Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PORTOFOLIO SOSIOLOGI

JENIS JENIS PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP ANTISOSIAL

Guru Pembimbing : Rosmiati Anas S.Pd

DISUSUN OLEH:
RADIAH
X² IPA SMA

SMA DDI MAROS


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Definisi Perilaku Menyimpang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai
tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang
bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam
masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh
aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan
masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak
sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya
seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan
mengganggu siswa lain.
Berikut ini beberapa definisi dari perilaku menyimpang yang dijelaskan oleh
beberapa ahli sosiologi
James Worker Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh
sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas
toleransi.
Robert Muhamad Zaenal Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan
menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
perilaku menyimpang tersebut.
Paul Band Horton. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan
penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang
adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan
konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya
seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Ciri-ciri Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Penyimpangan harus dapat didefinisikan. Perilaku dikatakan menyimpang atau
tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui
penyebabnya.
Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Perilaku menyimpang tidak
selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan bisa diterima masyarakat,
misalnya wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan merupakan
penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat.
Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak. Semua orang pernah
melakukan perilaku menyimpang, akan tetapi pada batas-batas tertentu yang
bersifat relatif untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya
hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum,
penyimpangan yang dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang
yang telah melakukan penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi
dengan lingkungannya.
Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal. Budaya ideal
adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Akan tetapi pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh
terhadap segenap peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata
dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah
menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari
cenderung banyak dilanggar.
Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma
penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi
keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakukan secara
terbuka. Jadi norma-norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan
perilaku yang bersifat setengah melembaga.. Penyimpangan sosial bersifat
adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi
ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemikiran
stabilitas sosial.
Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut
1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak serasi.
. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai
berikut.
• Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah
penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena
mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan
seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena
sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan
masyarakat yang memunculkan wanita karir.
Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah
penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah
dan selalu mengakibatkan hal yang buruk. Bobot penyimpangan negatif
didasarkan pada kaidah sosial yang dilanggar. Pelanggaran terhadap kaidah
susila dan adat istiadat pada umumnya dinilai lebih berat dari pada
pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun. Bentuk penyimpangan yang
bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah
penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan
tidak berulang-ulang. Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih
diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku
menyimpang tersebut. Misalnya, siswa yang terlambat, pengemudi yang
sesekali melanggar peraturan lalu lintas, dan orang yang terlambat membayar
pajak.
Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder
adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga
berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang
terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,
serta seseorang yang melakukan tindakan pemerkosaan. Tindakan
penyimpangan tersebut cukup meresahkan masyarakat dan mereka biasanya
di cap masyarakat sebagai “pencuri”, “pemabuk”, “penodong dan
“pemerkosa”. Julukan itu makin melekat pada si pelaku setelah ia ditangkap
polisi dan diganjar dengan hukuman.
Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sebagai berikut :
Penyimpangan individual (individual deviation) Penyimpangan individual
adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-
norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak
sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, seperti: mencuri,
menodong, dan memeras. Penyimpangan individu berdasarkan kadar
penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
1. Pembandel yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh pada
nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
2. Pembangkang yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat pada
peringatan orang-orang.
3. Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma-norma
umum yang berlaku dalam masyarakat.
4. Perusuh atau penjahat yaitu penyimpangan yang terjadi karena
mengabaikan norma-norma umum, sehingga menimbulkan kerugian harta
benda atau jiwa di lingkungannya.
5. Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji,
berkata bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak membela.
SIKAP ANTI SOSIAL
Anti-sosial adalah sikap yang sama sekali tidak fleksibel, dan setiap sikap anti-
sosial menunjukkan ketidakmampuan untuk beradaptasi. Banyak contoh sikap
yang mirip anti-sosial berkembang dengan maraknya. Di jalan raya, kemacetan
terjadi di mana-mana. Penyebabnya tidak secara keseluruhan diakibatkan oleh
jumlah kendaraan yang tak seimbang dengan panjang jalan, namun kemacetan
yang terjadi lebih dikarenakan motivasi agresi manusianya yang tidak dapat
dikendalikan
Pada awalnya para ahli tidak menggolongkan perilaku antisosial sebagai
bentuk dari gangguan mental, hal ini karena mereka tidak melihat adanya
simptom-simtom yang mengarah ke hal tersebut. Satu hal yang bersifat
paradoksal dalam psikopatologi adalah bahwa beberapa orang yang
mengalami ini secara intelektual adalah normal namun disegi lain memiliki
kepribadian yang abnormal. Lama, kondisi paradoks ini sulit dijelaskan. Hal
tersebut diterima tanpa adanya pertanyaan selain cukup dipahami bahwa
adanya disintegrasi dari penyebab dan intelektual yang menghasilkan
gangguan mental.
Banyak mereka yang antisosial tidak menunjukan simtom umum gangguan
mental seperti disorientasi, gangguan berpikir, gangguan persepsi dan bentuk
lain dari perilaku patologis. Philippe Pinel pada akhir abad-18 menggambarkan
bahwa orang-orang yang destruktif dan agresif tidak memiliki simptom umum
seperti orang yang terganggu mentalnya. Pada awal abad-19, orang-orang
antisosial digambarkan sebagai orang yang tidak bermoral. Mereka disebut
moral imbesil. Secara bertahap kondisi ini digambarkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Pada akhir abad-19, istilah psikopat mulai digunakan untuk mereka yang
berperilaku antisosial. Pada saat panduan diagnostok dari American Psychiatric
Association dipublikasikan pada awal tahun 1950-an psikopat dan sosiopat
diperkenalkan sebagai komponen stress dan sosiokultural dari perilaku dan
mengurangi peran teori konstitusional yang pada awalnya mendominasi
penelahaan tentang masalah ini. Saat edisi kedua dari panduan ini diterbitkan
tahun 1968 istilah mulai ditinggalkan dan munculah istilah antisosial
personality.
Secara virtual sulit untuk memperkirakan kasus antisosial personality di dalam
masyarakat. Hanya sedikit dari mereka yang dirawat dipusat rehabilitasi
mental. Dalam kenyataannya banyak rumah sakit yang secara terang-terangan
menolak mereka dengan alasan bahwa institusi tersebut tidak diperuntukkan
bagi mereka. Sejumlah besar pria dan wanita dengan kepribadian antisosial
menemukan cara sendiri untuk mengatasi permasalahannya, namun disisi lain
sangat sedikit upaya untuk menangani mereka yang berperilaku kriminal.
Sejumlah orang antisosial lainnya tetap tinggal di lingkungannya sehingga
dapat mempengaruhi keluarga maupun teman-temannya.
Kepribadian antisosial adalah salah satu dari sedikit kelompok diagnostik yang
dapat dipahami dalam psikologi abnormal. Ada beberapa ketidaksepakatan
yang terjadi diantara para ahli dalam melihat kasus antisosial. Beberapa ahli
menyebutkan mereka yang tergolong kelompok ini adalah para alkoholik,
pemakai narkoba, seks menyimpang, beberapa ahli lain tidak sepakat dengan
hal ini. Namun, saat mereka dirawat mereka tidak dapat dibedakan dengan
mereka yang antisosial, inilah letak kesulitannya. Untuk itu masih terus
diupayakan untuk mencari pijakan fisiologis untuk menjelaskan masalah ini.
Kunci dari diagnosa antisosial bukan diarahkan pada kondisi perilaku tetapi
lebih kearah karakteristik seseorang. Kesulitan dalam membedakan orang yang
antisosial adalah saat fakta-fakta menunjukan bahwa orang-orang dengan ciri-
ciri bermasalah tadi adalah mereka yang terlibat dengan kegiatan antisosial.Hal
ini menjadi alasan bahwa studi tentang kepribadian antisosial harus ditinjau
dari berbagai sudut pandang.Hal ini bisa dimulai dengan mengkaji mereka yang
memiliki ciri perilaku antisosial dari populasi para pelaku kriminal. Hasil studi
tadi boleh jadi akan membantu memahami ciri klinis dari kepribadian
antisosial.
A. Penyimpangan primer dan sekunder
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara dan cenderung tidak
terulang kembali. Individu yang melakukan penyimpangan ini masih dapat diterima secara
sosial, karena hal yang dilanggar tidak terlalu berat dan belum sering melakukan tindakan
menyimpang.
Berikut contoh penyimpangan primer:

 Ngebut di jalanan karena ada kepentingan yang mendesak.

 Melanggar peraturan lalu lintas.

 Membolos sekolah.
B. Penyimpangan sekunder

penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang dilakukan secara berulang-ulang


dan hal yang dilanggar cenderung berat. Lalu, masyarakat secara umum sangat tidak
menginginkan adanya penyimpangan ini.

Berikut contoh penyimpangan sekunder:


 Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang
 Perampokan, penodongan, hingga pembunuhan.
 Penjudi dan pemabuk.

Adapun urutan peristiwa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan


sekunder adalah:
 Dimulai dengan deviasi primer dan kemunculan reaksi sosial,
hukuman, dan sanksi.
 Pengembangan dari penyimpangan-penyimpangan primer.
 Timbul reaksi dan penolakan yang lebih luas dari masyarakat.
 Timbul sikap bermusuhan dan dendam kebencian terhadap
masyarakat yang menghukum mereka.
 Timbul pengambilan berbagai tindakan keras dari masyarakat.
 Perlawanan dari masyarakat atas perilaku menyimpang tersebut,
semakin menguatkan keberadaan perilaku tersebut.
Pada akhirnya, masyarakat menerima perilaku menyimpang tersebut menjadi
sebuah status sosial.

C. Penyimpangan individual
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah
mapan.
Misalnya: seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan
suatu kejahatan, seperti: mencuri, menodong, dan memeras.
Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi
lima, yaitu sebagai berikut :
 Pembandel yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh pada
nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik
 Pembangkang yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat pada
peringatan orang-orang.
 Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma-
norma umum yang berlaku dalam masyarakat.
 Perusuh atau penjahat yaitu penyimpangan yang terjadi karena
mengabaikan norma-norma umum, sehingga menimbulkan kerugian
harta benda atau jiwa di lingkungannya.
 Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji,
berkata bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak membela.
D. Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan sekelompok orang yang
beraksi secara kolektif dengan cara yang bertentangan dengan norma-
norma masyarakat. Misalnya: mafia obat-obatan terlarang dan
narkotika, geng, dan komplotan penjahat.
Dalam penyimpangan kelompok biasanya kejahatan yang mereka
lakukan sulit dibongkar dan dilacak pihak kepolisian.
Contoh gambar peyimpangan social berdasarkan pelakunya :

Anda mungkin juga menyukai