Secara simpel kita dapat mengartikan perilaku menyimpang, setiap perilaku individu yang tidak sesuai dengan kebudayaan, kebiasaan, norma, hukum yang berlaku dalam kelompok/organisasi sosial tertentu. Secara umum, ada beberapa perilaku yang masuk kategori menyimpang. Antara lain: Perilaku Nonconform (perilaku yang tidak sejalan nilai-norma yang ada.) contoh seorang pria bersandal jepit datang ke acara yang formal. Perilaku Antisosial (perilaku yang bertentangan dengan kebiasaan masyarakat/kepentingan umum. Contoh: tidak mau bergaul dengan orang lain. Homoseksual atau lesbian. Tindakan-tindakan yang mengarah pada kriminalitas. Contoh membunuh, merampok, begal, korupsi dan lain sebagainya.
Definisi perilaku menyimpang bersifat relatif. Suatu perilaku terkadang dianggap
menyimpang oleh suatu kelompok tetapi dianggap normal oleh kelompok lain. Salah satu contoh: secara normal seorang pria akan menyukai perempuan. Maka, jika ada pria menyukai sesama pria akan dinilai menyimpang. Tetapi hal ini, tidak berlaku di sebagian pondok pesantren, terutama pondok pesantren yang memisahkan tempat santri pria dengan santri putri. Santri akan menilai hal biasa, ketika santri pria menyukai sesama pria. Contoh lain, di salah satu desa di Kab. Sampang, warga terbiasa membawa celurit kemana-mana. Jika tidak membawa celurit justru dianggap sebagai orang yang sombong. Untuk itu, definisi perilaku menyimpang harus memperhatikan, waktu, tempat, situasi, status sosial.
Ada 4 sudut pandang lain dalam mendefinisikan perilaku menyimpang:
1. Secara statistik: segala perilaku yang tidak dilakukan oleh mayoritas orang. Untuk itu, definisi ini kadang mendiskreditkan kaum minoritas. Seperti yang pernah viral di Madura yakni Jamet. Kelompok ini disisihkan di Madura karena dianggap menyimpang menurut sebagian besar masyarakat Madura yang terkenal agamis. 2. Secara Absolut: perilaku yang tidak sesuai dengan aturan-aturan mutlak dan sudah ada sejak dahulu. Biasanya terjadi di pedesaan yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Misalnya perempuan yang suka keluyuran tengah malam pasti dianggap menyimpang. 3. Secara reaktif: perilaku akan masuk kategori menyimpang jika mendapat reaktif dan respon dari masyarakt. 4. Secara normatif: suatu pelanggaran dari suatu norma sosial yang berdasar pada aspek kepantasan. Terdapat beberapa rangkaian kejadian penyebab individu cenderung menyimpang perilakunya. Kualitas perilaku menyimpang dapat dikategorikan berdasar rangkaian pengalaman hidupnya. Karir penyimpangan individu dimulai dari penyimpangan kecil yang mungkin tidak disadari. Penyimpangan ini sering disebut penyimpangan primer. Individu melakukan penyimpang ini karena tidak mengetahui bahwa perilakunya menyimpang. Contoh anak kecil ambil mangga milik tetangganya, tanpa ijin. Penyimpang Sekunder: penyimpangan yang berkembang dari penyimpangan primer. Anak kecil yang menilai mengambil mangga sebagai kenakalan biasa, tetapi, perilaku tersebut berlanjut secara terus menerus hingga dewasa. Subkultur menyimpang: perilaku menyimpang yang dilakukan secara berjamaah. Subkultur adalah sekumpulan norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan atau gaya hidup yang berbeda dari kultur dominan. Contoh: komunitas punk atau komunitas bertato. Dia memiliki persepsi sendiri dalam mengartikan komunitas dan tatonya.
Teori-teori sosiologis perilaku menyimpang
Teori-teori individualistik berusaha menganalisis perilaku menyimpang dari sudut pandang keunikan yang mempengaruhi individu. Teori ini lebih banyak membedah secara personal si pelaku menyimpang, tanpa memperhatikan unsur-unsur sosial seperti sosialisasi/norma-norma sosial yang menyimpang, unsur budaya dan kelompok sosial. Ada 4 teori individualistik: Biologis (melihat perilaku menyimpang dari sisi keturunan atau genetik). Pandangan ini menilai, perilaku menyimpang sebagai warisan dari orang tua. Psikiatri: (perilaku yang mengarah kepada hal medis). Psikoanalisis dan Psikologis. Perspektif sosiologis, menjelaskan perilaku menyimpang dengan struktural dan prosesual. Teori Anomie Penyimpangan sebagai dampak ketegangan-ketegangan struktural sosial yang mengakibatkan individu tertekan, hingga akhirnya melakukan penyimpangan. Contoh: kenaikan BBM yang mengakibat banyak orang mengalami kerugian dan kemunduran bisnisnya, sehingga kehilang pekerjaan, kemudian memilih menjadi seorang kriminal. Teori Sosialisasi Perilaku menyimpang merupakan hasil dari belajar. Edwin H. Sutherland menyebut penyimpangan sebagai konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan terhadap suatu sikap/tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang. Terutama dari subkultur. Misalnya di sekolah seorang murid diajari membuang sampah pada tempatnya, tetapi begitu pulang ke rumah si murid tersebut melihat orang tuanya membuang sampah sembarangan. Contoh lain, di pesantren seorang santri diajari untuk tidak boleh merokok, tetapi begitu pulang ke rumahnya dia mendapati ayahnya seorang perokok berat. Teori Labeling Teori ini tidak tertarik untuk mencari alasan mengapa individu terlibat atau melakukan penyimpangan. Teori ini lebih fokus pada pentingnya definisi-definisi sosial & sanksi sosial negatif yang berkaitan dengan tindakan menyimpang. Perilaku menyimpang ditetapkan bukan berdasar pada norma-norma atau aturan, melainkan didasarkan pada cap atau labeling dari orang lain. Sehingga labeling itu akan berakibat pada dorongan individu untuk bertahan dengan cap perilaku menyimpang itu. Misalnya perempuan yang menjadi pelacur karena faktor terpaksa. Sehingga dia mau berhenti, tetapi masyarakat sudah kadung melabeli dia sebagai pelacur dan mendapat sanksi sosial, sehingga wanita itu tetap menjalani profesi pelacur secara terus menerus. Teori Kontrol Penyimpangan terjadi akibat dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Asumsi teori ini, bahwa setiap individu cenderung tidak patuh kepada aturan dan norma-norma sosial. Teori Konflik Teori ini bertujuan untuk menganalisis asal-usul terjadinya pelanggaran aturan/norma- norma sosial dan latar belakang individu melakukan penyimpangan sosial. Teori-teori konflik menilai kejahatan sebagai suatu ciri-ciri yang tidak dapat diubah dari masyarakat kapitalis.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita