Bab 5
PENYIMPANGAN SOSIAL
Hidup bersama dalam masyarakat
merupakan perpaduan berbagai individu yang
memiliki karakteristik dan sifat sendiri-sendiri.
Oleh karena itu dalam hubungan sosial sering
terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial.
Perubahan perilaku yang tidak wajar seperti
terlihat pada gambar di samping karena
menyerap kebudayaan asing tanpa melalui
filterisasi juga menyebabkan terjadinya suatu
penyimpangan.
Untuk lebih mendalami dan memahami
mengenai penyimpangan beserta pengen-
daliannya, pelajarilah materi bab ini dengan
baik.
Kata-kata kunci
• Penyimpangan sosial
• Pengendalian sosial
92 Sosiologi SMA Jilid 1
Dalam proses sosialisasi di masyarakat, seseorang disadari
atau tidak disadari pasti pernah melakukan tindakan menyimpang,
baik dalam skala besar ataupun kecil. Tindakan menyimpang dapat
terjadi di mana saja, antara lain pada masyarakat tradisional, desa,
kota, maupun pada masyarakat modern yang kehidupannya sudah
modern.
Gambar perilaku menyimpang di masyarakat dewasa ini dapat kita
lihat pada tayangan tv, berita radio, dan media lainnya. Hampir setiap
hari kita dengar dan kita baca berita tentang kasus pencurian,
perampokan, pembunuhan, pemakaian obat terlarang, dan tindakan-
tindakan lain yang bertentangan dengan kebiasaan masyarakat
tersebut.
Perilaku menyimpang merupakan hasil proses sosialisasi yang
tidak sempurna, serta ketidakmampuan seseorang menerapkan nilai dan
norma sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kedua hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang, sehingga
menghasilkan perilaku yang menyimpang.
c. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial Gambar 5.1 Kantor sebagai
tempat bekerja juga
Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan merupakan hal yang ramah
struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang sebagai tempat terjadinya pe-
menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai nyimpangan.
suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga
ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah
perilaku menyimpang.
Misalnya jika setiap penguasa terhadap rakyat makin
menindas maka lama-kelamaan rakyat akan berani mem-
berontak untuk melawan kesewenangan tersebut.
Pemberontakan bisa dilakukan secara terbuka maupun
tertutup dengan melakukan penipuan-penipuan/pemalsuan
data agar dapat mencapai tujuannya meskipun dengan cara
yang tidak benar. Penarikan pajak yang tinggi akan
memunculkan keinginan memalsukan data, sehingga nilai
pajak yang dikenakan menjadi rendah. Seseorang mencuri
arus listrik untuk menghindari beban pajak listrik yang tinggi.
Hal ini merupakan bentuk pemberontakan/perlawanan
yang tersembunyi.
d. Ikatan sosial yang berlainan
Setiap orang umumnya berhubungan dengan
beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-
pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga
akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang
menyimpang
Dengan adanya sanksi hukuman yang keras tersebut, Sumber: Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar, 2005
diharapkan bisa membuat jera bagi para pelanggar, sehingga
Gambar 5.6 Hukuman
tidak berani mengulanginya lagi. Tidak hanya si pelaku, penjara merupakan sanksi
tetapi juga berpengaruh besar terhadap warga masyarakat keras agar para pelanggar
lainnya. Jadi, jelas bahwa hukuman merupakan alat kejahatan jera dan tidak
berani mengulanginya.
pengendalian sosial yang paling keras dan tegas diban-
dingkan jenis pengendalian sosial. Misalnya individu yang
melakukan pemerkosaan, penyalahgunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang, pencurian ataupun pembunuhan.
Mereka tentu tidak akan banyak pengaruhnya bila hanya
digosipkan atau ditegur begitu saja, melainkan harus diberi
hukuman yang seberat-beratnya agar tidak mengulangi lagi
perbuatan tersebut.
6. Cara-Cara Pengendalian Sosial
Ada beberapa macam cara pengendalian sosial agar
individu dan masyarakat berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan. Cara pengendalian tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Cara persuasif
Cara persuasif dalam pengendalian sosial dilakukan
dengan menekankan pada usaha mengajak dan
membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai
dengan cara persuasif. Pengendalian sosial dengan cara
persuasif biasanya diterapkan pada masyarakat yang relatif
tenteram, norma dan nilai sosial sudah melembaga atau
menyatu dalam diri para warga masyarakatnya. Selain itu
cara persuasif juga menekankan pada segi nilai
pengetahuan (kognitif) dan nilai sikap (afektif).
RANGKUMAN