjadinya perilaku
menyimpang:
1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat
mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah pencurian
dan saling ejek.
2. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Karena ketidaksanggupan
menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadiannya maka seorang individu
tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan perilaku yang tidak pantas bagi
masyarakat di sekitarnya.
3. Sikap mental yang tidak sehat membuat orang tidak pernah merasa bersalah atau
menyesali perilakunya yang dianggap menyimpang.
10. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang biasanya berhubungan dengan
beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut
akan cenderung membuatnya mengidentifikasi diri dengan kelompokyang paling
dihargainya. Dalam hubungan ini individu akan memperoleh pola-pola sikap dari
perilaku kelopoknya. Jika perlaku kelompok tersebut menyimpang maka
kemungkinan besar ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang.
11. Ketidakharmonisan keluarga memicu stres terutama pada anak remaja. Mereka
menjadi semakin labil karena tidak mendapat perhatian dari orangtuanya.
13. Dorongan ekonomi biasanya menjadi faktor utama untuk melakukan suatu
perilaku menyimpang. Contoh adalah seperti orang yang mencuri karena terdesak
dengan kebutuhan pokoknya yang tidak terpenuhi.
14. Kegagalan dalam proses sosialisasi. Keluarga inti maupun keluarga luas
bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma pada anak. Kegagalan
proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya penyimpangan.
15. Labelling. Faktor pelabelan pertama kali di ungkapkan oleh Edwin M. Lemert
dalam teori pelabelan. Menurutnya seseorang melakukan perilaku menyimpang diberi
cap (label negatif) oleh masyarakat.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan
masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut
ini.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di
masyarakat.
Beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi
masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik.
Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh
karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral
masyarakat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat
ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.