Anda di halaman 1dari 12

KLIPING

IPS TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

Di Susun Oleh :

Kelompok : IV

REZI CHRISMA TIAMBA


IRENA AMELIA PUTRI
JUMITA
ADRINUS PALANTIK

Kelas : VIII. 1

SMP NEGERI 2 WALENRANG


Tahun 2016 / 2017

Penyimpangan Sosial

A. Penyimpangan Sosia
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak
sadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat
terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan
itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat
terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.
Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain
penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil
menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.
Penyimpangan merupakan sisi negative dari bentuk perilaku positif menurut Bruce J, Cohen,
ukuran yang menjadi dasarnya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau
salahmenurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosialsuatu
masyarakat. Penyimpangan sosial pada umumnya dikaitkan dengan hal-hal yanga negatif.

Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik
di keluarga maupun di masyarakat. Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah
suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau
tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang
dilakukan secara sadar ataupun tidak.
Definisi-definisi penyimpangan sosial:
a James W. Van Der Zanden:
. Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap
sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
b Robert M. Z. Lawang:
. Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku
dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
c Lemert (1951):
. Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
1.Penyimpangan Primer (Primary Deviation) Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan
tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer
atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh
masyarakat.
Contohnya: - menunggak iuran listrik, telepon, BTN dsb.
- melanggar rambu-rambu lalu lintas.
- ngebut di jalanan.
2
.Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa perbuatan
yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang.
Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan
pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh
masyarakat.
Contohnya: - pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang.
- pemerkosa, pelacuran, hubungan sejenis, sex bebas
- pembunuh, perampok, penjudi, pecuri
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut
pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian
daripada makhluk sosial.
Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai
tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma)
untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.
Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat,
misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu
siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi
(deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian
(deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentukinteraksi sosial yang di
dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Latar Belakang yang Memengaruhi Terjadina Perilaku Penyimpangan
Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai
atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai
hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal
yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.

b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering
terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan
sebagainya.

c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan
sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.

d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan
bisa menjurus ke tindakan anarkis.
Menurut James W. Van Der Zanden
Faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai berikut:
1). Longgar/tidaknya nilai dan norma.
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar
salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar
tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial
masyarakat yang satu berbeda dengan norma dan nilai sosial masyarakat
yang lain. Misalnya: kumpul kebo di Indonesia dianggap penyimpangan,
di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar.
2). Sosialisasi yang tidak sempurna.
Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna,
sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh: di masyarakat
seorang pemimpin idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman,
menjadi teladan namun kadangkala terjadi pemimpin justru memberi
contoh yang salah, seperti melakukan KKN. Karena masyarakat mentolerir
tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang.
3). Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.
Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai
sub kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang
normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan/
pada umumnya. Contoh: Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh,
masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, karena umumnya mereka
sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup yang pokok (makan),
sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang sampah
sembarangan dsb. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap perilaku
menyimpang.

b. Menurut Casare Lombroso


Perilaku menyimpang disebabkan oleh bebrapa factor yang menjadi background terjadinya
penyimpangan sosial:
1). Biologis
Misalnya orang yang lahir sebagai pencopet atau pembangkang. Ia
membuat penjelasan mengenai si penjahat yang sejak lahir. Berdasarkan
ciri-ciri tertentu orang bisa diidentifikasi menjadi penjahat atau tidak. Ciriciri
fisik tersebut antara lain: bentuk muka, kedua alis yang menyambung
menjadi satu dan sebagainya.
2). Psikologis
Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan
kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk
melakukan penyimpangan. Dapat juga karena pengalaman traumatis yang
dialami seseorang.
3). Sosiologis
Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang ada kaitannya dengan
sosialisasi yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma
kultural budayanya atau individu yang menyimpang harus belajar
bagaimana melakukan penyimpangan.

BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN (KELOMPOK DAN INDIVIDU)


1. Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh
seseorang yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudayaan
yang telah mapan. Penyimpangan ini disebabkan oleh kelainan jiwa seseorang
atau karena perilaku yang jahat/tindak kriminalitas.Penyimpangan Individual (Individual
Deviation)Penyimpangan Individu : Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya mempunyai penyakit mental
sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya.
Penyimpangan perilaku yang bersifat individual sesuai dengan kadar
penyimpangannya :
a) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang
tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.

b) Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan


orang-orang.
c) Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma yang
berlaku.
d) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-
norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di
lingkungannya.
e) Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
bohong, berkhianat, dan berlagak membela.
Contoh :
Pencurian yang dilakukan sendiri.
Seorang anak, dari beberapa saudara, ingin menguasai harta peninggalan
orang
tuanya. Ia mengabaikan saudara-saudaranya yang lain. Ia menolak norma-
norma pembagian warisan menurut adaptasi masyarakat maupun menurut
norma agama. Ia menjual semua peninggalan harta orangtuanya untuk
kepentingan diri sendiri.

Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan
campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan
dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat
menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa
sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui
kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek
ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara
sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun
ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf
manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk
dalam kategori narkotika.

a. Heroin
Heroin adalah jenis narkotika yang sangat keras dengan zat adiktif yang cukup tinggi dan
bentuk yang beragam, seperti butiran, tepung, atau pun cair. Zat ini sifatnya memperdaya
penggunanya dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang telah
kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat menimbulkan rasa sakit disertai
kejang-kejang, kram perut dan muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, kehilangan nafsu
makan, serta dapat kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Salah satu jenis heroin yang banyak
disalahgunakan dalam masyarakat adalah putauw.
b . Ganja
Ganja mengandung zat kimia yang dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan
pendengaran. Dampak penyalahgunaan diantaranya adalah hilangnya konsentrasi,
meningkatnya denyut jantung, gelisah, panik, depresi, serta sering berhalusinasi. Para
pengguna ganja biasanya melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara dihisap seperti
halnya tembakau pada rokok.
c . Ekstasi
Ekstasi termasuk jenis zat psikotropika yang diproduksi secara illegal dalam bentuk tablet
ataupun kapsul. Jenis obat ini mampu mendorong penggunanya berenergi secara lebih bahkan
di luar kewajarannya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara berlebih juga.
Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus dan bahkan dehidrasi. Dampak yang
ditimbulkan dari pengguna ekstasi, di antaranya diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif,
sakit kepala, menggigil, detak jantung tidak teratur, dan hilangnya nafsu makan.
d . Shabu-Shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal kecil yang tidak berbau dan tidak berwarna. Jenis zat ini
menimbulkan dampak negatif yang sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf.
Dampak yang ditimbulkan dari pengguna shabu-shabu di antaranya penurunan berat badan
secara berlebihan, impotensi, sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung, dan hati,
stroke, bahkan dapat diakhiri dengan kematian. Shabu-shabu dihirup asapnya. Para pecandu
biasanya mengonsumsi shabu-shabu dengan menggunakan alat yang dikenal dengan sebutan
bong.
e . Amphetamin
Amphetamin merupakan jenis obat-obatan yang mampu mendorong dan memiliki dampak
perangsang yang sangat kuat pada jaringan saraf. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
obat ini, di antaranya penurunan berat badan yang drastis, gelisah, kenaikan tekanan darah
dan denyut jantung, paranoid, mudah lelah dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak
kasar dan berperilaku aneh.
f . Inhalen
Inhalen merupakan salah satu bentuk tindakan menyimpang dengan cara menghirup uap lem,
thinner, cat, atau sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan oleh anak-anak jalanan yang lazim
disebut dengan ngelem. Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi perkembangan otot-otot
sarat, kerusakan paru-paru dan hati, serta gagal jantung.

MIRAS
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi,
berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang
mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan
itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di
sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan.
Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau
kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia,
terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.
Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh.
Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas
dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan
perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari
perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit
menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya
Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman tradisional yang dapat
digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja
digunakan untuk mabuk-mabukan. Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai
penyakit masyarakat. Pada banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam
kondisi mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan
kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal
yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya saat
seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk
minuman keras tersebut dapat meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak
terpengaruh efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.

2 ) Penyimpangan kelompok (group deviation)


Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama
melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta narkoba yang dilakukan
kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku,
ataupun pemberontakan. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan,
karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-
kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang
dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak
melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan
kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersamasama
atau secara berkelompok.
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara
bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan
biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan
yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman.
Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam
kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya.
Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain:
a. Kenakalan remaja
Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang
dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan
menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang
membuat onar dsb.

b. Tawuran/perkelahian pelajar
Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada
umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di
kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga
yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai
nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer
kekuatan/unjuk kemampuan
c. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Hal ini dikarenakan berjudi
mempertaruhkan harta atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang
gemar berjudi akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang
dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang
melarang adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah kegiatan
illegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat
keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian
yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya mempunyai hajatan. Langkah ini
sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun juga hal ini tetap merupakan bentuk
perjudian yang dilarang agama.
d.Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial,
sehingga masyarakat menentangnya. Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah
bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan
masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak
kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada
usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat
diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna.
Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya
kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada
masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya
adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.

3 ) Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)


Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan
berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut
melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh penyimpangan campuran
adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi
amuk massa.

Sumber :
http://andiainundzariah.blogspot.co.id/2013/03/penyimpangan-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai