Anda di halaman 1dari 149

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU POP UP SEBAGAI MEDIA PROMOSI


KESEHATAN GIGI, MULUT DAN KULIT TANGAN UNTUK
ANAK USIA PRA SEKOLAH OLEH DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh:

TIAS TRI WIDOWATI

C0708052

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini kepersembahkan untuk:

Semua keluargaku, terimakasih untuk doa dan kasih sayangnya

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Man Jadda Wa Jada

bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmad serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka penulisan

Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN BUKU POP- UP

SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN GIGI, MULUT, DAN KULIT

TANGAN UNTUK ANAK USIA PRA SEKOLAH OLEH DINAS

KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO ini dapat terselesaikan dengan

baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santoso,M.Ed,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs.M.Soeharto, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

3. Hermansyah Muttaqin, S.Sn,M.Sn selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan berbagai macam masukan, pengarahan serta kritik yang

membangun

4. Esty Wulandari,S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini.

5. Dinas Kesehatan Sukoharjo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan survei data dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Kepala sekolah dan guru TK Islam Permata Hati, TK Dharmawanita I

Kartasura, TK Gentan II, TK Aisyah Grogol yang telah memberikan ijin

penulis dalam penyebaran kuisioner.


commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Teman- teman serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan Konsep Karya Tugas Akhir

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir

ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam berbagai hal.

Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan dari para pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan penulis berharap semoga

Konsep Karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi

pembaca.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

PERSEMBAHAN iv

MOTTO v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

ABSTRAKSI x

ABSTRACT xi

BAB I Pendahuluan 1

A. 1
B. 3
C. 3
D. Target 4
E. 4

BAB II Kajian Pustaka 8


A. 8
B. 22
C. 28
D. Tinjauan Promosi 33
E. Tinjauan Kesehatan 41
F. 51

BAB III Identifikasi Data 55


A. 55
B. 70
commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. 75
D. USP (Unique Selling Prepositioning 77
E. Po 78
F. 79

BAB IV. Konsep Kreatif Perancangan dan Perencanaan Media 82


A. 82
B. 83
C. 88
D. 92
E. Identifikas 92
F. Pemilihan Med 98
G. Pr 106

BAB V. Visualisasi Karya 108

BAB VI. Penutup 134

A. 133
B. 134

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi


Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit Tangan untuk Anak Usia Pra Sekolah
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo

Tias Tri Widowati 1


Hermansyah Muttaqin,S.Sn,M.Sn 2 Esty Wulandari S.Sos,M.Si 3

ABSTRAKSI

Tias Tri Widowati.2013


Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit Tangan

permasalahan yang dikaji adalah : (1) Bagaimana merancang media promosi


kesehatan berupa buku pop up dengan ilustrasi yang sesuai dan menarik untuk anak
usia pra sekolah? (2) Bagaimana memilih media komunikasi visual yang sesuai untuk
mendukung promosi kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan? Tujuan dari
perancangan ini adalah untuk merancang media promosi kesehatan berupa buku pop
up dengan ilustrasi yang sesuai dan menarik dan juga memilih media komunikasi
visual yang mendukung promosi kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan yang
menarik untuk anak usia pra sekolah.
Menjaga kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan merupakan hal yang masih perlu
mendapatkan perhatian. Sebagaimana kita ketahui tangan merupakan sumber
penyebar penyakit, dan mulut merupakan pintu gerbang masuknya penyakit. Media
belajar yang khusus ditujukan pada anak-anak untuk memberikan pengajaran tentang
cara menjaga kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan masih sangat jarang ditemui di
daerah Sukoharjo. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat menarik
perhatian anak dan dapat mengajak mereka untuk menjaga kesehatan gigi, mulut dan
kulit tangan. Perancangan buku pop up sebagai media utama promosi kesehatan gigi,
mulut dan kulit tangan dirasa perlu sebagai media baru dalam mengajarkan kesehatan
gigi, mulut dan kulit tangan.

1
Mahasiswa Jurusan Deskomvis Fakltas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan NIM C0708052

2
Dosen Pembimbing I
3
Dosen Pembimbing II

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

The book Designing Media Pop Up As Health Promotion Dental, Oral, and Skin of
the Hand for Pre-School Age Children by Sukoharjo District Health

Tias Tri Widowati 1


Hermansyah Muttaqin,S.Sn,M.Sn 2 Esty Wulandari S.Sos,M.Si 3

ABSTRACTS

Tias Tri Widowati.2013. Introduction This final work titled The book Designing
Media Pop Up As Health Promotion Dental, Oral, and Skin of the Hand for Pre-
School Age Children by Sukoharjo District Health ". The issues examined are: (1)
How to design a health promotion media such as pop-up books with appropriate and
interesting llustrations for children ages pre-school? (2) How to choose the
appropriate visual communication media to support the promotion of healthy teeth,
mouth and skin of the hand? The purpose of this design is to design a health
promotion media such as pop-up books with appropriate , interesting illustrations and
also choose the medium of visual communication that supports the promotion of
healthy teeth, mouth and skin of the hand that interesting for pre-school children.
Maintaining healthy teeth, mouth and skin of the hand are things that still need
attention. As we know, the hand is a source of spreading the disease, and the mouth is
the gateway to the introduction of disease. Media study specifically aimed at children
to provide instruction on how to maintain healthy teeth, mouth and hand skin is still
very rare in the Sukoharjo area. Therefore we need a media that can attract the
attention of children and to invite them to maintain healthy teeth, mouth and skin of
the hand. The design of pop-up books as a major media campaign dental hygiene,
mouth and skin of the hand is necessary as new media in teaching dental hygiene,
mouth and skin of the hand.

1
Student of Visual Communication Design Departement, Faculty of Literature and the
Art UNS with NIM. C0708052

2
Guide Lecture I
3
Guide Lecture II

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan aset yang paling berharga pada diri seseorang.

Tanpa jiwa dan raga yang sehat tentu semua aktivitas akan tertanggu. Kebanyakan

orang baru menyadari betapa pentingnya arti kesehatan disaat mereka sudah

terkena penyakit. Sehat tidaknya seseorang sangat tergantung pada perilaku

kehidupan sehari- hari orang tersebut.

Waktu yang paling tepat untuk membentuk perilaku hidup bersih dan sehat

pada seseorang adalah pada masa usia pra sekolah. Kebiasaan hidup bersih dan

sehat sangat perlu ditanamkan sedini mungkin karena kebiasaan-kebiasaan

tersebut akan terbawa sampai dewasa nanti ( Depdikbud, 1986:6).

WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa anak merupakan

sumber daya manusia dan aset bangsa yang utama, sebagai bagian dari generasi

muda penerus cita-cita bangsa dan sumber daya manusia yang berkualitas yang

perlu pembinaan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan,

dan perkembangan fisik mental sosial anak termasuk mendapatkan pelayanan

kesehatan. Pembangunan nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas

sumber daya manusia yang prima dan optimal (Depkes 2000).

Anak merupakan individu yang paling rentan terkena penyakit. Hal ini

didukung dari perilaku mereka sehari-hari. Sebagian besar kegiatan dari anak pra

sekolah adalah bermain, dimana dalam kegiatan bermain tersebut, tangan mereka

kontak langsung dengan berbagai permainan yang ada. Setelah selesai bermain

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

anak usia pra sekolah kemudian memakan bekal makanan yang telah disiapkan

untuk mereka.

Tangan yang dipenuhi kuman setelah mereka bermain, mereka gunakan

untuk makan tanpa mencucinya terlebih dahulu. Akibat dari tidak mencuci tangan

tersebut, kotoran yang ada pada tangan akan masuk kedalam mulut bersama

makanan. Bila hal ini dibiarkan terus menerus tentu anak akan mudah terjangkit

berbagai penyakit seperti diare, ISPA, cacingan dll.

Setelah makan anak-anak juga jarang berkumur, sehingga sisa-sisa

makanan akan menempel pada sela-sela gigi. Banyaknya sisa makanan yang

menumpuk pada gigi dapat menyebabkan berbagai penyakit antara lain karies

gigi, infeksi dentogenic, radang gusi dll.

Akibat yang lebih spesifik dari terabaikannya perilaku hidup bersih dan

sehat adalah berpengaruh terhadap derajat kesehatan anak, proses tumbuh

kembang dan masa depan anak. Anak yang sakit tentunya malas melakukan

semua aktivitas, sehingga merekan akan tertinggal pelajaran di sekolah akibatnya

prestasi belajarnya di sekolah juga akan menurun.

Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan tersebut tentunya diperlukan

suatu promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak pra

sekolah. Promosi kesehatan tersebut meliputi teknik perawatan, pengetahuan,

pemberian informasi maupun pemantauan perilaku hidup bersih dan sehat pada

anak usia pra sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

membuatu suatu perancangan promosi kesehatan untuk anak usia pra sekolah

sehingga dapat terbiasa menjaga kesehatan dan kebersihan diri mereka. Penulis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Kesehatan

Gigi, Mulut, dan Kulit Tangan pada Anak Usia Pra Sekolah oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo

mengedukasi anak usia pra sekolah untuk terbiasa menjaga kesehatan dan

kebersihan mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis hendak merumuskan

masalah yang nantinya akan dikerjakan. Perumusan masalah dari judul di atas

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang media promosi kesehatan berupa buku pop up dengan

ilustrasi yang sesuai dan menarik untuk anak usia pra sekolah?

2. Bagaimana memilih media komunikasi visual yang sesuai untuk mendukung

promosi kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan?

C. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan

perancangan karya, sebagai berikut :

1. Merancang media promosi kesehatan berupa buku pop up dengan ilustrasi

yang sesuai dan menarik untuk anak usia pra sekolah

2. Memilih media komunikasi visual yang mendukung promosi kesehatan gigi,

mulut dan kulit tangan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

D. Target Audience

Target audience adalah khalayak yang menjadi sasaran aktivitas komunikasi

promosi. Target audience dari perancangan kampanye ini adalah :

1. Geografis

Secara geografis sasaran target audience karya ini adalah orang tua, dan

guru di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

2. Demografi dan Sosiografi

Orang tua dan guru

a. Umur : 25 tahun-35 tahun

b. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan

c. Kelas sosial ekonomi : semua kalangan.

d. Tingkat pendidikan : semua tingkatan

3. Psikografi

Secara psikografis, target audience karya ini berfokus pada orang tua

yang belum terbiasa mengajarkan kegiatan untuk selalu menjaga kesehatan dan

kebersihan gigi,mulut dan kulit tangan pada anak mereka.

G. Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data sekunder adalah

data yang diperoleh dari sumber bahan bacaan yang mendukung penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

pengamatan langsung di lokasi baik melalui wawancara dengan pendekatan pendapat


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

pakar dan angket/kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instasi terkait,

laporan-laporan berkala atau tahunan, jurnal dan berbagai literatur yang berhubungan

dengan penelitian. Sumber pokok data sekunder akan diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo.

Metode-metode yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data

perancangan ini adalah:

1. Kajian Pustaka dan Literatur

Data diperoleh dari kumpulan dan observasi studi kepustakaan dan buku-

buku yang sesuai dengan permasalahan kajian. Kajian pustaka atau literature

review merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menentukan

metodologi penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka diperlukan agar

peneliti dapat menemukan (Belawati, Tian dan Toha, Mohamad):

a. landasan teori sebagai acuan dasar

b. temuan-temuan hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya.

Kedua hal ini akan membantu peneliti dalam:

a. membatasi ruang lingkup penelitiannya

b. menemukan variabel-variabel penelitian

c. menemukan teori atau konsep keterkaitan antar-variabel

d. menemukan penjelasan yang dapat membantu peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data.

2. Penelitian Lapangan (observasi,kuisioner)

Teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan pada

umumnya banyak dilakukan dalam penelitian kualitatif, studi kasus dan kajian

kelompok kecil. Teknik pengamatan ini ada yang bersifat terstruktur, yaitu yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

menggunakan suatu instrumen observasi seperti checklist dan ada yang bersifat

informal di mana fokus penelitian belum direncanakan dari awal.

Teknik pengumpulan data yang paling penting digunakan dalam penelitian

Survei biasanya disiapkan dengan

seksama dimulai dari wawancara atau daftar pertanyaan yang disusun dengan

mengikuti prosedur "tujuan-konsep-konstrak-variabel-indikator-pertanyaan".

Pertanyaan ini kemudian dapat jawab langsung secara tatap muka antara penulis

dan target.

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh

oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

Dengan menggunakan kuisioner, penulis berupaya mengukur apa yang

ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau

terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.

3. Wawancara(Interview)

Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih

dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara

adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan

pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,

tidak dalam susasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang

sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga

informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan

informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap, dan

pandangan mereka.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Buku

1. Pengertian buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah sejumlah kertas

lembar yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Setiap sisi dari sebuah lembaran

kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam

bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku

elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).

Hurlock (2000), menilai buku sebagai bacaan yang mengandung nilai

positif bagi perkembangan anak diantaranya:

a. Secara psikologis membaca merupakan salah satu bentuk bermain yang

sehat.

b. Membaca mendorong anak untuk mengembangkan sumber daya yang ada

di dalam dirinya sehingga anak dapat menikmati waktu luangnya apabila

tidak ada tempat bermain.

c. Merangsang kreatifitas membaca yang sangat berguna bagi hidupnya.

d. Merangsang kreatifitas dengan bertambahnya pengetahuaan wawasan dan

pengembangan minat.

2. Sejarah perkembangan buku

a. Perkembangan Buku Sebelum Revolusi Industri

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan.

Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun

syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan

merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal, kian hari,

kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Karena banyaknya,

sehingga akhirnya mereka kewalahan atau tidak mampu

menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam

tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.

Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas

kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas

keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari

daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang

banyak tumbuh di tepi Sungai Nil. Mesir merupakan bangsa yang

pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang

diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-

gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus.

Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut

sebagi bentuk awal buku atau buku kuno.

Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk

membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang

mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh merepotkan orang yang

menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum

di London yang mencapai 40,5 meter.

Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari

mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan.

Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan

kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan

peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad

pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba

terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan

codex.

Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah

menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini

disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas

kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat

berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari

buku yang berjilid.

Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi

buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih

sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden. Buku-buku

kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan

adalah kitab suci, seperti Al-Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku

kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah

ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku.

Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan

diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai

bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era

baru dunia perbukuan itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan

Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di

daratan Cina. Penemuan Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina

mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi

pengekspor kertas satu-satunya di dunia.

Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak

pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan

dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman

bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg.

Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang

dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku

dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk

menjadi kata atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi

ciptaannya dengan mesin cetak. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan

satu buah buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan

jumlah huruf yang digunakan terbatas. Kelebihannya, mesin Gutenberg

mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah yang banyak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik

cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum

akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan

offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.

b. Perkembangan Buku Setelah Revolusi Industri

Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin

canggih. Mesin-mesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu

eksemplar buku dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula

dengan penemuan mesin komputer sehingga memudahkan untuk setting

(menyusun huruf) dan layout (tata letak halaman). Diikuti pula

penemuan mesin penjilidan, mesin pemotong kertas, scanner (alat

pengkopi gambar, ilustrasi, atau teks yang bekerja dengan sinar laser

hingga bisa diolah melalui komputer), dan juga printer laser (alat

pencetak yang menggunakan sumber sinar laser untuk menulis pada

kertas yang kemudian di taburi serbuk tinta).

Semua penemuan menakjubkan itu telah menjadikan buku-buku

sekarang ini mudah dicetak dengan sangat cepat, dijilid dengan sangat

bagus, serta hasil cetakan dan desain yang sangat bagus pula. Tak

mengherankan bila sekarang ini kita dapati berbagai buku terbit silih

berganti dengan penampilan yang semakin menarik.

3. Jenis-jenis buku

a. Novel

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,

biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel

berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong

berita”.Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks

dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal

sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-

tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik

beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah

roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh

cerita juga lebih banyak. Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi

bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi.

b. Cergam

Arswendo Atmowiloto mengungkapkan bahwa cergam sama

dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan

lain-lain. Buku cerita bergambar anak secara umum yaitu sebuah bentuk

buku yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan alur cerita.

Buku certita bergambar disertai pula tulisan-tulisan, karena buku certa

bergambar mempunyai rangkaian cerita. Dapat dibedakan beberapa jenis

buku cerita bergambar yaitu:

1) Baby Books

Baby books untuk bayi dan balita (dibawah umur 3 tahun).

Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana

(lullabies and nursery rhymes). Permainan dengan jari, atau

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali. Panjang cerita

dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Buku-buku

untuk balita biasanya berupa cerita sederhana. Ceritannya tentang

pengenlan warna, angka, bentuk-bentuk dan lain-lainnya.

2) Picture Books

Untuk anak usia 4-8 tahun. Cerita dalam format ini dapat

menjangkau sampai anak 10 tahun. Plotnya masih sederhana,

dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat

perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak.

Ilustrasi merupakan salah satu yang sanga berperan besar dengan

teks dalam penyampaian cerita. Buku anak jenis ini biasannya

sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa

puncak dispektrum usianya.

3) Early Picture Book

Sebentuk dengan picture book, untuk usia-usia akhir di

batas 4 hingga 8 tahun. Ceritannya sederhana banyak buku jenis ini

yang dicetak ulang dalam format board book untuk melebarkan

jangkauan pembacanya.

4) Easy Reader

Buku jenis ini dukenal dengan sebutan easy-to-read. Buku-

buku jenis ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca

sendiri(usia 6-8 tahun) masih tetap ada ilustrasi berwarna disetiap

halamannya tetapi dengan format yang sedikit lebih dewasa. Cerita

disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

menggunakan kalimat-kalimat sederhana biasannya ada 2-5

kalimat di tiap halamannya.

5) Transition Books

Transition books disebut juga sebagai “chapter books

tahap awal” untuk anak usia 6-9 tahun, gaya penulisannya persis

seperti easy readers. Namun lebih panjang serta dilengkapi dengan

ilustrasi hitam-putih di beberapa halamannya.

6) Chapter Books

Untuk usia 7-10 tahun. Kisahnya lebih padat dibandingkan

jenis transition book, walaupun tetap memakai banyak aksi

petualangan kalimat-kalimatnya mulai sedikit komplek, tapi

paragraph yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari

jenis ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di

tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca penasaran dan

terstimulasi untuk terus membaca terus membuka bab-bab

berikutnya.

7) Middle Grade

Untuk usia 8-12 tahun merupakan usia yang tepat anak

dalam membaca. Naskahnya lebih panjang, ceritanya mulai

kompleks dan tema-temanya lebih modern. Anak-anak di usia ini

mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok

fiksi mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga petualangan

fantasi, sementara yang masuk kelompok nonfiksi antara lain

biografi, iptek dan topik-topik multi budaya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

8) Young Adult

Untuk usia lebih dari 12 tahun, plot ceritanya bisa dengan

banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang

difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan

kehidupan remaja saaat ini. Buku cerita bergambar yang berbentuk

board books (buku yang kertasnya sangat tebal seperti karton).

Pop-ups (buku yang halamannya bentuk 3 dimensi) lift the flaps

atau buku-buku khusus (buku-buku yang dapat bersuara). Salah

satunya adalah flip book (buku flip).

c. Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-

gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan

dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk,

mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk

buku tersendiri.

Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic

Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar

dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.” Sebelumnya,

di tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner

mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, “susunan

gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi

suatu ide”.Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud

mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai “juxtaposed pictorial


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

and other images in deliberate sequence, intended to convey information

and/or to produce an aesthetic response in the viewer”.

Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik.

sebagian diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu

ditekankan, yang lain lebih mementingkan kesinambungan image dan

teks, dan sebagian lain lebih menekankan sifat kesinambungannya

(sequential). Definisi komik sendiri sangat supel karena itu

berkembanglah berbagai istilah baru seperti:

1) Picture stories – Rodolphe Topffer (1845)

2) Pictorial narratives – Frans Masereel and Lynd Ward (1930s)

3) Picture novella – dengan nama samaran Drake Waller (1950s).

4) Illustories – Charles Biro (1950s)

5) Picto-fiction – Bill Gaine (1950s)

6) Sequential art(graphic novel) – Will Eisner (1978)

7) Nouvelle manga – Frederic Boilet (2001)

Untuk lingkup nusantara, terdapat sebutan tersendiri untuk komik

seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986)

yaitu cerita bergambar atau disingkat menjadi cergam yang dicetuskan

oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970.

Sementara itu Dr. Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat

komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat

Romeo (1971) mengiklankannya dengan kata-kata “disadjikan setjara

filmis dan kolosal” yang sangat relevan dengan novel bergambar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

d. Ensiklopedi

Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi

penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun

menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

Kata “ensiklopedia” diambil dari bahasa Yunani, enkyklios

paideia yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap.

Maksudnya ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup

semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia

dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal

memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan

ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap

entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya

memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia

memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari.

Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah

fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang

dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia

adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar

untuk lebih menjelaskan.

e. Nomik

Nomik adalah singkatan dari novel komik.

f. Antologi (kumpulan)

Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang

berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga”, adalah sebuah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup

kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam

satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra

lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam

pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis,

kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong

antologi. KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis

pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula

disebut bunga rampai.

g. Dongeng

Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran

fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan

moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan

mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi,

dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-

temurun dari generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu

atau lebih dongeng. Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang

merupakan saduran dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini.

h. Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang

kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar

daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi

juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan

autobiografi.

i. Catatan harian (jurnal/diary)

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian

atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku

yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah

Badai karya Wiranto.

j. Novelet

Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk

dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkira berada

di antara 40-50 halaman. Namun, batasan ini sangat relatif, tidak mutlak.

k. Fotografi

Fotografi berasal dari 2 kata yaitu photo yang berarti cahaya dan

graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah

proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai

istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan

gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang

mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling

populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja

dijadikan buku. Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan

mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga

berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-

foto seperti yang tercetak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

l. Karya ilmiah

Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya.

m. Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-

quran agar maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarati

tafsir kata demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern

untuk menguraikan arti mimpi. Buku yang berisi materi tentang hal ini

dinamakan buku tafsir.

n. Kamus

Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya

disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian,

atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat

kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta

penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI). Wikipedia

menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan

makna kata-kata. Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal

kosakata baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin

mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) kata dan juga contoh

penggunaannya. Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi.

o. Panduan (how to)

Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam,

berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di

luar negeri, dan sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

p. Atlas

Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam

bentuk buku, atasl juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya

Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara,

statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.

q. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya,

buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam

bahasa ilmiah.

r. Teks

Sederhananya adalah buku pelajaran, diktat, modul.

s. Mewarnai

Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya

berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah

membantu anak-anak untuk belajar mewarnia objek.

B. Tinjauan Pop Up

1. Pengertian Pop Up

Buku pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat

bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama dengan

origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau

demikian origami lebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau benda

sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi,

perubahan bentuk hingga dapat bergerak yang disusun sealami mungkin (Ann

Montanaro).

Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13, pada awalnya pop

up digunakan untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat perkiraan

astronomi, menciptakan sandi rahasia dan meramalkan nasib. Selama berabad-

abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan

ilmiah, hingga abad ke-18 tehnik ini mulai diterapkan pada buku yang dirancang

sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak(Short History of Pop-ups).

Jenis pop-up ada bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah pop-ups,

transformations, tunnel books, volvelles, flaps, pull-tabs, pop-outs, pull-downs

dan sebagainya. Beberapa buku pop-up mengunakan salah satu jenis, yang lainnya

menggunakan lebih dari satu jenis. Pencipta dan pendesain buku seperti ini

dikenal dengan sebutan paper engineering (Robert Sabuda).

2. Sejarah Buku Pop Up

Pop Up ini telah didokumentasikan dengan versi yang berbeda-beda,

awalnya bentuk pop up merupakan perancangan yang diproduksi untuk hasil

karya seni pribadi. Pop up muncul ketika pada permulaan penggunaan buku medis

pada abad 16, dinamakan dengan Lift Flaps. Lift flaps adalah alat yang digunakan

di dunia media untuk mengetahui anatomi tubuh manusia. Pada masa itu

penggunaan teknik pop up sangat terbatas karena tidak ada media atau alat yang

mendukung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

Pada tahun 1890, kemajuan industri pop up diawali oleh kebangsaan eropa

Ernet Nister dan Lothar Monggendorfer yang membuat buku untuk anak-anak

dengan bentuk yang bisa berdiri di atas halaman dan dapat menggambarkan gerak

dalam buku tersebut dengan menarik label-label yang ada. Jumlah eksemplar

pembuatan ini sangat kecil karena pada jaman dahulu pemintaan pembuatan buku

ini sangat jarang.

Pop up menghilang sementara waktu hingga mengalami perubahan pada

tahun 1920-an sehingga pada tahun 1940 beberapa judul buku berbentuk pop up

diterbitkan di Inggris dan Amerika. Tahun 1950 dan 1960 dilanjutkan kembali

diproduksi di Inggris, Jepang dan czechoslovakia yang memfokuskan untuk

menerbitkan buku jenis ini.

Era modern dari pop up ini dimulai oleh usaha Waldo Hunt pada

pertengahan tahun 1960. Beliau dibantu oleh dua orang ahli dalam percetakan

mengembangkan industri pop up yang maju hingga saat ini. Produksi massalnya

telah dibuat dan dicetak dengan teknik percetakan modern. Inovasi

dikombinasikan dengan penjualan dan promosi dilakukan untuk perkembangan

buku pop up dari buku anak-anak sederhana hingga untuk dikonsumsi orang

dewasa dan produk komersial.

Di Indonesia, buku berjenis pop up ini masih jarang dijumpai. Muncul

banyak sekali buku pop up terbitan luar negeri yang dipasarkan di Indonesia,

sehingga harga yang ditawarkanpun menjadi mahal. Kesimpulan yang dapat

diambil adalah buku memiliki dua aspek yang berkaitan dan tidak dapat

dipisahkan, yaitu aspek komunikasi dan aspek estetika.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

3. Jenis- jenis teknik pembuatan pop up

Menurut V.Ryan ada beberapa teknik-teknik lipatan pembuatan pop up :

a. V-folding

Menambahkan panel lipatan pada sisi gambar yang akan ditempelkan.

Panel itu diletakkan di sisi dalam kartu sehingga tidak nampak dari luar.

Sudut harus diperhatikan benar-benar agar tidak terjadi kemiringan.

b. Internal Stand

Biasa digunakan sebagai sandaran kecil, sehingga pada saat dibuka,

gambar akan berdiri. Dibuat dengan cara potongan kertas yang dilipat

tegak lurus dan diberi panel untuk ditempelkan pada kartu.

c. Rotary

Caranya dengan membuat dua bagian secara terpisah dan disatukan oleh

sebuah poros ditengah. Harus memperhatikan ketepatan posisinya

sehingga pada saat diputar, gambar yang nampak melalui lubang yang

disediakan dan tidak melenceng.

d. Mouth

Teknik yang biasa digunakan untuk gerakan mulut suatu karakter di film

kartun. Dengan satu potongan di bagian yang dilipat, lalu satu sisi dilipat

ke atas dan satu kebawah dengan sudut tertentu. Lalu kedua sisi yang

dilipat dibuka kembali dan dilipat ke bagian dalam kartu.

e. Paralel Slide

Biasa digunakan untuk memungkinkan ada gerakan secara segaris. Cara

membuatnya dengan membuat lubang secukupnya sebagai lintasan,

kemudian tempelkan gambar dan panel dengan posisi berturut-turut :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

Gambar – Kartu – Panel, sehingga kartu terletak dilapisan tengah. Dengan

demikian gambar dapat digerakkan satu arah.

4. Kelebihan buku pop up

Buku pop-up dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik.

Mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi, gambar yang

dapat bergerak ketika halaman-nya dibuka atau bagiannya digeser, bagian yang

dapat berubah bentuk, memiliki tekstur seperti benda aslinya bahkan beberapa ada

yang dapat mengeluarkan bunyi. Hal-hal seperti ini membuat ceritanya lebih

menyenangkan dan menarik untuk dinikmati.

Hal lain yang membuat buku pop-up menarik dan berbeda dari buku cerita

ilustrasi biasa adalah ia memberikan kejutan- kejutan dalam setiap halamannya

yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka. “Pembaca seperti

menjadi bagian dari hal yang menakjubkan itu karena mereka memiliki andil

ketika mereka membuka halaman buku”( Robert Sabuda,Okcit hal 1). Hal ini

membuat pembaca memancing antusias pembaca dalam mengikuti ceritanya

karena mereka menanti kejutan apa lagi yang akan diberikan di halaman

selanjutnya.

Buku pop-up mempunyai kemampuan untuk memperkuat kesan yang

ingin disampaikan dalam sebuah cerita sehingga dapat lebih dapat terasa.

Tampilan visual yang lebih berdimensi membuat cerita semakin terasa nyata

ditambah lagi dengan kejutan yang diberikan dalam setiap halamannya. Gambar

dapat secara tiba-tiba muncul dari balik halaman atau sebuah bangunan dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

berdiri megah ditengah-tengah halaman dengan cara pemvisualisasi ini, kesan

yang ingin ditampilkan dapat lebih tersampaikan. Jenis cerita yang disampaikan

dalam buku pop-up bisa sangat beragam mulai dari pengetahuan seperti

pengenalan hewan, geografis suatu negara, kebudayaan, sejarah, kegiatan

keagamaan, hingga cerita imaginer seperti dongeng, fabel, cerita rakyat, mitos,

legenda.

5. Kekurangan buku pop up

Selain berbagai keunggulannya, buku pop-up memiliki kelemahan juga.

Kelebihan buku pop-up adalah kelemahannya juga karena memiliki mekanik yang

dapat membuat buku pop-up bergerak, muncul hingga secara lebih berdimensi,

waktu pengerjaannya cenderung lebih lama karena menuntut ketelitian yang lebih

ekstra sehingga mekanik dapat bekerja dengan baik dalam waktu yang lama dan

juga untuk menjaga durabilitynya. Seperti pada yang dimiliki oleh buku robert

sabuda, ia memiliki 1000-1500 pekerja yang dapat menghasilkan 10.000 hingga

15.000 buah buku pop-up dalam tiap minggunya (Robert Sabuda, Okcit hal 1). 5

Hal ini meyebabkan buku pop-up menjadi lebih mahal dari pada buku cerita

ilustrasi pada umumnya. Selain dari itu penggunaan material buku yang lebih

berkualitas juga membuat buku seperti ini lebih mahal.

6. Manfaat Pop Up

Buku pop-up memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna, seperti

mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan memperlakukannya dengan

lebih baik, lebih mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop-up

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

memiliki bagian yang halus sehingga memberikan kesempatan untuk orang tua

duduk bersama dengan putra-putri mereka dan menikmati cerita (Robert Sabuda,

Okcit hal 1) (mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak), dapat

mengembangkan kreatifitas anak, merangsang imaginasi anak (Hassan Nur,

2008), menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu

benda (pengenalan benda). Manfaat lain dari buku pop-up adalah media ini dapat

digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan terhadap membaca.

Dibandingkan dengan buku cerita anak yang biasa, buku pop-up dapat lebih

memberikan kenikmatan dalam membaca cerita. Dalam menikmati buku pop-up,

anak tidak hanya membaca sebuah cerita, mereka dapat berinteraksi dengan cerita

yang disampaikan dalam buku dan ikut aktif sebagai pelaku, baik itu melalui

sentuhan, pengamatan atau bahkan melalui suara yang disajikan dalam buku pop-

up. Unsur kejutan yang dimiliki buku pop-up dapat menumbuhkan rasa penasaran

anak terhadap kelanjutan suatu cerita sehingga membuat anak semakin gemar

untuk membaca.

C. Tinjauan Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau

pengantar. Beberapa definisi menurut para ahli tentang multimedia. Menurut

EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) media adalah segala bentuk yang

dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan pengertian media

menurut Djamarah (1995:136) adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

Selain itu, Bovee (1987) dalam bahwa “Media adalah sebuah alat yang

mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Jadi, media merupakan alat perantara

yang diciptakan untuk menyalurkan pesan dengan tujuan agar pemakai dapat lebih

mudah dalam mencapai suatu tujuan.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secar terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efisien dan efektif (Rosyada Dede, 2008:8). Menurut Latuheru dalam

Hamdani (2005) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,

atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar

proses interaksi komunikasi edukasi dengan guru dan siswa dapat berlangsung

secara tepat guna dan berdaya guna. Definisi ini sejalan dengan definisi yang

disampaikan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of

Education and Communication Tecnology) di Amerika, yaitu segala bentuk dan

saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.

Menurut Derek Rowntree, media pembelajaran berfungsi membangkitkan

motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

belajar, mengaktifkan respon siswa, memberikan balikan dengan segera, dan

menggalakkan latihan yang serasi.

Menurut McKnown, media memiliki 4 fungsi, yaitu mengubah titik tekan

pengajaran dari instruksional akademis menjadi pengajaran yang mementingkan

kebutuhan kehidupan siswa, membangkitkan motivasi belajar, memberikan

kejelasan, dan memberikan rangsangan.

Menurut Edgar Dale dkk. media berfungsi memberikan dasar pengalaman

kongkret, mempertinggi perhatian siswa, memberikan realitas, memberikan hasil

belajar permanen, menambah perbendaharaan non verbalistik, dan memberikan

pengalaman baru. Sedangkan Menurut Sudjana dan Rifa’i media pembelajaran

berfungsi agar pengajaran lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar, memperjelas makna bahan pengajaran, metode pengajaran lebih

bervariasi, dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar lebih banyak.

3. Jenis- jenis Media

Menurut Rudi Brets dalam Sudarajat (2008 : 52) membagi media

berdasarkan indera yang terlibat yaitu :

a. Media audio

Media audio yaitu media yang hanya melibatkan indera

pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.

Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan

verbal dan non- verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

kata, dan pesan non-verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan

vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.

b. Media visual

Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera

penglihatan. termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal,

media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-

verbal adalah media visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistik

berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-grafis adalah media

visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol visual

atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik,

diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi

adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti

miniatur, mock up, specimen, dan diorama.

c. Media audio visual

Media audio visual yaitu media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan

yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non-

verbal yang terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang

terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual yang terdengar dan

terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film

dokumenter, film drama, dan lain-lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

4. Pesan Dalam Media

Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau

kata yang sesuai untuk khalayak sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif

dan kreatif, untuk itu pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Command attention

Kembangkan suatu idea tau pesan pokok yang merefleksikan strategi

desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan

membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah melupakan

pesan tersebut.

b. Clarify the massage

Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang effektif harus

memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Kalau

pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan

tersebut gagal.

c. Create trust

Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah

masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit

diare, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau dan

mudah didapat didekat tempat tinggalnya.

d. Communicate a benefit

Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak sasaran

termotivasi membuat jamban misalnya, karena mereka akan memperoleh

keuntungan dimana anaknya tidak akan terkena penyakit diare misalnya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

e. Consistency

Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia

apapaun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan

tetap sama.

f. Cater to the heart and head

Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi

yang efektif tidak hanya sekedar member alas an teknis semata, tetapi juga

harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.

g. Call to action

Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran untuk

bertindak sesuatu.“Ayo, cuci tangan pakai sabun” adalah contoh ungkapan

yang memotivasi kearah suatu tindakan.

D. Tinjauan Promosi Kesehatan

1. Pengertian Promosi

Philip Kotler (1997: 42) mendefinisikan promosi sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari

produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar membelinya. Rambat lupiyaadi

(2001: 108) mendefinisikan promosi sebagai salah satu variabel dalam bauran

pemasaran yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan

produk jasanya. Julian Cummins (1991: 11) mendefinisikan promosi sebagai

serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran penjualan atau

pemasaran dengan menggunakan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

tambah pada produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakai langsung,

biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.

Ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi bukan

saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen dalam

kegiatan pembelian sesuai keinginan dan kebutukan. Hal ini dilakukan dengan

menggunakan alat – alat promosi.

2. Pengertian Kesehatan

Kesehatan menurut Undang no. 9 tentang pokok-pokok kesehatan dalam

bab I pasal 1 yang dimaksud dengan kesehatan dalam Undang-undang ini adalah

yang meliputi kesehatan badan,rohani,dan sosial dan bukan hanya keadaan yang

bebas dari penyakit,cacat. Dalam tambahan lembar negara RI no.2008 termuat

penjelasan UU no. 3 tahun 1960 tentang kesehatan jiwadalam pasal I, kesehatan

jiwa menurut faham ilmu kedokteran pada waktu sekarang adalah saat kondisi

yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektuil dan emosionil yang optimal

dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keaadaan orang lain.

Dalam tambahan lembaran negara RI no.2068 termuat penjelasan UU no.9

tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan dalam pasal 3 yang dimaksud

kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam msyarakat, perikehidupan ini harus

sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan

untuk memelihara kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam

masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan

pada waktunya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

3. Pengertian Promosi Kesehatan

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan

pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti

Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan

Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu

kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau

pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata,

akan tetapi didalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka

perubahan perilaku masyarakat.

WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,

dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya,

kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat

disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang

dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat

sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya (repository.usu.ac.id)

Menurut Green (Notoatmodjo 2005) promosi kesehatan adalah segala

bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan

ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan

lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa

perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

a. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan dan

sikap seseorang.

b. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan

fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.

c. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi

seseorang

untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang,

peraturan-peraturan, surat keputusan.

Disisi lain Nutbeam dan Keleher (2007) menerangkan bahwa promosi

kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya

menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu, tetapi juga

perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan

individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk

memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

dan mengembangkan kesehatan individu dan masyarakat. Berlandaskan konsep

dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit, menurut

Keleher (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu

(scribd.com) :

a. Membangun kebijakan kesehatan publik

b. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan

c. Memberdayakan masyarakat

d. Mengembangkan kemampuan personal

e. Berorientasi pada layanan kesehatan

f. Promote social responbility of health

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

g. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan sosial

h. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan

i. Memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat.

j. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan

4. Visi Misi Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi

yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan

dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam

kerangka Paradigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat. Bilamana ditengok

kembali hal ini sejalan dengan visi global.

Visi Promosi Kesehatan adalah “PHBS 2011”, yang mengindikasikan

tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi

tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau

impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga

menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki)

ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa

bidang garapan promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang

menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan

lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.

Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah memberdayakan individu,

keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat, membina suasana atau lingkungan

yang kondusif bagi terciptanya PHBS di masyarakat, melakukan advokasi kepada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan

tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh promosi kesehatan dalam

mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang

perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan

serempak.

5. Promosi Kesehatan di Sekolah

Kesehatan dibentuk oleh kehidupan sehari-hari (health is created within

the setting of everyday life) (WHO 2003). Dalam kehidupan sehari-hari manusia,

menghabiskan waktunya ditempat atau tatanan (setting), yakni didalam rumah

(keluarga), di sekolah (bagi anak sekolah), dan di tempat kerja (bagi orang

dewasa). Oleh sebab itu, kesehatan seseorang juga ditentukan oleh tatanan-tatanan

tersebut.

Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan

dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan

perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang

berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan

belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat

WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:

a. Advokasi

Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan

oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan

masyarakat, khususnya kesehatanmasyarakat sekolah. Guna mendapatkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan

upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting

programkesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak

yang akan menentukankebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait

dana untuk kegiatan

b. Kerjasama

Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi

jalannya programpromosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai

pihak dapat saling belajar danberbagi pengalaman tentang keberhasilan dan

kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang

ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan

promosi kesehatan.

c. Penguatan kapasitas

Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus

dapat dilaksanakansecara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus

diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi

kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka

penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program

promosi kesehatan sekolah.

d. Kemitraan

Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM

maupun usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi

kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong

mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

e. Penelitian

Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan

penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian

merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di

sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan

evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.

Berikut ini akan dibahas tujuan, manfaat serta sasaran dari promosi

kesehatan sekolah:

a. Tujuan Promosi Kesehatan Sekolah

Tujuan Promosi Kesehatan di sekolah antara lain sebagai berikut :

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat

disekolah

2) Mencegah dan memberantas penyakit menular dikalangan masyarakat

sekolah pada khususnya dan masyarakat umum secara keseluruhan

3) Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah melalui

usaha-usaha

a) Mengikutsertakan secara aktif guru, murid dan orang tua murid dalam

usaha memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan

kebiasaan hidup sehari-hari, mengawasi kesehatan anak murid serta

mengenal kelainan kesehatan sedini mungkin, melakukan pertolongan

pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana.

b) Imunisasi

c) Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya

d) Usaha perbaikan gizi anak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

e) Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat

b. Manfaat Promosi Kesehatan Sekolah

Manfaat Promosi Kesehatan di sekolah antara lain sebagai berikut :

1) Terciptanya derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat

disekolah

2) Mata rantai penyakit menular dapat dicegah dan diminimalisir dikalangan

sekolah pada khususnya dan masyarakat umum secara keseluruhan

3) Kekebalan tubuh murid sekolah ditingkatkan melalui Imunisasi

4) Kesehatan gigi dan pencegahannya

5) Murid sekolah terjaga dalam hal gizi anak

6) Terciptanya lingkungan sekolah yang sehat

c. Sasaran Promosi Kesehatan Sekolah

Sasaran program promosi kesehatan disekolah, antara lain mencakup:

1) Murid Sekolah

2) Komponen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah, dan orang

tua murid)

3) Lingkungan Sekolah

E. Tinjauan Kesehatan

Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun

1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial

kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan".

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Pada tahun 1986, WHO dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,

mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari,

bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya

sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik."Klasifikasi sistem seperti WHO

Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi

Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan (ICF) dan Klasifikasi Internasional

Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan.

Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi fisik, mental, dan

kesejahteraan sosial, yang bersama-sama sering disebut sebagai Segitiga

Kesehatan.

1. Aspek Kesehatan

Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :

a. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit

atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.

Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional,

dan spiritual.

1) Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

2) Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan

sebagainya.

3) Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan

rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual

dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain,

sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah

dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan

orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,

agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya,

serta saling toleran dan menghargai.

d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,

dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat

menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.

Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut

(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu,

bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni

mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya

berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan,

atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

2. Tujuan Pembangunan kesehatan

Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk

tercapainya tujuan utama sebagai berikut:

a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

dalam bidang kesehatan.

b. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

c. Peningkatan status gizi masyarakat.

d. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

e. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai tinjauan gigi, mulut, dan kulit

a. Gigi

1) Tinjauan gigi

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari

banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang

memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama

dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada

beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi

tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email

gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut

dan dentin terdeposit di tempatnya.

Gigi pada manusia termasuk golongan gigi heterodont karena

bentuknya bermacam-macam dan fungsinya pun berbeda-beda. Secara

umum gigi bisa dibagi menjadi empat jenis:

a) Gigi insisif atau gigi seri

Gigi ini berbentuk persegi panjang, dan berfungsi untuk memotong

makanan. Gigi insisif terletak di bagian paling depan di tengah

lengkung gigi, ada empat buah di rahang atas maupun di rahang

bawah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

b) Gigi kaninus atau gigi taring

Gigi taring berada di sebelah gigi insisif. Gigi ini berbentuk lebih

panjang dengan ujung yang runcing. Gigi taring berfungsi untuk

mengoyak atau menyobek dan memotong makanan. Gigi taring

berjumlah empat buah, dua di rahang atas dan dua di rahang bawah.

c) Gigi premolar atau gigi geraham kecil

Di belakang gigi kaninus ada gigi premolar. Bentuk gigi premolar di

rahang atas agak berbeda dengan premolar di rahang bawah.

Premolar rahang atas mempunyai dua bonjol, sedangkan premolar

rahang bawah hampir mirip dengan kaninus namun bonjolnya gak

runcing dan bentuknya juga lebih besar dari gigi kaninus. Totalnya

gigi premolar ada delapan buah, empat di rahang atas dan empat di

rahang bawah. Gigi premolar berfungsi untuk menyobek dan

membantu menghaluskan makanan.

d) Gigi molar atau gigi geraham besar

Gigi molar berada di belakang gigi premolar. Bentuknya seperti

kotak dan ukurannya besar. Gigi molar merupakan gigi yang paling

berperan dalam proses penghalusan makanan. Totalnya ada dua belas

buah, enam di rahang atas dan enam di rahang bawah. Terkadang gigi

molar yang paling belakang atau biasa disebut dengan nama bungsu

gak muncul, sehingga jumlah gigi molar hanya delapan buah. Orang

bule’ menyebut gigi molar bungsu dengan nama wisdom teeth.

Karena gigi ini muncul ketika seseorang dianggap lebih dewasa dan

bijaksana yaitu sekitar umur 20-an.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Gigi manusia mempunyai 4 jaringan struktur yaitu:

(1) Email

Email adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang

gigi dengan zat yang sangat keras yang berada di bagian paling luar

gigi manusia.

(2) Tulang

Tulang merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email

yang dibentuk dari zat kapur.

(3) Rongga Gigi

Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh

darah kapiler dan serabut-serabut syaraf.

(4) Semen / Sementum

Semen merupakan bagian dari akar gigi yang berdampingan/

berbatasan langsung dengan tulang rahang di mana gigi manusia

tumbuh.

b. Mulut

1) Tinjauan Mulut

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air

pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya

merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di

anus. Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

a) Gigi (dens)

b) Lidah (lingua)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat

membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.

Berfungsi untuk:

(1) sebagai indera pengecap/perasa

(2) mengaduk makanan di dalam rongga mulut

(3) membantu proses penelanan

(4) membantu membersihkan mulut

(5) membantu bersuara/berbicara

c) Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah

c. Kulit

1) Tinjauan Kulit

Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh manusia, yang sebagian besar

ditumbuhi rambut, baik rambut halus maupun rambut kasar dan panjang,

yang membungkus seluruh permukaan tubuh manusia. Secara anatomi

fungsi kulit melindungi tubuh terhadap benda asing, misalnya bakteri

dan benturan fisik, juga berfungsi menghindari penguapan yang

berlebihan.

a) Struktur Kulit

Kulit adalah suatu struktur jaringan diperlengkapi dengan

pembungkus yang kedap air (waterproof) dan melindungi tubuh,

mengandung ujung-ujung saraf sensible (perasa) dan membentuk

pengaturan suhu. Didalam lapisan kulit yang lebih dalam terdapat

banyak vaskularisasi dan ujung-ujung saraf sensible sehingga bila

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

terjadi penekanan setempat dalam waktu lama maka sirkulasi akan

mengalami gangguan.

Kulit terdiri dari beberapa lapisan, dari yang paling luar

sampai yang paling dalam, dan kulit tubuh dari satu bagian tubuh

dengan bagian yang lain sangat berbeda. Kulit di daerah wajah dan

leher jauh berbeda dengan ketebalan kulit di daerah telapak tangan

dan kaki. Kulit menerima stimulus sakit, perabaan dan perubahan

temperatur.

Kelenjar Sebacea yang berada di dalam dermis, sel-sel yang

ada dalam kelenjar ini akan bergabung menimbun butir-butir lemak

dan akan dikeluarkan sebagai sebum (sekret kelenjar sebacea),

berupa zat kental setengah cair yg terdiri dari lemak dan debris epitel

dan akan masuk kedalam folikel rambut, mengalir mengikuti rambut

menuju permukaan kulit.

Sekresi ini mengandung lemak, protein, garam dan air.

Sebum ini dapat berfungsi dalam cuaca dingin mempertahankan

suhu badan dengan cara menghalangi penguapan. Kelenjar ini

terdapat banyak di kepala dan wajah dan bentuk yang agak besar

terdapat di sekitar lubang hidung, mulut dan telinga luar.

Kelenjar keringat (sudorifera) terdapat di dalam subkutis

membentuk saluran keluar yang cukup panjang dan bermuara pada

suatu lubang kecil pada permukaan kulit, terutama terdapat pada

telapak kaki dan tangan, memberi stimulis untuk berkeringat pada


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

suhu tinggi dan saat emosi meningkat. Berkeringat karena emosi bisa

tampak pada dahi, ketiak, telapak kaki dan tangan.

b) Fungsi Kulit

(1) Fungsi proteksi

Melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik maupun

mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi,

seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat

lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau

sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus.

(2) Fungsi Absorpsi

Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal, tipisnya kulit,

hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat

yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel,

saluran kelenjar atau saluran keluar rambut.

(3) Fungsi Ekskresi

Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak

berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak

dan keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada

pH 5 – 6,5.

(4) Fungsi Pengindra (Sensori)

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan

subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di

daerah erotik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

(5) Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Kulit melakukan peran ini dengan mengeluarkan keringat dan otot

dinding pembuluh darah kulit.

(6) Fungsi pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal

epidermis. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin

yang terbentuk menetukan warna kulit.

(7) Fungsi Keratinasi

Proses keratinasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung

selama 14 – 21 hari. Proses ini dilakukan agar kulit dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada beberapa macam

penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat

bersisik, tebal, kasar dan kering.

(8) Fungsi Produksi Vitamin D

Kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi

kolesterol dengan bantuan sinar matahari.

(9) Fungsi Ekspresi Emosi

Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan

kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk menyatakan emosi yang

terdapat dalam jiwa manusia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

F. Tinjauan Anak Usia Pra Sekolah

1. Pengertian Anak Pra Sekolah

Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai lima tahun. Pada

masa ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan spiritual yang

begitu signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri, berinteraksi

dengan orang lain, dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi merupakan modal

awal anak dalam mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya, yaitu tahap

sekolah. (Whaley dan Wong, 1995).

Masa prasekolah (usia 3 – 5 tahun) merupakan fase ketika anak mulai

terlepas dari orang tuanya, dan mulai berinteraksi dengan lingkungannya. Tugas

perkembangan pada anak prasekolah adalah mencapai otonomi yang cukup

memenuhi dan menangani diri sendiri tanpa campur tangan orang tua secara

penuh. Pada tahap ini, anak dapat dilibatkan dalam kegiatan atau pekerjaan rumah

tangga untuk membantu orang tua (Whaley dan Wong,1999). Keberhasilan pada

tahap prasekolah akan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan anak dalam

menghadap tahap perkembangan berikutnya.

Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi

Potensi- potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut

berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-

potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak- kanan adalah

salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan

dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (Supartini, 2004).

Masa prasekolah menurut Munandar (1992) merupakan masa-masa untuk bermain


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

dan mulai memasuki taman kanak- kanak. Waktu bermain merupakan sarana untuk

tumbuh dalam lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal (Gunarsa, 2004).

2. Pertumbuhan Anak Pra Sekolah

Anak merupakan individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan

yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga

berbeda (Soetjiningsih, 1995). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,

yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang

(centimeter, meter), dan umur tulang (Soetjiningsih, 1995).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan, yang menyangkut adanya proses diferensiasi

dari sel–sel tubuh, jaringan tubuh,organ–organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing–masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk

juga perkembangan emosi, intelektul dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995). Tumbuh kembang merupakan proses

kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa, yang dipengaruhi oleh

faktor bawaan dan lingkungan (Soetjiningsih, 1995) .

Soejiningsih, 1995 mengemukakan bahwa semua tugas perkembangan

anak usia 4-6 tahun itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam

empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi

a. Perilaku Sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan kemandirian,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

bersosialisasi, dan berintraksi dengan lingkungan misalnya, membantu di

rumah, mengambil makan, berpakaiaan tanpa bantuan, menyuapi

boneka, menggosok gigi tanpa bantuan, dan mengambil makan.

b. Gerakan Motorik Halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu yang

dilakukan otot–otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat

misalnya menggambar garis, lingkaran, dan menggambar manusia.

c. Bahasa

Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah misalnya bicara semua di mengerti, mengenal dan menyebutkan

warna, menggunakan kata sifat (besar –kecil)

d. Gerakan Motorik Kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh misalnya

berdiri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan menendang bola

kedepan.

3. Ciri-Ciri Anak Pra Sekolah

Snowman (1993) di kutip dari Padmonodewo (2003) mengemukakan ciri –

ciri anak prasekolah yang meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

a. Ciri Fisik

Penampilan atau gerak–gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak

yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya sangat

aktif. Mereka telah memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

sangat menyukai kegiatan–kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan

kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat dan melompat. Usahakan

kegiatan–kegiatan tersebut diatas sebanyak mungkin sesuai dengan

kebutuhan anak dan selalu dibawah pengawasan.Walaupun anak laki–laki

lebih besar, namun anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang

bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya

jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkan dari sikap

membandingkan laki-laki–perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan.

b. Ciri Sosial

Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang disekitarnya.

Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat yang cepat

berganti. Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial,

mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang biasa di pilih biasanya

yang sama jenis kelaminnya tetapi kemudian berkembang jadi sahabat yang

terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

c. Ciri Emosional

Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka

seringkali memperebutkan perhatian guru.

d. Ciri Kognitif

Anak prasekolah umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian besar dari

mereka senang berbicara, khususnya pada kelompoknya. Sebaliknya anak

diberi kesempatan untuk menjadi pendengar yang baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Identifikasi Obyek

1. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo

a. Data Fisik

Dinas Kesehatan adalah lembaga pemerintah yang bertugas

mengurusi semua hal tentang kesehatan. Melalui UU. No.32 Tahun 2004

tentang pemerintah daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan

salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan kabupaten. Dinas

kesehatan kabupaten Sukoharjo terletak di Jalan Dr. Muwardi No. 66,

telepon (0271) 593015. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo

berkoordinasi dengan 12 Puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan, 48

puskesmas pembantu dan 79 puskesmas keliling. Puskesmas dengan unit

perawatan ada sebanyak 10 buah dengan 168 tempat tidur. 11 puskesmas

mempunyai unit gawat darurat dan mampu melayani pasien dengan kasusu-

kasus kegawatan.

b. Visi dan Misi

1) Visi

Di dalam rencana strategi pembangunan kesehatan Kabupaten

Sukoharjo tahun 2006-2010 telah ditetapkan visi pembangunan

kesehatan Kabupaten Sukoharjo yang secara singkat dinyatakan sebagai

Sukoharjo Sehat 2010, akan tetapi dengan mulai bergesernya waktu dan

paradigma, dan sesuai dengan renstra 2010-2015, maka visi


commit to user

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

pembangunan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo menjadi Masyarakat

Sukoharjo Sehat Mandiri dan Berkeadilan.

Visi tersebut merupakan gambaran masyarakt Sukoharjo pada

masa yang akan datang dengan penduduknya hidup dalam lingkungan

dan perilaku sehat,mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memilikiderajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Masyarakat mampu mengenali tingkat kesehatan,

masalah kesehatan, merencanakan kondisi dan mengatasi, memelihara,

meningkatkan, dan melindungi diri sendiri. Untuk mencapai kondisi

tersebut didukung sumber daya semaksimal mungkin diutamakan dari

kemampuan sumber daya yang ada di Sukoharjo, meliputi sumber daya

manusia, pembiayaan, perbekalan dan obat, sarana dan prasarana dengan

tidak menutup kemungkinan adanya alokasi dan mobilisasi ke luar

Sukoharjo.

Lingkungan sehat yang diharapkan adalah suatu lingkungan

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan bebas polusi,

tersedia akses terhadap air bersih, sanitasi memadai dan terwujud

kawasan pemukiman beserta perencanaan pembangunan yang

berwawasan kesehatan.

Perilaku masyarakt yang diciptakan adalah masyarakat bersifat

proaktif untuk memlihara dan meningkatkan derajat kesehatannya,

mencegah terjadinya penyakit dan berpartisipasi aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

2) Misi

Misi mencerminkan peran, fungsi, dan kewenangan seluruh

jajaran organisasi kesehatan di Sukoharjo, yang secara teknis

bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan kesehatan. Untuk mewujudkan visi tersebut ada 8 misi

yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di semua jenjang

administrasi pemerintah, yaitu:

a) Merumuskan kebijakan dan memantapkan manajemen untuk

meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan

b) Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan

kesehatan perorangan yang bermutu dan terjangkau.

c) Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyrakat dalam

mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

d) Mewujudkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat.

e) Mewujudkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang

bermutu, merata, terjangkau serta pembinaan dan pengendalian

bidang farmasi, makanan minuman dan perbekalan kesehatan.

f) Mendorong terwujudnya kondisi lingkungan sehat dan perilaku hidup

sehat dalam mengendalikan dan mencegah penyakit serta

penanggulangan kejadian luar biasa.

g) Mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu dan

berdasarkan data/ fakta (evidence based).

h) Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan melalui regulasi

kesehatan pengembangan profesionalisme.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

c. Tugas dan Fungsi

Tugas pokok

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan dibidang kesehatan. Melaksanakan sebagian urusan

rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah.

Fungsi

1) Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan meliputi

pendekatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),

pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) upaya kesehatan

berdasarkan kebijaksanaan pemerintah.

2) Melaksanakan pembinaan tehnis dibidang upaya kesehatan dasar dan

upaya kesehatan rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang

ditetapkan Dinas Kesehatan Propinsi dan Menteri Kesehatan.

3) Dan melaksanakan fungsi manajemen Kesehatan yang meliputi fungsi

perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan, administrasi dan

koordinasi sesuai dengan kebijakan Bupati Kepala Daerah, Dinas

Kesehatan Propinsi, dan Menteri Kesehatan.

d. Struktur Organisasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

Dalam penyelanggaran promosi kesehatan bagian yang terkait

dalam penyelenggaraan ini adalah bidang promosi kesehatan, bidang

P2PL, dan bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini akan

diuraikan tugas masing- masing bagian:

1) Seksi Promosi Kesehatan

a) Penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk

teknis promosi kesehatan termasuk pemberdayaan keluarga,

institusi, dan masyarakat.

b) Penyusunan rencana program/kegiatan promosi kesehatan.

c) Pendistribusian tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada

bawahan sesuai bidang tugasnya.

d) Penyelenggaraan program/ kegiatan promosi kesehatan .

e) Pembinaan, bimbingan tekins dan pengawasan program/ kegiatan

promosi kesehatan.

f) Evaluasi penyelenggaran program/ kegiatan promosi kesehatan.

g) Koordinasi dengan unit kerja terkait baik secara lisan atau tertulis

guna memperoleh sinkronisasi dan dukungan dalam pelaksanaan

tugas.

h) Pelaporan atau pelaksanaan tugas kepada atasan baik lisan maupun

tertulis.

i) Evaluasi dan penilaian kinerja bawahan sesuai dengan pedoman

yang berlaku.

j) Tugas-tugas lain yang diberikan atasan yang berkaitan dengan

bidang tugas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

2) Seksi Pencegahan Penyakit

a) Penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk

teknis pencegahan penyakit menular yang dapat dicegah dengan

imunisasi dan penyakit tidak menular tertentu.

b) Penyusunan rencana program/ kegiatan pencegahan penyakit

menular yang dapat dicegah dengan imunisasi dan penyakit tidak

menular tertentu.

c) Pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan program/kegiatan

pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan

penyakit tidak menular tertentu.

d) Evaluasi penyelenggaraan program/ kegiatan pencegahan penyakit.

e) Koordinasi dengan unit kerja terkait guna memperoleh sinkronisasi

dan dukungan dalam pelaksanaan tugas.

3) Seksi Pengendalian Penyakit

a) Penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk

teknis pengendalian penyakit

b) Penyusunan rencana program/ kegiatan pengendalian penyakit

c) Penyelenggaraan dan pengendalian operasional surveilans

epidemiologi, penanggulangan penyakit akibat bencana, KLB dan

wabah.

d) Pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan program/kegiatan

pengendalian penyakit

e) Evaluasi penyelenggaraan program/ kegiatan pengendalian

penyakit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

f) Koordinasi dengan unit kerja terkait guna memperoleh sinkronisasi

dan dukungan dalam pelaksanaan tugas.

4) Seksi Penyehatan Lingkungan

a) Merencanakan kegiatan kerja penyehatan lingkungan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.

b) Melaksanakan, mengendalikan, membina, mengevaluasi dan

melaporkan program penyehatan lingkungan.

c) Surveilans penyehatan lingkungan.

5) Seksi Pelayanan Kesehatan

a) Melaksanakan dan mengkoordinir penyusunan rencana program

dan kegiatan pelayanan kesehatan.

b) Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan dan pengendalian

program dan kegiatan pelayanan kesehatan.

c) Pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat bersama-sama

koordinator unit promizi serta koordinator unit terkait.

d) Melaksanakan dan mengkoordinir laporan dan data pelaksanaan

program dan kegiatan pelayanan kesehatan.

e. Strategi

Startegi pelaksanaan pembangunan kesehatan dengan memperhatikan

faktor-faktor kunci penentu keberhasilah sebagai berikut :

1) Mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis

masyarakat

2) Meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa siaga

dan peningkatan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

pencegahan dan penanggulan penyakit dan kejadian luar biasa dan

peilaku hidup bersih dan sehat.

3) Pengembangan pengelolaan air minum/ bersih, pembuangan air limbah,

jamban keluarga dan pembuangan sampah dengan pendekatan berbasis

masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna.

4) Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian

suplemen makanan (makanan tambahan), deversifikasi makanan dan

peningkatan keluarga sadar gizi.

5) Meningkatkan kemitraan dalam pengawasan peredaran obat termasuk

obat asli Indonesia dan makanan.

6) Mencukupi sarana dan prasarana serta menerapkan sertifikasi,akreditasi,

dan lisensi pada pelayanan kesehatan.

7) Mengembangkan sistem informasi kesehatan online dan terintegrasi

serta pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar pengambilan keputusan

dan regulasi.

8) Mengembangkan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas),jaminan

kesehatan daerah (Jamkesda).

2. Status Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit di Indonesia

Masalah kesehatan gigi, mulut dan kulit di Indonesia merupakan

masalah kesehatan yang masih perlu diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini

bisa dilihat dari masih tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut,serta

penyakit yang diakibatkan oleh terabaikannya kebersihan kulit seperti

ISPA,diare dan cacingan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

Berdasarkan SKRT 2007, sekitar 90 % penduduk Indonesia

mengalami ganguan pada gigi dan mulut mereka. 89% penyakit gigi dan

mulut diderita oleh anak-anak dibawah usia 12 tahun. Karies gigi dan radang

gusi merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada anak-anak Sekolah

Dasar di Indonesia. Sekitar 70 % karies tersebut masih merupakan karies awal.

Indeks karies di Indonesia sebagai salah satu negara SEARO (South

East Asia Regional Offices) saat ini berkisar 2.2, untuk kelompok usia 12

tahun. Di negara berkembang lainnya indeks karies 1.2, sedangkan indeks

target WHO untuk tahun 2010 adalah 1.0. Berdasarkan Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT, 2007), prevelansi karies di Indonesia mencapai

90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara

berkembang lainnya.

Sejak tahun 1992, secara umum, penyakit menular merupakan sebab

dari 37,2% kematian, diantaranya 9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran

nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok usia 1 4 tahun, diare

merupakan penyebab kematian terbanyak (23,2%) sedangkan urutan ke dua

(18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit diare dan

ISPA, merupakan penyakit yang perlu diupayakan cara pencegahannya.

Keberishan diri merupakan faktor yang penting untuk mencegah penyakit

tersebut, dengan menggerakkan cuci tangan memakai sabun dapat

menyelamatkan satu juta anak dari penyakit tersebut.

Penyakit cacingan juga merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia. Infeksi cacing dapat ditemukan pada berbagai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

golongan umur, namun prevalensi tertinggi ditemukan pada anak balita dan

usia SD. Dari penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-

70%. Penelitian di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, kasus

infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sekitar 25 35% dan cacing

cambuk (Trichuris trichiura) 65-75%. Resiko tertinggi terutama kelompok

anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar

rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar

telur cacing tanpa alas kaki.

3. Status Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit di Kabupaten Sukoharjo

Kebersihan kulit mempunyai peranan penting dalam menjaga

kesehatan seseorang. Menurut Depkes 2000, hanya dengan mencuci tangan

secara ilmiah terbukti mengurangi resiko terkena penyakit menular. Penyakit-

penyakit yang diakibatkan kurangnya kebersihan kulit yang paling tinggi di

Kabupaten Sukoharjo adalah penyakit ISPA dan diare.

Penyakit ISPA dan diare sendiri merupakan jenis penyakit yang masuk

dalam pencapaian kinerja pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo. Selain ISPA dan diare,penyakit cacingan ternyata juga

masih diderita oleh anak usia pra sekolah di Kabupaten Sukoharjo. Walaupun

jumlahnya tidak banyak, tapi penyakit ini juga perlu mendapat perhatian

sehingga tidak semakin meningkat. Berikut ini akan diberikan tabel

rekapitulasi kunjungan pasien puskesmas dengan diagnosa ISPA, cacingan,

dan diare.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

ISPA Cacing kremi

Puskesmas 1-4 tahun 5-9 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun

Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama

Weru 1038 173 876 108 0 0 0 0

Bulu 436 202 342 216 0 0 0 0

Tawangsari 3239 1515 2811 15 1 0 3 0

Sukoharjo 3495 208 1933 253 1 0 0 0

Nguter 724 30 282 15 1 0 0 0

Bendosari 2607 189 1648 160 2 0 0 0

Polokarto 6429 66 2955 11 0 0 0 0

Mojolaban 6105 1586 3590 583 5 0 3 0

Grogol 2354 262 1529 211 1 0 1 0

Baki 363 8 316 1 0 0 0 0

Gatak 296 6 468 4 0 0 0 0

Kartasura 3732 823 1481 42 3 0 4 1

Gambar 2
Tabel rekapitulasi kunjungan pasien per puskesmas dengan
diagnosa ISPA dan cacingan tahun 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,Kabid Yankes 2012

Diare

Puskesmas Jml Kasus Jmlh Jml pend. % ditangani


kematian Diare
diare balita
Weru 1336 0 866 64,82

Bulu 1371 0 518 37,78

Tawangsari 1005 0 357 35,52

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

Nguter 1980 0 444 22,42

Sukoharjo 1749 0 814 46,54

Bendosari 1208 0 471 38,99

Polokarto 2918 0 1190 40,78

Mojolaban 3198 0 127 37,74

Grogol 2906 0 1347 46,35

Baki 1417 0 559 39,45

Gatak 1751 0 660 37,69

Kartasura 2813 0 1061 37,72

Gambar 3
Tabel jumlah penyakit diare pada balita
yang ditangani oleh Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
Sumber : Kabid P2PL DKK Sukoharjo 2012

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas
termasuk pasien RS

Pencatatan dan pelaporan kasus dari setiap institusi kesehatan masih

belum optimal,sehingga kasus yang terlaporkan belum dapat menggambarkan

insidensi yang sebenarnya di masyarakat. Apabila tahun 2011 tidak

dilaporkan adanya kematian sehingga CFRnya adalah 0% hasil ini sudah

mencapai target SPM yaitu CFR diare<1.

Selain kebersihan kulit, kebersihan gigi dan mulut juga perlu

mendapat perhatian, dimana mulut merupakan pintu gerbang masuknya

kuman-kuman. Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemui pada anak- anak

di Kabupaten Sukoharjo adalah karies gigi dan stomatitis. Berikut ini akan

disajikan tabel tentang rekapitulasi kunjungan pasien dengan diagnose karies

dan stomatitis di tiap puskesmas.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

Karies gigi Stomatitis

Puskesmas 1-4 tahun 5-9 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun

Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama

Weru 65 5 271 21 81 15 50 9

Bulu 10 12 17 23 6 2 2 2

Tawangsari 4 0 33 2 81 3 53 0

Sukoharjo 25 1 60 2 133 2 70 3

Nguter 33 0 71 8 95 0 54 2

Bendosari 21 0 47 3 114 6 59 5

Polokarto 103 3 179 7 161 2 103 1

Mojolaban 65 3 97 13 230 15 110 8

Grogol 7 0 24 1 235 5 96 3

Baki 49 0 120 2 113 0 56 0

Gatak 24 0 41 2 137 0 68 0

Kartasura 85 4 110 5 104 8 69 6

Gambar 4
Tabel rekapitulasi kunjungan pasien dengan
diagnosa caries dan stomatitis di tiap puskesmas tahun 2011
Sumber : Kabid Yankes DKK Sukoharjo 2012

4. Upaya Pemerintah

Untuk mewujudkan visi Sukoharjo Sehat 2010, Dinas Kesehatan

mempunyai beberapa upaya untuk menekan peningkatan angka kesakitan

untuk penyakit ISPA, diare, cacingan, karies gigi, dan stomatitis tiap

tahunnya. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan pemerintah guna

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

menekan angka kesakitan akibat kurang menjaga kebersihan gigi, mulut dan

kulit :

a. Mengoptimalkan peran UKS di setiap sekolah.

b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan di setiap sekolah mulai dari TK

sampai SMA setiap bulannya.

c. Melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk ibu-

ibu dan lansia setiap minggu.

d. Melakukan upaya pengobatan gigi dan mulut lebih lanjut di tiap-tiap

puskesmas.

Promosi kesehatan ini dilakukan oleh tiap- tiap puskesmas yang ada

di tiap kecamatan. Dinas Kesehatan memberikan dana pada tiap-tiap

puskesmas untuk menjalankan promosi kesehatan kepada masyarakat.

Promosi kesehatan yang dilakukan meliputi pengertian, pengobatan dan

pencegahan penyakit umum dan penyakit gigi dan mulut. Promosi

kesehatan ini dilakukan oleh satu tim dari puskesmas yang terdiri dari

petugas UKS, bidan/ perawat, dan dokter/ dokter gigi serta petugas dari

sekolah.

Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan adalah metode

two way methode, dimana terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan

sasaran. Media yang digunakan dalam promosi kesehatan berupa alat

peraga (model rahang, sikat gigi, sabun ) dan poster. Poster berisi tentang

pembahasan dari penyakit umum dan penyakit gigi mulut. Poster ini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

digunakan untuk memberikan penjelasan dan gambaran tentang penyakit

umum dan penyakit gigi dan mulut.

Kegiatan dari promosi kesehatan ini adalah memberikan penjelasan

mengenai penyakit umum serta penyakit gigi dan mulut, kemudian

demonstrasi tentang cara gosok gigi dan cuci tangan yang benar,

dilanjutkan praktek sikat gigi dan cuci tangan oleh seluruh murid di

sekolah. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan sederhana untuk gigi dan

mulut oleh dokter. Apabila ada kasus-kasus yang perlu perawatan lebih,

maka akan dirujuk ke puskesmas untuk ditangani lebih lanjut.

B. Identifikasi Komparasi

Sebagai komparasi dalam perancangan promosi kesehatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo ini digunakan promosi

kesehatan dari perusahaan swasta PT.Unilever Indonesia sebagai pembandingnya.

Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk

produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.

Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang

disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,

Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.

Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever

Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang

luas. Keempat pilar programnya adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan

Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci

Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

(Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program

Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi

(Blue Band).

Selanjutnya akan dibahas tentang program Corporate Social

Responsibility dari Pepsodent dan Lifebouy, dimana kedua brand tersebut

merupakan brand yang berkaitan dengan kesehatan gigi, mulut dan kulit.

1. Pepsodent

Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di

Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar

kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang

kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-

satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan

mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program

sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah

melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi

dengan manfaat lengkap.

Program promosi kesehatan yang telah diberikan pepsodent untuk

masyarakat Indonesia antara lain :

a. Program sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis

Program ini meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar

dan semenjak dini untuk mencegah masalah gigi khususnya gigi berlubang.

Pemeriksaan Gigi Gratis Pepsodent khusus dirancang untuk menjangkau

orang-orang ini dengan memberikan perawatan dan pendidikan gigi gratis


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

dengan cara yang menyenangkan dan memungkinkan untuk dilaksanakan

dengan program ini, seluruh keluarga dapat memiliki kebiasaan kesehatan

mulut dan gigi yang lebih baik. Ini juga merupakan usaha untuk mendorong

rakyat Indonesia mengunjungi dokter gigi secara rutin sebagai bagian dari

kebiasaan pencegahan gigi berlubang. Acara ini sudah terselenggara di

beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya.

Selain mendapatkan edukasi tentang cara menyikat gigi dan

pemeriksaan gratis, murid-murid sekolah yang mendapatkan kunjungan

dari pepsodent juga mendapatkan sample pasta gigi gratis, sikat gigi, gelas

plastik, leaflet seputar gigi, dan stiker untuk digunakan di rumah.

Gambar 5
Merchandise promosi kesehatan pepsodent

b. Kampanye Pepsodent untuk menyikat gigi pada malam hari

Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34%

dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Oleh

karena itulah Pepsodent mengambil tema menyikat gigi pada malam hari

sebagai kampanye kesehatannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

Pepsodent juga membuat situs internet tentang sikat gigi pagi dan

malam yang dapat di akses oleh semua orang di

www.sikatgigipagidanmalam.com. Dalam situs ini kita dapat belajar

tentang tips dan trik untuk membuat anak mau menyikat gigi serta kita

dapat mendonwload media pendukung aktivitas sikat gigi bagi anak seperti

lembar perjanjian menyikat gigi dan catatan harian menyikat gigi. Selain

itu dalam situs ini juga dilengkapi permainan game anak, dan komik. Tema

baru yang diangkat oleh Pepsodent dalam situs tersebut yaitu 21 hari tari

dan sikat gigi bersama Pepsodent.

2. Lifebouy

Lifebuoy diluncurkan pertamakali oleh William Hesketh Lever pada

tahun 1894 di Inggris sebagai sabun disinfektan. Lever kemudian berkembang

di kawasan industry Bolton, Lancashire, yang merupakan tipikal kota di

Inggris di era revolusi industri, dimana ribuan penduduk yang tinggal di

kawasan kumuh tersebut terserang wabah penyakit. Wabah tifus, disentri dan

penyakit kuning berjangkit dimana-mana dan angka kematian bayi sangat

tinggi.

"Kebersihan adalah sebagian dari Iman" adalah tema yang diangkat

oleh kaum reformis, dimana mereka menuntut adanya edukasi tentang

kebersihan dan peningkatan taraf hidup bagi orang miskin dan kaum pekerja.

Mereka juga menginginkan pendekatan tentang cara mencegah wabah

penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak higienis. Lever

berusaha untuk terus mencari formula sabun yang tepat untuk membasmi

kuman penyakit dengan biaya yang terjangkau oleh semua orang. Akhirnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

Lever menemukan formula Asam Karbolik, dimana penemuan tersebut

merupakan suatu terobosan ilmiah di masa itu.

Misi sosial dari Lifebouy sendiri adalah supaya 5 miliar orang di

seluruh dunia merasa aman sehat dan terlindungi dengan mempromosikan cuci

tangan pakai sabun. Program promosi kesehatan yang dilakukan Lifebouy

antara lain:

a. Program Lifebouy berbagi sehat

Program ini telah dirintis pada tahun 2004, melalui kampanye cuci tangan

pakai sabun. Program kegiatan dalam kampanye ini adalah pembangunan

sarana sanitasi dan jamban untuk masyarakat di daerah pinggiran Makasar

dan Purwakarta. Dilakukan pelatihan bagi para Guru dan Tenaga Penyuluh

Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai perilaku hidup

bersih dan sehat. Dan juga kampanye edukasi cuci tangan pakai sabun di

ratusan SD dan Posyandu di beberapa daerah di Indonesia. Program PHBS

yang baru-baru ini dilakukan adalah mensponsori film Tanah Air Beta dan

mengemas faktor edukasi dan promosi hidup bersih dan sehat kedalam

film tersebut..

b. Kampanye Global Hand Washing Day

Global Hand Washing Day dilakukan dengan mengadakan sebuah event

besar yang terbuka untuk umum di 22 daerah dan 2 kota yang ada di 9

propinsi yaitu; Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku,

Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, Aceh, Jawa Tengah dan Jawa

Barat. Acara yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

Departemen Pendidikan, NGO serta lembaga pemerintah dan organisasi

setempat ini mengedukasi manfaat dan teknik mencuci tangan dengan

sabun yang tepat kepada lebih dari 1 juta orang di Indonesia. Poster cara

cuci tangan dengan benar dapat di download di www.lifebouy.co.id.

c. Program dokter kecil di sekolah-sekolah

Dengan mengaktifkan kembali Dokter Kecil sebagai kader cilik

diharapkan dapat membawa perubahan di dalam sekolah dan keluarga

mereka. Program ini sendiri sudah diadakan sejak tahun 2007 dan

mendapatkan dukungan materi dari pihak pemerintah seperti menteri

kesehatan dan pendidikan nasional.

C. Analisis SWOT

Analisa SWOT dimaksudkan untuk mengetahui dan mengambil

kesimpulan dari data fisik obyek perancangan maupun kompetitor, yaitu metode

untuk mencari kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), kesempatan

(opportunity), dan ancaman (threat).

SWOT Promosi kesehatan Promosi kesehatan gigi Promosi kesehatan kulit

Dinkes Sukoharjo dan mulut Pepsodent Lifebouy

Strenght 1. Menggunakan 1. Jangkauan promosi 1. Jangkauan promosi

media buku pop up kesehatan lebih kesehatan lebih luas

sebagai media luas. 2. Dana promosi

promosi kesehatan 2. Dana promosi kesehatan lebih

2. Mendapatkan kesehatan besar besar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

beberapa 3. Media yang

merchandise untuk digunakan menarik

mendukung 4. Mendapatkan

kegiatan sikat gigi beberapa

dan cuci tangan. merchandise untuk

3. Dapat disimpan mendukung

untuk dipelajari kegiatan sikat gigi

lebih lanjut dirumah dirumah.

dengan orang tua.

4. Merupakan lembaga

milik pemerintah

Weakness 1. Biaya produksi 1. Target audience Media pendukung

lebih mahal/ kurang mengena promosi kesehatan

banyak. 2. Bagi daerah yang hanya dapat di

2. Waktu yang tidak mendapat download melalui

diperlukan untuk kunjungan,media internet.

membuat media pendukung promosi

promosi kesehatan kesehatan hanya

lebih lama. dapat di download

melalui internet.

Opportunity Hidup sehat sudah Hidup sehat sudah Hidup sehat sudah

merupakan kebutuhan merupakan kebutuhan merupakan kebutuhan

utama pada setiap utama pada setiap utama pada setiap

masyarakat masyarakat masyarakat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

Threat 1. Adanya permainan Banyaknya ragam Banyaknya ragam

atau game digital aktivasi promosi yang aktivasi promosi yang

lain yang lebih dilakukan oleh dilakukan oleh

menarik perhatian perusahaan lain yang perusahaan lain yang

anak. sejenis sejenis

2. Adanya media

promosi lain yang

lebih modern

(media digital)

D. Unique Selling Prepositioning (USP)

Untuk dapat menarik perhatian dari target audience, tentu kita harus dapat

menemukan apa keistimewaan dari produk yang kita jual. USP (Unique Selling

Preposition) adalah sesuatu hal/ kelebihan/ keunggulan dari suatu produk dimana

keunggulan tersebut diekspos dan ditonjolkan sehingga bisa menjadi satu

pengingat dan menjadi ciri khas dari produk tersebut. USP ini dapat berupa

perbedaan dari produk yang sejenis atau dapat juga sesuatu yang dimiliki oleh

produk sejenis tapi tidak diolah dengan baik.

USP yang baik bisa juga menjadi positioning bagi suatu produk, karena

USP biasanya cenderung unik atau paling tidak lain daripada yang lain, sehingga

lebih kuat melekat di benak audience. USP dari buku promosi kesehatan gigi,

mulut dan kulit tangan ini adalah buku dibuat dengan teknik pop up, sehingga

sesuai dengan ketertarikan anak untuk terus menyimak buku sampai halaman

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

terakhir. Selain itu teknik pop up yang akan digunakan untuk membuat buku ini

tidak hanya satu teknik, melainkan campuran dari beberapa teknik pop up,

sehingga anak usia pra sekolah tidak bosan.

Target market dari buku pop up ini adalah anak usia pra sekolah, sehingga

ilustrasi visual yang ditampilkan hampir mendominasi isi dari buku. Teknik

manual drawing dipadu dengan digital colouring serta fotografi digunakan untuk

menampilkan ilustrasi visual dalam buku. Teks yang ada merupakan panduan bagi

orang tua dan guru untuk mengajarkan isi buku pada anak mereka.

E. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk agar

dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian

konsumen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam

kaitannya dengan para pesaingnya. Bila sebuah merek menemukan positioning

statement yang efektif, tim merek akan mempertahankannya dan

menggunakannya lagi dan lagi, itulah inti dari positioning statement memosisikan

nama merek secara kuat dalam benak orang-orang. Ries-Trout mengatakan bahwa

perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang

pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak

pelanggan.

Positioning dari perancangan buku pop up ini adalah sebagai buku pop up

yang berisi tentang kesehatan dan kebersihan gigi, mulut, dan kulit tangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

F. Pengumpulan Data Kuisioner

1. Data Kuisioner Anak TK

Kuisioner untuk anak TK ini disebar di 3 TK, yaitu TK Islam Permata Hati,

TK Dharmawanita I Kartasura, dan TK Gentan 2. Kuisioner yang disebar

sebanyak 100 kuisioner. Pertanyaan untuk anak usia pra sekolah meliputi

tinjauan warna, jenis huruf dan tinjauan aktivitas gosok gigi serta cuci tangan.

Dari kuisioner yang telah diisi oleh anak TK tersebut di dapat kesimpulan

sebagai berikut:

a. Warna yang paling disukai oleh anak TK adalah warna- warna cerah.

b. Jenis huruf yang paling disukai adalah jenis huruf dekoratif dengan ukuran

yang besar dan jelas.

c. Sebagian besar anak TK menyukai makanan manis melekat seperti permen

dan coklat, tapi mereka hanya menggosok gigi sehari 2 kali pada waktu

mandi pagi dan sore.

d. Sebagian besar anak TK sudah melakukan cuci tangan sebelum makan dan

sesudah dari kamar mandi.

2. Data Kuisioner Guru TK

Kuisioner untuk guru disebar di 4 TK, yaitu di TK Islam Permata Hati, TK

Dharmawanita I, TK Gentan 2 dan TK Aisyah Grogol. Kuisioner yang

berhasil diisi sebanyak 28 kuisioner. Pertanyaan kuisioner untuk guru Tk

adalah tinjauan tentang media pembelajaran dan tentang kesehatan gigi, mulut,

dan kulit anak didik mereka. Hasil yang di dapat dari kuisioner tersebut

adalah:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79

a. Sebagian besar guru berpendapat bahwa penyuluhan tentang gigi, mulut,

dan kulit penting untuk diadakan bagi anak TK, agar anak tahu cara

merawat kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan sedini mungkin.

b. Sebagian besar guru telah mengajarkan cara merawat kesehatan gigi pada

anak didiknya salah satu caranya yaitu dengan mendatangkan dokter gigi

ke sekolah.

c. Sebagian guru berpendapat bahwa anak didiknya sudah menjaga kesehatan

gigi, mulut dan kulit tangan saat berada di sekolah.

d. Alat peraga dan praktek langsung merupakan cara yang efektif untuk

memberikan pengajaran pada anak TK tentang kesehatan gigi, mulut, dan

kulit, tapi buku juga penting untuk panduan di rumah dan menambah

pengetahuan karena setiap pelajaran tidak terlepas dari buku sebagai media

belajarnya.

e. Buku bergambar bentuk Pop Up dengan warna cerah dan dengan tata

visual gambar lebih dominan merupakan buku yang menarik untuk anak.

3. Data Kuisioner Orang Tua Anak TK

Kuisioner untuk orang tua disebar di 3 TK, yaitu TK Islam Permata Hati, TK

Dharmawanita, TK Gentan 2. Dari 100 kuisioner yang disebar kepada orang

tua, hanya 87 yang berhasil diisi oleh orang tua murid. Pertanyaan kuisioner

untuk orang tua meliputi Tinjauan tentang kesehatan gigi, mulut dan kulit

anak, serta media pembelajaran yang digunakan. Hasil yang didapat dari

penyebaran kuisioner tersebut adalah:

a. Sebagia besar orang tua berpendapat bahwa penting untuk diadakan

penyuluhan kesehatan gigi, mulut, dan kulit pada anak usia pra sekolah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

agar anak terbiasa untuk menjaga kesehatan gigi, mulut dan kulitnya

semenjak dini.

b. Sebagian besar orang tua sudah mengajarkan cara yang menggosok gigi

yang benar pada anak, tapi waktu menggosok gigi pada anak hanya pada

waktu mandi pagi dan sore.

c. Menurut sebagian besar orang tua, anak-anak hanya mencuci tangan bila

diingatkan saja.

d. Sebagian besar orang tua berminat untuk mempunyai buku bentuk Pop Up

dengan warna yang cerah tentang kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81

BAB IV

KONSEP KREATIF PERANCANGAN

DAN PERENCANAAN MEDIA

A. Metode Perancangan

Perancangan berarti proses, cara, pembuatan dalam mengatur segala

sesuatu atau merencanakan sesuatu. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya

bahwa akan dirancang buku pop up sebagai media promosi kesehatan gigi, mulut,

dan kulit tangan untuk anak usia pra sekolah.

Buku pop up dipilih sebagai media utama promosi dikarenakan dapat

memberikan hiburan tersendiri bagi anak-anak. Selain itu dapat mengasah

perkembangan motorik anak di masa tumbuh kembangnya.

Sebelum melakukan perancangan buku pop up, langkah pertama yang

harus dilakukan adalah menganalisa data yang ada. Untuk dapat mengetahui data-

data yang nantinya diperlukan dapat dilakukan dengan wawancara ataupun

observasi. Karakteristik warna, tata letak, serta gambar yang disukai anak usia pra

sekolah merupakan dasar dari pembuatan rancangan visual buku pop up ini.

Data riset yang di dapat dari Dinas Kesehatan diolah menjadi gambar-

gambar yang mudah dipahami dan dipadukan dengan tata bahasa yang sesuai

dengan anak-anak. Pada saat tahap penciptaan konsep dan materi ini diperlukan

suatu tema yang sesuai dengan perancangan yang dapat memotivasi anak untuk

mempelajari isi buku pop up tersebut.

Setelah didapatkan tema yang sesuai untuk digunakan dalam perancangan

langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran atau budget yang akan


commit to user

81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82

digunakan untuk melakukan promosi kesehatan ini. Anggaran ini dapat berasal

dari pemerintah, selain itu pihak Dinas Kesehatan juga dapat bekerjasama dengan

pihak-pihak yang dapat mendukung promosi kesehatan ini, sehingga semua

anggaran yang telah dirancang dapat tercukupi semuanya.

Untuk mendukung aktivitas anak dalam menjaga kesehatan gigi, mulut,

dan kulit tangan tentu harus direncanakan media-media pendukung yang sesuai

dan dapat terus mengingatkan anak agar selalu menerapkan kebiasaan menjaga

kesehatan gigi, mulut, dan kulitnya. Pesan-pesan yang nantinya dimasukkan

dalam media yang telah dipilih harus dapat mengajak dan mempengaruhi anak

usia pra sekolah untuk menjaga kesehatan gigi, mulut dan kulit tangannya.

B. Konsep Kreatif

Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,

baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya

dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah.

Promosi kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan merupakan sebuah

promosi kesehatan yang rutin di adakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Sukoharjo untuk memberikan pendidikan kesehatan pada anak-anak mulai dari

tingkat pra sekolah sampai menengah ke atas.

Perancangan promosi kesehatan untuk anak usia pra sekolah kali ini

sedikit berbeda dari promosi-promosi kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83

Dimana aktivasi lebih menarik dan didukung dengan media-media pendukung

yang telah disesuaikan dengan ketertarikan anak usia pra sekolah.

Sebelum dimulai aktivasi promosi kesehatan pada setiap TK di Kabupaten

Sukoharjo, terlebih dahulu ditempelkan poster event, sehingga anak-anak dapat

mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan dalam promosi kesehatan tersebut.

Kegiatan promosi kesehatan ini dimulai dengan memberikan tas kain yang telah

berisi media utama serta media pendukung dan merchandise untuk setiap anak.

Selanjutnya kegiatan promosi ini dilanjutkan dengan penjelasan dari dokter

mengenai materi yang ada dalam buku pop up.

Dalam melakukan kegiatan ini dilibatkan juga maskot sigi, sidol dan

sibun. Maskot , Sidol sikat gigi, odol dan sabun) ini akan

diperankan oleh seseorang yang memakai kostum. Diharapkan dengan

menampilkan tokoh sigi, sidol dan sibun dalam bentuk nyata menjadikan anak-

anak lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan promosi kesehatan, dan mengurangi

rasa takut anak pada waktu pemerikasaan gigi.

Setelah penjelasan dari dokter selesai, anak-anak diajak untuk

mempraktekkan sikat gigi dan cuci tangan dengan benar secara bersama-sama.

Setelah itu dilakukan pemeriksaan gigi oleh dokter pada setiap murid.

Dalam merancang media utama, media pendukung serta merchandise tentu

juga diperlukan suatu konsep kreatif yang dapat memotivasi anak usia pra

sekolah agar dapat menerapkan kebiasaan menjaga kesehatan dan kebersihan gigi,

mulut, dan kulit mereka. Anak usia pra sekolah merupakan individu yang aktif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84

dan penuh rasa ingin tahu. Pada umumnya mereka menyukai hal-hal yang baru

yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Berikut ini akan diuraikan konsep kreatif yang digunakan dalam membuat

perancangan media promosi kesehatan gigi, mulut dan kulit :

1. Penggunaan Media Buku Pop Up

Buku pop up termasuk dalam kategori buku cerita bergambar, hanya saja

buku ini mempunyai teknik pembuatan tersendiri, yang membuatnya menjadi

menarik dan berbeda dengan buku pada umumnya. Pada sebagian anak, buku

pop up ini tergolong jenis buku yang baru mereka temui. Hal ini dikarenakan

produksi buku pop up di Indonesia tidak begitu banyak dan harganya juga

mahal, sehingga hanya kalangan menengah ke atas yang mampu membeli

buku tersebut. Perancangan buku pop up menggunakan teknik window,

internal stand, dan paralel slide dimaksudkan memberikan nuansa yang

berbeda tiap kali anak membuka tiap halaman buku.

2. Penciptaan konsep dan materi buku

Dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, mulut, dan kulit, tentu

anak harus mendapatkan suatu pengajaran terlebih dahulu. Tokoh yang paling

tepat untuk dijadikan tauladan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi,

mulut dan kulit adalah seorang dokter. Untuk itulah tema yang diambil pada

perancangan buku pop up ini adalah belajar sambil bermain bersama dokter,

sigi, sidol, dan sibun. Anak-anak tentu mempunyai tokoh imajinasi seperti ibu

peri, superhero dll. Untuk itu karakter yang akan dimunculkan untuk

membantu dokter dalam bercerita seperti sikat gigi, pasta gigi dan sabun akan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85

dibentuk menyerupai superhero. Selain itu juga akan dimunculkan karakter

anak-anak sebagai contoh.

Materi buku di dapat melalui hasil wawancara dai Dinas Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo serta dari buku panduan mengenai gigi, mulut dan kulit

tangan yang sudah ada. Materi yang dimasukkan dalam buku disesuaikan

dengan tingkat kemampuan anak usia pra sekolah dalam menerima pelajaran.

3. Strategi Visual

a. Strategi visual verbal

Strategi visual verbal berfungsi untuk mempermudah pemahaman terhadap

teks yang dibuat. Ada beberapa aspek dalam unsur verbal, antara lain :

1) Headline/ judul utama

Headline atau judul adalah bagian terpenting dari suatu iklan.

Penyusunan sebuah headline yang menarik akan sangat krusial dalam

menarik perhatian pembacanya. Ketika orang melihat iklan ataupun

media informasi, terutama pada iklan cetak, maka yang dilihat untuk

pertama kalinya adalah pada headline. Oleh karena itu, headline

berfungsi sebagai penangkap perhatian utama (eye catcher).Headline

yang digunakan dalam perancangan buku pop Gigi,

2) Sub headline / Sub judul

Anak judul (sub headline) adalah jembatan penghubung antara

headline dengan body text. Sub headline digunakan untuk lebih

memperjelas headline secara singkat baik fakta maupun keterangan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86

yang disampaikan isi pesan sekaligus. Mengarahkan sedemikian rupa

sehingga pembaca tertarik seperti apa yang diharapkan dari pesan yang

disampaikan.

3) Bodycopy (teks)

Body copy merupakan penjelas dari apa yang tertulis dalam

headline sampai diperkirakan pembaca sudah mampu memahaminya.

Sehingga perlu dibuat sekomunikatif dan seefektif mungkin. Body

copy menjadi perluasan ide yang disampaikan oleh headline dalam

ilustrasi. Body copy dibuat singkat jelas dan padat sehingga mudah

dibaca dan diingat konsumen. Uraian pesan ini bertujuan untuk

menyampaikan pesan sesuai dengan pesan komunikasi yang sesuai

dengan sasaran. Dalam hal ini body copy berisi tentang cara-cara

merawat kesehatan gigi, mulut, dan kulit. Body copy disampaikan

dengan bahasa indonesia yang tidak formal, mengingat target dari

perancangan buku pop up ini adalah anak usia pra sekolah.

b. Strategi visual non verbal

Berikut ini yang termasuk dalam strategi visual non verbal:

1) Ilustrasi

Merupakan penjelasan atas pesan yang ingin disampaikan dalam

wujud gambar atau foto. Ilustrasi juga berfungsi sebagai penghubung

antara isi dengan bentuk visual, karena ilustrasi akan dapat berbicara

banyak mengenai tema dalam upaya mendukung headline.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87

Fungsi yang lebih pokok dari ilustrasi adalah sebagai penarik

perhatian, menjelaskan suatu pertanyaan, dan merangsang khalayak

untuk membaca keseluruhan isi pesan. Maka dari itu ilustrasi harus

hanya dengan sekilas pandang.

2) Typography (huruf)

Typography merupakan seni menyusun atau mengatur bentuk, jenis,

dan ukuran huruf. Jenis huruf yang dipakai harus memperhatikan dan

menyesuaikan dengan pesan atau tema yang diambil. Penggunaan

unsur huruf dalam perancangan buku pop up adalah mutlak. Pemilihan

jenis huruf untuk keperluan seperti digunakan dalam penulisan

headline, sub headline dan sebagainya, perlu memperhatikan tingkat

keterbacaan dari ukuran hurufnya. Setiap jenis huruf dalam ukuran

yang sama akan memiliki perbedaan dalam tingkat keterbacaannya.

3) Warna

Warna termasuk unsur visual yang dapat menimbulkan rangsangan

terhadap mata dan dapat mempengaruhi emosi seseorang. Penggunaan

warna disesuaikan dengan citra yang akan dibangun dan karakteristik

produk yang ditawarkan. Warna yang digunakan untuk perancangan

buku pop up ini adalah warna-warna cerah.

C. Standar Visual

Dalam sebuah perancangan desain dibutuhkan standar visual yang

berfungsi sebagai acuan dari setiap desain dan item yang dibuat, begitu juga pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88

perancangan buku pop up yang berisi kesehatan dan kebersihan gigi, mulut, dan

kulit beserta media pendukungnya. Standar visual tersebut meliputi :

1. Ilustrasi

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,

lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan

hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk . Ilustrasi

sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan

yang ditimbulkan dari perbedaan bahasa. Tujuan ilustrasi adalah untuk

menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis

lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah

dicerna.

Ilustrasi yang akan digunakan dalam perancangan ini berupa gambar

dengan teknik manual drawing. Gambar-gambar tersebut dibentuk dari garis-

garis yang sederhana.

2. Warna

Warna adalah salah satu unsur dalam menambah daya tarik visual.

Warna dapat merangsang mata manusia dan dapat membangkitkan emosi

manusia. Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana hati

pelukisnya dalam berkomunikasi.

Warna merupakan unsur pokok dalam seni rupa yang memiliki fungsi

diantaranya:

a. menarik perhatian

b. memperoleh suasana sesuai dengan pesan yang dibuat


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89

c. untuk menambah/menimbulkan suasana meriah

d. membantu membangkitkan perasaan tertentu.

Perencanaan warna yang akan digunakan ditentukan dari psikologis

warna dan juga dari hasil kuisioner yang telah disebar. Berdasarkan hasil

kuisioner warna yang paling disukai oleh anak-anak adalah warna-warna

cerah. Dengan warna cerah dapat menambah semangat dari anak untuk lebih

mempelajari isi buku pop up tersebut.

C52 M0 Y99 K0

C2 M44 Y85 K0

C0 M0 Y100 K0

C53 M2 Y4 K0

C0 M100 Y60 K0

3. Tipografi (huruf)

Tipografi adalah seni memilih, menyusun, dan mengatur tata letak huruf

dan jenis huruf cetak mencerminkan suatu sikap, pembawaan, atau .

karakteristik sendiri sendiri.

Perancangan tiporafi yang digunakan adalah tipografi yang memberikan

kesan simple, lembut, dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Adapun

pilihan tipografi yang digunakan adalah :

a. Kristen ITC

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90

1234567890 !@#$%^&*()

b. Tahoma

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890 !@#$%^&*()

c. Cartoonist

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890 !@#$%^&*()

4. Layout (Tata Letak )

Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah

pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Sebuah layout dapat bekerja

dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera

ditangkap dan dipahami oleh pengguna dengan suatu cara tertentu.

Selanjutnya, sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik supaya

pengguna dapat berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah

dan cepat. Akhirnya, sebuah layout harus menarik untuk mendapatkan

perhatian yang cukup dari penggunanya.

Dalam perancangan buku pop up ini gambar manual hampir

mendominasi seluruh halaman buku. Penataan teks dan gambar saling berpadu

sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

D. Target Visual

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91

1. Media Utama Promosi Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit

Buku pop up

2. Media Pendukung Promosi Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit

a. Maskot

b. Flash Card

c. Buku Periksa , jadwal harian/ Checklist dan stiker nilai

d. Piagam Penghargaan

e. Poster Event

f. Flag Chain

3. Merchandise

a. Kalender Poster

b. Pengukur tinggi badan

c. Gelas kumur

d. Sikat gigi

e. Tempat sikat gigi dan pasta gigi

f. Cermin

g. Tas kain

h. Pin

i. Handuk

E. Identifikasi Materi Buku

1. Kulit

a. Bakteri dan Virus

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92

Bakteri adalah makhluk kecil yang dapat membuat tubuh menjadi sakit.

Penyebaran bakteri dan virus dapat melalui berbagai macam cara. Bakteri

dan virus dapat masuk melalui mulut atau dari hidung. Kemudian bakteri

tersebut akan menuju ke dalam perut sehingga menyebabkan seseorang

terkena penyakit.

b. Pengertian dan Fungsi kulit

Kulit adalah bagian terluar dari tubuh yang ditumbuhi rambut. Kulit

berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai virus, bakteri, kuman, dan

jamur. Bila kesehatan kulit terus dijaga maka tubuh akan selalu kuat

menahan serangan bakteri dan virus dari luar.

c. Perawatan kebersihan dan kesehatan kulit tangan

1) Cuci tangan pakai sabun

a) Basuh tangan dengan air bersih dan mengalir kemudian gunakan

sabun.

b) Gosok punggung tangan serta sela-sela jari kanan dan sebaliknya.

c) Gosok telapak tangan sela-sela jari.

d) Gosok sisi dalam jari-jari dengan kedua tangan mengunci.

e) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

sebaliknya.

f) Gosok dengan memutar ujung-ujung jari tangan kanan dan

sebaliknya

g) Basuh dengan air bersih yang mengalir kemudian keringkan dengan

lap bersih.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93

2) Waktu yang baik untuk mencuci tangan adalah sebelum dan setelah

makan, setelah dari kamar mandi, setelah bermain, setelah bersin dan

batuk.

3) Penggunaan cairan antiseptik juga membantu membunuh kuman.

4) Potong kuku bila sudah tumbuh panjang.

d. Dampak bila mengabaikan kebersihan dan kesehatan kulit

1) Diare

Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali

dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih.

Diare bisa terjadi akibat tangan yang masih kotor digunakan untuk

makan. Akibatnya kuman yang ada dalam tangan akan berpindah

dalam perut.

2) ISPA

ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi

pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang

disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsin tanpa

atau disetai radang dari parenkim.

3) Cacingan

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis cacing-cacing

khusus yang ditularkan melalui tanah dan sarana penularan lainnya.

Penularan sangat sering terjadi pada anak-anak yang suka bermain

tanah atau pada anak yang jarang mencuci tangan sebelum makan.

Anak yang sebelumnya tidak menderita enterobiasis dapat tetular oleh

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94

anak yang menderita enterobiasis melalui barang-barang atau tangan

temannya yang terkontaminasi.

2. Gigi dan Mulut

a. Bagian dalam mulut

1) Gigi

a) Gigi Seri

Gigi ini berbentuk persegi panjang, dan berfungsi untuk memotong

makanan. Gigi insisif terletak di bagian paling depan di tengah

lengkung gigi, ada empat buah di rahang atas maupun di rahang

bawah.

b) Gigi taring

Gigi taring berada di sebelah gigi seri. Gigi ini berbentuk lebih

panjang dengan ujung yang runcing. Gigi taring berfungsi untuk

mengoyak atau menyobek dan memotong makanan. Gigi taring

berjumlah empat buah, dua di rahang atas dan dua di rahang

bawah.

c) Gigi geraham

Gigi geraham terletak di bagian belakang dari susunan gigi.Bentuk

gigi geraham di rahang atas agak berbeda dengan geraham di

rahang bawah. Geraham rahang atas mempunyai dua bonjol,

sedangkan geraham rahang bawah hampir mirip dengan gigi taring

namun bonjolnya agak runcing dan bentuknya juga lebih besar dari

gigi taring. Totalnya gigi geraham ada delapan buah, empat di

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95

rahang atas dan empat di rahang bawah. Gigi geraham berfungsi

untuk menyobek dan membantu menghaluskan makanan.

2) Lidah

3) Bibir

4) Gusi

b. Fungsi gigi dan Mulut

Gigi dan mulut mempunyai peranan penting yaitu membantu dalam

mengunyah makanan, membuat wajah enak dipandang dan membantu

dalam pengucapan atau berbicara.

c. Perawatan kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut

1) Gosok gigi dengan menggunakan pasta gigi berflouride

Cara gogok gigi dengan benar

a) Kumur-kumur dengan air.

b) Untuk gigi depan gerakan sikat memutar naik turun

c) Untuk dataran kunyah sikat dengan gerakan maju mundur.

d) Bersihkan permukaan lidah menggunakan sikat gigi.

2) Waktu yang baik untuk menggosok gigi adalah 2 kali sehari yaitu

setelah makan pagi dan sebelum tidur.

3) Konsumsi makanan berserat (sayur dan buah) dan yang banyak

mengandung kalsium

Mengonsumsi makanan berserat juga banyak manfaatnya, karena

proses mengunyah makanan berserat akan merangsang produksi air

liur dan mempunyai efek self-cleansing pada mulut, oleh karena itu

sering-seringlah memakan seledri, wortel, kacang-kacangan dan susu.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96

4) Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula (manis

melekat)

Salah satu contoh dari makanan manis melekat adalah permen dan

coklat. Usahakan hindari memakan makanan tersebut, bila tetap ingin

mengkonsumsi makanan tersebut, selalu sikat gigi setelah makan

makanan tersebut.

5) Periksakan kesehatan gigi dan mulut tiap 6 bulan sekali pada dokter

gigi,

d. Dampak bila mengabaikan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut

1) Plak pada gigi

Plak gigi adalah lapisan tipis pada permukaan gigi yang tidak

berwarna, melekat pada permukaan gigi, yang terdiri dari sisa-sisa

makanan yang halus dan kuman-kuman. Plak menyebabkan gigi

berlubang, radang gusi, dan bau mulut.

2) Karies gigi (gigi berlubang )

Gigi berlubang terjadi karena ada kerusakan pada lapisan luar gigi

(email) yang disebabkan kuman dan sisa makanan menempel lama.

Gigi berlubang menagkibatkan sulit bicara dan mengunyah, gigi

keropos dan hilang.

3) Radang gusi

Radang gusi itu, terjadi akibat kurang menjaga kebersihan gigi

sehingga gusi jadi merah meradang dan bengkak, akibatnya sulit bicara

dan mengunyah. Bila terus dibiarkan, akan semakin bengkak dan nyeri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97

4) Stomatitis

Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut, dapat disebabkan oleh

adanya trauma (adanya gigi yang tajam, makanan yang merangsang)

maupun karena kurangnya konsumsi vitamin. Luka tersebut akan

terasa perih apabila tersenggol oleh lidah ataupun makanan.

F. Pemilihan Media dan Media Placement

Proses pemilihan media sangat penting karena melalui medialah suatu

pesan atau informasi diwujudkan dan disampaikan ke masyarakat. Dalam hal ini

pemilihan media harus dapat mudah diterima dan dipahami oleh target yang dituju

yaitu anak usia pra sekolah. Unsur relevan dan efektif harus dijadikan bahan

pertimbangan yang matang untuk proses pemilihan media. Adapun beberapa jenis

media yang akan digunakan dalam perancangan promosi kesehatan tentang

kesehatan gigi, mulut, dan kulit adalah sebagai berikut:

1. Buku Pop Up

Merupakan media utama dari promosi kesehatan gigi, mulut,dan kulit tangan.

Buku pop up ini merupakan media informasi bagi anak usia pra sekolah yang

berisi tentang kesehatan dan kebersihan gigi, mulut, dan kulit. Buku ini

disajikan dengan tampilan gambar-gambar manual drawing dan menggunakan

kombinasi warna-warna cerah.

Alasan pemilihan media

Buku pop up dipilih sebagai media utama karena dalam memberikan pelajaran

pada anak usia pra sekolah tidak terlepas dari buku sebagai medianya. Untuk

lebih menarik perhatian anak maka buku dibuat dengan menggunakan teknik

pop up. Buku pop up termasuk media baru bagi anak usia pra sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98

Media placement

Buku Pop Up diberikan satu-satu untuk setiap anak sebelum acara promosi

kesehatan dimulai sehingga dapat digunakan untuk belajar dirumah. Buku ini

dimasukkan dalam tas kain.

2. Media Pendukung Promosi Kesehatan Gigi, Mulut, dan Kulit

a. Maskot

Maskot adalah bentuk atau benda yang dapat berbentuk seseorang,

binatang, atau objek lainnya yang dianggap dapat membawa keberuntungan

dan untuk menyemarakkan suasana acara yang diadakan. Maskot bisa juga

merupakan ikon dari suatu perancangan atau perusahaan. Maskot dalam

promosi kesehatan ini berupa karakter sikat gigi, pasta gigi dan sabun yang

nantinya diberi nama sigi, sidol dan sibun.

Alasan pemilihan media

Selain berfungsi sebagai ikon, maskot ini dirancang untuk memberikan

kemeriahan dalam acara promosi kesehatan, mengingat targetnya adalah

anak usia pra sekolah.

Media placement

Maskot ditempatkan di TK tempat berlangsungnya promosi kesehatan.

b. Flash Card dan Packaging

Merupakan sejenis kartu permainan yang dapat dimainkan 2 orang atau

lebih. Kartu ini berisi contoh-contoh perilaku baik dan perilaku buruk

tentang kesehatan dan kebersihan gigi, mulut, dan kulit. Kartu ini terdiri

dari dua sisi, sisi depan berupa gambar sisi belakang berupa teks yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99

berisi dampak dari perilaku tersebut. Packaging berfungsi sebagai

pembungkus flash card.

Alasan pemilihan media

Salah satu cara memberikan pelajaran bagi anak usia pra sekolah adalah

dengan sebuah permainan. Dengan flash card ini diharapkan anak dapat

membedakan perilaku yang baik dan buruk terhadap kesehatan gigi, mulut,

dan kulit mereka.

Media placement

Kartu ini dibagikan satu-satu pada tiap-tiap TK yang ada di Kabupaten

Sukoharjo, sehingga guru dapat memberikan pelajaran tentang kesehatan

gigi, mulut,dan kulit pada murid-muridnya. Kartu ini dibagikan pada saat

acara promosi kesehatan berlangsung.

c. Buku Periksa ,jadwal harian/ Checklist dan Stiker nilai

Merupakan buku catatan harian anak dalam menjaga kesehatan gigi, mulut

dan kulitnya. Melalui buku ini orang tua dapat memonitoring keseharian

anak dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, mulut, dan kulitnya.

Dengan menggunakan stiker yang sudah disediakan orang tua dapat

memberikan penilaian pada anaknya.

Alasan Pemilihan Media

Buku periksa harian ini dapat memotivasi anak supaya lebih giat dalam

menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, mulut,dan kulitnya. Anak menjadi

lebih aktif dalam melakukan aktivitas menjaga kesehatan gigi, mulut dan

kulit.

Media Placement

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100

Buku ini diberikan satu-satu pada setiap anak TK, dan dijadikan satu dalam

tas kain beserta stiker nilai.

d. Piagam Penghargaan

Merupakan sebuah piagam penghargaan yang diberikan pada orang tua dan

anaknya bila mereka berhasil dalam menjalankan kewajiban menggosok

gigi dan mencuci tangan secara rutin.

Alasan pemilihan media

Piagam ini merupakan sebuah reward dalam bentuk tertulis bagi anak dan

orang tua yang telah berhasil menjalankan aktivitas gosok gigi dan cuci

tangan secara rutin.

Media placement

Diberikan pada setiap anak TK di Kabupaten Sukoharjo dan dimasukkan

dalam tas kain.

e. Poster Event

Poster event merupakan sebuah media informasi yang dapat dipasang di

dalam maupun di luar ruangan. Poster ini berisi informasi tentang jadwal

kegiatan promosi kesehatan gigi, mulut,dan kulit yang diadakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.

Alasan pemilihan media

Poster merupakan media informasi yang sangat efektif dan berukuran

besar. Layout yang di dominasi gambar memudahkan anak untuk

menangkap pesan yang disampaikan dalam poster tersebut.

Media placement

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101

Poster ditempelkan di luar ruangan setiap TK 2 hari sebelum dilakukan

promosi kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.

f. Flag Chain

Merupakan sebuah media promosi yang berbentuk lembaran bendera. Flag

chain juga dapat berbentuk roll yang biasanya ditempelkan di kios-kios

pinggir jalan.

Alasan pemilihan media

Untuk lebih meramaikan dan memberi semangat pada anak dalam

mengikuti promosi kesehatan tersebut flag chain ditempatkan di depan

kelas yang digunakan untuk acara promosi kesehatan tersebut.

Media placement

Flag chain digantung di depan kelas yang digunakan untuk promosi

kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan.

3. Merchandise

a. Kalender Poster

Merupakan sebuah merchandising yang diberikan pada tiap TK di

Kabupaten Sukoharjo pada saat acara promosi kesehatan.

Alasan pemilihan media

Kalender merupakan media yang berguna untuk mengetahui waktu, selain

itu kalender menggunakan gambar tentang kesehatan gigi, mulut dan kulit

dengan ukuran yang besar.

Media placement

Diberikan pada setiap TK pada saat acara promosi kesehatan di TK

tersebut. Dapat ditempelkan di dinding kelas.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102

b. Pengukur tinggi badan

Merupakan alat untuk mengukur tinggi badan seseorang. Pengukur tinggi

badan ini berbahan dasar kertas yang ditempelkan pada dinding.

Alasan pemilihan media

Pengukur tinggi badan dapat digunakan untuk mengetahui tumbuh

kembang murid-murid.

Media placement

Diberikan pada setiap TK untuk ditempelkan pada dinding kelas.

c. Gelas kumur

Gelas yang digunakan untuk berkumur pada saat menggosok gigi. Gelas

kumur ini terbuat dari bahan plastik sehingga tidak mudah pecah.

Alasan pemilihan media

Gelas kumur termasuk salah satu media yang digunakan dalam aktivitas

menggosok gigi.

Media placement

Diberikan satu-satu pada setiap anak TK, dimasukkan jadi satu dalam tas

kain. Gelas kumur ini dapat digunakan sewaktu kegiatan sikat gigi massal.

d. Sikat gigi

Merupakan alat untuk menggosok gigi. Sikat gigi yang baik adalah sikat

gigi yang mempunyai bulu halus, dan kepala sikat oval. Ukuran sikat gigi

juga harus disesuaikan dengan umur penggunanya. Sikat gigi harus diganti

setiap 3 bulan sekali.

Alasan pemilihan media

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103

Merupakan alat utama dalam melakukan aktivitas menggosok gigi.

Menggunakan sikat gigi dengan desain yang lucu memotivasi anak untuk

rajin menggosok gigi.

Media placement

Diberikan pada setiap anak TK, dan dimasukkan dalam tas kain. Sikat gigi

dapat digunakan sewaktu kegiatan sikat gigi massal.

e. Tempat sikat gigi dan pasta gigi

Merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan sikat gigi dan pasta

gigi. Untuk sikat gigi biasanya diletakkan dengan cara posisi kepala sikat

berada di atas sehingga bulu sikat cepat kering.

Alasan pemilihan media

Untuk menyimpan sikat gigi dan pasta gigi dibutuhkan tempat yang kering

sehingga tidak ditumbuhi bakteri. Selain itu tempat sikat gigi dengan

gambar yang lucu juga memotivasi anak untuk rajin menggosok gigi.

Media placement

Diberikan pada setiap anak TK, dan dimasukkan dalam tas kain.

f. Cermin

Merupakan sebuah alat untuk bercermin, sehingga kita dapat mengetahui

kebersihan dalam mulut pada waktu menyikat gigi.

Alasan pemilihan media

Merupakan salah satu media pendukung dalam melakukan aktivitas

menggosok gigi.

Media placement

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104

Diberikan satu-satu pada setiap sekolah TK, untuk ditempelkan di dekat

tempat yang digunakan untuk mengosok gigi.

g. Tas kain

Merupakan sebuah merchandising berupa tas yang digunakan untuk tempat

barang-barang merchandise lainnya

Alasan pemilihan media

Tas mempermudah setiap anak TK untuk membawa pulang merchandise

dan media promosi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Sukoharjo

Media placement

Diberikan pada setiap anak TK yang mengikuti promosi kesehatan tersebut.

h. Pin

Merupakan media yang digunakan sebagai merchandise. Pin dapat

diempelkan di baju, tas dll.

Alasan pemilihan media

Digunakan sebagai merchandise bagi anak TK

Media placement

Dimasukkan dalam tas kain yang diberikanpada setiap anak TK yang

mengikuti promosi kesehatan tersebut

i. Handuk

Merupakan alat yang digunakan setelah mencuci tangan.

Alasan pemilihan media

Handuk merupakan salah satu media pendukung aktivitas mencuci tangan

ataupun mandi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105

Media placement

Ditempatkan dalam tas kain yang dibagikan pad tiap anak TK.

G. Prediksi Biaya

Prediksi biaya media harus diperhitungkan terlebih dahulu agar tidak

membengkak atau melebihi budget yang ditentukan. Apabila anggaran yang

diperlukan melebihi budget yang sudah disiapkan maka jalan terbaik adalah

memprioritaskan media yang sesuai keefektifitasannya. Berikut ini akan disajikan

tabel estimasi biaya perancangan.

NO JENIS UKURAN JUMLAH HARGA(Rp)

1 Buku Pop up 42x 29,7 1000 50.000.000

2 Kostum maskot All size 3 7.500.000

3 Flash Card dan Packaging 12x9 cm 361 1.805.000

4 Buku Periksa dan jadwal 12x18cm 1000 7.000.000


harian, stiker nilai
5 Piagam Penghargaan 21x29,7cm 1000 1.800.000

6 Poster Event 42x29,7cm 361 649.800

7 Flag Chain 15x18cm 100 700.000

8 Kalender Poster 48x33 500 900.000

9 Pengukur Tinggi badan 140x20cm 361 14.440.000

10 Gelas Kumur small 1000 4.000.000

11 Sikat gigi small 1000 2.000.000

12 Tempat sikat dan pasta gigi 4x6x8cm 1000 8.000.000

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106

13 Cermin 40x23cm 100 2.500.000

14 Tas Kain medium 1000 15.000.000

15 Pin 5,8cm 1000 2.000.000

16 Handuk small 1000 5.000.000

TOTAL 123.294.800

Sumber:

1. Paperku Digital Printing

2. Fantasi Badut Indonesia

Jln. Cipedes, Bandung, Indonesia

3. Kedai Digital Solo

Jl. Garuda Mas No. 1B Solo. Telp.0271-8038945

Email:kedai_digital_solo@yahoo.co.id

Perhitungan jumlah media dihitung berdasarkan jumlah TK yang ada di

Kabupaten Sukoharjo yaitu sebanyak 361 TK (Dinas Pendidikan 2012). Setiap

TK mempunyai jumlah murid rata-rata 50-100 murid. Agar semua murid TK yang

ada di Kabupaten Sukoharjo dapat menikmati semua media promosi kesehatan

dari Dinas Kesehatan, maka Dinas Kesehatan bekerja sama dengan salah satu

merk sikat gigi dan pasta gigi yaitu Kodomo serta merk sabun kesehatan yaitu

Sabun Detol.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

108

BAB V

VISUALISASI KARYA

1. Media Utama

a. Buku Pop Up

1) Cover dan Back Cover

Media Bahan : Kertas art paper 260gr laminasi glossy, hard cover

Ukuran : 44x30cm

Headline : Gigi, Mulut & Kulit Tangan

Tipografi : Cartoonist

Skala : 1: 5

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109

2) Isi (Halaman 1-20)

Hal 1-2

Hal 3-4

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

110

Hal 5-6

Hal 7-8

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

111

Hal 9-10

Hal 11-12

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

112

Hal 13-14

Hal 15-16

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

113

Hal 17-18

Hal 19-20

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

114

Media Bahan : Kertas art paper 260gr

Ukuran : 42x29,7cm

Tipografi : Cartoonist, Kristen itc,Tahoma

Skala : 1: 6

Finishing : Jilid lem

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

115

2. Media Pendukung

a. Maskot

Media Bahan : Kain boneka

Ukuran : Variasi

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Handmade

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

116

b. Flash card

1) Packaging

Media Bahan : Kertas art paper 230gr , laminasi glossy

Ukuran : 19,5x28 cm

Tipografi : Cartoonist, Kristen itc

Skala : 1: 5

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

117

2) Isi Kartu

Media Bahan : Kertas art paper 230gr ,dua muka

Ukuran : 12x9cm

Tipografi : Kristen itc

Skala : 1: 5

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

118

c. Buku Periksa dan Jadwal Harian

1) Cover dan Back Cover

Media Bahan : Kertas art paper 230gr , laminasi glossy

Ukuran : 18x24cm

Finishing : Jilid buku

Tipografi : Kristen itc, Cartoonist

Skala : 1: 2

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

119

2) Isi Buku

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

120

Media Bahan : Kertas BC

Ukuran : 18x12cm

Finishing : Jilid buku

Tipografi : Kristen itc, Cartoonist

Skala : 1: 6

Jumlah : 32 halaman

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

121

3) Stiker Nilai

Media Bahan : Kertas Stiker

Ukuran : 18,5x24cm

Finishing : Cut stiker

Tipografi : Kristen itc

Grafis Pengikat : Maskot

Skala : 1: 2

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

122

d. Piagam Penghargaan

Media Bahan : Kertas art paper 230gr

Ukuran : 29,7x21cm

Tipografi : Kristen itc, Cartoonist

Skala : 1: 2

Grafis pengikat : Maskot dan dokter

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

123

e. Poster event

Media Bahan : Kertas art paper 230gr

Ukuran : 29,7x42cm

Tipografi : Kristen itc

Headline : Sigi, Sibun dan Sidol datang lagi lhoo

Skala : 1: 3

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

124

f. Flag Chain

Media Bahan : Kertas art paper 150gr

Ukuran : 20x15cm

Skala : 1: 4

Grafis Pengikat : Maskot

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

125

3. Merchandise

a. Kalender Poster

Media Bahan : Kertas art paper 260gr, Laminasi glossy

Ukuran : 47x32cm

Headline : Ayo Lawan Kuman!

Skala : 1: 4

Grafis pengikat : Maskot

Tipografi : Kristen itc, Cartoonist

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

126

b. Pengukur Tinggi Badan

Media Bahan : Kertas art paper 260gr

Ukuran : 150x40 cm

Headline : Ayo Ukur Tinggi Badanmu

Skala : 1: 10

Grafis pengikat : Maskot

Tipografi : Kristen itc

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

127

c. Gelas Kumur

Media Bahan : Stiker, Gelas plastik

Ukuran : Variasi

Headline : Gosok gigi, yuk

Skala : 1: 2

Tipografi : Kristen itc

Grafis pengikat : Maskot

Finishing : Handmade

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

128

d. Sikat Gigi

Media Bahan : Stiker, sikat gigi

Ukuran : Variasi

Skala : 1: 2

Grafis pengikat : Maskot

Finishing : Handmade

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

129

e. Tempat Sikat gigi dan Pasta gigi

Media Bahan : Stiker, Plastik

Ukuran : 15x10x4cm

Headline : Jangan lupa ganti sikat gigi 3 bulan sekali

Skala : 1:2

Tipografi : Kristen itc

Finishing : Handmade

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

130

f. Cermin

Media Bahan : Stiker, cermin

Ukuran : 40x23cm

Skala : 1:4

Grafis pengikat : Maskot

Finishing : Handmade

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak Offset

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

131

g. Tas Kain

Media Bahan : Kain blacu

Ukuran : 35x30cm

Skala : 1:6

Headline : Jangan lupa gosok gigi dan cuci tangan

Grafis pengikat : Maskot

Tipografi : Kristen itc

Finishing : Handmade

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak sablon

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

132

h. Pin

Media Bahan : Lempeng seng pin

Ukuran : Diameter 5,8cm

Skala : 1:1

Headline : Gosok gigi, yuk

Cuci tangan, yuk

Tipografi : Kristen itc

Grafis pengikat : Maskot dan dokter

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Cetak pin

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

133

i. Handuk

Media Bahan : Kain handuk

Ukuran : 50x20cm

Skala : 1:4

Headline : Cuci tangan, yuk

Tipografi : Kristen itc

Grafis pengikat : Maskot

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photosop CS3

Realisasi : Handmade, Bordir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

134

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit akibat kurang menjaga kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan

masih tergolong dalam 10 besar penyakit yang ada di puskesmas di daerah

Sukoharjo. Untuk menurunkan angka kesakitan akibat tidak menjaga kesehatan

gigi, mulut dan kulit tangan, Dinas Kesehatan telah mengupayakan berbagai

macam kegiatan antara lain mengoptimalkan peran UKS di setiap sekolah,

melakukan kegiatan promosi kesehatan di setiap sekolah mulai dari TK sampai

SMA setiap bulannya, melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan

sehat untuk ibu-ibu dan lansia setiap minggu, melakukan upaya pengobatan gigi

dan mulut lebih lanjut di tiap-tiap puskesmas.

Promosi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo

meliputi pendekatan peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.

Diharapkan dengan adanya promosi kesehatan tersebut masyarakat Sukoharjo

pada masa yang akan datang dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan

perilaku sehat,mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil

dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

commit to user

134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135

B. Saran

Dalam merancang desain pembuatan buku pop up tentang gigi, mulut, dan

kulit tangan diperlukan sebuah konsep dan strategi yang tepat mengingat target

yang dituju adalah anak-anak usia pra sekolah. Rancangan desain tentunya harus

dibuat menarik dan mudah dipahami sehingga anak- anak mengerti maksud pesan

yang akan disampaikan melalui gambar ilustrasi dalam buku tersebut. Penggunaan

buku pop up dengan beberapa teknik menjadi salah satu keunikan dari promosi

kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo ini. Selain itu buku pop up

ini merupakan buku pop up yang pertama terbit di daerah Sukoarjo yang berisi

tentang kesehatan gigi, mulut dan kulit tangan.

Perancangan buku pop up sebagai media promosi kesehatan ini akan

berhasil apabila terdapat koordinasi yang baik antara Dinas Kesehatan dan

masing-masing TK yang terlibat dalam promosi tersebut, sehingga pesan dari

promosi kesehatan dapat tersampaikan dengan baik kepada target yang diarahkan

yaitu anak-anak.

Perancangan buku pop up ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana

belajar untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan gigi, mulut dan kulit

tangan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain media promosi yang menarik, rangkaian susuan acara promosi

kesehatan juga haruslah dirancang semenarik mungkin, sehingga anak usia pra

sekolah tidak bosan dalam acara promosi kesehatan tersebut.

commit to user

135

Anda mungkin juga menyukai