Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI TENTANG PERILAKU

MENYIMPANG KRIMINALITAS DAN PENGENDALIAN SOSIAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pengantar Sosiologi

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

AFRIDO KURNIAWAN
2270233008

ADRINO SAPUTRA

DOSEN PENGAMPU :

WAHYUNI ENDILA, SS., M. Hum

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

LUBUK SIKAPING – PASAMAN

TAHUN 1444 H/ 2022 M


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT
yang melimpahkan nikmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Perilaku Menyimpang Kriminalitas dan pengendalian
sosial“.

Sholawat berangkaikan salam, semoga tercurahkan atas junjungan kita Nabi


Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan bagi umat nya. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah PENGANTAR SOSIOLOGI
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii

BAB I……………………………………………………………………………………….......

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………….1


B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
C. Tujuan………………………………………………………………………………….1

BAB II…………………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………2

A. Pengertian Perilaku Menyimpang……………………………………………………..2


B. Bentuk – Bentuk Perilaku Menyimpang………………………………………………3
C. Pengertian Kriminalitas……………………………………………………………….5
D. Perbedaan Perilaku Menyimpang dengan Kriminalitas………………………………6
E. Pengertian Pengendalian Sosial……………………………………………………....6
F. Fungsi Pengendalian Sosial…………………………………………………………..7

BAB III…………………………………………………………………………………………

PENUTUP…………………………………………………………………………………….8

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………8
B. Saran…………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberitaan ditelevisi saat ini banyak mengabarkan tentang berbagai macam


perilaku menyimpang, seperti penyalahgunaan narkoba, bunuh diri, pembegalan, dan
lain-lain.

Dalam kehidupan masyarakat, norma menjadi pedoman di dalam kehidupan


bermasyarakat dan tanpa disadari terbentuk pula lembaga-sosial penegak norma.
Anggota masyarakat ada yang berusaha untuk mempertahankan norma yang sudah
terbentuk, tetapi ada pula yang berusaha melanggar norma-norma tersebut.

Bagi anggota masyarakat yang berusaha melanggar norma tertentu akan


berhadapan dengan para penegak norma. Oleh karena itu, sangat penting dipelajari
mengapa ada yang berusaha untuk melanggar norma. Pelanggar norma disebut
sebagai penyimpang, yaitu orang yang dianggap berperilaku tidak sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?
2. Apa saja bentuk – bentuk dari perilaku menyimpang?
3. Apa yang dimaksud dengan kriminalitas?
4. Apa perbedaan perilaku menyimpang dengan kriminalitas?
5. Apa yang dimaksud dengan pengendalian sosial?
6. Apa saja fungsi pengendalian sosial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu perilaku menyimpang.
2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk dari perilaku menyimpang.
3. Untuk mengetahui apa itu kriminalitas.
4. Untuk mengetahui perbedaan perilaku menyimpang dengan kriminalitas.
5. Untuk mengetahui apa itu pengendalian sosial.
6. Untuk mengetahui apa saja fungsi pengendalian sosial.
1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Menyimpang

Menurut James W. Van der Zanden penyimpangan merupakan perilaku yang


dilakukan oleh sebagian besar orang dianggap sebagi hal yang tercela dan diluar batas
toleransi.

Menurut Bruce J. Cohen perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang


berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak – kehendak masyarakat atau kelompok
tertentu di dalam masyarakat.

Menurut Ronald A. Hordert Penyimpangan sosial adalah setiap tindakan yang


melanggar keinginan – keinginan bersama sehingga dianggap menodai kepribadian
kelompok yang akhirnya pelaku dikenai sanksi.

Menurut Gillin and Gillin perilaku menyimpang adalah perilaku yang


menyimapang dari norma dan nilai sosial keluarga dan masyarakat, yang menjadi
penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok.

Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang sosial adalah setiap perilaku


yang dinyatakan sebagai pelanggaran, terhadap norma – norma kelompok atau
masyarakat.

Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan berarti suatu tindakan yang


menyimpang dari norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial, dan menimbulkan
usaha dari pihak yang berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.

Menurut G. Kartopoetra perilaku menyimpang adalah perilaku yang


diekspresikan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang secara sadar atau tidak
sadar tidak menyesuaikan diri dengan norma – norma yang berlaku dan norma yang
diterima dari oleh sebagian besar anggota masyarakat.
2

Berdasarkan defenisi beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku


menyimpang memiliki unsur – unsur sebagai berikut :

1. Adanya suatu perbuatan atau tindakan.


2. Dilakukan secara sadar atau tidak sadar oleh seseorang atau sekelompok
orang.
3. Melanggar norma atau nilai sosial yang diakui masyarakat.
4. Pelaku mendapat sanksi dari pihak – pihak yang berwenang.
B. Bentuk – Bentuk Perilaku Menyimpang
1. Berdasarkan Sifatnya.
a. Penyimpangan Bersifat Positif

Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai


dampak positif terhadap sistem sosial, karena mengandung unsur – unsur
inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang.

Contoh : Emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang


memunculkan wanita karir.

b. Penyimpangan Bersifat Negatif

Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak


kearah nilai – nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal
yang buruk.

Contoh : Pencurian, perampokan, pelacuran dan pemerkosaan.

Bentuk – bentuk penyimpangan yang bersifat negatif terbagi dua, yaitu:

1) Penyimpangan Primer.

Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang di


lakukan secara tidak berulang dan bersifat tidak disengaja.
Contoh : Seorang siswa yang terlambat masuk sekolah karena ban
sepeda motornya bocor dan seseorang yang menunda pembayaran
pajak karena alasan masalah keuangan yg tidak mencukupi.
4

2) Penyimpangan Sekunder.

Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan yang


dilakukan secara berulang dan bersifat disengaja dan berakibat
mengganggu lingkungan sekitar maupun orang lain. Contoh : orang
yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam
keadaan mabuk.

2. Berdasarkan Pelakunya
a. Penyimpangan Individual

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan seseorang,


yang menyimpang dari norma – norma suatu kebudayaan yang telah tetap.
Misal : Seseorang bertindak sendiri tanpa berencana unttuk melaksanakan
kejahatan. Penyimpangan individual terbagi lima, yaitu :

1) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat


orang tua untuk mengubah pendirian yang kurang baik.
2) Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada
peringatan orang – orang.
3) Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma – norma
hukum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu –
rambu lalu lintas.
4) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan
norma – norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda
atau jiwa. Misalnya pembunuhan, mencuri dll.
5) Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
bohong maupun berkhianat.
b. Penyimpangan Kelompok.

Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh


sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok namun, bertentangan
dengan norma masyarakat yang berlaku. Contoh : Sekelompok orang yang
menyelundupkan narkotika atau obat – obatan terlarang.
5

c. Penyimpangan Campuran

Penyimpangan campuran adalah penyimpangan yang dilakukan oleh


suatu golongan sosial dengan organisasi yang rapi sehingga individu ataupun
kelompok di dalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan, dan
mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya remaja yang putus
sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan bermasyarakat, dan
berada dibawah pimpinan dari seorang tokoh sebuah organisasi rahasia yang
menyimpang dari norma umum.

C. Pengertian Kriminalitas

Menurut Kartono, Kriminalitas mencakup segala aktivitas yang tidak disetujui


oleh masyarakat karena melanggar aturan agama, sosial, hukum, dan juga merugikan
secara psikologis maupun ekonomis.

Menurut Bonger, Kriminalitas merupakan perilaku anti sosial yang dilakukan


secara sadar maupun tidak sadar, yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.

Menurut Eliat, Kriminalitas merupakan tingkah laku atau tindakan yang


melanggar hukum dan pelaku dapat mendapatkan hukuman berupa denda, kurungan
penjara dan hukuman mati.

Menurut Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro, Kriminalitas adalah


perbuatan kejahatan yang dapat diberikan sanksi berupa pidana dan dikucilkan oleh
masyarakat akibat melanggar norma – norma yang telah disepakati masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diartikan krimininalitas adalah


suatu bentuk tindakan sosial yang dilakukan individu maupun kelompok sosial yang
dilakukan secara sadar yang mana tindakan tersebut telah melanggar norma agama,
hukum, kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat.
6

D. Perbedaan Perilaku Menyimpang dengan Kriminalitas


Kriminalitas merupakan salah satu bentuk dari beberapa perilaku
menyimpang,tetapi perbedaannya yaitu:

1. Perilaku menyimpang ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat
negatif,sedangkan kriminalitas selalu bersifat negatif.

2. Perilaku menyimpang ada yang melanggar hukum ada juga yang tidak
melanggar hukum,sedangkan kriminalitas sudah pasti melanggar hukum.

3. sanksi dari perilaku menyimpang ada yang berupa pidana ada yang tidak,sedangkan
sanksi dari kriminalitas sudah pasti di pidana.

E. Pengertian Pengendalian Sosial

Menurut soerjono adalah terjadinya proses yang tujuannya


mengajak ,memaksa dan membimbing masyarakat untuk memenuhi aturan yang
berlaku ,baik yang dilakukan secara direncanakan atau pun tidak direncanakan.

Joseph S.Roucek : pengendalian sosial memiliki cakupan lebih luas dibandikan


pendapat soejono. Dimana pengendalian sosial tidak hanya fokus pada segala
prosesnya saja,tetapi banyak pandangan yang bersifat mendidik,mengajak hingga
memaksa masyarakat untuk tunduk pada nilai sosial yang berlaku.

Schaefer: pengendalian sosial bisa terjadi pada siapa saja, tanpa terkecuali.
Semua unsur masyarakat butuh pengendalian sosial.

Peter L.berger: pengendalian sosial sebagai upaya untuk menerbitkan anggota


masyarakat yang berbuat menyimpang menjadi tidak menyimpang.

Karel J.Veeger: pengendalian sosial dapat pula menyangkut tentang hubungan atau
sosialisasi dengan metade atau cara tertentu, yang bertujuan menyelaraskan kehendak
kelompok masyarakat.

Dari beberapa pendapat diatas, maka pengendalian sosial dapat di simpulkan


sebagai proses sosial yang terbentuk karena spontanitas maupun
direncanakan.pengendalian sosial dapat pula disimpulkan sebagai sistem atau proses
7

yang tidak hanya mendidik masyrakat, tapi juga bersifat memaksa


masyrakat agar berprilaku dan bersikap sesuai dengan norma sosial yang
berlaku.

F. Fungsi pengendalian sosial

1. Sebagai sarana untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat.

2. Sebagai alat pencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai – nilai dan


norma – norma sosial dalam masyarakat .

3. Sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat.

4. Sebagai sarana pengembangan budaya malu.

5. Sebagai alat penegak sistem hukum.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan defenisi beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku


menyimpang memiliki unsur – unsur sebagai berikut :

1. Adanya suatu perbuatan atau tindakan.


2. Dilakukan secara sadar atau tidak sadar oleh seseorang atau sekelompok
orang.
3. Melanggar norma atau nilai sosial yang diakui masyarakat.
4. Pelaku mendapat sanksi dari pihak – pihak yang berwenang.

Bentuk – bentuk perilaku menyimpang terbagi dua, yaitu : berdasarkan


sifatnya (positif dan negatif) dan berdasarkan pelakunya (individual, kelompok dan
campuran).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat diartikan krimininalitas adalah suatu


bentuk tindakan sosial yang dilakukan individu maupun kelompok sosial yang
dilakukan secara sadar yang mana tindakan tersebut telah melanggar norma agama,
hukum, kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat.

Perbedaan kriminalitas dengan perilaku menyimpang :

Kriminalitas merupakan salah satu bentuk dari beberapa perilaku


menyimpang,tetapi perbedaannya yaitu:

1. Perilaku menyimpang ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat
negatif,sedangkan kriminalitas selalu bersifat negatif.

2. Perilaku menyimpang ada yang melanggar hukum ada juga yang tidak
melanggar hukum,sedangkan kriminalitas sudah pasti melanggar hukum.

3. Sanksi dari perilaku menyimpang ada yang berupa pidana ada yang tidak,
sedangkan sanksi dari kriminalitas sudah pasti di pidana.
8

Dari beberapa pendapat , maka pengendalian sosial dapat di simpulkan


sebagai proses sosial yang terbentuk karena spontanitas maupun
direncanakan.pengendalian sosial dapat pula disimpulkan sebagai sistem atau proses
yang tidak hanya mendidik masyrakat, tapi juga bersifat memaksa masyrakat agar
berprilaku dan bersikap sesuai dengan norma sosial yang berlaku.

Fungsi pengendalian sosial :

1. Sebagai sarana untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat.

2. Sebagai alat pencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai – nilai dan


norma – norma sosial dalam masyarakat .

3. Sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat.

4. Sebagai sarana pengembangan budaya malu.

5. Sebagai alat penegak sistem hukum.

B. Saran

Meskipun penyusun menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penyusun
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penyusun. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penyusun harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Julyati Hisyam, Ciek.2021. Tinjauan Sosiologi. Jakarta : Bumi Aksara, 2018.

Dulkiah, M. 2020. Sosiologi Kriminal.

Mustofa, M. 2021. Kriminologi : Kajian Sosiologi Terhadap Kriminalitas, Perilaku


Menyimpang dan Pelanggaran Hukum. Prenda Media
iii

Anda mungkin juga menyukai