PENYIMPANGAN SOSIAL
Kelas : X.3
KOTA BENGKULU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta hidayah-nya
kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan kliping sosiologi ini dengan baik karena dengan
izin-nya saya dapat membuat dan menyelesaikan kliping sosiologi ini, walaupun masih banyak
kekurangan.
Saya ucapkan terima kasih kepada bunda rafina selaku guru bidang studi yang telah membimbing saya.
Besar harapan saya, kehadiran kliping ini dapat memberikan kontribusi bagi terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas serta mendorong siswa untuk menjadi generasi berprestasi.
Saya menyadari dalam penyusunan kliping ini masih banyak kekurangan maka dari itu negara
kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran dari sebuah pihak untuk memperbaiki kliping ini
sehingga menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar........................................................................................
2. Isi..............................................................................................................
3. Kesimpulan..............................................................................................
4. Daftar pustaka.........................................................................................
ISI
A. Pengertian penyimpangan sosial
Penyimpangan sosial adalah perilaku bertentangan yang dianggap tidak sesuai dengan norma
atau aturan berlaku. Penyebab penyimpangan sosial bermacam-macam, dan yang melakukan
penyimpangan ini bisa dari individu atau suatu kelompok di lingkup masyarakat.
Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang
dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang
berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau
norma sosial tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu
tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan
masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan
tersebut.
Menurut Profesor Robert M.Z. Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut
dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan
memperbaiki hal tersebut.
Menurut Ronald A Hordert : Penyimpangan sosial adalah setiap tindakan yang melanggar
keinginan-keinginan bersama sehingga dianggap menodai kepribadian kelompok yang akhirnya
pelaku dikenai sanksi
Menurut Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial
merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan
dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat
maupun kelompok di lingkungan tersebut.
Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F meiner yang menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita
memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.
1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang bertolak belakang dari
perilaku atau tindakan yang umum dilakukan.
2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang
atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang dianggap sebagai suatu tindakan
menyimpang norma maupun aturan yang ada dari suatu kelompok atau lingkungan
masyarakat.
3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang terjadi
karena adanya tindakan seseorang ataupun individu yang mengakibatkan reaksi dari
lingkungan masyarakat tempat dia berada.
4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai sesuatu tindakan menyimpang yang
dilakukan oleh seseorang akibat melanggar norma atau aturan yang ada pada lingkungan
masyarakat.
Penyimpangan sosial dapat berupa penyimpangan formal dan informal dari norma-norma
sosial. Jenis penyimpangan informal adalah hal-hal yang dianggap tidak dapat diterima dan
tidak pantas secara sosial. Sedangkan penyimpangan formal adalah perilaku yang melanggar
undang-undang, peraturan, dan aturan lainnya yang sudah ada aturan hukumnya.
Jenis perilaku penyimpangan ini cenderung dianggap tidak dapat diterima secara sosial,
tapi tidak melanggar hukum. Contoh penyimpangan sosial secara informal meliputi:
Perilaku ini umumnya diklasifikasikan sebagai tindakan kriminal dan dikenakan hukuman.
Beberapa contoh penyimpangan sosial bersifat formal yaitu:
Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat dan juga
perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai berikut.
Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.
a. Penyimpangan Positif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap
kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta
memperkaya wawasan masyarakat.
Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan
seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan
diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman. Salah satu contoh dari
penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman seorang wanita
dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain.
Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi
suami, namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi. Selain itu,
kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan sesuatu hal yang
kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang.
b. Penyimpangan Negatif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap
sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal
buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.
Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun
juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang
memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban.Penyimpangan negatif
juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary deviation
dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.
• Penyimpangan Primer merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya
hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Penyimpangan ini juga memiliki sifat yang tidak
terlalu signifikan dan tidak terlalu merugikan orang lain. Seperti pada contohnya adalah seorang siswa
yang telat datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja bocor sehingga menghambat
perjalanan. Contoh lainnya adalah seorang yang mengendarai motor melanggar aturan lalu lintas tanpa
di sengaja.
• Penyimpangan Sekunder
merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya nyata dan sering
dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Penyimpangan
ini merupakan suatu hal yang tidak dapat ditoleransi karena sudah melanggar norma atau peraturan
yang ada, seperti hukum yang berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada contohnya adalah
seseorang yang sering minum-minuman beralkohol dan pulang dengan kendaraan pribadi yang dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain yang terkena
dampaknya.
2. Penyimpangan Berdasarkan Prilaku
Dibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok, dan
penyimpangan campuran.
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu
yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari
penyimpangan individual adalah ketika seorang siswa di sekolah menyontek ketika mengerjakan ujian,
baik kepada teman maupun membuat contekan pribadi.
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak
dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari
perasaan dan juga dorongan secara kolektif. Contoh dari penyimpangan kelompok adalah para siswa
SMA atau Sekolah Menengah Akhir secara bergerombolan mengadakan balapan motor liar yang
mengganggu lalu lintas jalan raya.
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang
merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku
pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika seseorang yang
memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan
individu sudah tertutup dengan nilai-nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat
merugikan orang lain ataupun kelompok agama yang berbeda dengannya.
Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal tersebut, yaitu:
Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat
mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari
yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang. Contohnya adalah, dengan semakin
banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka mengenai emansipasi wanita, tetap ada
beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini tersebut.
Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada
mereka menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.
Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak tersebut,
jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai
menyimpang dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai
hal itu.
3. Teori Labelling
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun
individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok
disekitarnya.Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana
orang yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal tersebut
belum tentu benar.
Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut
menjadi negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun
perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif.
Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta golongan
membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti halnya yang
dibahas dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun.
4. Teori Anomie
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun
kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam
hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial.
Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki
batasan-batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh malam,
sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam pulang, sehingga
dia tidak mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan sosial.
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau individu
dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus berinteraksi dengan
individu lain yang memiliki sifat menyimpang.
Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan siswa
lain yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif
siswa yang tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki
pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan
pemikirannya.
Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut
Casare Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia,
yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab
perilaku menyimpang sebagai berikut:
• Faktor Biologis, yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare Lombroso menyatakan
bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi seseorang akan menjadi seorang penjahat
atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka. Ciri fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang,
bagaimana kedua buah alis menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.
• Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial biasanya
berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal seperti
kepribadiannya yang retak atau memang memiliki kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan
perilaku menyimpang, dan juga faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat membuat
orang tersebut melakukan perilaku menyimpang.
• Faktor Sosiologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial
berkaitan erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan orang yang kurang tepat.
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah karena
tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari kembali
bagaimana untuk tidak melakukan penyimpangan sosial.
Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu
menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku
tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut.
Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula
perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku Menyimpang:
Tinjauan Sosiologis dibawah ini.
Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:
• Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang
dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain.
• Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada, karena
mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai
suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya.
• Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena adanya
parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di Indonesia, dimana
orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas
berkata tegas. Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang
lain segan akan satu sama lain.
• Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial karena dikucilkan, sehingga
menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian akan satu sama lain yang dapat membuat masalah di
lingkungan masyarakat sekitar.
2. Berbicara kasar kepada anggota keluarga, terutama kepada yang lebih tua
6. Pertengkaran orang tua antara Ayah dan Ibu dalam suatu keluarga
10. Orang tua yang memaksakan kehendak mengenai masa depan anak
• Memberikan contoh atau suri tauladan yang sesuai norma yang berlaku dari pihak orang tua kepada
anak-anaknya, misalnya mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai apa yang baik dan apa
yang buruk kepada anak-anak pada saat menonton tayangan televisi.
• Meluangkan waktu dan perhatian kepada anak-anak setiap harinya saat bermain dan mengerjakan
pekerjaan rumah dari sekolah.
11. Memiliki rambut panjang bagi siswa laki-laki yang tidak rapi
20. Mencuri barang dan properti sekolah atau dari siswa lain
• Melakukan pendataan bagi setiap siswa yang melakukan tindakan penyimpangan sosial di sekolah
sehingga pihak sekolah dapat melokalisir sumber permasalahan.
• Memberikan tindakan dan sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melakukan penyimpangan sosial dan
memberikan penghargaan kepada siapa saja yang melaporkan adanya penyimpangan sosial di sekolah.
• Memanggil orang tua siswa dan memberikan penjelasan dan pengarahan kepada orang tua tentang
tindakan penyimpangan sosial yang dilakukan.
• Memberikan bimbingan konseling sesuai dengan kasus penyimpangan sosial yang dilakukan oleh
siswa, baik pria maupun perempuan.
• Melakukan kunjungan ke rumah bagi siswa yang melakukan penyimpangan sosial di sekolah.
• Bekerja sama dengan pihak kepolisian dan instansi terkait dalam memberikan penyuluhan dan
pembinaan serta sosialisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Mengembangkan dan membudayakan pendidikan berbasis karakter dan agama di sekolah dan
4. Penyalahgunaan narkoba.
22. Menghina orang dengan isu SARA (suku, ras, agama, antar golongan).
• Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dari pengaruh negatif yang ada, seperti menggalakkan
kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) guna menanggulangi penyebarluasan obat-obat
terlarang dan tindakan asusila;
• Memperbanyak kegiatan kemasyarakatan yang positif, seperti kerja bakti dan pengajian;
• Mengadakan pertemuan rutin setiap minggunya untuk membahas persoalan yang terjadi dalam
masyarakat dan mencari solusinya;
• Memberlakukan peraturan yang bersifat memaksa kepada setiap individu di lingkungan tersebut,
seperti pemberlakuan jam belajar dan malam;
• Menetapkan suatu sanksi sosial kepada setiap pelanggar norma sosial yang terjadi dalam masyarakat.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi berbagai
bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke
masyarakat sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal
tersebut bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain.
Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang bukan
berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan mengakui
kesalahan yang telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat
membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/penyimpangan-sosial/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6155938/penyimpangan-sosial-pengertian-unsur-faktor-
penyebab-dan-contohnya
https://www.halodoc.com/artikel/catat-ini-2-contoh-penyimpangan-sosial-yang-sering-terjadi
https://www.bola.com/ragam/read/4895070/contoh-contoh-penyimpangan-sosial-dalam-kehidupan-
sehari-hari
https://www.haruspintar.com/contoh-penyimpangan-sosial/
https://www.sosiologi.info/2022/02/10-contoh-perilaku-menyimpang-di-sekolah-dan-solusinya.html
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/upaya-pencegahan-penyimpangan-sosial-dalam-keluarga-dan-
masyarakat