• Paul B. Horton:
Perilaku peyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Budaya ideal disini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat. Namun, dalam kenyataannya, tidak ada seorang pun yang patuh terhadap
peraturan resmi tersebut.
Penyimpangan sosial tidak selalu menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat diangap sebagai
alat pemelihara ketenagan atau ketentraman. DIsatu pihak masyarakat memerlukan keteraturan dan
kepastian dalam kehidupan.
3.Peyebab Perilaku Menyimpang
a. Sudut Pandang Sosiologi
a. Konflik budaya
Terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayan khusus yang masing-
masing cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai.
Tiap kelompok menjadikan norma kebudayannya sebagai peraturan resmi. Akibatnya, orang-
orang yang menganut budaya berbeda diangap sebagi penyimpang.
b. Konflik kelas sosisal
Terjadi akibat suatu kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi
kepentiganya. Pada kondisi ini, terjadi ekspolitasi kelas atas terhadap kelas bawah. Merka yang
menentang hak-hak istimewa kelas atas diangap mempunyai perilaku menyimpang sehingga di
cap penjahat.
2. Teori pengendalian
Kebayakan orang menyesuaikan diri dengan nilai dominan karena dengan adanya
pengendalian dari dalam maupun di luar. Pengendalian dari dalam berupa norma yang dihayati
dan nilai yang di pelajari seseorang. Pengendalian dari luar berupa imbalan sosial terhadap
konformitas dan sanksi hukuman terhadap tindakan penyimpangan.
4.Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
a. Berdasarkan kekerapanya
2. Kejahatan Terorganiasi
Pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum.
Contoh jaringan penjualan anak dan jaringan penjualan narkoba internasiona
5) Kejahatan korporat
kejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan
tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misalnya suatu perusahaan membuang
limbah ke sungai.
c. Peyimpangan seksual
Naluri seksual yang dimiliki manusia merupakan anugrah tuhan.keberadan manusia di
bumi ini berlangsung terus menerus karena dilanjutkan oleh keturunan –keturunan baru.Akan
tetapi, naluri seksual yang tidak terkendali atau dilakukan tanpa aturan akan mendatangkan
kekacauan di dalam masyarakat, antara lain adalah berjangkitnya peyakit kelamin,
perkelahian,ganguan jiwa dan emosional pada anak hasil hubungan itu,serta menurunnya
kualitas manusia karena ketidakmampuan memberikan pendidikan yang layak akibat
kehamilan tak terencana.
- terdapat norma dan nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan dengan keinginan masyarakat
sehingga terjadi kesenjangan budaya, termasuk pola pikir masyarakat
- Pemimpin yang kurang sigap dan tanggap atas fenomena sosial dalam masyarakat serta
tidak mampu menerjemahkan keinginan masyarakat secara keseluruhan
- Masyarakat kurang siap untuk menerima perubahan dalam tatanan masyarakat
- Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima bentuk perbedaan sosial
dalam masyarakat sehingga akan mengakibatkan kecemburuan sosial.
- Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Hal ini
akan menimbulkan guncangan budaya bagi masyarakat yang belum siap untuk menerima
ideologi baru tersebut.
3. Bentuk-bentuk Perilaku AntisosIal
a. Berdasarkan penyebabnya
1. Sikap anti sosial yang muncul karena penyimpangan (deviasi) individual
• Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk pada peringatan orang-
orang yang berwenang di lingkungan tersebut.
Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasehat-
nasehat yang ada di lingkungan tersebut
Pelanggar, yaitu orang yang melanggra norma-norma umum atau
masyarakat yang berlaku
Penjahat, yaitu orang-orang yang mengabaikan norma-norma umum
masyarakat, berbuat sehendak hati yang dapat menimbulkan kerugian-
kerugian harta jiwa di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya.
2. Sikap anti sosial yang muncul karena penyimpangan situasional
Penyimpangan situasional merupakan fungsi pengaruh kekuatan-kekuatan situasi diluar
individu atau dalam situasi ketika individu merupakan bagian yang tak terpisahkan di
dalamnya.
a. Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang keluar dari mulut
pekerja yang di PHK secara sepihak oleh perusahan tempat mereka bekerja
b. Tingkah laku kasar pada golongsa remaja
c. Tekanan batin yang dialami perempuan-perempuan yang mengalami menopouse
d. Homoseksual yang terjadi pada para narapidana di lembaga pemasyarakatan
e. Penyimpangan seksual yang terjadi karena seseorang menunda-nunda perkawinan.
a. ciri-ciri ras, sebagai tinggi badan, roman muka, dan bentuk badan.
b. ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka dan cacat bawaan lahir.
c. ciri-ciri karena ganguan fisik ,seperti kehilangan anggota tubuh secara baik dan
tidak dapat dikendalikan lagi, seperti epilepsi dan tremor.
4. Sikap anti sosial yang bersifat sosiokultural
a. Primordialisme
suatu sikap pandangan yang menujukan sikap berpengah tengah pada hal-hal yang
sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, agama, ataupun asal –usul
kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang.
c. hedonisme
suatu sikap manusia yang mendasarkan diri kepada pola kehidupan yang serba
mewah, glamor, dan menempatkan kesenangan materil di atas segalanya.
d. fanantisme
suatu sikap yang mencintai atau meyukai suatu hal secara berlebihan. mereka tidak
memendulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut.
Fanantisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau
konflik.
b. Berdasarkan sifatnya
1. Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja
Tindakan ini dilakukan secara sadar oleh pelaku, namun tetap tidak mempertimbangkan
penilain orang lain terhadap tindakan tersebut. Misalnya, fandalisme atau aksi coret-coret pada
tembok rumah orang lain.
1. Antikonformitas (rebellion)
Yaitu suatu pelanggaran terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial yang disengaja oleh
individu atau kelompok tertentu. Misalnya, mencuri, membuat keributan, membunuh dan
mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.
2. Aksi antisosial
Yaitu suatu aksi yang menempatkan kepentingan pribadi atu kepentingan kelompok tertentu
atas kepentingan umum. Misalnya, menutup jalan raya atau jalan umum untuk acara tertentu
sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.
3. Antisosial grudge
Yaitu rasa sakit atau dendam terhadap masyarakat atu terhadap aturan sosial tertentu
sehingga menimbulkan perilaku menyeleweng. Sikap ini disebut pula dendam antisosial.
Misalnya, minum minuman beralkohol secara berlebihan atau peyalahgunaan obat-obatan
terlarang karena merasa kurang dihargai oleh masyarakat sekitarnya.
C. Pengendalian Sosial
Joseph S. roucek
Pengendalian sosial adalah segala proses baik direncanakan maupun tidak, yang
bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksakan warga masyarakat agar memenuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggotanya yang meyimpang.
2. Sifat Pengendalian Sosial
a. Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah semua bentuk pencegahan terhadap
terjadinya ganguan-ganguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan. Tindakan
preventif mencegah kemungkinan terjadinya pelangaran-pelangaran terhadap norma –
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Contoh:
Guru menegur siswa yang tidak megerjakan tugas-tugas sekolah.
Seorang Ibu mengingatkan putrinya agar tidak pulang larut malam karena
berbahaya bagi keselamatanya.
b. Represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk
mengembalikan keserasian yang pernah tergangu karena terjadinya suatu pelanggaran.
Pengendalian sosial represif dilakukan dengan cara menjatuhkan saksi sesuai dengan
besar kecilnya pelangaran yang dilakukan.
Contoh:
1. Menjatuhkan denda terhadap para pelanggar peraturan lalu lintas di jalan raya.
2.Menskros siswa-siswi yang berulang-ulang melangar peraturan sekolah.
b. Koersif
Pengendalian secara koersif dilakuakan dengan cara kekerasan atau paksan. Cara ini
sering dilakukan didalam masyarakat yang keadanya berubah-ubah. Dalam keadan seperti
ini, pengendalian sosial juga berfungsi membentuk kaidah-kaidah. Baru untuk
mengantikan kaidah-kaidah yang lama telah goyah.
Pengendalian secara paksan ini dibagikan 2 macam sebagai berikut:
1. Kompulasi (paksaan)
Kadang yang disengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa menuruti atau
mengubah sifatnya, dan menghasilkan suatu kepatuhan yang sifatnya tidak langsung.
2.Pervasi (pengisian)
suatu cara penanaman atau pengenalan norma secara berulang –ulang, dengan
harapan hal yang berulangh-ulang ini akan masuk dalam kesadaran orang mengubah
sikapnya sesuai diinginkan. Misal, penataran atau bimbingan yang dilakukan terus-
menurus baik pada individu atau kelompok
. Melalui lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan keluarga. Melalui lembaga ini, seorang
anak meyakini norma-norma sosial yang baik.
.
b.Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
Imbalan disini mulai berupa pujian dan penghormatan, hingga pemberian hadiah
(reward) yang berupa materi. Pemberian imbalan ini bertujuan agara anggota masyarakat tetap
melakukan perbuatan yang baik dan senantiasa memberikan contoh yang baik kepada orang lain
di sekitarnya.
b. Pengadalian
Pengadilan adalah lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menagani
perselisihan-perselisihan atau pelenggaaran-pelanggaran kaidah dalam masyarakat.
c. Lembaga adat
Adat istiadat berisi nilai,norma,kaidah sosial yang dphami,diakui,dijalankan,dan
dipelihara terus menerus.
adat mempunyai tingkatan sebagai berikut .
1. Mode
Adat yang lazim berisi kebiasan-kebiasan dan bersifat sementara, misalnya berpakaian
dan kesenian.
2. Tradisi
Adat yang melembanga dan sudah lama berjalan secara turun temurun.
3.Upacara
Adat istiadat yang dipakai untuk merayakan hal-hal resmi.
4. Etiket
Tata cara dalam masyarakat dan sopan santun dan upaya memelihara hubungan baik
antara sesama manusia.
5.Folkways
Adat basa basi yang dijalankan dalam masyarkat sehari-hari kerena dianggap baik dan
menyenangkan.
D.Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar, dihormati,dan disegani
dalam suatu masyarakat karena aktivitas nya, kecakapannya,dan sifat-sifat tertentu yang dimiliki
nya
2. Pengucilan
Pengucilan adalah suatu tindakan pemuttusan hibingan sosial oleh masyarakat atau
sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok kecil orang lainnya. Dengan pengucilan
ini, terjadi sikap masa bodoh (tidak peduli) terhadap orang yang sedang dikucilkan.
3. Celaan
Celaan merupakan tindakan kritik atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap dan
perilaku yang tidak sejala (tidak sesuai) dengan pandangan, sikap dan perilaku anggota
kelompok pada umumnya celaan lebih mudah di mengerti oleh seseorang karena di ekspresikan
dengan ucapan, proses, atau kritik yang terbuka dan langsung menuju pesasaran.
4. Ejekan
Ejekan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata
hiasan,berumpamaan,atau kata-kata yang berlebihan, serta bermakna negatif. Kadang-kadang
digunakan kata-kata yang artinya berlawanan dengan yang di maksud.