PENGENDALIAN SOSIAL
PERTEMUAN KEENAM
Menurut Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tak bisa
menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak di masyarakat. Sedangkan James
Vander Zander mendefinisikan perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap
sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
Teori tentang perilaku menyimpang dapat dijelaskan pula dari segi mikroantropologi
dengan mencari akar penyimpangan pada interaksi sosial. Penyimpangan sosial pun
bisa dijelaskan dari segi makroantropologi dengan mencari sumber penyebabnya di
struktur sosial. Selain itu, ada pula teori biologi dan psikologi (seperti psikoanalisis
Freud) yang juga menjelaskan mengapa seseorang melakukan perilaku menyimpang.
Teori Perilaku Menyimpang
(Differential Association )
Contoh yang diajukan Sutherland ialah perilaku mengisap ganja (mariyuana), tetapi
proses yang sama berlaku pula dalam mempelajari beraneka jenis perilaku
menyimpang lainnya.
Menurut Sutherland, semua perilaku dipelajari. Karena itu, perilaku menyimpang juga
merupakan hasil dari proses belajar dari individu. Proses belajar tersebut bisa terjadi
karena intensitas kontak dengan orang yang menyimpang, atau hubungan dengan
orang yang menyimpang. Adapun sumber penyimpangan dalam teori Sutherland
adalah keluarga, teman sebaya, lingkungan hunian, subkultur, bahkan penjara.
Teori Perilaku Menyimpang
(Labeling)
Seorang yang telah dicap sebagai pencuri, penipu, pendusta, perampok, dan lain
sebagainya, akan cenderung mengulangi lagi perbuatannya (penyimpangan
sekunder/secondary deviation), karena masyarakat tidak mempercayainya lagi
sebagai orang baik-baik.
Agent of Change effect (Emile Durkheim), adalah dorongan invidu untuk melakukan
hal yang berbeda yang dipandang lebih baik, bermanfaat, dan lebih praktis untuk
dirinya. Dorongan tersebut merupakan kesadaran moral setiap individu berbeda satu
dengan yang lain karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlainan, seperti
faktor keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Karena, perilaku menyimpang
akan tetap ada kapan pun dan semua tempa, sekaligus sangat sulit dihilangkan.
Namun, dengan adanya berbagai penyimpangan, moralitas dan hukum beserta
lembaga penegaknya dapat berkembang secara normal.
FAKTOR PENYEBAB
1. Proses Sosialisasi Tidak BENTUK PENYIMPANGAN
Sempurna (tidak ada INDIVIDU
keteladanan) 1. Primer Sementara dan
2. Perilaku kelompok (sub dapat diterima masyarakat
budaya) bertentngan 2. Sekunder Terus menerus
dengan nilai Tata tertib meski nmendapatkan
masyarakat KELOMPOK sanksi
3. Proses belajar dati
perubahan peradaban
AKIBAT
Folkways norma sehari-hari Dampak Positif
yang tidak menimbulkan banyak Berdampak pada
keributan . kehidupan yang ideal
KONFLIK DAN
Mores (Moral) menimbulkan
DIS-INTEGRASI SOSIAL
kemarahan dan perdebatan Dampak Negatif
Laws (hukum) munculnya Berdampak Buruk pada
aturan resmi dan kesepakatan kehidupan yang ideal
disertai sanksi
Hubungan Penyimpangan Sosial dan Norma
Masyarakat
Secara umum, perilaku penyimpang atau penyimpangan sosial dikaitkan dengan
pelanggaran satu atau lebih norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma adalah
aturan perilaku yang memandu tindakan orang.
Sumner (1906) memecah norma menjadi tiga kategori: folkways, mores, dan laws.
1. Folkways adalah norma sehari-hari yang tak menimbulkan banyak keributan jika
dilanggar.
2. Mores merupakan norma "moral" yang dapat menghasilkan lebih banyak
kemarahan jika dilanggar.
3. Laws (hukum) dianggap sebagai norma terkuat karena didukung adanya sanksi
resmi (atau respons formal) dari lembaga penegaknya.
1. Penyimpangan Individu
Sesuai dengan namanya, penyimpangan individu merupakan penyimpangan yang
dilakukan oleh seorang diri tanpa ada hubungannya dengan orang lain.
Individu tersebut melanggar norma dan aturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Sehingga tak heran jika pelaku penyimpangan seringkali akan di
asingkan oleh warga setempat atau bahkan bisa dipenjara.
2. Penyimpangan Kelompok
Sesuai dengan namanya, penyimpangan kelompok merupakan penyimpangan yang
dilakukan secara bersama-sama di dalam suatu kelompok tertentu.
Jenis-jenis penyimpangan sosial berdasarkan
sifatnya
1. Penyimpangan Bersifat Negatif
Penyimpangan bersifat negatif merupakan penyimpangan sosial yang berwujud
tindakan menuju arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah sekaligus tercela sebab
tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku atau hidup.
Pengendalian sosial sendiri memiliki beberapa ciri, diantaranya; suatu cara atau
metode tertentu terhadap masyarakat, bertujuan mencapai keserasian antara
stabilitas dan perubahan-perubahan yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat,
dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain atau dilakukan oleh suatu
kelompok terhadap individu, serta dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang
tidak disadari oleh kedua belah pihak.
Pengendalian sosial atau kontrolisasi sosial adalah suatu konfigurasi untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan
nilai yang berlaku
SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian formal
Jenis pengendalian sosial berdasarkan petugas pelaksananya yang pertama
adalah pengendalian formal yang biasanya dilakukan oleh berbagai lembaga
resmi yang mencanangkan peraturan serta nilai dan norma secara resmi di dalam
sebuah lingkungan yang ada.
Pengendalian informal
Jenis pengendalian sosial berdasarkan petugas pelaksananya yang kedua adalah
pengendalian informal yang biasanya dibuat dalam sebuah kelompok masyarakat
yang memiliki sifat tidak resmi serta peraturan ataupun nilai dan norma yang ada
tidak tertulis. Pengendalian informal pada umumnya dapat kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kita berkumpul dengan keluarga ataupun bersama
teman. Pengendalian informal ini juga pada umumnya tidak direncanakan dan
terjadi secara spontan.
Pengendalian sosial partisipatif dapat kita lihat melalui bagaimana seorang mantan
pengguna obat terlarang atau narkoba yang dijadikan sebagai duta anti narkoba untuk
mengajak masyarakat lainnya yang masih melakukan hal tersebut untuk memiliki
keinginan untuk berubah dan menjadi lebih baik lagi.