Anda di halaman 1dari 17

BAB III

RAGAM GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

A. PERILAKU MENYIMPANG
1. Pengertian Perilaku Menyimpang

Menurut para ahli sosiologi, ada beberapa pengertian perilaku


menyimpang, antara lain sebagai berikut :

Soerjono Soekanto
Perilaku meyimpang adalah, penyimpangan terhadap kaidah-kaidah dan
nilai-nilai dalam masyarakat.

Paul B. Horton
Perilaku menyimpang adalah pelanggaran terhadap norma masyarakat.

Robert MZ. Lawang


Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang belaku dalam suatu system sosial, dan meninmbulkan
usaha dari mereka yang paling berwenang dalam system itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang.

James W. Van Der Zanden


perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap
sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.

2. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang

Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enam ciri sebagai berikut


a.. Penyimpangan harus dapat didefenisikan
Suatu perbuatan dikatakan menyimpang jika memang didefenisikan
sebagai menyimpang. Dimana perilaku menyimpang bukanlah semata-
mata ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya
sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut.

b. Penyimpangan bisa diterima atau bisa ditolak


Perilaku menyimpang tidak hanya bersifat negative, ada beberapa
penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati. Contohnya
wanita karier, anak yang jenius. Sedang penyimpangan yang bersifat
negative seperti perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu,
menyebabkan teror bom dll.
c. Penyimpangan bersifat relative / mutlak artinya bahwa semua pernah
melakukan tindakan menyimpang tetapi pada batas tertentu.
Perbedannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan saja

d. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal


Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam
suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dan budaya ideal
selalu terjadi kesenjangan. Dimana peraturan yang telah menjadi
peraturan umum dalam kenyataannya sehari-hari cenderung banyak
dilanggar.
e. Terdapat norma-norma penghindaraan dalam penyimpangan
Yang dimaksud dengan norma penghindaran adalah pola.
perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan
mereka tanpa harus menentang nilal-nila tata kelakuan secara
terbuka. Jadi norma-norma penghindaraan merupakan suatu
bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga
(semi institutionalized)

f. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (Menyesuaikan)


Penyimpangan ini dimaksud adalah penyimpangan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat karena
masyarakat tidak mungkin berada dalam kondisi yang statis
dalam jangka panjang. Contoh dalam masyarakat modem dewasa ini
kita temukan para wanita yang bekerja di luar rumah bahkan
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dahulu hanya dilakukan
oleh para laki-laki. Akibatnya penyimpangan ini dapat menjaga
stabilitas sosial. Di satu pihak, masyarakat memerlukan keteraturan
dan kepastian dalam kehidupan. Di lain pihak, perilaku
menyinipang, merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan
kebudayaan dengan perubahan kebudayaan.

3. Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Perilaku Menyimpang


a) Perilaku menyimpang sebagai sosialisasi tidak sempurna. Menurut teori
sosialisasi, perilaku manusia baik yang menyimpang maupun tidak,
dikendalikan oleh norma nilai yang dihayati dalam masyarakat. jika
sosialisasi sempurna maka perilaku menyimpang tidak akan terjadi.
Proses sosialisasi yang tidak sempuma timbul karena nilai-nilai dan
norma yang dipelajari tidak tersosilisasikan dengan baik, sehingga
seseorang bertindak tanpa mengindahkan nilai dan norma yang ada
dalam masyarakat.contoh anak wanita yang gemar berpakaian laki-laki.
b) Perilaku menyimpang sebagai basil sosialisasi nilai sub kebudayaan
menyimpang
Pembentukan perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi
dari sub kebudayaan menyimpang yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti faktor ekonomi, agama, lingkungan. Proses sosialisasi
yang berlangsung secara sempurna namun nilai-nilai sub
kebudayaannya menyimpang dari nilai-nilai kebudayaan masyarakat
secara umumnya. Seseorang yang dibesarkan di lingkungan perampok,
bagi lingkungannya merampok itu merupakan hal yang biasa tetapi
menyimpang dari nilai-nilai secara umum.
4. Faktor-faktor Penyebab perilaku Menyimpang

a. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan


Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam
kepribadiannya, dimana individu tidak mampu membedakan perilaku yang
pantas. Ini terjadi karena individu menjalani proses sosialisasi yang tidak
sempurna. Hal ini dapat kita contohkan pada keluarga yang berantakan
(broken home). Bila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya
secara sempurna, maka anak itu tidak akan. mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga, tidak mengenal sopan santun,
disiplin, ketaatan, dll. Maka apabila anak itu terjun ke dalam lingkungan
yang lebih luas maka dia tidak akan sanggup untuk menjalankan perannya
dengan baik.

b, Proses Belajar yang menyimpang


Mekanisme proses belajar perilaku menyimpang sama halnya dengan
belajar lainnya. Misalnya seorang anak yang mencuri uang tuanya dalam
lemari mula-mula mempelajari cara mengambil uang tersebut mulai dari
yang sederhana hingga ke cara yang lebih rumit. Sehingga proses ini ber-
lanjut ke tingkat yang lebih komplet.
c. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial
d. Ikatan sosial yang berlainan
e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyim pang

Proses sosialisasi dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. perilaku
menyimpang seringkali merupakan akibat dari sosialisasi yang sengaja
maupun tidak sengaja. Contoh perilaku menyimpang yang tidak di sengaja
misalnya anak belajar tindak kejahatan dari media televisi, film, atau membaca
buku. Sedan
gkan perilaku mmenyimpang dari basil sosialisasi yang senagaja dapat
terjadi melaui kelompok-kelompok gelap yang tujuannya benar-benar
menjalankan penyimpangan. perilaku yang seperti ini merupakan basil
sosialisasi subkebudayaan menyimpang. Mereka membentuk suatu
subkebudayaan yang berbeda dari kebudayaan pada umumnya
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang
Bila kita mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
menyimpang di dalam masyarakat pada dasarnya dapat dikelompokan
menjadi dua faktor:
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
 Intelegensi
 Kondisi fisik
 Kondisi psikis
 Kepribadian
 usia
 Jenis kelamin
 Kedudukan seseorang dalam keluarga

b. Faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri seseorang


 Sosial ekonomi
 Kondisi politik
 Budaya
 Kehidupan rumah tangga
 Pendidikan disekolah
 Pergaulan
 Media massa

6. Perilaku nienyimpang berdasarkan jumlah pelaku


a. Penyimpangan individual.: adalah penyimpangan yang dilakukan oleh
seseorang tanpa kawan terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Contohnya bunuh diri, membolos sekolah,mencontek.
b. Penyimpangan kelompok : penyimpangan yang dilakukan oleh beberapa
orang secara. bersama-sama dimana mereka tunduk terhadap norma-
norma yang berlaku dalam kelompoknya tetapi berbeda dengan nilai dan
norma yang berlaku dimasyarakatnya. Contohnya beberapa orang
melakukan perampokan, sindikat perdagangan anak atau perempuan.

1. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang


1. Penyalahgunaan narkoba
Menurut Graham Baliane, seorang remaja yang melakukan
penyalahgunaan narkotika disebabkan oleh hal-hal berikut :
a. Membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang
berbahaya seperti berkelahi, ngebut di jalan, bergaul dengan lawan
jenis.
b. Menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua dan guru,
bahkan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
c. Mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual.
d. Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-
pengalaman emosional
e. Mencari dan menemukan arti hidup.
f. Mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.
g. Mcnghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepahitan hidup.
h. Mengikuti kemauan teman sepergaulan dalam rangka pembinaan
solidaritas
i. Hanya iseng-iseng atau didorong oleh rasa inggin tahu.

Ada beberapa gejala yang tampak pada seseorang yang menunjukkan


ketergantungan obat-obat narkotika, diantaranya sebagai berikut.
a) Munculnya perilaku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
sekelilingnya, seperti bertindak semaunya
sendiri, sering berdusta, menjadi tidak disiplin, ingin selalu keluar rumah
dan susah bangun pagi.
b) Pada proses lanjut, kenakalan meningkat sampai pada tindakan
mengambil barang berharga milik orang lain guna memenuhi
kebutuhannya mengkomsumsi narkotika.
c) Pada dosis yang tinggi pemakai akan merasa dirinya paling tinggi, paling
hebat, dan paling sanggup melakukan apa saja (kepercayaan dirinya
melampui batas).
d) Pada efek mulai menurun penderita sangat gelisah, muncul perasaan
seperti diancam, dikejar-kejar dan inggin menyakiti dirinya sendiri
sampai bunuh diri atau membunuh oang lain yang disebut sakau.

2. Tindakan Kriminal atau kejahatan


Tindakan kriminal (kejahatan) merupakan tindakan yang bertentangan
dengan norma hokum, norma sosial dan norma agama. Adapun tindakan
kriminal meliputi pencurian, perampokan, penipuan, penganiyaan,
pemerkosaan dan pembunuhan.

Tipe-tipe kejahatan
a. Kejahatan tanpa korban (crime without victim) : kejahatan ini tidak
mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
Contohnya perbuatan berjudi, penyalahgunaan obat bius, mabuk-
mabukan.
Kejahatan jenis ini dapat mengorbankan orang lain apabila
menyebabkan tindakan negative lebih lanjut, misalnya seorang yang
kalah berjudi lalu memaksa istri untuk menjual perhiasannya.
b. Kejahatan terorganisasi ( organized crime ) : pelaku kejahatan
merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan uang/kekuasaan dengan jalan
menghindari hukum. Misalya komplotan korupsi. penyediaan jasa
pelacur, perjudian gelap, rentenir. Kejahatan terorganisir yang
melibatkan hubungan antarnegara disebut kegiatan terorganisasi
internasional.
Contohnya: Penjualan bayi ke luar negeri, penjualan perempuan ke
Jepang atau Thailan (women's trafficking ), atau jaringan narkoba
internasional [Kun Mariati.hal 130]
c. Kejahatan kerah putih ( White collar crime ) : kejahatan ini mengacu
pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang / berstatus tinggi
dalam rangka pekerjaannya. Contohnya penggelapan uang perusahaan
oleh pemilik perusahaan, pejabat Negara yang melakukan korupsi.

d. Kejahatan korporat (Corporate Crime) : Merupakan jenis kejahatan yang


dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikan keuntungan
perusahaan/ untuk menekan
kerugian.
Contoh suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai dan
mengakibatkan penduduk sekitar mengidap berbagai jenis penyakit.
3. Perkelahian pelajar
Perkelahian antara pelajar atau yang lebih sering disebut tawuran antarapelajar
pada awalnya hanya terjadi di kota-kota besar karena kompleknya kehidupan
dan persoalan di kota, perkelahian antara pelajar ini masuk ke dalam perilaku
menyimpang karena bertentangan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat.
Perkelahian antar pelajar bisa disebabkan oleh anggapan dari sebagian pelajar
bahwa dengan perkelahian bisa menunjukkan kejantanan dan sportifitas.
4. Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan.
Antara lain

Pelacuran hubungan seks yang dilakukan semata-mata untuk tujuan


kesenangan dan kepuasan bahkan dijadikan sebagai
pekerjaan tetap
kumpul kebo hidup seperti swami istri tanpa ikatan pernikahan
pemerkosaan penyimpangan seksual secara paksa
perzinahan hubungan seksual diluar nikah
lesbianism hubungan seksual yang dilakukan oleh sesame wanita
homo seks hubungan seksual oleh sesame laki-laki.
Sodomi hubungan seksual melalui anus
Sadisme pemuasan seks dengan menyakiti/menyiksa orang lain.
Pedophilia pemuasan seksual dengan mengadakan kontak seksual
dengan anak-anak
Transeksual memenuhi kebutuhan seks dengan menukar alat kelamin
Masochism kepuasan seks dengan membiarkan dirinya disiksa/disakiti
balk secara fisik/psikologis
Incest hubungan seks dengan pasangan yang masih mempunyai
hubungan, darah
Fayeurisme/ kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang
scoptophilia yang sedang telanjang(mandi) atau orang yang sedang
berhubungan seksual
Nekrophilia kepuasan seks dengan cara berhubungan seksual dengan
mayat

Hubungan seksual dduar nikah juga dapat menyebabkan penyakit yang


berbahaya dan bahkan mematikan seperti AIDS dan PSM (penyakit seks
menular).
4. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari biasannya
a. Sikap Arogansi adalah sikap kesombongan diri terhadap orang lain
karena kelebihan yang dimilikinya, sperti kekayaan, kekuasaan,
kepandaian, ketampanan, kecantikan dan kekuatan fisik. Biasanya sikap
ini hanya semata-mata untuk menutupi kelemahan
b. Sikap Eksentrik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya.
Misalnya anak laki-laki yang berdandan ala wanita memakai kalung, anting,
dan gelang ( anak Punk).

8. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang


1. Penyimpangan Positif
Yaitu penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan/norma yang berlaku,
tetapi mempunyai sifat yang positif terhadap sistem sosial karena
mengandung unsur-unsur inovatif dan kreatif sehingga masyarakat masih
dapat menerimanya.
Contohnya emansipasi wanita, wanita yang menjadi supir taxi, supir
busway. tukang ojek,dll.
2. Penyimpangan Negatif
Yaitu pelaku bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan
berakibat buruk dan dapat menggangu system sosial. Contonya
perempokan, pemerkosaan, pelacuran dan pembunuhan.
Adapun bentuk penyimpangan negatif itu adalah
 Tindakan nonkonform yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Contonya merokok di
area yang dilarang, membuang sampah sembarangan tempat.
 Tindakan anti sosial adalah tindakan yang melawan kebiasaan
masyarakat/kepentingan umum. Contonya penyimpangan seksualitas
(seperti lesbi, Porno, kumpul kebo)
 Tindakan kriminal adalah tindakan yang melanggar aturan-aturan hokum
tertulis dan mengancam jiwa. Contonya pembunuhan, terorisme, dll.

9. Bentuk-bentuk PeriIaku Menyimpang


 penyimpangan Sosial Primer
Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara
(temporer). Orang yang melakukannya masih tetap dapat diterima oleh
kelompok sosialnya karena tidak, terns menerus melanggar aturan.
Misalnya, beberapa kali melanggar rambu lalu lintas atau pernah meminum
minuman keras disuatu pesta.
 Penyimpangan sosial Sekunder
Penyimpangan sosial sekunder adalah penyim- pangan sosial yang
dilakukan olch pelakunya secara terus menerus meskipun diberikan sanksi-
sanksi. Misalnya, seseorang yang tiap hari meminum-minuman keras
dimana pan la berada, pemerkosaan, perampokan.
10. Teori Perilaku Menyimpang
a. Teori Anomie
Teori Anomie ini berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari
adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada
individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi
menyimpang. Pandangan tersebut dikemu kakan oleh Robert Merton pada
sekitar 1930, dimana konsep anomie itu sendiri pernah digunakan oleh
Emile Durkheim dalam analisisnya tentang suicide anomique.
Munculnya keadaan anomie, oleh merton diilustrasikan sebagai berikut
 Masyarakat mementingkan Masyarakat industri Modren, seperti Amerika
Serikat lebih mementingkan pencapaian kesuksesan materi yang
diwujudkan dalam bentuk kemakmuran atau kekayaan dan pendidikan
yang tinggi.
 Apabila hal tersebut telah tercapai maka mereka dianggap sebagai
orang yang telah mencapai tujuan-tujuan status atau kultural (cultural
goal) yang dicita-citakan oleh masyarakatnya. Untuk tujuan-tujuan
status tersebut, ternyata harus melalui akses atau cara kelembagaan
yang sah (institutionalized means), misalnya : sekolah, pekerjaan
formal, kedudukan politik, dan sebagainya.
 Namun ternyata, akses kelembagaan yang sah jumlahnya tidak dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama lapisan masyarakat
bawah (orang-orang miskin atau orang-orang dari kelompok

ras dan etnis tertentu yang sering megalami diskriminasi di


lingkungannya).

 Akibat dari keterbatasan akses tersebut, maka muncullah situasi


anomie, yaitu suatu situasi di mana tidak ada titik temu antara tujuan-
tujuan status/cultural dan cara-cara yang sah yang tersedia untuk
tujuan-tujuan status tersebut.

 Deegan demikian anomie adalah suatu keadaan atau nama dari stuasi
dimana kondisi sosial/situasi masyarakat lebih menekankan pentingnya
tujuan-tujuan status, tetapi cara-cara yang sah untuk tujuan-tujuan
status tersebut jumlahnya lebih sedikit.
Situasi anomie tersebut dapat berakibat negatif bagi sekelompok
masyarakat, dimana untuk mencapai tujuan statusnya mereka
terpaksamelakukannya melalui cara-cara yang tidak sah, diantaranya
melakukan penyimpangan atau kejahatan. Tindakan yang menyimpang
atau bahkan kriminal, seperti menjadi pelacur, pengguna obat-obatan,
alkoholisme, kekacuan mental, perampok adalah akibat dari situasi
anomie.
Salah satu bentuk adaptasi oleh Merton dapat dianggap menyimpang
dalam situasi anomie adalah innovation (inovasi). Inovasi adalah suatu
bentuk adaptasi yang melibatkan penggunaan cara-cara yang tidak sah,
seperti mencuri, merampok, berbagai bentuk kejahatan yang terorganisir
atau pelacuran, untuk tujuan-tujuan status yang secara kultural yang
telah ditetapkan masyarakat.
b. Teori pergaulan berbeda differential association.
Teori ini menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari
proses belajar. Salah seorang ahli teori belajar yang banyak dikutip
tulisannya adalah Edwin H. Sutrherland ia menamakan teorinya dengan
Asosiasi Diferensial. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah
konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap atau
tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari
subkultur atau di antara teman-teman sebaya yang menyimpang. Teori
Asosiasi Diferensial dapat diterapkan untuk menganalisis organisasi Socsial
atau subkultur (baik yang menyimpang atau tidak) penyimpangan perilaku di
tingkat individual. Perbedaan norma-norma yang menyimpang ataupun
yang tidak, terutama pada kelompok atau asosiasi yang berbeda.
Ditingkat kelompok perilaku menyimpang adalah suatu konsekuensi dari
terjadinya konflik normatif. Artinya, perbedaan aturan sosial diberbagai
kelompok sosial, seperti : sekolah, lingkungan, tetangga, kelompok teman
sebaya atau keluarga, bisa membingungkan individu yang masuk ke dalam
komunitas-komunitas tersebut. Situasi itu dapat menyebabkan ketegangan
yang berujung menjadi konflik normative pada diri individu.

c. Teori Labelling (Teori Pemberian Cap atau Teori Reaksi Masyarakat)


Teori Labelling dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menjelaskan
penyimpangan terutama ketika perilaku itu sudah sampai pada tahap
penyimpangan sekunder (secondary deviance). Defenisi menyimpang dari
kaum reaktifis didasarkan pula dan teori labeling ini. Menurut para ahli teori
labeling, mendefenisikan penyimpangan merupakan sesuatu yang bersifat
relative dan bahkan mungkin juga membingungkan. Karena untuk
memahami apa yang dimaksud sebagai suatu tindakan menyimpang harus
diuji melalui orang lain. Menurut Becker penyimpangan sebagai suatu
konsekuensi dari penerapan aturan-aturan dan sanksi oleh orang lain
kepada seseorang pelanggar. Contohnya ada seseorang yang berperilaku
sebagai homoseksual demi uang, padahal tindakan itu ia lakukan dengan
terpaksa, Namun oleh karena masyarakat telah terlanjur memberinya cap
(sebagai reaksi terhadap tindakannya itu), akibatnya ia akan menjadi
homoseksual yang sesungguhnya. Contoh lainnya seseorang yang telah
dicap oleh keluarganya sebagai pemabuk, maka pada akhirnya ia akan
minum sebanyak-banyaknya untuk mengatasi penolakan perilakunya dari
lingkunglannya.

d. Teori Kontrol
Teori kontrol adalah bahwa penyimpangan merupakan basil dari
kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Dimana teori ini di bangun
atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh
pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum.
Oleh sebab itu para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah
konsekuesi logic dari kegagalan seseorang untuk mentaati hukum.
Salah satu ahli yang rnengembangkan teori ini adalah Hirsci, ia mengajukan
beberapa proposisi teoritisnya, yaitu

 Bahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial


adalah akibat dari kegagalan mensosialisasikan individu warga
masyarakat untuk bertindak konfrom terhadap aturan atau tata tertib
yang ada.
 Penyimpangan dan kriminalitas atau perilaku mmyimpang merupakan
bukti kegagalan kelompok-kelompok sosial konvensional untuk mengikat
individu agar tetap konfrom, seperti keluarga, sekolah atau institusi
pendidikan dan kelompok-kelompok dominan lainnya.
 Setiap individu seharusnya belajar agar tetap konfrom dan tidak
melakukan tindakan menyimpang atau kriminal.
 Kontrol internal lebih berpengaruh daripada kontrol ekstenal

e. Teori Konflik

Menurut. persepektiif konflik lebih menekankan sifat pluralistic dari


masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi
diantara berhagai kelompoknya Karma kekuasaan yang dimiliki oleh
kelompok-kelompok elite, maka kclompok-kelompok itu juga memiliki
kekuasaan untuk mencipatakan peraturan, khususnya hukum yang dapat
melayani kepentingan-kepentingan mereka. Dimana persepektif konflik
memahami masyarakat sebagai kelompok-kelompok dengan berbagai
kepentingan yang bersaing dan cederung akan berkonflik. Pemikiran Mark
tentang penyimpangan dalam masyarakat dibentuk pertama kali karena
adanya kelompok dengan pertentangan kepentingan ekonomi (Kelompok
Borjuis, dan proletariat). Teori konflik menganggap kejahatan sebagai suatu
ciri-ciri yang tidak dapat diubah dari masyarakat kapitalis.

f. Teori penyimpangan sosial jenjang makro


Dikemukakan oleh Robert K. Merton. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang merupakan bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu. Merton
mengidentifikasikan 5 tipe cara adaptasi individu terhadap situasi tertentu :

a. Konformitas adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan


masyarakat dan mengikuti. cara yang ditentukan oleh masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut.(+, +) seorang anak untuk menjadi juara kelas
belajar dengan rajin, tetapi disamping tujuannya itu ada tujuan Iain yang
tersembunyi ( ingin dipuji oleh orang lain)
b. Inovasi adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh
masyarakat tetapi memakai cara-cara yang dilarang oleh masyarakat.
Contohnya ingin kaya dengan jalan mencuri, ingin bekerja tetapi
memalsukan ijazah. (+.-)

c. Ritualisme adalah perilaku seseorang yang tidak mengikuti tujuan


budaya namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang digunakan
oleh masyarakat. Contohnya seorang karyawan kelas menengah
kebawah tidak mau mengejar sukses karena merasa sudah puas,
karena takut mengalami kegagalan dan kekecewaan.Usaha meraih
sukses pun akhirnya dipendam tetapi cara-cara meraih sukses tetap
dipakai walaupun dengan sikap menahan diri.

d. Pengunduran/ pengasingan diri yaitu perilaku yang meninggalkan tujuan


conventional maupun cara pencapaiannya. Sebagaimana yang
dilakukan oleh pecandu obat, pemabuk dan gelandangan.(- ,- )
e. Pemberontakan (Rebelion) yaitu terjadi ketika seorang tidak lagi
mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya rnenciptakan suatu
struktur sosial yang lain. Tujuan
budaya yang ada dianggap sebagai penghalang bagi tujuan yang
didambakan.
Contohnya kudeta.
11. Sikap anti sosial
Menurut Kathleen Stassen Berger, sikap anti sosial sering dipandang sebagai
dan perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang
lain ataupun masyarakat secara umum disekitarnya. Suatu tindakan antisosial
termasuk dalam tindakan sosial yang berorientasi pada keberadaan orang lain
atau ditujukan kepada orang lain, meskipun tindakan-tindakan tersebut
memiliki makna subjektif bagi orang-orang yang melakukannya. Dimana
tindakan-tindakan anti sosial sering kali mendatangkan kerugian bagi
masyarakat luas sebab pada dasarnya sipelaku tidak menyukai keteraturan
sosial ( sosial order) yang diinginkan oleh sebagian besar anggota masyarakat
lainnya.
Berdasarkan sifatnya, tindakan anti sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:

Tindakan anti sosial yang dilakukan secara sengaja


Tindakan ini dilakukan secara sadar oleh pelaku, tetapi tetap tidak
mempertimbngkan penilaian orang lain terhadap tindakannya tersebut.
Misalnya, vandalism; gariti pada tembok rumah orang lain.

1) Tindakan antisosial karena tidak peduli


Tindakan ini dilakukan kerena ketidakpedulian sipelaku terhadap
keberadaan masyarakat di sekitarnya.
Misalnya, membuang sampah disembarang tempat, mengebut ketika
berkenderaan di jalan raya. Tindakan antisosial tidak selalu digolongkan
sebagai tindak kriminal dan berakibat pada pemenjaraan si pelaku. Ada
beberapa tindakan anti sosial yang tidak langsung merugikan orang lain,
misalnya menarik diri atau mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat
sehari-hari. Namun sebagian besar tindakan anti sosial merupakan tindakan
yang melanggar norma-norma, hukum dan merugikan orang lain.Dimana
sikap anti sosial ini bukan dimiliki seseorang bukanlah suatu sikap yang
tetap, artinya pada suatu saat bisa berubah menjadi sikap konformitas.
Faktor yang sangat memengaruhi sikap anti sosial adalah usia dan
pendidikan. Umumnya, sikap anti sosial akan berkurang seiring dengan
makin dewasanya usia seseorang.
Menurut soerjono soekanto (1983:30-31) mencatat ada tiga istilah yang
berkaitan dengan sikap anti sosial, yaitu sebagai berikut:

a. Antikonformitas (rebellion)
Yaitu suatu pelanggaran terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang disengaja oleh individu atau sekelompok orang. Misalnya, mencuri,
membuat keributan, membunuh, dan mengisolasikan (mengasingkan)
diri dari pergualan masyarakat.
b. Aksi antisosial
Yaitu suatu aksi yang mendengarkan kepentingan pribadi atau kelompok
tertentu diatas kepentingan umum. Misalnya membunyikan radio dengan
volume yang tinggi di tempat yang ramai sehingga menggangu
ketenangan orang lain, memanipulasi data suatu organisasi untuk
memperkaya diri sendiri dan kelurga.

c. Antisosial Grudge
Yaitu rasa sakit hati atau dendam terhadap masyarakat atau terhadap
aturan sosial tetentu sehingga menimbulkan perilaku menyeleweng.
Sikap ini disebut pula dendam anti sosial. Contohnya melakukan
kekerasan dalam rumah tangga karena merasa frustasi dan kecewa
terhadap norma-norma sosial yang mengatur upaya pemenuhan
kebutuhan.

Tindakan anti sosial dapat digolongkan menjad tiga tipe yaitu


a) Dilakukan di jalan
Tindakan anti sosial ini dilakukan di wilayah jalan, sehingga pada
akhirnya menimhulkan gangguan bagi masyarakat sekitar atau yang
melintasi jalan tersebut. Contohnya membuang sampah sembarangan
menimbulkan rasa tidak nyaman, mengganggu kesehatan, dan bisa
menimbulkan banjir.
b) Dilakukan oleh tetangga
Tetangga yang mengganggu dapat memengaruhi kehidupan masyarakat
sekitarnya. Meskipun hanya satu atau dua anggota dari masyarakat yang
bersifat mengganggu akan tetapi mereka dapat merusak kualitas kehidupan
dari masyarakat disekitarnva. Bentuknya ini bisa berupa intimidasi,
gangguan, bahkan tindak kkriminal yang berbahaya. Cntohnya menyetel
radio untuk mendengarkan music dengan terlalu keras berpotensi untuk
mengganggu tetangga sekitar.
c) Dilakukan terhadap lingkungan sekitar
Tindakan ini berdampak rusaknya alam lingkungan, fasilitas umum, dan
benda-benda lain disekitarnya. Selain mengganggu keamanaan,
kenyamanan, dan kelancaran kegiatan masyarakat, upaya perbaikannya
pun memakan biaya yang tidak kecil. Contohnya orang mencoret-coret dan
merusak telepon umum atau bus kota atau bahkan tembok dan meja kelas
telah mengganggu fasilitas bersama dan mengganggu kepentingan orang-
orang yang memiliki keperluan untuk mempergunakannya.
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cermat dan teliti!

1. Joni sebenarnya anak yang baik karena tumbuh dari keluarga yang
mengedepankan moral. Namun, setelah pindah ke daerah perkampungan
yang banyak preman, sikap Joni berubah menjadi kasar, bahkan ia sering
terlibat perkelahian. Penyebab penyimpangan yang dilakukan oleh Joni
adalah…
a. Kegagalan menyerap norma dari teman sebaya
b. Dampak keluarga yang tidak harmonis
c. Sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
d. Sosialisasi tidak sempurna
e. Masyarakat yang tidak mendukung
2. Raka berasal dari keluarga yang kedua orang tuanya bercerai. Sejak kecil, ia
terlibat dalam perkelahian antar pelajar agar mendapat perhatian.
Penyimpangan perilaku tersebut disebabkan oleh…
a. Sosialisasi subkebudayaan menyimpang
b. Teori labeling dari masyarakat
c. Kelabilan masa remaja
d. Sosialisasi yang tidak sempurna
e. Pengaruh teman sebaya
3. Seorang preman dijuluki preman oleh teman-temannya sehingga ia
mendapatkan label preman sekolah. Akibatnya, ia pun menjadi anak
pembangkan dan suka berkelahi. Perilaku menyimpang yang dilakukan siswa
tersebut disebabkan oleh…
a. Teori konflik
b. Teori labeling
c. Gangguan psikologi
d. Sosialisasi yang tidak sempurna
e. Sub kebudayaan yang menyimpang
4. Saat kuliah, ani bergaul dengan teman-temannya yang sering minum
minuman keras. Ani pun terpengaruh sehingga ia sering mabuk-mabukan.
Padahal ani dibesarkan dalam lingkungan yang taat beragama. Dalam kasus
tersebut, penyimpangan sosial terjadi disebabkan oleh media …
a. Kelompok bermain
b. Keluarga
c. Kekerabatan
d. Media massa
e. Lingkungan kerja
5. Perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang namun pelakunya masih
dapat diterima secara sosial adalah penyimpangan…
a. Primer
b. Negatif
c. Struktural
d. Sekunder
e. Positif
6. Penyimpangan sosial yang mengandung unsur inovasu, kreatifitas dan
memperkaya alternatif adalah penyimpangan…
a. Primer
b. Positif
c. Struktural
d. Sekunder
e. Negatif
7. Proses pengadilan sosial dengan cara paksaan atau kekerasan adalah…
a. represif
b. kurratif
c. persuasif
d. prenentig
e. koersif
8. Lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani perselisihan
kaidah di masyarakat…
a. kepolisisan
b. pengadilan
c. lembaga adat
d. pengacara
e. advokat
9. Tindakan seseorang membicarakan orang lain dengan menggunakan kata-
kata kiasan disebut…
a. desas-desus
b. pengucilan
c. gosip
d. celaan
e. ejekan
10. Seseorang yang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang
banyak melakukan tindak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian merupakan
contoh perilaku menyimpang yang disebabkan…
a. longgar ata tidaknya nilai dan norma
b. sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang
c. untsur genetis dari orang tua
d. sosialisasi yang tidak sempurna
e. pola pengasuhan anak yang kurang baik
11. Penyimpangan primer adalah penyimpangan sosial yang…
a. hanya merugikan diri sendiri
b. terjadi pada masyarakat kelas bawah
c. meludah di depan orang banyak
d. bersifat sementara
e. melibatkan orang dalam jumlah banyak
12. Proses pengendalian sosial dengan cara paksaan atau kekerasan adalah…
a. represif
b. koersif
c. kuratif
d. persuasif
e. preventif
13. Perilaku seseorang dikategorikan sebagai penyimpangan sosial apabila
perilaku tersebut…
a. bertentangan dengan norma atau aturan masyarakat
b. di luar batas toleransi masyarakat
c. menyimpang dari tujuan yang akan dicapai masyarakat
d. masih dalam batas toleransi masyarakat
e. ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan dalam masyarakat
14. Penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan sosial
yang dilakukan individu sebab…
a. anggotanya juga mengalami konflik
b. anggotanya tidak melakukan penyimpangan
c. anggotanya tidak mengganggu ketertiban masyarakat
d. mudah dikendalikan
e. pelakunya banyak
15. Jumlah pengguna jalan yang beroperasi di kota-kota besar di Indonesia,
semakin meningkat dan kondisinya mengkhawatirkan. Penertiban terhadap
pengamen sering dilakukan karena dianggap mengganggu arus lalu lintas
dan rentan kecelakaan. Berdasarkan kadar pelanggarannya, tindakan
mengamen di jalan tersebut termasuk jenis penyimpangan…
a. kelompok
b. individual
c. primer
d. masal
e. sekunder

B. Kerjakan latihan soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda


terhadap materi yang sudah dipelajari!
1. Jelaskan pengertian penyimpangan sosial!
2. Sebutkan ciri-ciri perilaku menyimpang!
3. Jelaskan perilaku menyimpang menurut teori labeling!
4. Apa saja jenis perilaku menyimpang?
5. Bagaimana dampak negatif penyalahgunaan narkoba?

Anda mungkin juga menyukai