id
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
AHMAD FARIS ANSORI
I0205027
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun Oleh :
AHMAD FARIS ANSORI
I 0205027
Menyetujui,
Surakarta, 1 Agustus 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Namo Buddhaya...
Puji syukur kepada Allah swt. atas waktu untuk kita semua, kesempatan untuk
dalam penyelesaian Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini pun berjalan
dengan baik.
Sebuah proses menuju akhir memang tidak mudah, tetapi juga tidak sulit,
relative. Maka berkat bantuan dari berbagai pihak, penyusunan pun selesai pada
1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
2. Kahar Sunoko, ST, MT selaku Ketua Prodi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
apresiasi. 4
I.5. METODOLOGI 7
BAB II TINJAUAN 9
II.1. REVITALISASI 9
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.3.2. Halun-Halun 28
PRAKOLONIAL 54
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PONOROGO 119
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN xiii
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sekarang 122
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN PONOROGO
SEBAGAI RUANG PUBLIK
Setiap kota memiliki keragaman bentuk sosial,budaya,dan ekonomi. Ponorogo
yang merupakan salah satu kota yang masih menganut kota jawa kuno, dimana di
dalamnya sebuah pusat kota terdapat sebuah Alun-alun. Kondisi Alun-alun pun
sekarang bergeser pemaknaannya dari awal penciptaanya. Kegiatan perekonomian pun
seperti merajai kondisi Alun-alun sekarang.
Perevitalisasian yang bersifat penggabungan antara pemaknaan Alun-alun pada
masa Keraton dengan kebutuhan ruang publik masyarakat modern sekarang.
Modernisasi bukanlah suatu alternatif terhadap tradisi, tapi keduanya berkaitan secara
dialektis. Tentang tata letak pusat kota Jawa, pengaruh agama Hindu Budha dalam
mendesain sebuah pusat kota.
commit
Kata Kunci : Revitalisasi, Alun-alun, to user
Ruang Publik, Ponorogo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
pengenalan yang bersifat plural dan dapat di akses oleh masyarakat secara luas
kebutuhan akan ruang berseni yang dapat di akses oleh masyarakat luas.
hal itu. Sama hal-nya dengan kota Ponorogo kota asal mula kesenian reog-
malam bulan purnama pada setiap bulannya, selalu di adakan sebuah pagelaran
seni pertunjukan di alun-alun kota. Bisa berupa seni tari reog, wayang kulit, tari
menyajian sebuah karya seni pertunjukan. Kota ponorogo pun juga memiliki
sebuah panggung pertunjukan yang sangat strategis yang dapat diakses oleh
maksimal. Tidak adanya zona servis yang dapat menunjang semua kegiatan seni
1 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ponorogo.
Nasib alun-alun yang tidak menentu sesudah jaman pasca kolonial ini
struktur sosial budaya dan pandangan dunia yang amat berbeda dengan
Sikap kreatif yang dijunjung tinggi pada jaman modern ini misalnya,
2 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sesuatu yang baru. Padahal tradisi masa lalu selalu bertitik tolak pada
keadaan selaras yang sudah ada, yang perlu dipertahankan, sesuatu yang
yang harmonis dan baik, yang baru mesti merupakan ancaman. Karena itu
dewasa ini.
3 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
alun sebagai ruang terbuka umum tak bisa dihilangkan dari sebuah hunian,
olah raga ringan, tempat upacara, juga bisa menjadi wahana pendidikan.
bisa menjadi aset kekayaan daerah yang bisa dijual sebagai objek
bisa bercerita tentang sejarah suatu kota di masa feodal, baik itu alun-
alun dalam skala Keraton maupun dalam skala Kabupaten. Menjadi objek
4 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ponorogo yang lebih baik secara fungsional dan dapat memberikan kontribusi
fungsi bangunan.
- Bagaimana tatanan baru yang tetap dapat menjadi wadah kegiatan sosial,
commit to user
5 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
alun-alun.
- Material bangunan.
sebagai produk fisik, aspek lingkungan alun-alun, serta lokasi (site) spesifik
commit to user
pengelolaan alun-alun kota.
6 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I.5 METODOLOGI
desain nantinya.
7 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gambar (visual).
- Sketsa ide.
akan direncanakan.
commit to user
8 |BAB I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1. REVITALISASI
bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan
pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan
Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk
berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan
kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah
commit to user
9 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu
sekali.
fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural.
Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada
dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya
revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian
kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan
Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan
sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek
10 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan
bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan
adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya
masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat luas. Ada beberapa aspek
lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu penggunaan peran
menunjang kegiatan revitalisasi. Selain itu revitalisasi juga dapat ditinjau dari
aspek keunikan lokasi dan tempat bersejarah. atau revitalisasi dalam rangka untuk
Permukiman kota di nusantara tidak serta merta muncul begitu saja, proses
yang cukup panjang, mulai dari peradaban Hindu-Budha hingga sekarang. Negara
setidak-tidaknya, sejak abad ke-4. Bukti dari pengaruh ini diperoleh dari Prasasti
2 commit to
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia (A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
11 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kutai3 pada pertengahan abad ke-20. Meskipun pada Prasasti Kutai tersebut tidak
disebut adanya sebuah negara, dapat diduga bahwa kerajaan Kutai dibawah
sosial politik dan ekonomi permukiman dikelola oleh suatu sistem kekuasaan atas
dihadirkan diatas bumi untuk menciptakan kesatuan aturan bumi dan kosmik raya
Pada dasarnya simbolisme lingga sebagai penghubung bumi dan langit ini
tidak lebih dari monumentalitas kekuasaan. Kekuatan spiritual yang dipakai dalam
pengukuhan lingga tidak bisa dilihat terpisah dari upaya untuk mempersatukan
apa yang telah dicapai secara sekuler. Dengan ritualisasi, lingga akan tidak dilihat
orang sebagai sekadar batu tegak, tetapi suatu benda yang telah diisi oleh makna
suatu sejarah. Dari peristiwa-peristiwa yang terjadi terbukti bahwa sejarah tidak
luput dari pemaknaan perubahan kekuasaan baik polotik, sosial, maupun ekonomi.
3
Batu monumen lingga merupakan unsur penting dalam peradaban Hindu. Lingga didirikan untuk
menandai tempat permukiman di mana kekuasaan dikukuhkan secara ritual menurut kepercayaan
Hindu. Secara simbolik, lingga adalah representasi kekuatan Isvara. Daerah lingga biasanya
didirikan/ditanami suatu prasasti yang memberikan keterangan waktu dan jumlah harta yang
dipersembahkan oleh sang penguasa kepada para biarawan. Persembahan ini membuktikan kepada
khalayak ramai bahwa kemampuan materi suatu wangsa telah sah dan mendapatkan restu serta
dukungan spiritual. Dengan demikian wangsa yang bersangkutan memiliki legitimasi untuk
memerintah daerah-daerah yang berada dibawah pengaruhnya. Lingga memiliki kesamaan dengan
menhir.
4
Lingga adalah sebuah arca atau patung, yang merupakan sebuah objek pemujaan atau
sembahyang umat Hindu. Kata lingga ini biasanya singkatan dari Siwalingga dan merupakan
sebuah objek tegak, tinggi yang melambangkan falus (penis) atau kemaluan Batara Siwa. Objek ini
merupakan lambang kesuburan. commit to user
12 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berhubungan erat dengan Dewa Siwa. Dewa yang dipercaya sebagai penguasa
dunia dalam segala bentuk manifestasinya. Siwa menguasai nasib dan jalan
kehidupan manusia di atas bumi ini. Dengan keyakinan demikian, lingga bukan
hanya lambang dari awal adanya kehidupan bertempat tinggal, tetapi juga awal
dari penyerahan diri dari ketidakpastian kepada sumber kekuatan kosmik raya.
dengan bumi dan lingkungan dengan cara membuka alam. Kebutuhan manusia
akan adanya tengaran pada lanskap atau lingkungan fisiknya tampaknya berakar
berupa tugu atau pelataran. Mungkin lingga tidak lebih dan kurang dari satu
sistem tanda manusia intik memberikan tanda teritorial yang sudah dikuasai untuk
tempat tinggal. Pendirian tugu monumen yang lazim dalam peradaban Hindu di
tidaklah hilang begitu saja. Beberapa kasus memperlihatkan lingga sebagai bentuk
yang monumental yang terwujud dalam bentuk candi. Selama ini, hanya candi-
commit to user
13 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hal ini, sebuah keraton memiliki perannya. Keraton sebagai pusat kekuasaan
Keraton sebagai pusat kekuasaan sudah pasti memiliki tempat yang memberikan
Untuk mendukung dua kondisi ini, pusat perlu didukung oleh lapangan terbuka
dan pasar.
Konsep jagad Jawa erat kaitannya dengan konsep kekuasaan yang pada
konsep ini, jagad merupakan kesatuan dan keteraturan hidup yang tidak
didasarkan pada perbedaan yang tajam atas kategori organik dan anorganik.
Jagad terjadi dan mengambil ruang serta waktu tertentu yang bisa
berulang. Pusat sebuah jagad atau rat (istilah Jawa asli) merupakan konsep yang
dunia nyata. Peristiwa ini hanya terjadi melalui satu figur kepemimpinan yang
5 commit to
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia (A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
14 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kekuatan sosial yang ada dalamsatu figur. Karena konsep pusat urban Jawa tidak
pada pembendaan atau objektifikasi, bisa dipahami bila struktur fisiknya tidak
otoriter dan teratur geometris seperti halnya kota Alberti dan Scamozi7.
Sumber keberadaan jagad adalah satu dan karena itu kekuasaan pun
batas padanya? Bagaimana sebenarnya orang Jawa mendefinisikan jagad itu jika
tidak dikenal batas-batas yang jelas? Batas dimaksud berkaitan dengan struktur-
struktur yang membangun pengertian tentang apa dan bagaimana jagad itu. Dalam
Serat Centhini9 V pupuh 4 dapat dibaca perumpamaan jagad yaitu sebagai kelir-
nya pementasan wayang. Kelir dalam pengertian ini erat kaitannya dengan
6
Integrasi berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi social dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Hal ini terkait dengan
asimilasi dan akulturasi.
7
Leon Battista Alberti (14 Februari 1404 20 April 1472), Arsitek
Vincenzo Scamozzi (2 September 1548 7 Agustus 1616), Arsitek
8
Dialektik merupakan seni berpikir secara teratur, logis, dan teliti yang diawali dengan tesis,
antithesis, dan sintesis.
9
Serat Centhini (dalam aksara Jawa: ), atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau
Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan
Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa,
agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat Centhini disampaikan dalam bentuk
tembang, dan penulisannya dikelompokkan commit to jenis
menurut userlagunya.
15 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pementasan itu sendiri, ada adegan, peran, tempat, dan waktu. Kelir sendiri hanya
dimengerti bila ada lampu (blencong) yang memberi bayangan pada wayang-
wayang yang berperan. Jika sang dalang itu tak ubahnya sebagai yang empunya
dan menguasai hidup ini, jagad dalam pengertian Jawa itu sebenarnya bukan
sebagai fenomena bermukim oleh orang Jawa hanya dipandang sebagai mampir
untuk minum. Dalam Serat Centhini sendiri dibedakan pengertian jagad dan
kenikmatan sensual, yang tidak memiliki kedalaman dan makna kehidupan masa
depan. Sementara jagad bicara mengenai wisma masa depan manusia yang
memberikan pengetahuan sejati dan kebersatuan antara Sang Pencipta dan yang
diciptakan. Bermukim di atas bumi ini menurut konsepsi Jawa tidak lebih dari
kesementaraan untuk membekali diri dengan air kehidupan yang bisa membawa
banyak melihat hidup dalam pengertian suatu kerangka maju atau mundur dalam
dilihat sebagai bangunan permanen, tetapi sebagai pondok sementara. Jika konsep
kesementaraan ini yang dianut, bermukim secara Jawa tidak banyak meluangkan
commit to user
16 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
negara atau kuta itu sebenarnya? Kota tua Jawa yang hingga kini masih
negara,nampak pada
disebut Kauman,
Hinggil.(Gambar 2-1).
Meskipun
nampak, namun
Gambar 2-1Struktur pusat negara Demak (Sumber : buku Seni
lokasinya masih dapat Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia)
diketahui. Dalem ini pasti terletak di daerah yang dikenal sebagai Siti Hinggil,
penting konsep pusat kota di Jawa setelah Majapahit pudar kekuasaannya di Jawa
Timur. Demak berkembang bukan dari surplus pertanian, tetapi dari turnbuhnya
jasa perdagangan di pantai utara Jawa sebelum Portugis menguasai Selat Malaka
tahun 1513-1516. Dengan jasa perdagangan inilah, kompleks mesjid Demak yang
dengan skala lebih kecil. Di dalam struktur ini halun-halun menjadi struktur ruang
commit to user
17 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang menarik warisan rancang bangun peradaban Hindu nampak pada kompleks
Mesjid Demak. Sekalipun orang masih berharap untuk mendapat data arkeologi
pada daerah Siti Hinggil (siti: permukaan tanah/bumi, hinggil: tinggi atau
ketinggian), namun bisa dilihat bahwa keraton sebagai tempat tinggal tidak
tembok keliling keraton telah diratakan dengan tanah untuk perumahan penduduk
setelah kekuasaan sultan pudar dan bergeser ke Pajang dan Kota Gede sejak 1518
antara peradaban Hindu dan Islam ke dalam bangunan kompleks mesjid dan
makam. Sunan Kudus dalam sejarah dikenal sebagai salah satu Wali Sanga yang
awal abad ke-16. Sebagaimana Mesjid Demak, Mesjid Kudus merupakan bagian
kompleks makam Sunan Kudus. Kompleks Kudus ini meliputi wilayah lebih dari
Sunan Kudus orang akan menjumpai perpaduan elemen-elemen pura Hindu dan
kegiatan Islam. Bagian utama Mesjid Kudus lebih kecil dari Mesjid Demak.
Mesjid di Kudus ini nampak istimewa karena memiliki struktur bentar dan
gerbang ini sekaligus memberi arah Kiblat yang kuat. Jika hal ini dibuat secara
10
Sinkretisme adalah upaya untuk penyesuaian atau pencampuran kebudayaan pertentangan
perbedaan kepercayaan, sementara sering dalam praktik berbagai aliran berpikir. Istilah ini bisa
mengacu kepada upaya untuk bergabung dan melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri
tradisi, terutama dalam teologi dan mitologi agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah
commit to user
kesatuan pendekatan yang melandasi memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama lain.
18 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sengaja, struktur utama mesjid (mungkin aslinya) tidak perlu berdinding. Sumbu
Hindu Islam pada tingkat tata ruang. Sementara penggunaan menara kul-kul dan
representatifnya.
sederhana. Kompleks ini dibangun dengan dinding keliling bata merah, seperti
juga di Demak. Rancangan profil dinding ini mirip dengan dinding kompleks
candi-candi di Jawa Timur, Candi Penataran dan Candi Tikus. Setiap pintu masuk
bentar atau paduraksa. Tata ruang yang berlapis-Iapis dan membentuk segi empat
terhormatnya derajat wilayah makam. Di Kudus, terdapat tidak kurang dari tujuh
lapis gerbang dan halaman berdinding. Di Demak, dapat dijumpai pula tatanan
ruang berlapis-Iapis, namun tidak serumit makam Sunan Kudus. Yang menarik di
Demak adalah kejelasan struktur ruang yang dibentuk oleh tembok keliling segi
empat dengan empat gerbang penjuru angin (Gambar 2-2). Struktur yang jelas ini
11
Hierarki adalah urutan atau aturan dari tingkatan abstraksi menjadi struktur pohon
commit to user
(www.id.shroong.com/social-sciences/education/2069530-pengertian hierarki)
19 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan menghadap pada yang bersangkutan dengan penuh hormat dan dengan
menyucikan badan dari kotoran. Untuk mengawasi tertibnya ritual ini didirikanlah
paseban sudah dapat dilihat sejak masuk kompleks makam. Untuk melengkapi
menggunakan pakaian tradisional Jawa tanpa alas kaki. Ritual semacam ini
merupakan bagian dari prosesi ziarah. Ritual ini pula yang menjadi dasar tata
commit to user
20 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lapisan ruang-ruang
konsep candi Hindu, penghormatan leluhur asli Jawa dengan fasilitas dan ritual
pada gubahan atap mesjid maupun struktur ruang berdinding dengan paduraksa
dan bentar. Semua terpadu untuk memberi tempat dimana kesucian badan
commit to user
21 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Teknik konstruksi
bangunan peradaban
Gambar 2-5Candi Tinggi di Muara Takus (Jambi) yang
dibangun kira-kira abad ke-12 merupakan salah satu puncak Majapahit, Candi Brahu,
hasil seni bangunan batu bata di Indonesia.
Candi Tinggi (lihat
Gambar2-5), dan sisa-sisa Keraton Trowulan. Konstruksi batu bata yang saling
terkait tanpa bahan lain (tanpa semen pc, misalnya), selain hasil reaksi antara
patirtan. Di dalam tradisi bangunan di Kota Gede, hubungan antar batu bata
segi empat yang membentuk suatu enclosure12. Konsep segi empat ini mungkin
diturunkan dari konsep puri. Dengan konsep Sanskerta ini, wilayah terbina atau
terbangun telah menjadi suatu kategori dalem. Artinya, tempat yang dikelilingi
tembok batu bata itu sudah menjadi milik seseorang dalam mengungkapkan pusat
kekuasaan.
22 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ditempatkan sebagai bagian dalam dengan mesjid sebagai latar depannya. Dengan
begitu, nampak keluhuran kepercayaan asli memberi prioritas pada mesjid untuk
Kompleks makam dan mesjid ini mungkin bukan bermula di Demak dan
Setelah Kota Gede, makam-mesjid tidak lagi dibangun di pusat kota kerajaan.
Kota Gede sebagai pusat peradaban Islam Jawa dibina oleh Ki Gede
Pamanahan sekitar tahun 1577 atas piagam Raja Pajang. Diceritakan oleh de
dibangunlah kuta atau tembok bata keliling. Di dalam wilayah bertembok keliling
commit to user
23 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
putra Ki Gede Pamanahan. Senapati membina apa yang sudah dirintis ayahnya ini
Apa yang dikenal sebagai kitha banon petak ini dibangun setelah Senapati
bertemu dengan Sunan Kalijaga. Sunan yang berpengaruh besar ini menganjurkan
Senapati untuk membangun dalem-nya, dengan itu ia bisa berkuasa sebagai Raja
Mataram. Namun, tembok berbata putih masih belum sempurna bila tidak
dilindungi oleh pagar keliling yang lebih luas. Senapati memerintahkan rakyatnya
untuk membakar bata merah setiap musim kemarau dan mulai membangun kitha
jaba. Dengan pembangunan ini maka terbinalah apa yang disebut kitha jaba dan
kitha dalem. Dilaporkan oleh de Haan yang pemah mengunjungi Kota Gede tahun
1623 (de Graaf, 1987:116) bahwa jarak antara Jaba dan Dalem adalah
Situs Kota Gede memberikan informasi bahwa kitha dalem atau beteng
jera yang dibangun Senapati dengan banon putih masih nampak sisa-
Pamanahan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sementara itu, sepanjang beteng
atau kuta ini terdapat parit-parit. Dikabarkan bahwa Senapati biasa menggunakan
perahu kecil atau kanu untuk menuju keratonnya dari bagian selatan. Beteng jaba
Grojogan ke Ngipik, serta lebih dari 5 km dari Ngipik ke Wioro dan dengan jarak
yang hampir sama dari Wioro ke Warung Bokodan kembali ke Grojogan. Luas
commit to user
24 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
areal yang ada di bawah perlindungan beteng jaba atau kuta jaba meliputi wilayah
dibedakan dengan benteng dalam karena konstruksi dan bahan bangunannya. Pada
dinding kota bagian luar, Senapati tidak membangun dengan batu putih dengan
tebal lebih dari 30 cm dan tinggi lebih dari 2 meter, melainkan dengan dinding
batu bata setebal 60-70 cm dengan tinggi 2 hingga 3 meter. (lihat Gambar 2-6 dan
Gambar2-7).
25 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari apa yang dapat dilihat di Kota Gede ini dapat dibicarakan beberapa
aspek:
Pengaruh ini dapat dilihat lebih jelas pada bentuk gapura serta
dinding yang dibangun dengan batu bata. Tempat pusat alias nabha
26 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
padat.
commit to user
27 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.3.2. Halun-Halun 13
Dalam kenyataan fisiknya, yang disebut kuta atau negara itu selalu ada
terbuka ini segi empat atau hampir bujur sangkar? Di Yogyakarta dapat
menyebut adanya Mancapat yang sering dianut oleh orang Jawa sebagai pusat
orientasi spasial. Arah empat ini dipegang oleh orang Jawa dalam hubungannya
dengan empat unsur pembentuk keberadaan bhuwana: air, bumi, udara, dan api.
Hingga kini masih belum diketahui dengan pasti asal-usul alun-alun ini.
mungkin diasosiasikan dengan suatu tempat yang memiliki sifat telaga dengan
riak yang tenang. Sifat ini diperlukan oleh konsep kekuasaan Jawa sebagai
integrasi dan toleransi yang tinggi, kemungkinan besar konsep halun-halun ini
sudah ada sebelum masa Borobudur dan Prambanan dibangun, meskipun pada
13
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di commit
Indonesiato
(A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
28 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Belanda sekitar abad ke-17 banyak merekam adu macan di alun-alun. Jadi alun-
alun bukan sekedar tempat upacara tetapi juga tempat hiburan negara. Apakah
lapangan ini gagasan asli? Jika lapangan itu tidak pernah dikenal dalam tata urban
Jawa Hindu dan Buddha, tak akan ada konsep alun-alun itu.
Kata halun-halun sendiri berasal dari Bahasa Jawa Kuno (Kawi) bukan
Sanskerta. Jadi, bisa diduga bahwa lapangan terbuka itu orisinal Jawa.
(Jawa Barat) dikenal alun-alun dengan konsep yang sarna dengan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Mungkin terdapat campur tangan Belanda dalam memberikan
Dugaan ini semakin kuat oleh adanya bangunan penjara yang selalu ditempatkan
alun-alun sudah dimulai sejak abad ke-14 peradaban Majapahit. Namun alun-alun
ini lebih dekat dengan pengertian suatu waterfront Majapahit terhadap Kali
Brantas.
gudang) dan mapanta (diduga hunian pedagang). Indikasi yang diberikan dari
inskripsi mengenai negara pada zaman Majapahit tidak cukup untuk membuat
rekonstruksi fisik, tanpa bantuan data-data galian arkeologi. Hingga saat ini
29 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh beberapa jalan dengan arah-arah sesuai dengan mata angin. Dapat ditafsirkan
Hindu Bali. Dan sumbu-sumbu mata angin-lah yang mengorganisir tata ruang dan
satu sumbu aksial yang dominan, tetapi orang akan melihat posisi sentral dari
istana dan alun-alun. Dari hasil rekonstruksi yang dibuat Stutterheim, istana
Majapahit merupakan suatu struktur yang tidak sederhana dalam hierarki ruang-
oleh dinding penyengker yang pasagi. Struktur ini menunjukkan bahwa karya
mana ruang hidup atau tempat peribadatan dibentuk oleh struktur yang memberi
yang mengelilinginya dalam Bahasa Jawa Kuno disebut bangsal atau binangsal.
dan kegiatan sosial kenegaraan, ia akan dianggap sebagai bagian dari pusat
kekuasaan bersama keraton dan candi utama. Pasar tidak akan berada di sekitar
alun-alun sebab berhubungan dengan kehidupan sekuler dan sehari-hari. Fakta ini
tidak dilihat pada kasus Kota Gede, di sini pasar (Sargede) berada di atas lahan
alun-alun tempo dulu. Bisa jadi pada zaman Majapahit pun, kegiatan sekuler dan
commit to user
30 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
spiritual terjadi di tempat yang sama: alun-alun. Di Jawa dikenal apa yang disebut
hari pasar, yang memungkinkan tumpang tindihnya kegiatan sekuler dan spiritual.
Trowulan.
selatan. Alun-alun
commitGambar
to user 2-9Denah Kompleks Keraton Yogyakarta
(Sumber : buku Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di
Indonesia)
31 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
upacara kenegaraan.
ini dapat ditemukan sisa-sisanya. Dengan menara pandang yang tingginya lebih
dari 12 meter ini, Sang Raja dapat mengamati lebih saksama situasi di alun-alun
maupun pasar.
32 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Grote Postweg.
Bandung sejak 1967. Sekarang alun-alun ini telah menjadi taman kota, bukan
33 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
urban modern. Yang menarik untuk diketahui adalah kenyataan bahwa persepsi
Sultan Agung merupakan salah seorang raja Jawa yang sangat cerdik
dalam memelihara makna yang dimiliki alun-alun ini. Sekatenan atau upacara
Grebeg merupakan suatu tradisi upacara yang akan mampu membina makna
urban Jawa dari keberadaan alun-alun. Dengan adanya upacara ini, konsep negara
ketatanegaraan Jawa
commit to user
34 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang penuh simbol. Orang modern yang tidak terbuka untuk belajar, mungkin
Jika pengertian sentra dari negara itu terjadi di alun-alun lalu bagaimana
langsung berkaitan dengan pola memusat. Ada indikasi yang dapat ditelusuri
konsep dasarnya, bahwa permukiman negara cenderung pada pola linier yang
menyebar dari alun-alun menurut empat arah utama. Posisi alun-alun sendiri
tertentu. Dari struktur yang dapat ditangkap dari Kota Gede, Trowulan, maupun
egaliter14 nampak lebih dominan pada kota-kota Jawa ini. Hubungan konsep pusat
dan rakyat nampak lebih cenderung melalui kegiatan ritual upacara-upacara masal
pusat kegiatan ritual. Posisi ini mendukung struktur fisik permukiman urban lebih
terkonsentrasi pada ruang kegiatan upacara di depan keraton. Hingga saat ini,
belum cukup data yang memuaskan untuk memberikan rekonstruksi kota Jawa
35 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apakah dengan data yang bisa dilihat di Karang Asem, Bali, dan di
Keraton Yogyakarta dan Surakarta, bisa ditelusuri konsep fisik negara? Ada
petunjuk umum bahwa pengertian ruang yang morfologis tidak dikenal di Jawa.
Hal ini ditunjukkan bukan saja pada fakta saat ini, tetapi data-data catatan Cina
abad ke-7 hingga ke-10 pun tak memberi titik terang. Ruang luar sebagai titik
tolak perencanaan dan perancangan fisik tidak sentral, tetapi ruang urban sebagai
pusat kegiatan ritual punya nilai tersendiri. Di sini, dapat diduga bahwa apa yang
disebut negara itu bisa jadi tak lebih dan tak kurang sebagai 'event' yang merujuk
bagian dari tradisi urban dari zaman Mataram Hindu-Buddha hingga sekarang.
Jika dugaan ini benar, persepsi orang Jawa pada khususnya dan Indonesia secara
umum tentang kota bukan merujuk pada fisik. Rujukan mereka pada 'kejadian'
Jika persepsi kota merujuk pada bangun atau struktur fisik, sudah tentu ini
menunjukkan bahwa secara fisik, struktur permukiman urban Jawa hingga kini
cenderung linier. Pencapaian menjadi hal penting dalam tata letak. Ruang luar
Yang menarik untuk ditelaah lebih jauh adalah fakta bahwa linieritas ini
menjadi bagian dari kegiatan sosial ekonomi di luar bangunan, sementara kegiatan
ritual lekat dengan pusat-pusat kekuasaan. Konsep alun-alun sendiri bisa dilihat
commit to user
36 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai upaya memadukan dua kepentingan ritual yang berpusat pada keraton
atau kabupaten dan mesjid. Sementara itu, yang disebut jalan bukan semata-mata
tempat orang berjalan, tetapi lebih bermakna sebagai pusat interaksi sosial-
dengan adanya dua beringin kurung pad a sumbu yang ditarik dari kabupaten atau
kadipatennya.
kompleks keraton sekarang adalah tempat di mana Watu Cilang dari Raden
Kota Gede ditanam oleh Ki Gede Pamanahan atas restu Sunan Kalijaga di muka
kompleks makam-mesjid. Beringin tua itu kemudian diberi nama oleh Sunan
pusat kota? Apakah dengan demikian alun-alun di zaman Majapahit pun punya
beringin kurung ini disebut, tetapi posisinya tidak terlalu jelas. Pohon beringin
commit to user
37 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pohon ini sering dianggap angker dan memiliki potensi sebagai tempat kekuatan
Apa yang disebut marga sebenarnya telah menjadi identik dengan jalan.
Tetapi apa yang dimaksud dalam konsep asalnya, marga berkaitan dengan
terjadi. Dunia sehari-hari orang Jawa terjadi oleh adanya marga, yang
berikutnya, marga sebagai jalan tenggelam oleh konsep lain ratan yang merujuk
Rat adalah Bahasa Jawa Kuno untuk konsep 'dunia umum'. Nama Raja
Amangku Rat sebenarnya tidak lain dari pengukuhan sang penguasa atas dunia,
bahwa ialah yang memangku kehidupan di dalamnya. Konsep Rat ini diduga
Apa yang disebut Rat kemudian Ratan itu bukanlah jalan atau permukaan
yang rata, tetapi suatu konsep yang mampu merangkum dunia publik, negara,
15
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di commit
Indonesiato
(A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
38 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
rakyat, dan semua kejadian di atas bumi pada suatu kaum atau kejadian-kejadian
Rat adalah kata antonim dari tanrat yang artinya tak sadarkan diri. Jadi
konsep dunia yang asli dalam kehidupan masyarakat Jawa Kuno itu tidak abstrak
seperti apa yang diungkapkan oleh pengertian bhuwana. Jalan di luar pawisman di
itu. Jadi, marga adalah sarana untuk memungkinkan adanya atau eksistensinya
dunia sehari-hari. Jika persepsi masyarakat Jawa terhadap jalan umum itu adalah
tempat dunia di luar rumahnya, sarana ini sebenarnya bukan sebagai tempat lalu-
lalang dengan kecepatan tinggi. Di dalam modernitas kehidupan urban abad ke-20
ini, apa yang disebut jalan identik dengan jalur sirkulasi kendaraan bermotor.
Yang menarik pada jaringan jalan pada Kuta Trowulan Majapahit adalah
terlukisnya jaringan jalan utama yang membentuk dua avenue yang saling
berpotongan (Stutterheim:1948).
Jika hasil rekonstruksi kota Majapahit karya Stutterheim benar, maka apa
yang disebut marga pada kuta-negara Majapahit itu tidak lebih dan tidak kurang
marga-marga kecil ruang umum kota itu diciptakan, sementara pada marga
utama lebih memberikan konotasi orientasi dan mobilitas transportasi untuk bala
tentara.
Dasar lain dari pembangunan marga utama tidak bisa dilepaskan dari
kemungkinan adanya prosesi ritual atau upacara yang memerlukan ruang gerak
linier untuk parade di muka Wanguntur atau balairung di muka keraton. Seberapa
commit to user
39 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
seringkah upacara kenegaraan yang identik dengan 'grand festival' itu terjadi di
Majapahit?
Yang pasti diketahui adalah, bahwa ruang umum terbuka tidak menjadi bagian
pembentuk struktur dan citra kota. Alun-alun sendiri merupakan ruang terbuka
yang lepas. Ia tidak dibentuk secara meruang oleh struktur atau bangunan
sirkulasi pejalan kaki yang dikenal sebagai padamarga. Bahkan pada bangunan-
bangunan yang menghadap ratan terlihat struktur lorong yang memiliki skala
manusia.
namun ada karakter khas yang perlu diperhatikan. Karakter ini adalah Catuspatha
yang pada tradisi tata ruang tradisional Bali disebut Caturmuka atau Prapatan
Agung atau simpang empat. Pada posisi ini bangunan-bangunan negara yang
penting berada. Di Trowulan Majapahit pada simpang empat ini berdiri Kuta
besar), Peken Agung atau pasar besar, dan Lebuh atau lapangan terbuka yang
dibiarkan tak ditempati oleh bangunan dan bukan alun-alun. Simpang empat ini
menjadi pedoman orientasi arah-arah yang akan diambil ke dalam atau ke luar
commit to user
40 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jika jaringan marga itu tidak berperan penting dalam memberi bentuk
struktur kota Jawa di Majapahit atau Kota Gede, pasti ada unsur fisik lain yang
membimbing orang pada pengertian strukturnya. Yang pasti bisa diketahui adalah,
bila marga menjadi pembentuk struktur dasar fisik urbannya, maka akan nampak
pola geometris yang tegas, sekalipun tidak harus aksial. Di Kota Gede hal ini
tidak dijumpai. Marga yang terbangun lebih mudah dimengerti sebagai akibat
bukan sebab dari pembangunan yang bertahap bermula di sekitar sentra utama dan
menembus alun-alun terus melalui Jalan Malioboro ke Tugu dan Gunung Merapi.
Apakah ini suatu tata ruang Jawa? Orang patut mencurigai pedoman tata ruang
dan bangunan kota menurut sumbu ini pada campur tangan arsitek Barat (Belanda
atau Portugis)16. Dalam Bahasa Jawa konsep garis aksial itu sesuatu yang asing.
16
Keraton Yogya (dibangun 1755) banyak menampakkan pengaruh campuran Hindu Majapahit
dengan Barok Italia dan Gothik Spanyol. Terlihat dari Taman Sari (1758) yang dirancang orang
Portugis. Sejak Senapati hingga Sultan Agung, juru taman keraton adalah orang Eropa atau Cina
(De Graaf, 1987:88-89). Oleh karena itu,commit
bisa jadi to user Yogyakarta bukan sepenuhnya
Keraton
rancangan arsitek Jawa, namun di bawah nasihat ahli Belanda atau Eropa.
41 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada para pangeran yang dipercaya oleh Sang Ratu untuk mendiaminya.
Permukiman rakyat yang menjadi pengikut atau kawula dari pangeran itu
membangun pagar yang indah. Sari sendiri berarti inti. Jadi, apa yang dimaksud
sebuah pusat kekuasaan yang mewakili kekuasaan keraton di tanah itu. Beberapa
yang berkaitan dengan profesi tertentu ada pula yang sekedar nama, artinya tidak
berinti pada tempat tinggal Sang Penguasa ini, maka tidak mengherankan bila
jalan-jalan tradisonal itu tidak perlu lurus-lurus, bukan hanya karena moda
arsitektural. Dalam tata kehidupan negara, marga pun memiliki fungsi yang
commit to user
42 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar secara harfiah berarti berkumpul untuk tukar menukar barang atau
jual beli sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari kata Sanskerta
Pancawara.Pasar dalam konsep urban Jawa adalah kejadian yang berulang secara
ritmik dimana transaksi sendiri tidak sentral. Yang sentral dalam kegiatan pasaran
adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa. Berkumpul dalam arti
saling ketemu muka dan berjual beli pada hari pasaran menjadi semacam
panggilan sosial periodik. Kata lain dari pasar adalah peken yang kata kerjanya
Berbeda dengan berkumpul karena ada 'gawe' atau upacara atau 'slametan',
kegiatan pasar atau peken tidak dititipi oleh ritual dan simbol-simbol. Ini menjadi
petunjuk, bahwa hari pasar bukanlah peristiwa dimana manifestasi kekuasaan itu
mengalami proses transformasi. Pada pertemuan ritual atau 'slametan', orang Jawa
Jagad Jawa. Jika pasar dipandang sebagai kejadian periodik yang tidak
urban Jawa tidak akan di alun-alun. Pasar akanmenjadi kejadian di luar alun-alun
berlangsung.
yang menjadi titik orientasi sebelum masuk ke kuta-negara. Dari titik inilah dapat
17
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di commit
Indonesiato
(A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
43 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memiliki arti tersendiri bagi Majapahit, karena di tempat inilah pertempuran besar
terjadi. Mungkin inilah tempat pertempuran antara Pajajaran dan Majapahit akibat
kesalahan fatal Maha Patih Gajahmada di alun-alun Bubat. Peken Agung disebut
dalam sejarah Majapahit bukan sekadar pasar tetapi tempat yang mengingatkan
ke Kiblat tidak selalu menjadi sumbu bangunan mesjid. Keunikan tata bangunan
adalah struktur fisik yang membentuk konsep kuta-negara itu memiliki kepatuhan
pada satu sistem orientasi yang berpangkal pada bentuk pasagi alun-alun.
Apakah orientasi ini perlu taat pada Mancapat? Jawaban pertanyaan untuk
ini masih perlu kajian lebih jauh disertai dukungan data baru. Kesatuan struktur
dari bangunan pusat kekuasaan dan mesjid bisa dianggap sebagai representasi
elemen jagad yang dapat menyesuaikan diri. Jadi, bangunan akan menjadi wadah
terjadinya jagad yang dianggap perlu struktur yang mantap dan bersatu.
18
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di commit
Indonesiato
(A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
44 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sebaliknya, manusia sebagai pengisi struktur yang mantap itu dipandang dapat
kamentrian merupakan tempat kerja para menteri negara. Letaknya tidak terpusat,
tetapi tersebar di dalam kawasan sekitar pusat kota di luar keraton. Bangunan
Gosti (tempat berunding), Kusalasala (rumah sakit), Nyasa (balai serba guna),
Diketahui pula bahwa pemakaman Islam Torloyo yang bertarikh 1281 ada di situs
pertapaan merupakan mandala atau tanah yang dibebaskan dari pajak dan diberi
berkaitan dengan keyakinan yang dipeluk Sang Ratu yang membangun kuta-
19
Chaitya adalah sebuah kuil Buddha atau Jain termasuk stupa. Dalam teks-teks modern pada
arsitektur India, istilah chaitya-Griha sering digunakan untuk menunjukkan ruang pertemuan atau
doa yang rumah stupa commit to user
45 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
negara di Trowulan pertama kalinya. Bisa jadi Raden Wijaya adalah pemeluk
adalah kaitannya dengan makam orang-orang yang dianggap penting seperti para
raja dan wali. Kudus, Demak, dan Kota Gede membuktikan hal ini. Sejarah
Hindu-Buddha tidak bisa diabaikan dalarn mengaitkan antara makam dan candi,
meskipun tidak semua candi dipakai untuk mengabadikan abu jenazah. Candi
digunakan untuk peribadatan. Mesjid dan makam menjadi satu sistem tata ruang
yang secara mencolok ditemukan pada tempat tempat di mana 8 wali dikuburkan.
Mesjid Kota Gede yang dibangun oleh Ki Gede Pamanahan, ayah Panembahan
Senapati, dipertautkan dalam satu sistem tata ruang sarean Raja Mataram Islam
Dalem Keratan hingga kawasan Negara Agung. Ada beberapa terminologi yang
digunakan untuk menyebut tempat tinggal. Konsep dalem berarti suatu teritori
tempat suatu dunia keluarga bermula. Secara fisik apa yang disebut hunian atau
tempat tinggal seseorang Jawa dalam terminologi dalem itu adalah di dalam pagar
di mana rumah didirikan. Kata omah sendiri dekat dengan pengertian humah
dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti lantai yang bisa ditinggali. Ini berarti
20
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di commit
Indonesiato
(A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
46 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa di dalam budaya Jawa, konsep rumah itu tidak merujuk semata-mata pada
yang memberikannya rasa aman dan teritorialitas halaman yang diakui oleh
Dalam budaya Jawa, tempat tinggal juga merujuk pada kalenggahan dan
ngasta alias bekerja. Duduk atau lenggah itu sendiri menunjukkan suatu posisi
memberi indikasi menetap. Duduk sendiri dalam budaya Jawa merupakan suatu
negara. Jarak dan peran (ngasta) ini akan memberikan petunjuk kaitannya dengan
pusat kekuasaan. Perlu dicatat di sini bahwa jarak tempat tinggal seseorang
terhadap keraton tidak bisa dijadikan petunjuk kedudukan orang itu tanpa tahu
dunia Jawa tidak lepas dari asta atau 'tangan-tangan' yang terlibat di dalamnya
sehingga berputar dan berkembang. Sangat menarik kaitan konsep asta ini untuk
Heidegger berdiri di atas suatu struktur yang dipahami dan karena itu semua yang
ada termasuk manusia, benda, alam, dan seterusnya berada pada kondisi 'teraih
oleh tangan', sebagai kata kiasan kerja yang dilakukan orang karena memahami
47 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
budaya Jawa memiliki hierarki status yang dikaitkan dengan hubungan kepala
keluarga yang bersangkutan dengan pusat kekuasaan. Hunian bermula dari: omah,
grhya, graha, puri hingga keraton. Di keraton pun ada berbagai kategori menurut
kekuasaan, dari rumah patih, bhupati, mentri, pangeran, hingga Sang Ratu. Di
desa-desa dalam kawasan Negara Agung di luar Jaba sebuah kuta, tidak dikenal
mesjid merupakan salah satu struktur penting bagi rekonstruksi ini, sebab fasilitas
mesjid merupakan salah satu pusat kegiatan sosial spiritual masyarakat hingga
dipelihara masyarakatnya. Sementara keraton dan pasar serta alun-alun bisa saja
keterangan, bahwa sekalipun kota Surabaya telah berubah secara fisik, namun
(lumbung keraton), Kranggan (wilayah para pande keris), Pandean (wilayah para
21
Epistemologi, (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu)
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini
termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya
tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan
kebenaran dan keyakinan commit to user
48 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penghasil kain tenun), Pegirian (tempat para pekerja kasar), Ngaglili (tempat
pusat dunia. Daerah-daerah lain di luar, disebut Mancanegari dan Pesisir, dan
akhirnya Tanah Sabrang. Apa yang disebut Negarigung itu tak lain dan tak bukan
adalah tempat keraton berada dan daerah sekitarnya yang berlapis-Iapis dari Jeron
oleh ikatan lima desa yang saling bekerjasama dalam gotong royong untuk
(Koentjaraningrat, 1984:431-432).
Konsep Mancapat ini membentuk mata rantai yang sangat efektif untuk
kerjasama sosial dan ekonomi dalam produksi pertanian. Hal ini tidak terjadi di
22
Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di commit
Indonesiato
(A.user
Bagoes P. Wiryomartono)
49 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
namun tidak dikaitkan dengan struktur kekuasaan seperti yang ada pada
Negarigung.
Puser atau pusat setiap struktur Mancapat tidaklah berarti pusat kekuasaan
terhadap empat desa sekitarnya dalam konstelasi mata angin. Puser dalam hal ini
diperhalus oleh suatu konsep spiritual mengenai makna pusat kekuasaan sebagai
23
Kosmologi berarti [n] (1) ilmu (cabang astronomi yg menyelidiki asal-usul, struktur, dan
hubungan ruang waktu dr alam semesta; (2) ilmu tt asal-usul kejadian bumi, hubungannya dng
sistem matahari, serta hubungan sistem matahari dng jagat raya; (3) ilmu (cabang dr metafisika) yg
menyelidiki alam semesta sbg sistem yg beraturankos.mo.lo.gis[a] bersifat atau berhubungan dng
commit to user
kosmologi (http://kamusbahasaindonesia.org/kosmologi/)
50 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
secara jelas memberikan pengukuhan pada kaitan konsep dunia dengan pusat
kekuasaan. Yang menarik untuk diperhatikan adalah indikasi bahwa Sang Ratu
maupun memaku. Ada kecenderungan untuk membuat dunia Jawa itu 'terpegang'
dan tidak bergerak di luar pengendalian. Ini berarti bahwa di mana negara itu
dugaan ini benar, maka struktur fisik kuta-negara itu memiliki representasi
penampung yang mampu untuk berorientasi. Struktur inilah yang bisa dilihat
orang pada alun-alun. Negara sebagai Jagad hanya mungkin menunjukkan dirinya
kejadian penting dalam pembangunan kota tidak luput dari ritualisasi yang dibuat
penting, perayaan peristiwa penting, dan peringatan kejadian menjadi bagian dari
pembentuk citra kota Jawa itu. Semua praktek ritual itu memperkuat gagasan kota
sebagai negara. Kota dalam pemikiran Jawa nampaknya bukan suatu sistem
commit to user
51 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terus berkembang dalam Indonesia modern saat ini. Sekalipun kekuatan pasar
tidak luput dari ritualisasi kenegaraan. Ritualisasi ini melibatkan peranan para
produksi.
ritualisasi yang khas dari Indonesia ini dalam kaitannya dengan identitas kota
Indonesia? Tidak tertutup kemungkinan beberapa realitas dan persepsi urban masa
kini berhubungan dengan konsep urban masa lalu. Kota, di mana pun, kebanyakan
selalu berubah. Semua ini merupakan karakteristik suatu kota sebagai tempat
'dunia yang membuat kerasan'. Permasalahan dasar kota tidak bisa mengabaikan
masalah identitas kultural. Pencarian pada karakter fisik kota yang tak
dalam budaya Jawa mungkin juga Indonesia berintikan pada 'kejadian' yang
commit to user
52 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Di dalam kehidupan urban modern dewasa ini, ritual dan upacara tetap
berperan dalam kota-kota modern Indonesia. Tak banyak kota-kota dunia yang
disebut di Yogyakarta sebagai tata ruang Magersari itu tak lain dan tak bukan dari
lapisan sosial dari pegawai rendahan hingga pangeran bertempat tinggal di satu
komunitas. Pelajaran ini bukan untuk romantisasi, tetapi usaha demikian sudah
pernah terjadi. Apa yang disebut subsidi silang dan simbiose mutualistik itu bukan
rancang-bangun kota yang sehat hanya mungkin dibangun dan dipelihara oleh
masyarakat yang sehat pula. Sehat secara kultur tidak mungkin menjadi lebih baik
akan menjadi bahan cemoohan dan tak akan dicatat dalam sejarah peradaban
commit to user
53 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
di P. Jawa? Pertanyaan-pertanyaan
Di hampir setiap tempat kediaman Bupati, seorang kepala distrik di Jawa, orang
selalu menjumpai adanya sebuah lapangan rumput yang luas, yang dikelilngi oleh
dua buah alun-alun, sebuah terletak di Utara Kraton dan sebuah lagi terletak
diatasnya ditutup dengan pasir halus. Di bagian Selatan dari alun-alun tersebut
terdapat pintu masuk yang menuju ketempat kediaman Raja atau Bupati, dimana
disana berdiri sebuah pendopo. Pegawai negeri atau orang-orang lain yang ingin
bertemu dengan raja atau Bupati menunggu waktunya disana untuk dipanggil, jika
commit to user
54 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada masa lampau di alun-alun tiap hari Sabtu atau Senin (Seton atau
beramai-ramai yang dinamakan rampog macan. Pada waktu pertunjukan ini raja
duduk di Siti Inggil, tempat yang paling tinggi dimuka pintu Kraton. Pada tempat-
Di Jawa Barat juga terdapat alun-alun kecil di depan rumah kepala desa,
tapi alun-alun tersebut tidak dikelilingi oleh pohon beringin. Mesjid seringkali
dulu sampai sekarang bentuk fisik alun-alunnya sendiri tidak banyak mengalami
perubahan, tapi konsep yang mendasari bentuk fisiknya sejak jaman prakolonial
sebetulnya menentukan fungsi dan kehadiran laun-alun dalam suatu kota di Jawa.
kembali alun-alun yang sekarang masih banyak terdapat pada kota-kota di Jawa,
tapi keadannya seperti hidup segan matipun enggan. Perlu dipikirkan disini
commit to user
55 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dimasa lalu sejak jaman Mojopahit sampai Mataram (abad 13 s/d 18),
alun-alun selalu menjadi bagian dari suatu komplek Kraton. Kraton dalam
biasanya diberi pagar yang terpisah dari daerah lainnya pada suatu ibukota
kerajaan, Batas pagar ini tidak selalu ditafsirkan melalui sistem pertahanan, tapi
dapat ditentukan juga dari aspek kepercayaan/keagamaan. Untuk itu kita harus
Kraton.
24
Kepercayaan tentang kesejajaran antara makrokosmos dan mikrokosmos (antara jagat raya dan
dunia manusia) yang dijumpai dalam hubungan kosmologis dari negara dan kedudukan raja di
Asia Tenggara, khususnya di Jawa, yang banyak dijumpai pada ujud :gelar-gelar raja, pengaturan
negara, penyuunan tata ruang ibukota, denah-denah Kraton, candi-candi dsb.nya telah banyak
dibahas para ahli misalnya dalam buku: Conceptions of State and Kingship in Southeast Asia oleh
Robert Heine Geldern, Kraton and Cosmoscommit to user Java oleh Timothy Earl Behren dan
In Traditional
sebagainya.
56 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dianggap sebagai wilayah yang homogen (Sakral), yang teratur atau harus diatur.
tempat tinggal raja yang biasa disebut sebagai dalem ageng diibaratkan sebagai
negara agung (negara besar), batas luarnya adalah pelataran dalam. Disini
kekuasan raja masih terasa besar. Di luar negara agung dinamakan kawasan
mancanegara (luar daerah). Ini sudah diluar, tapi belum keluar dari batas teras
Kraton. Di tempat inilah biasanya raja menerima tamu. Diluarnya lagi disebut
Pasisir. Batas luarnya sudah mencapai Siti Inggil, bangunan di batas alun-alun
dengan Kraton.
Di Pesisir raja makin jarang muncul, hanya beberapa kali dalam setahun
misalnya bila ada perayaan tertentu. Daerah paling luar disebut sabrang (daerah
Jadi jelaslah disini meskipun tempatnya paling luar tapi alun-alun masih
25
Disini jelas adanya perbedaan yang mencolok antara konsep alun-alun dengan Agora di Yunani.
Alun-alun pada awalnya dirancang sebagai ruang sakral. Sedangkan Agora merupakan ruang
commitfaham
luar yang bersifat profan sebagai pencerminan to user
demokrasi yang dianut oleh negara Yunani
waktu itu.
57 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sengit antara utusan kerajaan pajajaran dengan pasukan Gajah Mada), yang
luasnya kira-kira 1 km2, dengan lebar kurang lebih 900.00 M dan alun-alun Utara
pentingnya peran alun-alun sebagai bagian dari pusat kota. Fungsi kedua alun-
alun ini agak berbeda. Lapangan Bubat lebih bersifat profan . Pesta rakyat yang
26
Negarakretagama ditemukan di P. Lombok pada th. 1902. Sejak itu banyak sejarawan dan ahli-
ahli lainnya berusaha untuk merekonstruksi ibukota Majapahit berdasarkan uraian yang dibuat
Prapanca. Usaha rekonstruksi ini dilakukan oleh Prof. H. Kern (1905 & 1914), Poerbacaroko
commit
(1924), Stutterheim (De Kraton van Majapahit, to user
1941), Th.G. Pigeaud (1960-1963), dan juga Prof.
Slamet Mulyono (1965). Bahkan pada th. 1970 oleh sarjana Perancis Denys Lombard.
58 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Siwa) yang terletak di sebelah Timur dari lapangan Waguntur. Ini lebih mirip
pemujaan pada alun-alun Lor diganti dengan mesjid yang letaknya di sebelah
Yogyakarta maupun di Surakarta terdapat dua buah alun-alun yaitu alun-alun Lor
dan Kidul27.
Alun-alun Kidul dapat juga melambangkan kesatuan kekuasaan sakral antara raja
Alun-alun Lor Yogyakarta pada masa lalu berbentuk ruang luar segi empat
berukuran 300x265 meter. Di tengahnya terdapat dua buah pohon beringin dan di
27
Di Surakarta alun-alun Lor dan Kidul mempunyai dimensi yang hampir sama luasnya yaitu
commit
kurang lebih 300x400 meter. Di Yogyakarta to user
alun-alun Lor mempunyai dimensi yang lebih kecil
yaitu 300x265 meter.
59 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Permukaan alun-alun ini ditutupi oleh pasir halus. Dua buah pohon
beringin ditengah alun-alun tersebut dikelilingi oleh pagar segi empat. Orang
Jawa menyebutnya sebagai Waringin Kurung. Nama Waringin berasal dari dua
suku kata wri dan ngin. Wri berasal dari kata wruh yang berarti
Pohon beringin melambangkan langit dan permukaan tanah yang persegi empat
1940:180).
Alun-alun jaman Mataram juga digunakan oleh warga (rakyat biasa) untuk
bertemu langsung dengan raja, guna meminta pertimbangan atau sesuatu kasus
perselisihan. Orang harus memakai pakaian dan penutup kepala putih dan harus
menghadap raja. Perbuatan seperti ini disebut pepe. Di sebelah Barat alun-alun
terdapat mesjid. Di halaman mesjid tersebut terdapat dua buah bangsal terbuka
commit to user
60 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk dua buah perlengkapan gamelan. Yang satu disebut Kyai Sekati dan yang
pada 3 upacara keagamaan, yaitu: Garebeg Maulud, Garebeg Sawal dan Garebeg
Besar.
tempat untuk menyimpan gamelan yang lain. Dahulu pada jaman Mataram, setiap
hari Sabtu sore (di luar Kasultanan diadakan pada hari Senin sehingga sering
lainnya. Pada hari Sabtu sore selain pertunjukan Sodoran kadang-kadang juga
dan harimau sebagai orang Belanda. Dalam pertunjukan ini banteng menang, dan
orang Belanda ikut bertepuk tangan, karena mereka tidak mengerti. Ada juga
yang dinamakan rampog macan. Jadi alun-alun yang pada mulanya merupakan
28
Sodoran adalah pertujukan adu ketangkasan diatas kuda dengan menggunakan tombak yang
ujungnya tumpul. Tentang pertujukan Sodoran bisa ibaca pada buku karangan Rob Nieuwenhuis,
yang berjudul Oost Indische Spiegel, yang dterjemahkan oleh Dick Hartoko, dengan judul
commit
Bianglala Sastra Belanda, Djambatan, 1985, to user
hal.5-7. Pertujukan Sodoran ini diceritakn oleh R.
van Goens utusan V.O.C. pada jaman Mataram.
61 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai pohon beringin dan bumi yang dilambangkan sebagai pasir halus, dimasa
(Santoso, 1984) :
II.5.RUANG PUBLIK
Peranan ruang publik sebagai salah satu elemen kota dapat memberikan
karakter tersendiri. Dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi
langsung nilai komersial yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor
menggunakan ruang publik untuk usaha atau kegiatan sosial yang lain tidak
memungkinkan ditarik pajak terlalu tinggi karena daya beli yang relatif rendah,
sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modal bagi investor secara
langsung.
memiliki nilai kormersial dengan ruang-ruang publik secara sinergis. Dalam pasal
ruang terbuka hijau dan non-hijau, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan
commit to user
62 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal dan ruang
28 bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari
luas wilayah kota, dan proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota
paling sedikit 20%. Karena pentingnya fungsi ruang publik dalam perencanaan
informal seperti upacara bendera, Sholat led pada Hari Idul Fitri, dan
menuju ke arah ruang publik tersebut dan ruang pengikat dilihat dari
commit to user
63 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ruang publik kota sebagai tempat bisnis. Secara langsung investor beranggapan
Di masa mendatang pada setiap program yang akan merubah fungsi ruang
publik dengan fungsi lain harus melalui proses yang melibatkan pendapat atau
Ruang.
Ruang publik yang menarik akan selalu dikunjungi oleh masyarakat luas
perbedaan umur dan motivasi atau tingkat kepentingan yang berlainan. Kriteria
commit to user
64 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(responsive).
Siapa pun tanpa membedakan anak, dewasa, atau orang tua, kaya atau
memanfaatkan ruang publik kota untuk segala macam kegiatan baik individual
alau berkelompok.
fungsi ruang, sirkulasi lalu lintas dan parkir kendaraan bermotor, perlu
tidak diartikan sebagai kebebasan yang menyimpang dari harapan kita. Secara
langsung dari segi finansial, fungsi ruang publik tidaklah memberi kontribusi
besar kepada investor, akan tetapi ruang publik merupakan salah satu pendukung
tersebut.
masyarakat luas masih belum banyak menyentuh perancangan ruang publik Kota.
commit to user
65 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
finansial.
Rencana Umum Tata Ruang Kota secara periodik, sehingga perencanaan yang
lebih detail belum banyak terealisir berdasarkan hirarkinya. Padahal banyak sekali
kota menjadi fungsi bangunan yang tidak terkendali, trotoor dipakai untuk
pedagang kaki lima (PKL) sehingga menganggu hak-hak bagi pejalan kaki,
transporatasi kota.
Kota yang lebih detail, misalnya pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) atau Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) yang merupakan bagian dari
perencanaan yang lebih makro belum ada. Hal inilah yang perlu dipahami oleh
untuk mendesain ruang publik dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) meskipun belum ada Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK)nya,
dapat mengacu pada hirarki yang lebih makro seperti Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) yang ada. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pedoman
66 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perencanaan ruang publik yang terkait dengan (RTBL) atau (RTRK) tidak
mengacu pada Kriteria Desain Tak Terukur (Non measureble design criterias)
sehingga ruang-ruang publik yang didesain, banyak yang tidak sesuai dengan
penekanan estetika dan bentuk yang rumit akan menyulitkan dalam perawatan.
Masih banyak ruang-ruang kota yang tidak berfungsi (unusage) baik ruang
kecil maupun ruang-ruang yang luas belum dimanfaatkan secara optimal serta
peranan ruang publik dalam meningkatkan kualitas ruang kota pada masyarakat
memikirkan tentang aksesibilitas bagi orang cacat atau orang yang memiliki
kemampuan yang berbeda (diffable). Hal ini sangat dirasakan sekali bagi mereka,
sehingga ruang geraknya sangat terbatas dan selalu membutuhkan bantuan orang
lain, ini tidak sesuai dengan keinginan hati nurani mereka yang ingin mandiri
67 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
arsitektur (Urban design as bridging the gab between planning and architecture).
realm over a limited physical area of the city and that it there
commit to user
68 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perancangan kota
Urban design
architecture planning
perencanaan kota secara luas, sehingga beberapa konsep yang dikemukakan oleh
Yokio Nishimura (1999) bahwa ada elemen-elemen urban design yang dapat
sejarah ruang-ruang kota tersebut? Pendekatan yang terbaik dalam urban design
yang ada.
spaces) sebagai objek yang dapat direkayasa atau dimodifikasi sehingga perlu
strategi yang dapat menciptakan bentuk yang melebihi keadaan semula, seperti
perancangan tersebut harus berkaitan dengan fungsi-fungsi bagian kota yang lain,
commit to user
69 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan secara menyeluruh merupakan bagian dari jaringan yang ada. Urban design
sosiologi kota dengan mengacu pada strategi global.Hasil dari urban design
tidak akan pernah selesai (never endingmovement), persoalan baru selalu ada
setiap saat seiring dengan tuntutan kebutuhan manusia yang selalu berkembang
Urban design terdiri dari desain perangkat keras (hard ware) dan desain
lunak merupakan alat kantrolefektif. Perubahan struktur ruang kota secara internal
yang berlainan. Ada yang berpikir bahwa masalah utama dalam urban design
adalah faktor keindahan. Sehingga elemen yang perlu dipikirkan antara lain:
dan sebagainya. Lingkup urban design seperti yang telah diketahui, merupakan
commit to user
70 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bagian dari proses perencanaan kota yang berkaitan dengan masalah kualitas fisik
urban design. Bagaimana cara mendesain ruang tersebut? Ada beberapa contoh
antara lain pada Urban Design Plan di San Francisco tahun 1970 yang berusaha
(1) Bentuk dan kesan secara internal (internal pattern and image).
(2) Bentuk dan kesan secara ekstemal (external form and Image).
(3) Parkir dan sirkulasi (circulation and parking). lebih berkaitan dengan
2003).
diperhatikan yakni:
71 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(7) Kebisingan
(8) Klimatoiogi
Dulu para desainer lebih memperhatikan aspek internal pattern image dan
external form and image (Gifford.R, 1987; Heimsath.C, 1980), karena kedua
aspek ini lebih berorientasi pada aspek fisik dalam urban design. Terutama
elemen fisik yang lebih spesifik seperti plaza, mall, area tempat duduk, pohon-
pohon, lampu-lampu hias atau elemen lain yang spesifik bagi lingkungan
elemen dalam urban design yang saling terkait satu dengan yang lain. Hamid
sebagai berikut:
commit to user
72 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ruang kota agar aktivitas kehidupan manusia dan lingkungan alam di sekitarnya
berkembang secara harmonis dan bersifat lestari. Dua hal pokok yang menjadi
azas pemanfaatan ruang di Indonesia yakni pertama, adanya tiga unsur penting
dalam penataan ruang kota yaitu manusia beserta aktivitasnya, lingkungan alam
sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh manusia di lingkungan alam tersebut.
Ketiga unsur ini rnerupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan berada dalam
ruang harus bersifat terbuka, efektif, partisipatif agar terwujud ruang yang aman,
Republik lndonesia Nomer 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang memiliki
73 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari pemerintah ke masyarakat dan dunia usaha merupakan paradigma baru dalam
proses perancangan kota. Perancangan kota yang lebih dikenal dengan istilah
mengikat sebagai suatu kontrak sosial, atau suatu bentuk keputusan kolektif yang
dihasilkan dari proses politik dan kemudian menjadi kebijakan publik yang harus
manusia aktivitas
kota
Fasilitas
Area
commit to user
74 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Marketing.
Desentralisasi
kota, akan tetapi lebih berperan sebagai mitra dalam memberi saran
dan standar, serta pedoman. Pemerintah pusat tidak lagi terlibat secara
fisik, kecuali pada tingkat yang lebih makro dan strategis nasional.
sebaik-baiknya.
Demokratisasi
75 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lebih luas tentang bentuk variasi dan karaktemya. Pengertian ruang publik secara
Asesori ruang publik yang harus disediakan semakin berkembang, baik dari segi
reklame, tempat sampah, telpon boks, lampu-Iampu, dsb. Tipologi ruang publik
ini memiliki banyak variasi yang kadang-kadang memiliki perbedaan yang tipis
Menurut Stephen Carr (1992) ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe
beragam sesuai dengan fungsinya. Tipe ini ada tiga macam yaitu :
commit to user
76 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(Simonds.J.O, 1961).
kompleks perumahan.
commit to user
77 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lingkungan/setback bangunan.
Dapat dibedakan menjadi Pusat Kota (Central Square) dan Plasa pengikat
(Corporate Plaza).
secara mandiri.
commit to user
78 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Peringatan (Memorial)
atau nasional.
4. Pasar (Markets)
5. Jalan (Streets)
Bagian ruang publik kota yang banyak dilalui orang yang sedang
commit to user
79 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
area.
atau jalur jalan sepanjang jalan utama yang khusus untuk pejalan
commit to user
80 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kegiatan petualangan.
komunikasi.
atau tanah tak bertuan yang tidak pernah dirawat (Cullen, 1986).
penghijauan.
(Darmawan, 2005).
Atrium
commit to user
81 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengembang/investor.
shopping center)
Ruang publik ini merupakan ruang terbuka yang mudah dicapai dari
rumah, seperti sisa kapling di sudut jalan atau tanah kosong yang
anak atau tempat komunikasi bagi orang dewasa atau orang tua.
11. Waterfront
atau dermaga. Ruang terbuka ini berada di sepanjang rute aliran air di
(Torre.L.A, 1989).
commit to user
82 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada aspek kualitatif di lapangan. Kriteria ini sering dipakai dalam penelitian
1. Pencapaian (access)
2. Kecocokan (compatible)
3. Pemandangan (view)
Nilai visual ini dapat diperoleh dari skala dan pola serta warna, tekstur,
4. Identitas (identity)
commit to user
83 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Rasa (sense)
6. Kenyamanan (livability)
2003).
Dari kriteria desain tak terukur di atas dapat diartikan bahwa persepsi
setiap individu atau kelompok masyarakat akan menuntut kebutuhan fasilitas kota
yang berlainan pula, tergantung hirarki sosial ekonomi masyarakat pengguna kota.
II.6.PANGGUNG PERTUNJUKAN
dipengaruhi oleh tempat dan zaman dimana teater itu berada serta gaya
84 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
membutuhkan tata letak perabot yang dapat enak dilihat dari setiap sisi. Berbeda
dengan panggung yang penontonnya hanya satu arah dari depan. Untuk
interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan
penonton.Di atas panggung inilah semua laku lakon disajikan dengan maksud
maksud tersebut pekerja teater mengolah dan menata panggung sedemikian rupa
banyak sekali jenis panggung tetapi dewasa ini hanya tiga jenis panggung yang
Arena
85 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terlihat dari setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup
Karena bentuknya yang dikelilingi oleh penonton, maka penata panggung dituntut
Panggung
arena biasanya
dibuat secara
terbuka (tanpa
atap) dan
tertutup.Inti dari
pangung arena
konsekuensi artistik tersendiri baik bagi pemain dan (terutama) tata panggung.
Karena jaraknya yang dekat, detil perabot yang diletakkan di atas panggung harus
benar-benar sempurna sebab jika tidak maka cacat sedikit saja akan nampak.
Misalnya, di atas panggung diletakkan kursi dan meja berukir. Jika bentuk ukiran
yang ditampilkan tidak nampak sempurna berbeda satu dengan yang lain maka
penonton akan dengan mudah melihatnya. Hal ini mempengaruhi nilai artistik
pementasan.
commit to user
86 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lepas dari kesulitan yang dihadapi, panggun arena sering menjadi pilihan
pementasan yang menjadi ciri khas teater tersebut.Aspek kedekatan inilah yang
ini menjadi tantangan kreatif bagi teater modern.Banyak usaha yang dilakukan
Proscenium
Panggung
disebut sebagai
panggung bingkai
karena penonton
menyaksikan aksi
layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah akting pemain dengan
87 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dunia teater. Jarak yang sengaja diciptakan untuk memisahkan pemain dan
penonton ini dapat digunakan untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor
dapat bermain dengan leluasa seolah-olah tidak ada penonton yang hadir
melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama
dekorasi dan perabot tidak begitu menuntut kejelasan detil sampai hal-hal terkecil.
Jarak antara penonton dan panggung adalah jarak yang dapat dimanfaatkan
yang memproduksi sinar dapat dihadirkan dengan tanpa terlihat oleh penonton
dimana posisi lampu berada. Intinya semua yang di atas panggung dapat
commit to user
88 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemikiran bahwa apa yang terjadi di atas pentas adalah kenyataan. Pesona inilah
Thrust
Panggung thrust
Arena sehingga tidak ada bangunan tertutup vertikal yang dipasang. Sedangkan
panggung berjalan (wagon stage) pada suatu karnaval. Bentuk ini kemudian
melalui akting para pemain secara lebih artifisial (dibuat-buat agar lebih menarik)
89 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penonton secara langsung, sementara bagian belakang atau panggung atas dapat
Bagian-bagian Panggung
Panggung teater
panggung, auditorium
A. Border. Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan.
B. Backdrop. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-
90 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga
G. Tirai besi. Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan
dievakuasi.
gambar perspektif.
91 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Digunakan juga dalam waktu jeda penataan set dekor antara babak satu dengan
lainnya.
K. Trap jungkit. Area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka
sebelah luar.
M. Apron. Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai
proscenium.
Q. FOH (Front Of House) Bar. Baris lampu yang dipasang di atas penonton.
system).
92 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
istirahat.
V. Tangga. Digunakan untuk naik dan turun dari ruang lantai satu ke ruang
lantai lain.
X. Ruang ganti pemain. Ruang ini bisa juga terletak di bagian bawah
belakang panggung.
Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar
luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen
visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan.
Tata pentas dalam pengertian teknik terbatas yaitu benda yang membentuk suatu
latar belakang fisik dan memberi batas lingkungan gerak laku. Dengan mengacu
pada definisi di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa tata pentas adalah
semua latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna menunjang
Sebelum memahami lebih jauh tentang tata pentas, kita perlu mengetahui
apa yang dimaksud pentas itu sendiri. Pentas menurut Pramana Padmodarmaya
commit to user
93 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
manusia (pemeran) sebagai media utama. Dalam hal ini misalnya pertunjukan tari,
mamanda, arja dan lain sebagainya), sandiwara atau drama nontradisi baik
sebagai suatu tempat yang tinggi dimana lakon-lakon drama dipentaskan atau
suatu tempat dimana para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam
kamus umum bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang agak
Dengan demikian kalau disimpulkan pentas adalah suatu tempat dimana para
Purwadarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang
berbeda ketinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni
panggung. Jika panggung merupakan tempat yang tinggi agar karya seni yang
diperagakan diatasnya dapat terlihat oleh penonton, maka pentas juga merupakan
suatu ketinggian yang dapat membentuk dekorasi, ruang tamu, kamar belajar,
rumah adat dan sebagainya. Jadi beda panggung dengan pentas ialah pentas dapat
panggung yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi dekorasi dan penonton
dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung
94 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kini yang dianggap pentas bagi seni pertunjukan kontemporer tidak saja
berupa panggung yang biasa terdapat pada sebuah gedung akan tetapi keseluruhan
dari pada gedung itulah pentas, yakni panggung dan tempat orang menonton.
Sebab pada penampilan seni pertunjukan tokoh dapat saja turun berkomunikasi
dengan penontonnya atau ia dapat muncul dari arah penonton. Seperti istilah
Shakespeare bahwa seluruh dunia ini adalah pentas ( all the words stage).
Dengan begitu bisa saja setiap lingkungan masyarakat memiliki sebuah pentas
Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena.
Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage
ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan
oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium
commit to user
95 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung
itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani
menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa
yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka
tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium tidak seakrab pentas arena, karena
kemudian menjadi konvensi. Maka dari itu pertunjukan yang melakukan konvensi
96 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Panggung portable
pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu
dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai.
tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau
Sebagai penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat
digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu
97 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pertunjukan dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di
commit to user
98 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung
dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang
terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain
commit to user
99 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan
panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang
dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi
hanya mencari tanah yang agak lapang untuk memarkir kereta dan penonton bebas
untuk menonton.
sekitar gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang
laku dan mendandani atau memperindah gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang
100 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sama lain.
Oleh karena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat
set harus memiliki tujuan yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif, jelas, sederhana,
Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada
Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang
Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat
berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi
101 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sehingga dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien
mungkin.
Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun
dan dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas
atau scenery.
Organis yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen
Alun-alun merupakan suatu tempat yang kompleks. Pusat kota yang segala
bagi mereka yang belum pernah mengunjungi sebuah kota. Sebuah tempat yang
Kota Ponorogo yang memiliki kesenian tari reog, sebuah potensi besar
dalam bidang pariwisata apabila dikelola dengan baik. Potensi besar untuk
Barat Daya Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur mempunyai keuntungan lokasi
commit
yang strategis, yaitu terletak di sebagai to user
pusat kegiatan regional Madiun - Pacitan
102 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ponorogo mempunyai peranan yang sangat penting baik sebagai pusat koleksi
maupun sebagai pusat distribusi bagi wilayah hinterlandnya. Secara umum dapat
dan 749-820 Lintang Selatan dengan wilayah seluas 5.119,905 Ha. Kota
Ponorogo termasuk ke dalam iklim tropis dan mempunyai curah hujan tertinggi
pada bulan Januari-April yaitu sebesar 227-370 mm/det, dan tingkat curah hujan
terkecil terjadi pada bulan Oktober-Desember yaitu 51-70 mm/det. Suhu rata-rata
Kota Ponorogo
Gambar 2-31 Peta wilayah Kabupaten Ponorogo dapat dikatakan bahwa Kota
103 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kendala untuk berkembang secara ekspansive terutama bila ditinjau dari segi
topografi. Di Kota Ponorogo terdapat beberapa sungai utama yang mengalir dan
memperngaruhi sistem tata air dan secara tidak langsung mempengaruhi pola
Sungai Bibis, Sungai Gendol, Sungai Keyang, Sungai Genting, Sungai Sungkur
fasilitas tersebut berupa pasar dan pertokoan yang terkonsentrasi di pusat kota.
Khususnya Pasar Kota Ponorogo seperti Pasar Legi di Desa Banyudono, Pasar
Pon di Desa Mangunsuman dan pasar yang ada di Desa Tonotan. Selain
sebagainya, penduduk selain pergi ke Kota Ponorogo sendiri juga pergi ke kota
104 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kabupaten Ponorogo sementara adalah 854.878 orang, yang terdiri atas 427.365
laki-laki dan 427.513 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak
Ponorogo yakni sebesar 8,70 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Babadan
sebesar 7,32 persen, dan kecamatan lainnya lainnya di bawah 7 persen. Pudak,
Ngebel dan Sooko adalah 3 kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit
yang masing-masing berjumlah 8.899 orang, 19.102 orang, dan 21.885 orang.
62.567 orang dan 55.510 orang. Dengan luas wilayah Kabupaten Ponorogo sekitar
1.371,78 kilo meter persegi yang didiami oleh 854.878 orang maka rata-rata
tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ponorogo adalah sebanyak 623 orang per
kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kecamatan Ponorogo yakni sebanyak 3.333 orang per kilo meter persegi
sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Pudak yakni sebanyak 182
commit to user
105 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada tahun 1980 jumlah penduduk tercatat sebanyak 783.356 jiwa, meningkat
menjadi 837.055 jiwa pada tahun 1990 dan 841.497 jiwa pada tahun 2000.
854.878 jiwa.
sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,16 persen. Laju
commit yakni
yang terendah di Kecamatan Kauman to usersebesar -0,46 persen. Kecamatan
106 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ponorogo namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah cukup rendah yakni
Pudak (0,95 persen) dan Kecamatan Babadan (0,76 persen) yakni sebesar 0,52
persen.
107 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kesenian tari reog, perkembangan seni akan meningkat seiring dengan fasilitas
commit to user
108 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
daerah. Dengan warisan kebudayaan berupa tari reog Ponorogo bisa membuat
peluang meraih pendapatan daerah yang lebih besar melalui sektor pariwisata.
yang disekitar kawasan Alun-alun pun juga ikut meningkat. Menjajakan souvenir
Hal ini terkait dengan kebutuhan proses jual-beli yang berada di kawasan
alun-alun. Menjadi sebuah ruang publik yang plural, siapapun dapat mengakses
alun-alun secara bebas. Sebagai ruang publik masyarakat Ponorogo alun-alun bisa
karena tidak adanya penganturan yang jelas. Sebuah sistem di atas kertas pun
tidak mampu menahan laju pertumbuhan Pedagang Kaki Lima. Kegiatan ekonomi
yang buruk.
commit to user
109 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.8.PRESEDEN
(Sumber: www.Hestywork.blogspot.com)
sangat diperhatikan. Tidak adanya penjual kaki lima yang berjualan di atas
110 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sejak dulu ada dan sekarang sudah mengalami pergeseran fungsi. Didukung
dengan pola lantai yang dinamis, seperti itulah alun-alun selalu dinamis tidak
statis.
Nilai spiritual
menjadikan Alun-alun
Kidul Yogyakarta
seakan-akan tetap
hidup di jaman
sekarang ini.
Disamping Kraton
Jogjakarta yang
tersebut masyarakat
berperan penting
dalam menghidupkan
Gambar 2-36 Situasi Alun-alun Kidul Yogyakarta
nilai sebuah alun-alun. (Sumber: dokumen pribadi)
ikut serta dalam revitalisasi tersebut diperlukan sebuah bentuk arsitektural yang
commit to user
111 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.9.KESIMPULAN
tersebut.
salah satu upaya agar tujuan tersebut diatas dapat terwujud. Meredesain dengan
kolonial hingga sekarang ini. Begitu juga elemen-elemen yang membentuk alun-
alun itu sendiri. Dengan begitu nilai spiritual alun-alun Ponorogo tidak hilang
begitu saja ketika harus ada bangunan berwajah baru diatasnya. Sebuah
sinkronisasi antara yang lama yang mistis dengan yang baru yang fungsionalis.
commit to user
112 |BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
Kota, permukiman, masyarakat, sebuah sistem keterkaitan satu sama lain. Secara
umum perancangan kota di Jawa tidak lepas dari hadirnya sebuah alun-alun yang
menjadi pusat kota. Pusat yang menjadi acuan perkembangan permukiman yang bersifat
konsentris29. Begitu pula dengan kota Ponorogo yang memiliki alun-alun, tetapi alun-
alun tersebut sudah mengalami pergeseran bentuk dan fungsi seiring dengan
mengacu pada konsep penentuan alun-alun pada awal mula kerajaan jawa?. Sekarang
ini kondisi alun-alun Ponorogo menjadi sebuah tempat yang banyak mengakomodasi
kegiatan yang bersifat konsumerisme30. Para pedagang kaki lima pun menggelar
lapaknya secara random tidak ada keteraturan. Alangkah indahnya para pedagang itu
disediakan tempat yang lebih mewadahi kegiatan mereka yang sekaligus meningkatkan
pendapatan mereka. Di barat Alun-alun Ponorogo selain terdapat masjid jami juga
terdapat pasar. Bangunan ini dapat di redesain sehingga dapat mengakomodasi kegiatan
perekonomian yang bersifat continue tanpa harus membuat lapak yang permanen.
Ponorogo. Kebanyakan masyarakat menikmati suasana sore hari sambil bercanda ria
29
mempunyai pusat yang sama.
30
Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau
commit to user
menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak
sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.
dengan keluarga, bahkan bersama kawan. Sebuah potensi untuk menempatkan sebuah
tentang potensi wisata kota Ponorogo sehingga dengan penempatan bangunan yang
strategis dapat memacu pendapatan daerah melalui sektor pariwisata. Meskipun setiap
tahun di adakan acara seperti syawalan ataupun suroan menjadi salah satu
bentuk kegiatan rekreatif yang bersifat continue tanpa harus menghilangkan konsep
jawa keblat papat kalimo pancer. Sebuah pancer telah ditumbangkan, sangat
disayangkan. Apakah pancer selalu di simbolkan dengan pohon beringin dan selalu
ditengah?.
Ketika kita memahami arti alun-alun sebenarnya -menurut tinjauan teori- perlu
lingkungan alun-alun. Sebuah pengaturan ulang secara sistematis dan programatis akan
kebutuhan ruang. Kebutuhan ruang makro yang menyangkut fungsi bangunan dengan
beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi hal-hal sebagai
berikut:
commit to user
dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi
fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang terbuka
kawasan (urban realm). Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi
visual kawasan, khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini
artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik
memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2001). Dalam konteks
terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (interesting), jadi bukan
(public realms). Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan
perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati
diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu
Alun-alun
Area untuk
penertiban PKL
Perbaikan pedestrian
yang ada di Alun-
alun. Penertiban PKL
Penataan taman
Redesain pasar disekitar Alun-alun
Penambahan kios-
kios souvenir
Tempat parkir
mobil
Area yang
mendukung
Komplek masjid Panggung Utama
jami Ponorogo Alun-alun.
Ruang publik
Penambahan site untuk masyarakat dan
redesain panggung para seniman.
pertunjukan sekaligus Tempat sarana
media edukasi untuk edukasi untuk
masyarakat
masyarakat Ponorogo
Panggung
tentang kesenian. Dan pertunjukan
tetap memperhatikan indoor beserta
bentuk kota Jawa yang bangunan
bersifat linier konsentris penunjangnya
commit to user
BAB IV
ALUN-ALUN PONOROGO
Perencanaan dan perancangan revitalisasi alun-alun Ponorogo yang salah
tersebut. Persoalan yang ada berdasarkan urutan prioritas yaitu sebagai berikut :
Gambar 4.1
Kondisi panggung pertunjukan di alun-alun
commit
Ponorogo pada to userSyawal
saat menjelang
Sumber: dokumen pribadi, 4 Agustus 2011
119 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemaknaan dari alun-alun tidak lepas dari jiwa spiritual masyarakat yang
mempunyai alun-alun tersebut. Jiwa alun-alun sebuah kota terdapat dalam penghargaan
masyarakat terhadapat tempat tersebut. Dalam hal jiwa spiritual tidak hanya bersifat
religius tetapi juga bisa bersifat sosial, budaya, ekonomi, bahkan politik. Selain itu alun-
alun juga mempunyai peran penting dalam perkembangan permukiman kota, menjadi
alun pun bergeser secara perlahan-lahan. Kegiatan yang terjadi di alun-alun lebih sering
untuk kegiatan ekonomi. Tidak memungkiri bahwa kegiatan ekonomi tersebut juga
Gambar 4.2
Kondisi panggung pertunjukan pada waktu Grebeg
Suro 2011
Sumber: dokumen Irfan Nurraharja
commit to user
120 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Alun-alun sebagai ruang publik pun menjadi sebuah solusi yang aplikatif untuk
fungsi alun-alun sekarang tanpa harus mengurangi makna yang terkandung dalam alun-
alun itu sendiri. Alun-alun dapat digunakan sebagai ruang publik yang fleksibel, sesuai
Gambar 4.3
Alun-alun Ponorogo pada saat menjelang Syawal
Sumber: dokumen pribadi, 4 Agustus 2011
konsekuensi apabila panggung tersebut tidak bisa diterima oleh kalangan masyarakat.
panggung pertunjukan yang sudah ada dan memberikan edukasi kepada masyarakat
bahwa alun-alun sudah terbentuk sudah beratus-ratus tahun yang lalu. Penambahan
basementpun tidak serta merta menghabiskan ruang terbuka hijau (RTH) yang berapa di
121 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sangat memperhatikan ruang terbuka hijau (RTH) untuk perkotaaan. Diharapkan dengan
adanya ruang terbuka hijau yang lebih banyak dapat menjadikan alun-alun sebagai
meemberlakukan satu jalur. Dengan ini dapat mengurangi masalah lalu lintas sekitar
alun-alun. Juga pengenalan potensi wisata di Ponorogo bagi wisatawan agar secara tidak
disetiapnya pasti ada sebuah pasar ataupun pedagang kaki lima. Pasar yang sekarang
commit to user
122 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masih tercampur antara pedagang yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari dengan
ruang publik masyarakatnya. Alun-alun Ponorogo juga menjadi tempat usefull, ketika
pagi hari banyak siswa-siswi yang melakukan olah raga dan sore hari banyak keluarga
commit to user
123 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penambahan fungsi karena tidak adanya ruang servis untuk pengguna panggung utama.
Kemudian penambahan dilakukan di luar lahan alun-alun tetapi masih dalam kawasan
alun-alun.
Penambahan site
Tidak hanya penambahan zona servis saja tetapi penambahan fungsi yang
memasukkan konsep ruang publik. Ruang publik disini disediakan fasilitas tertentu agar
masyarakat mengetahui sejarah kota, potensi wisata, dan seluruh hal-hal yang
commit to user
124 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diperhatikan, yaitu :
revitalisasi alun-alun yang merespon keadaan tapak dan iklim setempat. Dengan
Dasar pertimbangan :
bangunan.
bab sebelumnya.
commit to user
125 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan cara mengelompokkan pelaku, kebutuhan ruang tiap pelaku, persyaratan tiap
ruang, serta besaran ruang yang dibutuhkan tiap pelaku. Gubahan masa dan bentuk
Kebutuhan ruang diperoleh dari analisa pelaku dan macam kegiatan yang
yaitu pengelola, penampil, dan pengunjung. Pengunjung adalah orang yang ingin
Sedangkan pengelola yaitu orang yang akan mengelola hasil redesain panggung
utama ini. Pengelola terdiri dari satu pimpinan utama dan empat bagian, yaitu
penampil.
commit to user
126 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dibedakan menjadi tiga yaitu pengelola, penjual, dan pembeli. Pengelola adalah
pegawai dari pemerintah daerah yang bersangkutan. Penjual yang memiliki barang
untuk dijajakan, sedangkan pembeli yaitu orang yang memenuhi kebutuhannya dengan
commit to user
nilai tukar barang.
127 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
fungsinya dan rencana perletakan ruangan diperoleh dari analisa pencapaian menuju
commit to user
128 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kelompok Rencana
Macam Ruang Pencapaian
Ruang Perletakan
Hiburan Panggung Dapat diletakkan pada Lt. 1
Utama lantai dasar
Panggung Dapat diletakkan pada Lt. 1
Pertunjukan lantai dasar
indoor
Pendopo Dapat diletakkan pada Lt. 1
lantai dasar
Ruang Home stay Butuh ketenangan Lt. 1+
Penginapan
Ruang Indoor Dekat dengan lobi Lt. 1
Pameran utama
Semi Outdorr Dekat dengan ruang Lt. 1
pameran indoor
Outdoor Dapat dilihat dari Lt. 1
segala arah outdoor
Pengelola R. Pimpinan Pada area yang lebih Lt. 1+
privat
R. Sekretaris Dekat dengan R. Pimp. Lt. 1+
R. Kabag Dekat dengan R. Pimp. Lt. 1+
R. Kasubag Dekat dengan R. Kabag Lt. 1
R. Staff Dekat dengan ruang Lt. 1
pengelola lainnya,
dekat dengan ruang
yang di tangani
Parkir Pengelola Dekat dengan ruangan Lt. 1
pengelola
Penunjang Lavatory Dekat dengan setiap Setiap
ruangan lantai
Mushola Lebih maksimal jika Setiap
ada pada setiap lantai lantai
Area Santai Dekat dengan setiap Setiap
ruangan lantai
Coffe Shop Mudah di akses dari Lt. 1,3
setiap ruang
Area Parkir Dekat dengan area luar Lt. 1
Basement
commit to user
129 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kelompok Rencana
Macam Ruang Pencapaian
Ruang Perletakan
Ruang Jual- Los /Kios Mudah diakses Lt. 1+
Beli Parkir Dekat dengan Pintu Lt. 1
Utama
Pengelola R. Pimpinan Pada area yang lebih Lt. 1+
privat
R. Sekretaris Dekat dengan R. Pimp. Lt. 1+
R. Kabag Dekat dengan R. Pimp. Lt. 1+
R. Kasubag Dekat dengan R. Kabag Lt. 1
R. Staff Dekat dengan ruang Lt. 1
pengelola lainnya,
dekat dengan ruang
yang di tangani
Parkir Pengelola Dekat dengan ruangan Lt. 1
pengelola
Penunjang Lavatory Dekat dengan setiap Setiap
ruangan lantai
Mushola Lebih maksimal jika Setiap
ada pada setiap lantai lantai
Area Santai Dekat dengan setiap Setiap
ruangan lantai
Coffe Shop Mudah di akses dari Lt. 1,3
setiap ruang
Area Parkir Dekat dengan area luar Lt. 1
Basement
130 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
interior ruangan yang memberi kesan otaku, maka persyaratan ruang didasarkan pada
commit to user
131 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
adalah menganalisa besaran ruang. Besaran ruang diperoleh dari asumsi rencana
layout ruangan, yang diperoleh dari penyusunan furnitur dan flow minimal yang
dibutuhkan. Dengan demikian besaran ruang yang diperoleh adalah besaran ruang
minimum sehingga besaran ruang tersebut harus dipenuhi dan tidak menutup
kemungkinan bahwa besaran ruang akan melebihi berasan ruang minimum. Hal
tersebut disebabkan oleh bentuk ruang publiksehingga akan ada beberapa spot yang
memerlukan perlebaran, tidak dapat dipakai sebagai ruangan, serta beberapa hal teknis
lainnya.
Kebutuhan Luas
Analisa Besaran Ruang
Ruang Minimal
Panggung sesuai dengan Time-Saver Standards for
pentunjukan Interior Desain andSpace Planning
indoor = 400 m2 400 m2
132 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4x 8 m2 = 32 m2 32 m2
R. Kasubag 1 meja + 3 kursi = 4 m2
(14 orang) 1 lemari = 0,4 m2
1 rak = 0,4 m2
flow 60% = 0,6 x 4,8 = 2,88 m2
total luas = 4,8 + 2,88 = 7,68 m2 8 m2
14 x 8 m2 = 112 m2 112 m2
R. Staff 1 meja + 3 kursi = 4 m2
(34 orang) flow 60% = 0,6 x 4= 2,4 m2
total luas = 4 + 2,4 = 6,4 m2 6,5 m2
34 x 6,5 m2 = 221 m2 221 m2
lavatory menyesuaikan 100 m2
mushola menyesuaikan 100 m2
food court menyesuaikan 300 m2
Luas Total Minimum 2913 m2
1) Dasar pertimbangan :
- arah datang sinar matahari
- arah angin
- pemecahan masalah akibat iklim terhadap bangunan
2) Kondisi site
commit to user
133 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Analisa
Masalah yang berhubungan dengan iklim mempunyai beberapa
altematif pemecahan masalah dengan pertimbangan sebagai berikut
:
Bukaan
Biasanya berhubungan dengan dimana seharusnya diletakkan
bukaan untuk menangkap sinar matahari kedalam bangunan
ataupun bukaan bagi angin sebagai penghawaan alami.
Barrier
Barrier atau penghalang dapat berupa sebagai vegetasi ataupun
bangunan dan pagar yang didesain sebaik mungkin sebagai
penghalang sinar matahari ataupun angin yang merugikan
bangunan dan kegiatan di dalamnya.
Material
Material lebih difungsikan sebagai pemecahan masalah
bangunan dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai
filter sinar dan mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.
b) Hasil analisa
Sinar matahari
- Timur
Karena merupakan sinar yang dibutuhkan, maka pada sisi
timur bangunan perlu diberikan bukaan untuk menangkap
sinar matahari untuk mendukung kegiatan di dalamnya.
- Barat
Sinar dihindari dengan shading pada bangunan yang dapat
berupa pepohonan atau bentuk-bentuk penutup dinding yang
sedemikian rupa. sedikit bukaan pada bangunan dan juga
penggunaan material yang tidak menyerap sinar matahari dan
mengurangi efek silau.
commit to user
134 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bentuk Bangunan
- Bentuk bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk
memaksimalkan area bangunan yang menghadap ke arah
selatan dan utara, sehingga dapat metode cross ventilation
(penghawaan alami) dapat berjalan maksimal dan mengurangi
kedalaman ruang sehingga ruang yang berada di tengah
banguan juga dapat terkena sinar matahari.
Orientasi Bangunan
- Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling
cocok dan menguntungkan adalah memanjang dari arah
barat ke timur, bukaan dimaksimalkan pada bagian fasade
utara dan selatan bangunan sehingga cahaya tetap dapat
dimanfaatkan tanpa menimbulkan dampak silau dan panas
yang berlebihan.
- Yang pada umumnya m engalir dari arah barat laut
sedangkan bagian lain tetap memanjang ke arah timur dan
barat. Aliran udara masih bisa ditangkap dengan desain
yang baik namun sinar matahari merupakan hal yang tidak
bisa dikondisikan.
-
IV.3.7.2. Analisa View
1) Dasar pertimbangan :
bangunan
135 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bangunan
2) Kondisi eksisting :
View in
view in terbesar berada
pada bagian timur sebelah
utara
View out
View out langsung ke Alun-
alun
3) Analisa :
- View to site terbesar berasal dari jalan Alun-alun Selatan dari arah
utara
4) Hasil analisa :
Dari dalam site diberi beberapa view seperti taman dan sebagainya, selain itu
sebagai plasa tempat berkumpul seperti pada fungsinya yaitu sebagai perluasan
commit to user
136 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Dasar pertimbangan :
2) Analisa
pengelola.
3) Hasil analisa
137 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Dasar Pertimbangan :
2) Kondisi eksisting :
Noise
Noise terbesar berada pada
sebelah utara. Akan lebih
efektif jika digunakan sebagai
area outdoor, bukan
ruangan/indoor.
3) Analisa
di dalam bangunan.
elemen estetika.
4) Hasil analisa
kebisingan.
138 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Dasar pertimbangan :
2) Kondisi Eksisting :
Publik
Sesuai dengan analisa
sebelumnya, maka area publik
lebih sesuai jika diletakkan
pada bagian timur site, dekat
dengan Main Entrance
Privat
Sesuai dengan analisa sebelumnya, maka
area privat akan lebih sesuai jika
diletakkan pada bagian tengah site.
Semi
Area semi publik merupakan
area transisi. Dapat
dipergunakan sebagai area
outdoor atau area indoor
dengan tingkat sirkulasi tinggi
3) Analisa
4) Hasil analisa
139 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai berikut:
o Dinding transparan.
o Skylight
dalam site.
commit to user
140 |BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
Penentuan bentuk bangunan mengacu pada proses seni bangunan dan seni bina
bentuk arsitektural
bangunan masyarakat
141 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahan-bahan pabrikasi.
Hindu-Buddha, dan Islam. Sebuah kota di Jawa tidak lepas dari rentetan sejarah
yang panjang.
yang ada di Jawa dari 100 tahun yang lalu hingga 100 tahun kedepan. Semua
commit to user
142 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masyarakat 100 tahun lalu. Pengelolaan pedestrian dan taman di sekitar Alun-alun
143 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kebutuhan Luas
Analisa Besaran Ruang
Ruang Minimal
Panggung sesuai dengan Time-Saver Standards for
pentunjukan Interior Desain andSpace Planning
indoor = 400 m2 400 m2
commit to user
144 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
rangkaian revitalisasi Alun-alun Ponorogo. Tidak lepas dari kedua site tersebut,
Publik
Sesuai dengan analisa
sebelumnya, maka area publik
lebih sesuai jika diletakkan
pada bagian timur site, dekat
dengan Main Entrance
Semi
Area semi publik merupakan
area transisi. Dapat
dipergunakan sebagai area
outdoor atau area indoor
dengan tingkat sirkulasi tinggi
Privat
Sesuai dengan analisa sebelumnya, maka
area privat akan lebih sesuai jika
diletakkan pada bagian tengah site.
commit to user
145 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Skylight
b. Dinding Transparan
Digunakan di massa bangunan yang bersifat publik, agar memberi kesan lapang
sekaligus fleksible.
a. Sub Struktur
sebagai berikut :
commit to user
146 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Super Struktur
Sistem struktur yang dipilih adalah struktur core, struktur rangka, struktur
c. Upper Struktur
Sistem struktur atap bangunan pameran yang dipilih adalah sistem plat
beton (dak), folded plate, cangkang, dan rangka baja, dengan pertimbangan:
- Sistem cangkang dari baja dan kaca dipergunkan untuk bagian ruangan
commit to user
komunal, dan areayang membutuhkan pencahayaan yang lebih
147 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keadaan tertentu ketika suplai PLN terhenti digunakan tenaga cadangan dari
Genset (Generator set). Listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan
sebuah automatic transfer dengan sistem ATS yaitu suatu alat transfer yang
secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari PLN
padam.
commit to user
148 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PLN Trafo
Genset
UPS
Skema 5.1. Skema Sistem Jaringan Listrik
Sumber : dokumen pribadi
Keterangan
M = meteran
S = Sekering
Komunikasi ini bisa terjadi antara pengelola dengan pihak luar atau
commit to user
149 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berdasar pada nilai ekonomis dan mampu menyediakan air dalam jumlah
terlebih dahulu pada bagian water treatment. Pertama air kotor disaring
terlebih dahulu dengan lapisan ijuk dan koral, setelah itu air tersebut
penelitian, biji daun kelor dapat menjernihkan dan mengikat zat racun dalam
baik karena air tanah tidak terus menerus dipompa ke atas (seperti Up Feed
150 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumur GT P UT Distribusi
PAM M
Air Hujan
Keterangan
M = meteran
GT = Ground Tank
UT = Upper Tank
WT = Water Treatment
P = Pompa
Sistem jaringan air kotor dibagi menjadi dua bagian, yaitu jaringan air
kotor padat (tinja & lavatory) dan j aringan air kotor cair (air hujan, roof garden,
wastafel, tempat wudlu, dan dapur). Air kotor padat disalurkan ke Septictank
151 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
roof garden.
Air Kotor P GT
Air Hujan WT
Bak Riol
Dapur Penangkap Kontrol Kota
Lemak
Kotoran
Padat
Septic
Tank Resapan
Kotoran
Cair
commit to user
152 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kelas B
Isolasi Bahaya Baik Baik Boleh Boleh
bensin, cat,
Kelas C
Isolasi Bahaya Bahaya Baik Boleh Baik
listrik dan
atau mesin
Kelas D Isolasi, Bahaya Bahaya Boleh Bahaya Baik
logam pendinginan
Tabel 5.3. Tabel Sistem Pemadaman dan Bahan yang Dipergunakan
Keterangan
153 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dulu seberapa besar kebakaran yang terjadi. Untuk itu pula tetap
kebakaran yang terjadi masih bisa dikendalikan dengan tabung COZ atau
tidak.
Dasar pertimbangan :
154 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jari dan alasnya sama dengan tinggi kerucut. Sistem ini untuk bangunan
dengan luasan atap yang relatif luas dirasa kurang efektif dan efisien.
yang dipasang di atas atap. Tinggi tiang tidak lebih dari 60cm.
yaitu:
secara alami.
bekas, dll.
155 |BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bak Penampung
Sampah Organik TPA
(Pengkomposan)
Bak Penampung
Sampah Anorganik TPA
Sampah Anorganik
Bak Penampung
Sampah Berbahaya TPA
Sampah Berbahaya
commit to user
156 |BAB V