Anda di halaman 1dari 3

Nama: Clarisa Novia

Npm:1831090186

Matakuliah:Pantologi Sosial

Soal:

1. Apa yang dimaksud dengan Deviasi Tingkah laku.


2. Unsur Tingkah laku Menyimpang dan Macam-Macam Deviasi tingkah laku.

Jawab:

1. DEVIASI TINGKAH LAKU

Deviasi atau penyimpangan diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari kecenderungan
umum atau karakteristik rata-rata kebanyakan dari masyarakat. Sementara itu, diferensiasi
diartikan sebagai tingkah laku yang berbeda dari tingkah laku umum. Misalnya, kejahatan adalah
semua bentuk tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari ciri-ciri karakteristik umum,
bertentangan dengan hukum atau melawan peraturan yang legal. Sementara itu, kejahatan itu
sendiri mencakup banyak variasi tingkah laku dan sangat heterogen sifatnya serta bisa dilakukan
oleh pria, wanita, anak-anak, orang tua, remaja, ataupun anak kecil.

Deviasi tingkah laku (behavioral) menurut tipenya dapat dibedakan menjadi personal dan sosial.
Sementara itu, menurut aspeknya dapat dibedakan menjadi yang tampak (overt) dan yang tidak
tampak (covert).

Penyimpangan Tingkah Laku yang sering kali disebut juga dengan istilah abnormal atau
maladjusted. Untuk mengetahui tingkah laku abnormal atau maladjusted atau yang menyimpang
sudah barang tentu harus mengetahui tingkah laku yang normal, yang telah disinggung
sebelumnya. Hal yang dijadikan patokan ialah norma sosial. Norma sosial ini tergantung pada
waktu dan tempat, status usia, jenis kelamin, serta kelas sosial. Norma sosial ialah batas-batas dari
berbagai tingkah laku yang secara jelas (eksplisit) atau samar (implisit) dimiliki atau dikenal secara
retrospektif oleh anggota-anggota suatu kelompok, komunitas, atau masyarakat. Retrospektif
berarti sebagian besar orang tidak menyadarinya, dan norma itu baru disadari apabila dilanggar
atau disadari secara proyektif.

Jadi dapat diSimpulkan bawha Perilaku menyimpang (deviant behaviour) yaitu semua tindakan
yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem tatasosial masyarakat.
Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang anggota masyarakat secara sadar atau tidak sadar yang bertentangan dengan norma
dan aturan yang telah disepakati bersama, yang menimbulkan korban (victims) maupun tidak ada
korban (victims). Perilaku menyimpang (deviant behaviour) yang menimbulkan korban dapat
dikategorikan sebagai kejahatan, pelanggaran, dan kenakalan. Sedangkan perilaku menyimpang
yang tidak menimbulkan korban disebut penyimpangan, dimana korbannya adalah diri sendiri.

2. Unsur Tingkah laku Menyimpang dan Macam-Macam Deviasi tingkah laku.


● Unsur Tingkah Laku yang Menyimpang

Ciri-ciri tingkah laku yang menyimpang itu bisa dibedakan sebagai berikut.

a. Aspek lahiriah, yang bisa kita amati dengan jelas. Aspek ini bisa dibagi dalam dua kelompok,
yakni:

1) deviasi lahiriah verbal dalam bentuk: kata makian, bahasa slang (bahasa tidak resmi), kata-kata
yang tidak senonoh dan cabul, sumpah serapah, dialek dalam dunia politik dan dunia kriminal,
ungkapan sandi, dan lain-lain. Misalnya, penamaan “singa” untuk tentara, “serigala” untuk polisi,
“kelinci” untuk orang-orang yang bisa dijadikan mangsa (di rampok, dicopet, atau digarong), dan
seterusnya;

2) deviasi lahiriah nonverbal dalam bentuk tingkah laku, yaitu semua tingkah laku nonverbal yang
nyata terlihat.

b. Aspek simbolik yang tersembunyi. Aspek-aspek ini khususnya mencakup sikap-sikap hidup,
emosi, sentimen, dan motivasi yang mengembangkan tingkah laku menyimpang. Dalam hal ini,
berupa mens rea (pikiran yang paling dalam dan tersembunyi), atau berupa iktikad kriminal di
balik semua aksi kejahatan dan tingkah laku menyimpang. Hendaknya selalu diingat bahwa
sebagian besar dari tingkah laku penyimpangan, misalnya kejahatan, pelacuran, kecanduan
narkotika dan lain-lain itu bersifat ter samar dan tersembunyi, tidak nyata atau bahkan tidak bisa
diamati (dalam dunia sufi disebut dengan penyakit hati).

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang
kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk
sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah
laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-
norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan
manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih
kita jumpai tindakantindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada
masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan
mengganggu siswa lain.

Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi(deviation),


sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian(deviant).
Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut
dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang didalamnya seseorang
berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

● Macam-Macam Deviasi tingkah laku.


1. Deviasi Individual

Beberapa deviasi ditimbulkan oleh cirri-ciri yang unik dari individu yang berasal dari anomali-
anomali ( penyimpangan dari hukum, kelainan-kelainan ), variasi-variasi biologis, dan kelainan-
kelainan psikis tertentu yang sifatnya ada sejak lahir. Kelainan ciri juga disebabkan oleh penyakit
dan kecelakaan.

2. Deviasi Situasional

Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional/sosial diluar
individu atau oleh pengaruh situasi, dimana pribadi yang bersangkutan menjadi bagian integral
dari dirinya. Situasi tadi memberikan pengaruh yang memaksa, sehingga individu tersebut terpaksa
harus melanggar peraturan dan norma-norma umum atau hukum formal. Jika anak-istri hamper-
hampir mati kelaparan dan tidak ada jalan lain untuk mendapatkan bahan makanan kecuali dengan
mencuri, sehingga pria yang bersangkutan tersebut harus mencuri, maka jadilah ia penjahat
situasional. Contoh lain gadis-gadis tertentu melakukan pekerjaan WTS, menjadi wanita tuna
susila disebabkan oleh perasaan yang tidak puas terhadap pekerjaan yang lalu, karna upahnya tidak
mencukupi untuk membeli jenis-jenis perhiasan dan pakaian yang diinginkan.

3. Deviasi Sistematik

Deviasi sistematik pada hakikatnya adalah satu subkultur atau satu sistem tingkah laku yang
disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, rasa kebanggaan,
norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan
perbuatan yang menyimpang dari norma umum, kemudian dirasionalisasi atau dibenarkan oleh
semua anggota kelompok dengan pola yang menyimpang itu. Sehingga penyimpangan tingkah
laku deviasi-deviasi itu berubah menjadi deviasi yang terorganisasi atau deviasi sitematik. Pada
umumnya, kelompok-kelompok deviasi itu mempunyai peraturan-peraturan yang sangat ketat,
sangsi, dan hukum-hukum yang sangat berat yang diperlukan untuk bisa menegakkan konformitas
dan kepatuhan anggota-anggotanya.

Refrensi:

http://eprints.radenfatah.ac.id/4126/1/17.%20BUKU%20PATOLOGI%20SOSIAL.pdf

http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/sosiologi_prilaku_menyimpang.pdf

Anda mungkin juga menyukai