Anda di halaman 1dari 5

MATERI PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL

 PERILAKU MENYIMPANG
A. Definisi
 Perilaku menyimpang: Merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku di dalam masyarakat.
 Definisi para tokoh

B. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang


Terdapat beberapa ciri, perilaku seseorang itu dikategorikan sebagai perilku menyimpang. Menurut Paul
B. Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku
harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan
kadar penyimpangan.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap
peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan
budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola
perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-
nilai tata kelakuan secara terbuka.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk
menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

C. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang


1. Berdasarkan sifatnya
a. Penyimpangan positif
Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial dan masih dapat
diterima oleh masyarakat karena sesuai perkembangan jaman. Contoh: emansipasi wanita dalam
kehidupan masyarakat memunculkan banyak wanita karier, dll.
b. Penyimpangan negatif
Adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan
mengakibatkan hal yang buruk. Contoh: pencurian, pelacuran, perampokan, dll.
Penyimpangan negatif dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Penyimpangan Primer
Adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat sementara dan tidak
berulang-ulang. Misalnya: seseorang yang menunda pembayaran pajak karena alasan
keuangan yang tidak mencukupi, seorang siswa datang terlambat karena ban sepeda motornya
bocor, siswa tidak mengenakan seragam lengkap saat upacara, siswa tidak mengerjakan tugas
dll.
 Ciri-ciri penyimpangan primer:
1) Bersifat sementara.
2) Gaya hidupnya tidak didominasi oleh
perilaku menyimpang.
3) Masyarakat masih Mentolerir /
menerima.
2. Penyimpangan Sekunder
Adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup
parah serta mengganggu orang lain. Misalnya: mabuk-mabukkan, mencuri, merampok,
memperkosa, menipu, dll.
 Ciri-ciri penyimpangan sekunder :
1) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.
2) Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku tersebut.
3. Berdasarkan pelakunya
a. Penyimpangan Individual
Adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu
kebudayaan yang telah mapan. Misalnya: seseorang yang bertindak sendiri tanpa rencana
melaksanakan suatu kejahatan, pembangkang, pelanggar, perusuh, dll.
b. Penyimpangan Kelompok
Adalah tindakan yang dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi,
sehingga individu atau kelompok di dalamnya mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.
Misalnya: kelompok teroris, geng motor yang sering melakukan tindak kriminal, kelompok
perampok, kelompok pengedar narkoba, dll.
D. Sebab-Sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang
a. Penyimpangan sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna
Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, seorang
individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak pantas. Ini terjadi karena
seseorang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna dimana agen-agen sosialisasi tidak
mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Contohnya seseorang yang berasal dari
keluarga broken home dan kedua orang tuanya tidak dapat mendidik si anak secara sempurna sehinga
ia tidak mengetahui hak-hak dan kewajibanya sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota
masyarakat. Perilaku yang terlihat dari anak tersebut misalnya tidak mengenal disiplin, sopan santun,
ketaatan dan lain-lain.
b. Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang
Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma
budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki oleh
anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib masyarakat. Contoh kelompok
menyimpang diantaranya kelompok penjudi, pemakai narkoba, geng penjahat, dan lain-lain.
c. Penyimpangan sebagai hasil proses belajar yang menyimpang                           
Proses belajar ini melalui interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang
berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Penyimpangan inipun dapat belajar dari proses
belajar seseorang melalui media baik buku, majalah, koran, televisi dan sebagainya.

E. Teori Para Ahli Tentang Penyimpangan Sosial


1. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland . Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari
pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses
alih budaya (cultural transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan
menyimpang (deviant subculture). Contohnya perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut
dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui
pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku
menyimpang.
2. Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang
karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan
atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary
deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan
terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang
dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary
deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung.
3. Teori Fungsi
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim . Menurut teori ini, keseragaman dalam kesadaran moral
semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena setiap individu berbeda satu sama lain.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisik, dan keturunan. Oleh
karena itu dalam suatu masyarakat orang yang berwatak jahat akan selalu ada, dan kejahatanpun juga
akan selalu ada. Durkheim bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat, karena
dengan adanya kejahatan, maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.
4. Teori Konflik
Teori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx . Para penganut teori ini
berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku
menyimpang diciptakan oleh kelompokkelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi
kepentingan mereka sendiri. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan cerminan
kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan
mereka.
5. Teori Tipologi Adaptasi
Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba menjelaskan penyimpangan melalui
struktur sosial. Menurut teori ini, struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis
saja, tetapi juga menghasilkan perilaku menyimpang. Dalam struktur sosial dijumpai tujuan atau
kepentingan, di mana tujuan tersebut adalah halhal yang pantas dan baik. Selain itu, diatur juga cara
untuk meraih tujuan tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan (cita-cita) yang ditetapkan dengan
cara untuk mencapainya, maka akan terjadi penyimpangan. Dalam hal ini Merton mengemukakan
tipologi cara-cara adaptasi terhadap situasi, yaitu konformitas, inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan
pemberontakan (keempat yang terakhir merupakan perilaku menyimpang).
- Konformitas ( conformity ) , merupakan cara adaptasi dimana pelaku mengikuti tujuan dan cara yang
ditentukan oleh masyarakat. Misalnya Gaelan belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai ulangannya
bagus.
- Inovasi ( inovation ), terjadi apabila seseorang menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang diidamkan masyarakat, tetapi menolak norma dan kaidah yang berlaku. Misalnya untuk
memperoleh nilai UN yang baik, Arif tidak belajar, melainkan melalui joki UN.
- Ritualisme ( ritualism ), terjadi apabila seseorang menerima cara-cara yang diperkenankan secara
kultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan. Misalnya, walaupun tidak mempunyai keahlian
atau keterampilan di bidang komputer, Mita berusaha untuk mendapatkan ijazah itu agar diterima
kerja di perusahaanasing.
- Pengasingan diri ( retreatism ), timbul apabila seseorang menolak tujuan-tujuan yang disetujui
maupun cara-cara pencapaian tujuan tersebut. Dengan kata lain, pengasingan diri terjadi apabila nilai-
nilai sosial budaya yang berlaku tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang telah ditetapkan. Misalnya
tindakan siswa yang membakar dirinya sendiri karena tidak lulus Ujian Akhir Nasional.
- Pemberontakan ( rebellion ), terjadi apabila seseorang menolak sarana maupun tujuan yang disahkan
oleh kebudayaan dan menggantikannya dengan yang lain. Misalnya pemberontakan G 30S/PKI yang
ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.   
F. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
Penyalahgunaan narkoba: Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Dampak negatif
yang ditimbulkan akan menyebabkan berkurangnya produktivitas seseorang selama pemakaian bahan-bahan tersebut
bahkan dapat menyebabkan kematian.

Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Penyebab penyimpangan seksual antara
lain adalah pengaruh film-film porno, buku dan majalah porno.

Alkoholisme 
Alkohol disebut juga racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf. Orang yang
mengkonsumsinya akan kehilangan kemampuan mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial.
Sehingga seringkali pemabuk melakukan keonaran, perkelahian, hingga pembunuhan.
Kenakalan Remaja  
Gejala kenakalan remaja tampak dalam masa pubertas (14 – 18 tahun), karena pada masa ini jiwanya masih dalam
keadan labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif.

Anda mungkin juga menyukai