Anda di halaman 1dari 27

BAB 4: PERILAKUMENYIMPANG,

SIKAP ANTI SOSIAL, DAN


PENGENDALIAN SOSIAL
A.PERILAKU MENYIMPANG
1. PEGERTIAN PERILAKU MEYIMPANG
• James vander zanden:
Perilaku meyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai
hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah orang

• Paul B. Horton:
Perilaku peyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, perilaku menyimpang adalah


perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam
masyarakat.
2.ciri-ciri perilaku menyimpang
menurut Paul B.Horton ,penyimpangan sosial memiliki 6 ciri sebagai berikut:

a. Penyimpangan Harus Dapat Didefinisikan:


Tidak ada perbuatan yang begitu saja di nilai atau diangap
menyimpang.suatu perbuatan dikatakan menyimpang jika memang
didefinisikan sebagai penyimpang. Perilaku menyimpang bukanlah semata-mata
ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan
penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut.
contoh:Mengambil buah Mangga di kebun buah bukanlah suatu
peyimpangan jika tidak dinyatakan sebagai perilaku menyimpang dan melangar
norma yang berlaku dalam masyarakat, terutama norma tentang kepemilikan
tanaman.
b. Penyimpangan bisa diterima atau bisa di tolak

Perilaku menyimpampang tidak selalu merupakan hal yang negatif. Ada


beberapa peyimpangan yang diterima, bahkan dipuji dan dihormati, seperti
orang yang genius yang menggemukakan pendapat-pendapat baru yang
kadang-kadang bertentangan dengan pendapat umum atau pahlawan yang
gagah bereni dan sering terlibat peperangan.Sementara itu, perampokan,
pembunuhan, dan meyebarkan teror dengan bom atau gas beracun, dalam
penyimpangan yang ditolak oleh masyarakat.
c. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Di dalam suatu masyarakat tidak ada seorang pun yang termasuk kategori
sepenuhnya penurut (konfirmasi) ataupun sepenuhnya peyimpang. Pada
dasarnya semua orang normal pasti pernah melakukan tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku, namun pada batas-batas
tertentu yang sifatnya relatif untuk setiap orang –orang.
d. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal

Budaya ideal disini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat. Namun, dalam kenyataannya, tidak ada seorang pun yang patuh terhadap
peraturan resmi tersebut.

e. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan sosial


Apabila suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu perbuatan yang ingin
sekali diperbuat oleh banyak orang, akan muncul “norma-norma penghindaran”. Norma penghindaran
adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keiginan mereka tanpa harus menetang
nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka . Contohnya Bar.

f. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

Penyimpangan sosial tidak selalu menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat diangap sebagai
alat pemelihara ketenagan atau ketentraman. DIsatu pihak masyarakat memerlukan keteraturan dan
kepastian dalam kehidupan.
3.Peyebab Perilaku Menyimpang
a. Sudut Pandang Sosiologi

• Perilaku menyimpang karena sosialisasi :


Seseorang mempelajari atau menyerap nilai dan norma melalui sosialisasi. Jika
proses peyerapan dan pengalam nilai-nilai tersebut mendapatkan gangguan sehingga
berjalan kurang sempurna, akan terjadi perilaku menyimpang.

• Perilaku menyimpang karena anomi


Anomi diartikan sebagai suatu suatu keadaan di masyarakat tanpa norma yang
disepakati bersama.

• Perilaku menyimpang karena differential assocation


Menurut Edwin H.Sutherland, penyimpangan terjadi akibat adanya asosiasi yang
berbeda terhadap kejahatan. Semakin tinggi derajat interaksi dengan orang yang
berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan seseorang belajar
bertingkah laku yang menyimpang.
b. Sudut Pandang Biologi
Sebagian besar ilmuan abad XIX berpandangan bahwa kebanyakan perilaku
menyimpang disebabkan oleh faktor-faktor biologis, seperti tipe sel-sel tubuh. Para ahli
sosiologi sangat meragukan kebenaran teori tipe tubuh. Para ilmuwan lainnya
menganggap faktor biologis secara relatif tidak penting pengaruhnya terhadap
penyimpangan perilaku

c. Sudut Pandang Psikologis


Teori psikologi berpendapat bahwa penyakit mental dan gangguan kepribadian
berkaitan erat dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang
seringkali dianggap sebagai suatu gejala penyakit mental.
d. Sudut pandang kriminiologi
1. Teori Konflik
Dalam teori ini, terdapat dua macam konflik, sebagai berikut:

a. Konflik budaya
Terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayan khusus yang masing-
masing cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai.
Tiap kelompok menjadikan norma kebudayannya sebagai peraturan resmi. Akibatnya, orang-
orang yang menganut budaya berbeda diangap sebagi penyimpang.
b. Konflik kelas sosisal
Terjadi akibat suatu kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi
kepentiganya. Pada kondisi ini, terjadi ekspolitasi kelas atas terhadap kelas bawah. Merka yang
menentang hak-hak istimewa kelas atas diangap mempunyai perilaku menyimpang sehingga di
cap penjahat.
2. Teori pengendalian
Kebayakan orang menyesuaikan diri dengan nilai dominan karena dengan adanya
pengendalian dari dalam maupun di luar. Pengendalian dari dalam berupa norma yang dihayati
dan nilai yang di pelajari seseorang. Pengendalian dari luar berupa imbalan sosial terhadap
konformitas dan sanksi hukuman terhadap tindakan penyimpangan.
4.Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
a. Berdasarkan kekerapanya

1. Penyimpangan sosial primer


Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara. Orang yang
melakukannya masih tetap dapat diterima oleh kelompak sosialnya karena tidak terus-menerus
melangar aturan.
2. Peyimpangan sosial secara sekunder
Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelakunya secara
terus-menerus meskipun telah diberikan sanksi-sanksi. Oleh karena itu, para pelakunya secara umum
dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang.

b. berdasarkan jumlah orang yang terlibat


1. Peyimpangan individu
Penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa orang lain. Hanya satu individu yang melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan norma yang berlaku.
2. Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok terjadi apabila perilaku penyimpang tersebut dilakukan bersama-sama
dalam suatu kelompok tertentu. Individu yang termasuk dalam situasi seperti ini bertindak sesuai
dengan norma-norma subkebudayaannya.
c. Berdasarkan Tipenya
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Apabila berbicara kejahatan,
yang kita maksudkan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalam kitab undang-undang Hukum
Pidana (KUHP), seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian,
dengan kekerasan, penipuan, atau berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent
offanses (kejahatan yang disertai kekerasan pada orang lain) dan property offanses (kejahatan
yang milik orang).

1. Kejahatan tanpa korban


Kejahatan yang mengakibatkan penderiaan pada korban akibat tindakpidana orang lain.
Contoh: perbuatan berjudi, penyalahgunaan obat terlarang, mabuk-mabukan, hubungan seks
tidak sah dilakukan secara suka rela.

2. Kejahatan Terorganiasi
Pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum.
Contoh jaringan penjualan anak dan jaringan penjualan narkoba internasiona

3) Kejahatan kerah putih


kejahatan ini merupakan tipe kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan
oleh terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam pekerjaannya. Contoh: karyawan
perusahaan melakukan penggelapan uang perusahaan.
4) Kejahatan kerah biru
merupakan kejahatan yang dilakukan secara konvesional pelakunya adalah orang-orang
dari kelas rata-rata, misalnya pencurian, penipuan, perampokan penjebretan, dan sebagainya.

5) Kejahatan korporat
kejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan
tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misalnya suatu perusahaan membuang
limbah ke sungai.

5. Bentuk-Bentuk perilaku menyimpang


a. Penyalahgunaan narkoba
Pada awalnya, sebagian narkotika dan obat-obatan terlarang di pergunakan oleh
kalangan dokter untuk mengurangi rasa sakit berlebihan yang di alami oleh pasien-pasiennya.
Akan tetapi, obat-obatan tersebut akhirnya menjadi “obat terlarang” karena digunkan oleh
orang-orang yang sehat secara jasmani untuk mengrangi tingkat kesadaran dan memperoleh
rasa nikmat meskipun sesaat. Kelompok remaja adalah kelompok masyarakat yang sangat
rentan terhadap bahaya penyalahgunaan obat-obatan tersebut, sebab pada usia remaja, orang
memiliki rasa ingin tahu yang besar sedangkan kendali dirinya yang lemah karena jiwanya belum
matang.
b.Perkelahian pelajar
perkelahian antarpelajar,sering disebut tawuran pelajar,pada mulanya hanya fenomena
yang terdapat pada pelajar-pelajar di kawasan perkotan .sekarang ini tawuran turut menjadi
mode bagi pelajar-pelajar yang jauh dari perkotan. Perkelahian,baik antara dua
pelajar maupun antar kelompok-kelompok pelajar,merupakan salah satu meyimpang.

c. Peyimpangan seksual
Naluri seksual yang dimiliki manusia merupakan anugrah tuhan.keberadan manusia di
bumi ini berlangsung terus menerus karena dilanjutkan oleh keturunan –keturunan baru.Akan
tetapi, naluri seksual yang tidak terkendali atau dilakukan tanpa aturan akan mendatangkan
kekacauan di dalam masyarakat, antara lain adalah berjangkitnya peyakit kelamin,
perkelahian,ganguan jiwa dan emosional pada anak hasil hubungan itu,serta menurunnya
kualitas manusia karena ketidakmampuan memberikan pendidikan yang layak akibat
kehamilan tak terencana.

d. Tindakan kriminal atau kejabatan


Tindakan kriminal atau tindakan kejahatan umumnya dilihat sebagai tindakan
bertatangan dengan norma hukum dan norma agama yang berlaku di masyakat.
B. Sikap Anti Sosial
1. Pengertian sikap anti sosial
Sikap anti sosial sering di pandang sebagai sikap dan perilaku yang tidak
mempertimbangkan penilain dan keberdaan orang lain ataupun masyarakat secara umum di
sekitarnya. Seseorang yang anti sosial menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab serta
kurangnya penyesalan atas kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan.

2. Faktor yang memengaruhi sikap anti sosial

- terdapat norma dan nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan dengan keinginan masyarakat
sehingga terjadi kesenjangan budaya, termasuk pola pikir masyarakat
- Pemimpin yang kurang sigap dan tanggap atas fenomena sosial dalam masyarakat serta
tidak mampu menerjemahkan keinginan masyarakat secara keseluruhan
- Masyarakat kurang siap untuk menerima perubahan dalam tatanan masyarakat
- Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima bentuk perbedaan sosial
dalam masyarakat sehingga akan mengakibatkan kecemburuan sosial.
- Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Hal ini
akan menimbulkan guncangan budaya bagi masyarakat yang belum siap untuk menerima
ideologi baru tersebut.
3. Bentuk-bentuk Perilaku AntisosIal
a. Berdasarkan penyebabnya
1. Sikap anti sosial yang muncul karena penyimpangan (deviasi) individual
• Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk pada peringatan orang-
orang yang berwenang di lingkungan tersebut.
 Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasehat-
nasehat yang ada di lingkungan tersebut
 Pelanggar, yaitu orang yang melanggra norma-norma umum atau
masyarakat yang berlaku
 Penjahat, yaitu orang-orang yang mengabaikan norma-norma umum
masyarakat, berbuat sehendak hati yang dapat menimbulkan kerugian-
kerugian harta jiwa di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya.
2. Sikap anti sosial yang muncul karena penyimpangan situasional
Penyimpangan situasional merupakan fungsi pengaruh kekuatan-kekuatan situasi diluar
individu atau dalam situasi ketika individu merupakan bagian yang tak terpisahkan di
dalamnya.

a. Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang keluar dari mulut
pekerja yang di PHK secara sepihak oleh perusahan tempat mereka bekerja
b. Tingkah laku kasar pada golongsa remaja
c. Tekanan batin yang dialami perempuan-perempuan yang mengalami menopouse
d. Homoseksual yang terjadi pada para narapidana di lembaga pemasyarakatan
e. Penyimpangan seksual yang terjadi karena seseorang menunda-nunda perkawinan.

3. sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan biologis


Peyimpangan biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan memberikan
persepsi atau menimbulkan respon-respon tertentu.

a. ciri-ciri ras, sebagai tinggi badan, roman muka, dan bentuk badan.
b. ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka dan cacat bawaan lahir.
c. ciri-ciri karena ganguan fisik ,seperti kehilangan anggota tubuh secara baik dan
tidak dapat dikendalikan lagi, seperti epilepsi dan tremor.
4. Sikap anti sosial yang bersifat sosiokultural

a. Primordialisme
suatu sikap pandangan yang menujukan sikap berpengah tengah pada hal-hal yang
sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, agama, ataupun asal –usul
kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang.

b. Etnosentrisme dan fanantisme suku bangsa


suatu sikap menilai kebudayan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran
yang berlaku di masyarakat sendiri.

c. hedonisme
suatu sikap manusia yang mendasarkan diri kepada pola kehidupan yang serba
mewah, glamor, dan menempatkan kesenangan materil di atas segalanya.

d. fanantisme
suatu sikap yang mencintai atau meyukai suatu hal secara berlebihan. mereka tidak
memendulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut.
Fanantisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau
konflik.
b. Berdasarkan sifatnya
1. Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja
Tindakan ini dilakukan secara sadar oleh pelaku, namun tetap tidak mempertimbangkan
penilain orang lain terhadap tindakan tersebut. Misalnya, fandalisme atau aksi coret-coret pada
tembok rumah orang lain.

2. Tindakan antisosial karena tidak peduli


Tindakan ini dilakukan karena ketidakpedulian si pelaku terhadap keberadan
masyarakat disekitarnya. Misalnya, membuang sampah di sembarangan tempat atau mengebut
ketika di jalan raya. Tindakan antisosial tidak selalu digolongkan sebagai tindak kriminal dan
berakibat pada pemejaran si pelaku. Ada beberapa tondakan antisosial yang tidak langsung
merugikan orang lain. Misalnya, menarik diri atau mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat
sehari-hari. Namun,sabagian besar tindakan antisosial merupakan tindakan yang melanggar
norma-norma hukum dan merugikan orang
Soerjono soekanto (1983:30-31) mencatat ada tiga istilah berkaitan dengan sikap anti sosial,
sebagai berikut:

1. Antikonformitas (rebellion)

Yaitu suatu pelanggaran terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial yang disengaja oleh
individu atau kelompok tertentu. Misalnya, mencuri, membuat keributan, membunuh dan
mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.

2. Aksi antisosial
Yaitu suatu aksi yang menempatkan kepentingan pribadi atu kepentingan kelompok tertentu
atas kepentingan umum. Misalnya, menutup jalan raya atau jalan umum untuk acara tertentu
sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.

3. Antisosial grudge
Yaitu rasa sakit atau dendam terhadap masyarakat atu terhadap aturan sosial tertentu
sehingga menimbulkan perilaku menyeleweng. Sikap ini disebut pula dendam antisosial.
Misalnya, minum minuman beralkohol secara berlebihan atau peyalahgunaan obat-obatan
terlarang karena merasa kurang dihargai oleh masyarakat sekitarnya.
C. Pengendalian Sosial

1. Pegertian Pengendalian Sosial


Pengendalian sosial (social control) adalah pengawasan dari suatu kelompok
terhadap kelompaok lain yang dimaksudkan mengarahkan peran-peran individu atau
kelompok sebagai bagian dari masyarakat agar tercipta situasi kemasyarakatan sesuai
yang diharapkan.

Joseph S. roucek
Pengendalian sosial adalah segala proses baik direncanakan maupun tidak, yang
bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksakan warga masyarakat agar memenuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggotanya yang meyimpang.
2. Sifat Pengendalian Sosial

a. Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah semua bentuk pencegahan terhadap
terjadinya ganguan-ganguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan. Tindakan
preventif mencegah kemungkinan terjadinya pelangaran-pelangaran terhadap norma –
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Contoh:
 Guru menegur siswa yang tidak megerjakan tugas-tugas sekolah.
 Seorang Ibu mengingatkan putrinya agar tidak pulang larut malam karena
berbahaya bagi keselamatanya.

b. Represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk
mengembalikan keserasian yang pernah tergangu karena terjadinya suatu pelanggaran.
Pengendalian sosial represif dilakukan dengan cara menjatuhkan saksi sesuai dengan
besar kecilnya pelangaran yang dilakukan.
Contoh:
1. Menjatuhkan denda terhadap para pelanggar peraturan lalu lintas di jalan raya.
2.Menskros siswa-siswi yang berulang-ulang melangar peraturan sekolah.

3.Proses pengendalian sosial


a. Persuasif
Pengendalian secara persuasif dilakukan tidak dengan kekerasan karena individu
atau kelompok diajak, disarankan, dan dibimbing untuk mematuhi atau berperilaku sesuai
dengan kaidah masyarakat.

b. Koersif
Pengendalian secara koersif dilakuakan dengan cara kekerasan atau paksan. Cara ini
sering dilakukan didalam masyarakat yang keadanya berubah-ubah. Dalam keadan seperti
ini, pengendalian sosial juga berfungsi membentuk kaidah-kaidah. Baru untuk
mengantikan kaidah-kaidah yang lama telah goyah.
Pengendalian secara paksan ini dibagikan 2 macam sebagai berikut:
1. Kompulasi (paksaan)
Kadang yang disengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa menuruti atau
mengubah sifatnya, dan menghasilkan suatu kepatuhan yang sifatnya tidak langsung.
2.Pervasi (pengisian)
suatu cara penanaman atau pengenalan norma secara berulang –ulang, dengan
harapan hal yang berulangh-ulang ini akan masuk dalam kesadaran orang mengubah
sikapnya sesuai diinginkan. Misal, penataran atau bimbingan yang dilakukan terus-
menurus baik pada individu atau kelompok

4. Fungsi Pengendalian Sosial


a. Mempertebal Keyakinan Masyarakat Terhadap Norma Sosial
Penanaman keyakinan terhadap norma sosial yang baik sangat diperlukan dalam
rangka keberlangsungan tatanan masyarakat. Penanaman keyakinan akan norma sosial
Yang baik ini dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut.

. Melalui lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan keluarga. Melalui lembaga ini, seorang
anak meyakini norma-norma sosial yang baik.
.
b.Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
Imbalan disini mulai berupa pujian dan penghormatan, hingga pemberian hadiah
(reward) yang berupa materi. Pemberian imbalan ini bertujuan agara anggota masyarakat tetap
melakukan perbuatan yang baik dan senantiasa memberikan contoh yang baik kepada orang lain
di sekitarnya.

c.Mengembangkan rasa malu


Setiap anggota masyarakat memiliki “rasa malu”, akan tetapi dengan ukuran
yang berbeda-beda antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya. budaya malu
berkenaan dangan “harga diri”.

d. Mengembangkan rasa takut


perasaan takut akan mengarahkan seseorang untuk tidak melakukan
perbuatan yang dinilai mengandung resiko. Dengan demikian, orang akan
berkelakukan baik dan taat pada tata kelakuan atau adat istiada sebab sadar bahwa
perbuatan yang menyimpang dari norma-norma itu berakibat tidak baik bagi dirinya
maupun orang lain di sekitarnya.

e. menciptakan sistem hukum


Sistem hukum merupakan aturan yang di susun secara resmi dan di sertai
aturan tentang ganjaran atau sanksi tegas yang harus di terima oleh seseorang yang
melakukan penyimpangan (pelanggaran)
5. Jenis Lembaga Pengadilan Sosial
a. Lembaga kepolisian
Sejak kecil kita diajarkan bahwa polisi adalah penegak hukum atau pranata sosial yang
bertugas menegakan kaidah-kaidah sosial, khususnya kaidah formal dalam masyarakat.

b. Pengadalian
Pengadilan adalah lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menagani
perselisihan-perselisihan atau pelenggaaran-pelanggaran kaidah dalam masyarakat.

c. Lembaga adat
Adat istiadat berisi nilai,norma,kaidah sosial yang dphami,diakui,dijalankan,dan
dipelihara terus menerus.
adat mempunyai tingkatan sebagai berikut .
1. Mode
Adat yang lazim berisi kebiasan-kebiasan dan bersifat sementara, misalnya berpakaian
dan kesenian.
2. Tradisi
Adat yang melembanga dan sudah lama berjalan secara turun temurun.
3.Upacara
Adat istiadat yang dipakai untuk merayakan hal-hal resmi.
4. Etiket
Tata cara dalam masyarakat dan sopan santun dan upaya memelihara hubungan baik
antara sesama manusia.
5.Folkways
Adat basa basi yang dijalankan dalam masyarkat sehari-hari kerena dianggap baik dan
menyenangkan.

D.Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar, dihormati,dan disegani
dalam suatu masyarakat karena aktivitas nya, kecakapannya,dan sifat-sifat tertentu yang dimiliki
nya

6.Cara-cara pengendalian sosial


a. Pengendalian sosial secara formal
1.Pengendalian sosial secara hukum fisik
Pengendalian sosial ini dilakukan secara resmi (formal) maupun tidak resmi (non formal).
Secara formal artinya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang resmi atau diakui keberadaanya,
paling tidak bagi individu atau kelompok yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kaidah,
misalnya kepolisian,sekolah dan lembaga pemasyarakatan (LP). Misal, penembakan terhadap
pelaku kejahatan

2.Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan


Dalam pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan,seseorang di arahkan perilakunya
agar sesuai dengan tuntutan kaidah0kaidah sosial yang berlaku dalam masyarakat.
3.Pengendalian sosial melalui ajaran agama
Dalam agama ada ajaran tentang kebenaran yang suci menurut penganutnya masing-
masing. Perbuatan-perbuatan yang arif, bijaksana, dan pengabdian terhadap penguasa alam
semesta adalah pokok-pokok paling penting dalam ajaran agama.

b. Pengendalian secara informal


1. Desas-desus (gosip)
Gosip adalah berita /informasi yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan
fakta atau bukti-bukti kuat biasanya desas-desus muncul kepermukaan melalui cra- cara yang
tidak terbuka atau di sebarkan melalui saluran-saluran yang tidak resmi, biasanya dari mulu-
kemulut. Desas-desus muncul apabila kritik sosial secara terbuka tidak dapat lagi di lakukan atau
sangat membahayakan

2. Pengucilan
Pengucilan adalah suatu tindakan pemuttusan hibingan sosial oleh masyarakat atau
sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok kecil orang lainnya. Dengan pengucilan
ini, terjadi sikap masa bodoh (tidak peduli) terhadap orang yang sedang dikucilkan.
3. Celaan
Celaan merupakan tindakan kritik atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap dan
perilaku yang tidak sejala (tidak sesuai) dengan pandangan, sikap dan perilaku anggota
kelompok pada umumnya celaan lebih mudah di mengerti oleh seseorang karena di ekspresikan
dengan ucapan, proses, atau kritik yang terbuka dan langsung menuju pesasaran.

4. Ejekan
Ejekan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata
hiasan,berumpamaan,atau kata-kata yang berlebihan, serta bermakna negatif. Kadang-kadang
digunakan kata-kata yang artinya berlawanan dengan yang di maksud.

Anda mungkin juga menyukai