PEMBAHASAN
3) Proses bersosialisasi yang negatif karena bergaul dengan para pelaku
penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan
sebagainya.
Berikut ini contoh sikap simpati yang dapat kita kembangkan terhadap
para pelaku penyimpangan sosial.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyimpangan (deviance) adalah suatu perilaku yang melanggar standar
perilaku atau harapan dari sebuah kelompok atau masyarakat. Contohnya pecandu
alkohol, penjudi akut, dan sakit mental. Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat positif
dan yang bersifat negatif. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Penyimpangan sosial
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya
dan pelaku penyimpangannya. Dampak prilaku penyimpangan dapat
mempengaruhi psikologis pelaku, dapat mecelakai diri sendiri, menjauhkan
pelaku dari Tuhan dan dekat dengan dosa, mengganggu keamanan masyarakat dan
dapat juga mencelakai masyarakat sekitar akibat perbuatan prilaku menyimpang.
3.2 Saran
Untuk mencegah adanya penyimpangan dalam kelompok masyarakat, kita
sebagai makhluk sosial hendaknya tidak menambah kasus penyimpangan seperti
tindak kriminal dan lain sebagainya agar tidak membahayakan masyarakat.
Prilaku penyimpangan harusnya dapat kita cegah, dengan memberikan arahan
berupa contoh dan dampak negatif dari perbuatan menyimpang yang telah atau
biasa mereka lakukan, misalnya dampak negatif dari mabuk-mabukan atau
berjudi. Tentunya dengan bahasa yang bersahabat dan berkesan akrab. Menggali
informasi tentang bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku
penyimpangan, kemudian memberi motivasi agar mereka mau tergerak untuk
mengembangkan kemampuannya ke arah positif. Tetap memberikan kepercayaan
kepada mereka yang telah dicap sebagai pelaku penyimpangan dengan cara ikut
menyertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Dan turut serta
dalam upaya menyadarkan pelaku penyimpangan yang berkaitan dengan
penyalahgunaan obat-obatan melalui pendirian pusat rehabilitasi atau penyuluhan
tentang bahayanya.
Dapus :
Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum. Patologi Sosial. Penerbit : Bumi Aksara. 2015.
Diakses melalui http://eprints.radenfatah.ac.id/4126/1/17.%20BUKU
%20PATOLOGI%20SOSIAL.pdf Pada 15 Desember 2021 Pukul 11.00 WIB