id
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Kurnianto Fery Wibowo
I 0207059
Dosen Pembimbing :
Ir. Agung Kumoro W, M.T
Ir. Moh. Asrori, M.T
TUGAS AKHIR
PENATAAN KEMBALI PASAR UMUM CARUBAN KABUPATEN MADIUN
Oleh :
KURNIANTO FERY WIBOWO
I 0207059
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR SKEMA xv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. JUDUL 1
B. PEMAHAMAN JUDUL 1
C. LATAR BELAKANG 2
D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 4
D.1. Permasalahan 4
D.2. Persoalan 5
E. TUJUAN DAN SASARAN 5
E.1. Tujuan 5
E.2. Sasaran 6
F. LINGKUP PEMBAHASAN DAN BATASAN 6
F.1. Lingkup Pembahasan 6
F.2. Batasan 7
G. METODA DAN STRATEGI DESAIN 7
G.1. Metoda 7
G.2. Strategi Desain 9
H. SISTEMATIKA PENULISAN 11
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
Pendahuluan
A. Judul
B. Pemahaman Judul
Jadi pemahaman judul Penataan Kembali Pasar Umum Caruban Kabupaten Madiun
adalah merancang Pasar Umum Caruban pasca terjadi kebakaran untuk
mengembalikan peranan Pasar Umum Caruban sebagai pusat perekonomian rakyat
Caruban dan sekitarnya sekaligus merencanakan pasar yang lebih representative dan
commit to user
menjadi pasar untuk melayani skala Kabupaten Madiun.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Latar Belakang
Pasar tradisional merupakan suatu tempat atau wadah yang identik dengan
kegiatan jual beli barang atau jasa. Pasar tradisonal muncul sebagai tuntutan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di Indonesia pasar tradisional dapat ditemui di tiap
daerah baik pedesaan maupun perkotaan. Pasar tradisional tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan rakyat kecil, karena pelaku dalam pasar mulai dari produsen, pedagang, dan
pembeli mayoritas adalah dari rakyat kecil. Di Indonesia, terdapat 13.450 pasar tradisional
dengan sekitar 12,6 juta pedagang kecil (Kompas 2006). Pasar tradisional menyangkut
hajat hidup orang banyak dan mayoritas pelakunya adalah masyarakat kecil (Aliyah,
2007).
Kegiatan yang terjadi pada pasar tradisional sangat beraneka ragam dan tak
hanya selalu berkaitan dengan kegiatan jual beli. Inilah yang membedakan pasar
tradisional dengan pasar modern yaitu interaksi antara pelaku dalam pasar yang lebih
intensif dan bersifat akrab. Melalui pasar tradisional budaya dari satu tempat dapat dikenal
dan memungkinkan terjadinya akulturasi budaya sehingga memperkaya pengetahuan
akan budaya daerah lain. Dan yang menjadi poin utama adalah, dengan adanya pasar
tradisional dapat semakin mempererat hubungan antar manusia dari berbagai latar
belakang suku bangsa sehingga mampu memperkuat persatuan bangsa.
Pasar Tradisional Caruban merupakan pasar tradisonal terbesar kedua di wilayah
Kabupaten Madiun. Pasar Tradisonal Caruban termasuk kategori pasar kelas I dengan
memberikan pemasukan paling besar jika dibandingkan dengan pasar lain bagi Pemkab
Madiun. Pada Pasar Tradisional Caruban tak kurang 1200 pedagang menggantungkan
hidupnya dari kegiatan jual beli pada pasar. Mereka yang berjualan di Pasar Tradisional
Caruban adalah pedagang-pedagang dari wilayah se-Karisedenan Madiun. Pada Pasar
Tradisional Caruban dijual berbagai keperluan sehari-hari seperti sembako, sayuran, buah-
buahan, bumbu dapur, pakaian, perlengkapan sekolah, perhiasan dan lain-lain.
Geliat jual beli dalam Pasar Tradisional Caruban telah menjadi sumber
penghidupan bagi masyarakat Caruban sendiri. Selain pedagang dalam pasar, banyak
pihak yang mendapatkan keuntungan dari aktivitas Pasar Tradisional Caruban. Beberapa
pelaku pendukung pasar seperti tukang parkir dan juru panggul memperoleh penghasilan
commit to user
dengan menawarkan jasa kepada pembeli yang datang ke pasar. Selain tukang parkir dan
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
juru panggul masih banyak pihak yang memperoleh keuntungan dari aktivitas pasar,
seperti sopir angkot, tukang ojek, tukang becak, sopir delman dan sebagainya.
Namun semenjak peristiwa kebakaran pada tahun 2006, kondisi Pasar Tradisional
Caruban menjadi sangat memperihatinkan. Semenjak kejadian tersebut, semua pedagang
berada di pasar darurat yang didirikan oleh pemerintah daerah di lokasi yang sama.
Karena bersifat darurat, untuk kios menggunakan seng sebagai pembatas antar kios.
Sementara los hanya menggunakan terpal atau kain sebagai peneduh. Saat siang hari
suasana dalam pasar sangat panas karena sirkulasi udara tidak lancar yang disebabkan
jarak antar kios yang sangat berdekatan. Sementara ketika hujan, jalan menjadi becek
karena air hujan yang masuk pada bagian pasar yang masih berlantai tanah.
Upaya untuk memperbaiki Pasar Tradisional Caruban dari pasar darurat menjadi
pasar yang permanen telah dilakukan beberapa tahun terakhir namun sampai sekarang
belum tereralisasi. Hal ini dikarenakan adanya keinginan dari beberapa pihak yang
menginginkan Pasar Tradisional Caruban direlokasi ke tempat lain. Namun ada pula yang
menginginkan pasar baru dididirikan di tempat yang sama. Pengambilan keputusan
mengenai lokasi pasar baru yang berlarut-larut pada akhirnya merugikan pedagang juga.
Keadaan pasar yang kurang memperhatikan kenyamanan bagi pembeli berakibat turunnya
jumlah pembeli di Pasar Tradisional Caruban. Dari hasil wawancara dengan kepala Pasar
Tradisional Caruban bahwa jumlah pembeli dari waktu ke waktu semakin berkurang
sehingga mengakibatkan beberapa pedagang berjualan ke lokasi lain. Sementara di kutip
dari zonaberita.com
Salah seorang pedagang, Rawati (48) mengeluhkan, saat musim hujan seperti ini,
kondisi pasar becek. Nampak kumuh. Sebab, “Saluran air mampet,” katanya. Gara-
gara kondisi becek itu, lanjut dia, “Pelanggan mulai berkurang.”
(httpwww.zonaberita.comjawa-timurribuan-pedagang-pasar-caruban-sambat.html)
Sementara itu salah satu potensi dari Kota Caruban adalah letaknya yang
strategis yaitu berada pada jalur perlintasan Surabaya-Madiun dan berada pada pusat kota
sehingga terdapat kemudahan pencapaian dari daerah-daerah di pinggir kota. Untuk
sarana transportasi dari dan ke pasar sendiri cukup memadai karena terdapat becak dan
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
delman untuk radius sekitar pasar sementara untuk jarak yang lebih jauh terdapat ojek,
minibus dan angkota.
Selain mudah dalam pencapaian, letak Pasar Tradisional Caruban yang berada di
jalur lintas antar propinsi juga menjadi daya tarik bagi pengguna jalan. Pada hari libur
panjang atau libur Lebaran banyak dari pengguna jalan yang mampir untuk membeli oleh-
oleh. Namun sayangnya Pasar Tradisional Caruban belum memiliki area parkir yang
mencukupi sehingga banyak kendaraan yang di parkir di depan pasar. Hal ini
mengakibatkan terganggunya jalur transportasi di depan pasar bahkan menimbulkan
kemacetan.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D.2. Persoalan
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas dapat dicapai dengan pemecahan
persoalan arsitektural antara lain sebagai berikut:
a. Bagaimana mengolah kembali tapak kawasan Pasar Tradisional Caruban
dan lahan di sekitar area pasar sehingga dapat menampung seluruh
kegiatan pada perencanaan program baru dalam mengatasi
permasalahan yang sudah ada untuk mewujudkan kenyamanan dan
optimalisasi fasilitas pendukung pasar tersebut.
b. Bagaimana menyelesaikan masalah pencahayaan, penghawaan,
pengelolaan sampah dan sirkulasi horisontal maupun vertikal baik di
dalam maupun luar pasar yang sering mengalami over crowded ( sesak
dan macet ) sehingga terwujud kondisi yang nyaman, lancar dan
menyenangkan untuk kegiatan berbelanja pada Pasar Umum Caruban.
c. Bagaimana mewujudkan tampilan fisik bangunan dan tata massa Pasar
Tradisional Caruban yang selaras dengan lingkungan.
d. Bagaimana desain bangunan yang menerapkan potensi lokal (material,
bentuk, dll) pada desain bangunan untuk menjadi identitas bagi Pasar
Umum Caruban yang berada di Kabupaten Madiun.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E.2. Sasaran
Penentuan konsep perencanaan dan penataan kembali Pasar Tradisional
Caruban:
a. Menentukan desain tapak kawasan Pasar Tradisional Caruban sehingga
pasar yang direncanakan dapat menampung seluruh kegiatan pada
perencanaan program baru dalam mengatasi permasalahan yang sudah
ada.
b. Menentukan rancangan pencahayaan, penghawaan, pengelolaan sampah
dan sirkulasi horisontal maupun vertikal baik di dalam maupun luar pasar
yang sering mengalami over crowded ( sesak dan macet ) sehingga
terwujud kondisi yang nyaman, lancar dan menyenangkan untuk kegiatan
berbelanja pada Pasar Umum Caruban.
c. Mendapatkan tampilan fisik bangunan dan tata massa Pasar Umum
Caruban yang menarik dan mampu menjadi landmark bagi Kota Caruban
pada khususnya dan Kabupaten Madiun pada umumnya.
d. Mendapatkan desain bangunan yang penerapan potensi lokal pada
bangunan baik bentuk maupun material lokal sehingga menjadi identitas
bagi Pasar Umum Caruban yang berada di Kabupaten Madiun.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F.2. Batasan
Batasan berdasarkan pada konsepsi pasar tradisional yang ada sehubungan
dengan tujuannya yaitu sebagai tempat bertemu antara penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli. Dengan melakukan inovasi desain agar
pasar tradisonal yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat saat ini. Tujuannya adalah untuk menerapkan konsepsi pasar
tradisional yang dijadikan sebagai landmark Kabupaten Madiun.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
telaah untuk mendapatkan konsep penataan kembali Pasar Umum Caruban. Cara
yang digunakan adalah:
b. Analisis grafis
Analisis grafis berisi sketsa-sketsa penunjang yang dapat membantu
menerangkan analisis kualitatif dan kuantitatif, sehingga proses analisis
secara keseluruhan dapat tercapai lebih maksimal dan jelas.
5. Metode Sintesis
Proses penarikan kesimpulan dilakukan setelah melalui proses analisis
sehingga akan menghasilkan sebuah kesimpulan atau sintesis yang akan
digunakan sebagai acuan pembuatan konsep perancangan.
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Mengungkapkan judul, pemahaman judul, latar belakang, rumusan permasalahan
dan persoalan, tujuan dan sasaran, metoda dan strategi desain, serta sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Mengungkapkan kajian mengenai teori-teori penunjang yang diantaranya : kajian
pasar secara umum, pasar tradisional, konsep mempertahankan dan
mengembangkan pasar tradisional dan tinjauan mengenai kelokalan serta
preseden pasar tradisional sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan dan perancangan Pasar Umum Caruban.
Bab III Pasar Umum Caruban di Desa Pandean, Kabupaten Madiun
Mengungkapkan profil Kabupaten Madiun, Kota Caruban, kondisi eksisting Pasar
Umum Caruban saat ini beserta pemindahan ibu kota Kabupaten Madiun.
Bab IV Perencanaan Perancangan Pasar Umum Caruban
Mengungkapkan tentang perencanaan perancangan Pasar Umum Caruban yang
direncanakan, yaitu sebagai pasar sebagai pusat perdagangan skala kabupaten
dan berkonsep lokalitas sehingga dapat menjadi identitas bagi Kota Caruban dan
Kabupaten Madiun.
Bab V Analisa Pendekatan Konsep dan Desain Perencanaan Perancangan
Mengungkapkan analisa pendekatan perencanaan dan perancangan sebagai
usaha pemecahan masalahcommit to user
sekaligus konsep perencanaan dan perancangan
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang merupakan hasil akhir dari analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam
wujud desain fisik bangunan.
BabVI Konsep dan Desain Perencanaan Perancangan Pasar Umum Caruban
Merupakan kesimpulan dari pendekatan konsep perencanaan dan perancangan
yang berupa konsep perencanaan dan perancangan Pasar Umum Caruban baik
dari segi programatik dan arsitektur. Konsep ini akan digunakan sebagai acuan
trasformasi desain yang dilanjutkan ke perancangan desain akhir.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
Tinjauan Teori
Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli
(Chourmain, 1994 : 231). Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi,
prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang (wikipedia.com)
Stanton (dalam Umar 2003:8) mengemukakan bahwa pasar merupakan
sekumpulan orang yang ingin memuaskan keinginan yang ada uang untuk belanja
dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi disini dapat dilihat bagaimana individu
berinteraksi melakukan aktifitas yang berhubungan dengan uang. Para pembeli dapat
memuaskan keinginannya dengan membuat nilai uang menjadi berarti/bernilai, dalam
hubungannya dengan nilai uang memberikan basis bagi perkembangan pasar.
Sumitro Djojohadikusumo (dalam studi fungsi pelayanan pasar dalam rangka
penilaian terhadap strategi alokasi dana pembangunan pasar) menyebutkan unsur-
unsur pasar adalah sebagi berikut :(1) tempat berdagang (2) penjual (3) pembeli (4)
perantara (bila ada) (5) aktivitas jual beli (6) aktivitas pengiriman/pergerakan barang
(7) tersedianya jasa (8) tersedianya barang (9) waktu (10) perjanjian yang
mendukung.
Seiring perkembangan jaman terjadi transformasi sistem ekonomi pasar,
dikenal adanya dualisme sistem ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar
modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh
penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan Pasar modern adalah pasar yang
penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat
label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jenis-jenis pasar dibagi menurut sifat kegiatan dan jenis dagangan, ruang
lingkup pelayanan dan potensi serta waktu kegiatannya.
A.2.1. Menurut sifat kegiatannya dan jenis dagangannya :
· Pasar eceran, ialah pasar yang menjual berbagai jenis barang dalam
jumlah kecil, misalnya per-ikat, per-buah, per-ekor, per-kilo, dan lain-lain.
· Pasar induk, ialah pasar yang menunjukkan perdagangannya sebagai
pusat pengepul, pusat pelelangan, pusat penyimpanan, pusat penyaluran,
antara lain :
a) Pasar induk sayur-mayur dan buah-buahan.
b) Pasar induk beras, dan lain-lain
· Pasar khusus, ialah pasar yang menjualbelikan jenis barang tertentu,
misalnya suku cadang, alat-alat teknik, ikan, ayam, burung dan lain-
lainnya.
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2 commit
Wedho Handoyo, “Perencanaan Kembali Pasar to user
Kota Dan Terminal Angkuta Wonogiri”, UNS, Surakarta
2010.
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Pedagang regional
e) Dari segi cara pelayanannya :
- Pedagang langsung
- Pedagang tak langsung
f) Dari segi asalnya :
- Pedagang dari desa
- Pedagang dari kota
3) Materi Perdagangan
Materi perdagangan dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, sifatnya,
urgensinya, cara pengangkutannya dan cara penyajiannya.
a) Jenis materi perdagangannya :
- Bahan pangan
- Bahan sandang
- Perkakas rumah tangga
- Barang standar/convention goods/klitikan
- Barang-barang kelontong
- Barang-barang khusus/impuls/mewah
- Jasa : tukang jahit, reparasi arloji dll
b) Sifat dan kesan materi perdagangannya :
- Bersih
- Kotor
- Berbau
- Tidak berbau
- Basah
- Kering
- Tahan lama
- Tak tahan lama
c) Tingkat urgensi materi perdagannya :
- Barang kebutuhan sehari-hari (demand goods)
- Barang kebutuhan berkala (convenience goods)
commit
- Barang tak selalu to user(impulse gods)
dibutuhkan
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Cara pengangkutannya :
- Barang pecah belah
- Bukan pecah belah
e) Cara penyajian :
- Penyajian sederhana : sayur mayur, bumbu
- Penyajian sedang : beras, bahan pangan yang diproses
- Penyajian baik : kelontong, pakaian.
2) Pengelola
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari pemerintah membentuk :
· Jawatan
· Perusahaan Daerah yang diberi otoritas untuk mengelola pelayanan
umum di bidang perpasaran. Pelayanan umum yang dilakukan pengelola
pasar pada umumnya berupa :
- Memelihara kebersihan
- Memelihara ketertiban
- Melaksanakan pembangunan
- Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok keperluan
sehari-hari
- Mengusahakan stabiltas harga
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) Bank
Bank berperan terutama dalam hal segi pembiayaan pembangunan
dan permodalan bagi para pedagang. Misalnya : pembangunan pasar
Inpres dibiayai melalui Bank Pemerintah, kredit candak kulak bagi para
pedagang kecil disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia dan sebagainya.
4) Swasta
Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang sendiri atau
pelaksanan yang membiayai pembangunan pasar, karena pada prinsipnya
pembangunan pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk yang lain.
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Pelayanan pemeliharaan
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Kegiatan jual-beli
Sifat kegiatan jual beli di pasar adalah langsung berhadapan antar
pedagang dan pembeli yang biasanya disertai dengan tawar-menawar.
Dalam hal ini biasanya seorang menghadapi beberapa orang sekaligus.
Dalam kegiatan jual beli di pasar terjadi pengelompokan komunikasi linear
untuk memanfatkan jalur konsentrasi pembeli. Dalam hal ini penjual dan
pembeli mempunyai cara sendiri-sendiri.
Namun pada umumnya pedagang melayani pembeli dengan posisi
berdiri, duduk bersimpuh atau duduk diatas bangku. Sedang pembeli
biasanya berdiri tegak untuk mengamati keseluruhan barang dagangan atau
berdiri membungkuk untuk mengamati dan memilih barang. Dari spesifikasi
kegiatan pedagang dan pembeli ini maka terbentuklah ruang kegiatan
utama pasar yang biasanya berupa los-los. Dalam hal ini pedagang
menginginkan ukuran ruang yang efektif untuk melayani pembeli, cukup
leluasa untuk menjangkau barang, tetapi harus ekonomis, seefisien
mungkin untuk menekan sewa lantai. Sedang pembeli menginginkan ruang
untuk dilayani yang cukup leluasa tidak terganggu oleh kegiatan konsumen
lain ataupun lalulintas konsumen dan barang.
5) Pergerakan pengujung
Dalam kegiatan pasar, dua unsur utama yang melakukan
perpindahan tempat adalah: pengunjung dan barang. Pada kegiatan pasar
Kota atau pasar dengan skala perdagangan cukup besar, yang diutamakan
adalah perpindahan barang. Sedang pada pasar lingkungan dimana jual
beli eceran lebih dominan, volume transaksi banyak dan perpindahan
pengunjung lebih menonjol, maka baik besaran maupun arah jaringan
sirkulasi dipertimbangkan atas dasar kegiatan manusianya. Jalur lintasan
konsumen merupakan konsentrasi linear yang berorientasi ke unit-unit
pedangan, baik satu commit
sisi maupun dua sisi.hal ini berkaitan erat dengan
to user
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam arti saling ketemu muka dan berjual pada hari pasaran menjadi semacam panggilan
sosial periodik (Wiryomartono, 1995 dalam Istijabatul Aliyah 2007:112).
Pasar adalah suatu bentuk pusat perbelanjaan yang paling tua dikenal di
Indonesia. Banten diketahui telah memiliki pasar di Pelabuhan Karangantu dan Pecinan.
Jakarta pada masa pemerintahan Pangeran Jayakarta Wijayakrama telah pula memiliki
pasar di utara Alun-alun, kemudian dikembangkan oleh VOC dengan adanya pasar ikan,
pasar daging, pasar beras dan sebagainya.
Pasar dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat berlangsungnya
transaksi jual beli atau tukar menukar barang yang telah teratur dan terorganisasi. Hal ini
berarti pada masa Jawa Kuno telah ada pasar sebagai suatu sistem (Nastiti, 2003:13).
Pasar sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari
komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara
keseluruhan, atau dapat pula diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek
perdagangan yang erat kaitannya dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau
tempat, adanya ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya berbagai macam jenis
komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi, transaksi dan adanya
suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar (Chasanah,2007:3). Menurut Nastiti
dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna Abad VIII-IX Masehi dikatakan bahwa (2003 :
60) :
“Timbulnya pasar tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat setempat.
Kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi memerlukan tempat
pengaliran untuk dijual. Selain itu pemenuhan kebutuhan akan barang-
barang, memerlukan tempat yang praktis untuk mendapatkan barang-barang
baik dengan menukar atau membeli. Adanya kebutuhan-kebutuhan inilah
yang mendorong munculnya tempat berdagang yang disebut pasar”.
Pada masa lampau hasil produksi suatu masyarakat sering melebihi dari jumlah
yang dibutuhkan sementara terdapat kebutuhan lain yang tidak mampu untuk dihasilkan
sendiri. Karena hal itulah muncul kerja sama antar masyarakat untuk saling menukar
commitrangka
kelebihan hasil produksi mereka dalam to usermemenuhi kebutuhan hidup. Dalam
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melakukan transaksi tukar menukar, dibutuhkanlah suatu tempat bertemu yang merupakan
kesepakatan sosial. Lalu dari transaksi tukar menukar dalam kuantitas kecil lahirlah
pelaku-pelaku lain yang mempunyai tujuan sama yaitu menukarkan kelebihan hasil
produksi. Kegiatan inilah yang akhinya melahirkan sebuah sistem yang kemudian disebut
dengan pasar.
Sebelum mengenal sistem jual beli dengan mata uang, manusia menggunakan
sistem tukar menukar barang untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Sistem saling
tukar menukar barang untuk saling memenuhi kebutuhan hidup disebut sistem barter.
Setelah manusia mengenal adanya mata uang, muncullah sistem jual beli yang lebih
efektif yang kemudian menggeser sistem barter.
Ketika Indonesia masuk pada masa penjajahan kolonial Belanda, tata ruang pasar
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan kepentingan politik dari
pemerintah kolonial yang menjadikan pasar sebagai tempat memantau kondisi dalam
masyarakat. Pemerintah dalam hal ini berkepentingan untuk mempermudah pengendalian
mobilitas sosial.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tiang satu berjajar ditengah dari bahan baja, beratap genteng berbentuk pelana dan
limasan.
Pada masa ini kegiatan pasar meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin
bertambanhnya pedagang dalam pasar hingga melebihi daya tampung bangunan.
Sehingga yang terjadi meningkatnya jumlah pedagang di area terbuka sementara luas
naungan pohon peneduh terbatas. Karena tuntutan kebutuhan naungan yang lebih
nyaman dan memadai muncullah bentuk bangunan peneduh baru yaitu eyup-eyup. Eyup-
eyup adalah berupa selembar kepang (anyaman bambu) atau napag (naungan daun tebu)
yang salah satu sisinya ditopang dengan sebilah kayu atau bambu dengan ukuran panjang
sekedar bisa membentuk ruang dengan skala orang duduk. Konstruksi ini tidak permanen,
jika kegiatan telah usai maka konstruksi ini dilipat untuk disimpan.
Setelah masa kolonial Belanda usai dan digantikan masa penjajahan Jepang
struktur tata ruang pasar tradisional digunakan sebagai elemen kawasan pertahanan
militer. Pagar keliling dari kawat berduri dibongkar untuk keperluan pertahanan perang dan
pohon-pohon besar yang berada dalam lokasi pasar juga ikut ditebang. Dengan
dirusaknya fasilitas pasar dan eksploitasi terhadap bahan pangan, kondisi ekonomi
merosot. Kondisi pasar digambarkan dengan suatu istilah pasar bubrah.
Ketika Indonesia lepas pada masa penjajahan dan masuk era kemerdekaan,
perekonomian mulai menunjukkan perbaikan. Indikasi dari perekonomian yang membaik
adalah meningkatnya perdagangan dalam pasar yang disertai dengan pedagang yang
semakin bertambah. Keberadaan pedagang di area terbuka membutuhkan naungan yang
lebih nyaman dan memadai tidak lagi sekedar eyup-eyup atau naungan pohon. Kemudian
muncullah bentuk bangunan baru yang disebut bango. Bango adalah bangunan bertinag
empat dari bahan bambu atau kayu dengan skala ketinggian yang lebih longgar setinggi
orang berdiri.
Pada masa orde baru pemerintah mulai memberikan perhatian yang lebih serius
terhadap kedudukan pasar tradisional. Pembenahan mulai dilakukan dengan perluasan
pasar dan relokasi. Kemudian dilanjutkan
commitdengan pembangunan dan rehabilitasi los dari
to user
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
konstruksi besi ke konstruksi beton. Penataan tata ruang pasar oleh pemerintah diarahkan
ke komposisi tunggal yaitu bangunan los. Namun yang terjadi pedagang memiliki
kecenderungan melakukan kegiatan di area terbuka. Ketika area terbuka semakin sempit,
pedagang mengalihkan kegiatannya dengan mencari area di luar pasar.3
Seiring jaman yang semakin berkembang dibutuhkan bentuk bangunan pasar baru
yang memberikan keamanan ketika barang dagangan ditinggal setelah selesai kegiatan
pasar. Bentuk bangunan ini disebut toko atau kios. Pada umumnya kios didirikan oleh
pedagang yang memiliki modal lebih dan menginginkan kepraktisan dari pada membawa
barang dagangannya bolak-balik pasar. Kios memiliki kecenderungan didirikan di bagian
depan sehingga menutupi pedagang yang berada di dalam. Pedagang yang berada di
dalam pasar pada akhirnya mengalami penurunan jumlah pembeli, lalu muncullah
perlawanan dengan mendirikan PKL yang bertujuan menjemput kedatangan para pembeli.
Saat ini pasar-pasar tradisional rata-rata sudah beroperasi puluhan tahun dan
telah direnovasi beberapa kali. Kondisi pasar tradisional yang kurang layak telah
mendorong pemerintah untuk memodernisasi dan merenovasi bangunan pasar dengan
struktur bangunan bertingkat demi efisiensi lahan sehingga mampu menampung jumlah
pedagang dan pembeli lebih banyak (Newsletter SMERU Edisi No. 22).
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keadaan menjadi pengab, bau dan panas. Keadaan seperti ini seacara langsung
mengganggu kenyamanan pembeli sehingga mengakibatkan pembeli enggan berlama-
lama di dalam pasar.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang pesat pada kehidupan manusia berdampak
sangat besar pada perkembangan ekonomi setiap negara. Masuknya kekuatan ekonomi
besar (multi corporate) tak mungkin terbendung dalam ekspansi ekonomi dunia. Karena
proyeksi pemberlakuan pasar bebas melalui AFTA membuka peluang yang besar kearah
liberalisasi ekonomi dunia menjadi semakin mapan. Sehingga mempengaruhi strategi dan
kebijakan negara dunia ketiga termasuk Indonesia (Wiharto, 2006 dalam Istijabatul Aliyah
2007).
Di Indonesia saat ini muncul dan berkembang jenis pasar baru yang disebut
dengan istilah pasar modern. Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembeli tidak
bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum
dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga (www.id.wikipedia.org). Pasar modern
seperti hypermart, supermarket, carrefour dan sebagainya semakin menjamur di setiap
kota di Indonesia.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena pada sebagian besar masyarakat Indonesia
masih banyak yang belum memahami manfaat dari perkembangan ilmu dan teknologi.
Sampai saat ini, pasar tradisional masih dominan perannya di Indonesia dan masih sangat
dibutuhkan keberadaannya, terutama bagi kelas menengah ke bawah (Yulita, Dwi;1999).
Secara umum, pasar tradisional dan pasar modern memiliki fungsi yang sama
yaitu menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Namun hal pokok yang
menjadi pembeda adalah kelas mutu pelayanan yang diberikan kepada pembeli.
Simbolon, M. Ali (2005) karakteristik pasar tradisional dan pasar modern dapat ditinjau dari
beberapa aspek, yaitu dalam bentuk tabel sebagai berikut :
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar merupakan fasilitas umum yang mempunyai sifat dalam berbagai aspek
kegiatan. Sejalan dengan kegiatan utamanya, sifat kegiatan dikelompokkan ke dalam tiga
macam sifat, yaitu sifat kegiatan jual-beli, kegiatan obyek wisata, dan kegiatan sosial
budaya. Untuk mendapatkan harga serendah mungkin, pengunjung atau pembeli dalam
tawar-menawar dituntut keaktifan, kejelian, ketelatenan sehingga tercermin dinamika
kehidupan.
a. Sifat Kegiatan Jual-Beli
- Dinamis
Ramai, padat, hidup karena ragam kegiatan dengan pergeraka manusia,
berbicara, dan tawar-menawar.
- Umum
Semua orang dari berbagai lapisan tanpa membedakan gologan, derajat,
maupun kedudukan bisa masuk dalam kegiatan ini.
- Terbuka
Pengunjung tanpa hambatan visual/fisik dapat melihat dan mencapai
commit to user
barang dagangan, secara visual tidak boleh ada halangan unuk melihat
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19429/4/Chapter%20II.pdf
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Fungsi Sosial
Sebagaimana dikemukakan Evers (1997:84-85), pasar merupakan lokasi
pertemuan antara sesama kawan, sahabat karib, berkenalan dengan orang
dari tempat lain, mencari pacar dan lain-lain. Pasar juga menjadi pusat
jaringan sosial dan informasi yang luar biasa. Pertemuan pengunjung di pasar
di samping untuk menjual produk pertanian dan membeli barang-barang
kebutuhan hidup rumah tangga (keluarga), dijadikan pula sebagai tempat
pertemuan dengan seseorang yang berasal dari desa yang berbeda, baik
yang ada hubungan keluarga maupun yang tidak sama sekali (Majid,
1989:315). Effendi (1999) dalam penelitiannya menemukan bahwa pasar
mingguan merupakan arena bertemunya sanak keluarga yang berasal dari
desa yang berbeda. Dari sini tampak bahwa pasar tak hanya sebagai tempat
kita mendapatkan barang dan jasa yang kita butuhkan melainkan juga sebagai
wadah kita untuk berinteraksi dengan sesama manusia.
· Fungsi Budaya
Pasar memiliki multi peran, yaitu tidak hanya berperan sebagai tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi pasar juga memiliki fungsi
sebagai tempat bertemunya budaya yang dibawa oleh setiap mereka yang
memanfaatkan pasar. Interaksi tersebut tanpa mereka sadari telah terjadi
pengaruh mempengaruhi budaya masing-masing individu (Depdikbud, 1993
:4). Pasar, pada masyarakat pedesaan dapat diartikan sebagai pintu gerbang
yang menghubungkan masyarakat tersebut dengan dunia luar. Hal ini
menunjukkan bahwa pasar mempunyai peranan dalam perubahan-perubahan
kebudayaan yang berlangsung di dalam suatu masyarakat. Melalui pasar
ditawarkan alternatif-alternatif kebudayaan yang berlainan dari kebudayaan
setempat (Sugiarto, 1986 : 2).
· Fungsi Politik
Berbagai kebijakan pembangunan pedesaan, termasuk keberadaan pasar
tradisional tidak terlepas dari pengaruh politik berbagai kelompok masyarakat,
antara lain : kelompok petani, kelompok pedagang, kelompok kepentingan
commit to user
tertentu, dan juga dari pemerintah sendiri (Effendi, 1999). Pasar sebagai pusat
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tak hanya identik dengan sistem sliding price (tawar menawar), pasar tradisional
juga mempunyai karakteristik “bazaar type economy”. Menurut Gertz (1963), karakteristik
bazaar pada pasar tradisional terlihat dengan banyak pedagang yang menjual berbagai
barang dagangan yang sejenis.
Meskipun pasar tradisional memiliki kekhasan yang jarang ditemui pada pusat
perbelanjaan modern, namun pasar tradisional saat ini telah identik dengan tempat belanja
yang tidak nyaman. Becek, lantai berlubang, gang antarlos sempit, bocor, panas, sampah
di mana-mana, bau tak sedap, dan lalat beterbangan merupakan gambaran pasar
tradisional pada umumnya. Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang
sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, volume barang relative kecil,
bentuk bangunan yang apa adanya, terkesan sempit, kotor, berlakunya sistem harga
luncur, dan interaksi berlangsung secara real (Slamet, 2003:3).
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada mulanya pasar tradisional hanya beroperasi pada hari-hari tertentu atau hari
pasaran. Satu pasar, misalnya hanya beroperasi pada pasaran Pahing sementara pasar
yang lain hanya pada pasaran Kliwon. Jadi pedagang pada saat itu harus membawa
barang dagangannya ke pasar sesuai dengan pasaran untuk berjualan. Kegiatan
perdagangan yang berpindah-pindah sesuai dengan pasaran ini juga merupakan
kekhasan pasar tradisional. Namun seiring fasilitas kegiatan pasar yang berkembang
muncullah bentuk bangunan baru yaitu kios yang memungkinkan terjadinya kegiatan
menetap. Dan pada perkembangannya semakin banyak pasar tradisional yang beroperasi
harian dan tidak lagi menggunakan pasaran.
Beberapa pokok positif yang dapat dicatat dari pasar tradisional adalah :
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 Agung Kumoro, “Ruang Publik Pasar Tradisional”, UNDIP, Semarang, 2000
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Problem paling sering dijumpai berhubungan dengan lay out fisik ruang
pasar adalah problem ruang terpinggirkan / spatial marginalization (D Dewar dan
Vanessa W, 1990). Lay out ini berhubungan dengan pergerakan populasi
pengunjung di dalam sebuah pasar yang terkait dengan tata ruang los / kios
kiosnya. Penyebaran dari flow / pergerakan pedestrian dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yakni ; lingkungan, orentasi dari pasar pada pola sirkulasi pedestrian yang
dominan, dan kontak visual. Pergerakan / sirkulasi di dalam pasar akan
berpengaruh pada sering atau jarangnya suatu tempat / kios / los dikunjungi atau
dilewati oleh calon pembeli, sehingga di dalam sebuah pasar tidak menutup
kemungkinan dijumpai tempat tempat yang mati / jarang dikunjungi oleh pembeli
(dead spots). Ada 4 bentuk dari dead spots ini yang perlu diperhatikan untuk
diamati pada sebuah pasar yakni ;
· Dead spots disebabkan oleh bentuk pasar yang tidak bersebelahan, atau
terpecah pecah (caused by a non contiguous, fragmented market form).
Dead spot
· When formal shops or kiosks are located on the edges of nucleated markets
housing informal operators.
Dead spots caused by market contraction away from peripheral formal market
· Dead spots which occur around the middle of excessively long, unbroken,
selling runs. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Dead spots caused by the non selling side of stalls or space within markets.
Selain masalah dead spots, panjang kios / los (stalls) dan lebar jalur sirkulasi
berpengaruh pada pergerakan konsumen pasar, adapun hubungan beberapa
contoh fenomenanya adalah sebagai berikut :
Selling runs are too short and costumer flows are dissipated and confused
Selling runs are too long and costumeers do not penetrate to centrelly located
stalls
+ 6.00 M
When circulation channels are too wide, custumer concentre on one edge only
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.50 – 2.00 M
Pola perletakan berbagai prasarana dan sarana yang ada telah mempertimbangkan
beberapa pendekatan antara lain :
a) Ada pengaturan yang baik terhadap pola sirkulasi barang dan pengunjung di
dalam pasar dan ada tempat parkir kendaraan yang mencukupi. Keluar masuknya
kendaraan tidak macet.
b) Dari tempat parkir terdapat akses langsung menuju kios di pasar.
c) Distribusi pedagang merata atau tidak menumpuk di satu tempat.
d) Sistem zoning sangat rapi dan efektif sehingga mempermudah konsumen dalam
menemukan jenis barang yang dibutuhkan.
e) Penerapan zoning mixed-used, menggabungkan peletakan los dan kios dalam
satu area, yang saling menunjang.
f) Fasilitas bongkar muat (loading-unloading) yang mudah dan meringankan material
handling
g) Jalan keliling pasar, mencerminkan pemerataan distribusi aktifitas perdagangan.
h) Ada tempat penimbunan sampah sementara (TPS) yang mencukupi.
i) Terdapat berbagai fasilitas umum : ATM Centre, Pos Jaga kesehatan, Mushola,
toilet, dll.
j) Tempat pemotongan ayam yang terpisah dari bangunan utama
k) Ada bangunan kantor untuk pengelola Pasar, Keamanan, Organisasi Pedagang.
2. Arsitektur bangunan
Dibutuhkan lahan atau ruang yang besar dengan rencana bangunan sebagai berikut:
6 commit
Pasar Tradisional Yang Modern (Dalam Rangka to userDaya Saing Pasar Tradisional) www.usdrp-
Peningkatan
indonesia.org/files/downloadCategory/72.pdf
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Bangunan pasar yang ideal terdiri dari 1 lantai namun dapat dibuat maksimal 2
(dua) lantai. Diupayakan lantai dasarnya bersifat semi-basement sehingga untuk
naik tangga ke lantai atas (lantai 2) tidak terasa tinggi.
b) Tersedia banyak akses keluar masuk sehingga sirkulasi pembeli/pengunjung
menjadi lancar dan semua areal dapat mudah terjangkau.
c) Sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan bagi para pengunjung dan dapat menghemat energi karena tidak
diperlukan penerangan tambahan.
Untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bagi para pengunjung pasar maka pengaturan
lalu lintas dilakukan sebagai berikut :
4. Kualitas Konstruksi
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Sistem Elektrikal
Sumber daya listrik menggunakan daya dari PLN, dengan demikian seluruh sistem
mengikuti standar (PUTL). Untuk mempermudah pengontrolan saat darurat, dibuat sistem
sub sentralisasi fase dan panel utama listrik dimana panel utama ditempatkan di dekat
kantor pengelola. Hal ini dimaksudkan agar daya listrik untuk peralatan perdagangan
maupun pencahayaan ruangan dalam kondisi yang memadai.
7. Pencegahan Kebakaran
8. Penanggulangan Sampah
Pada setiap kelompok mata dagangan disediakan bak penampungan sampah sementara.
Petugas kebersihan secara periodik mengumpulkan sampah dari setiap blok untuk
diangkut menuju tempat penampungan utama. Dari tempat penampungan utama ini,
pengangkutan sampah keluar pasar dilakukan oleh pihak terkait dengan menggunakan
truk/container.
Pengaturan site plan sangat menentukan hidupnya pasar, kaidah site plan yang ideal
dapat dilihat dari ilustrasi berikut ini :
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TPS Akhir
Pintu
Keluar
Koridor Kios
Koridor Utama
Pintu
Masuk
Gambar 1. Ilustrasi Penataan Siteplan
Sumber : www.usdrp-
indonesia.org/files/downloadCategory/72.pdf
Jalan Mengelilingi Pasar
Batas Bangunan
1. Kios
Setiap kios adalah tempat strategis, sehingga setiap blok hanya terdiri dari 2 (dua)
deret yang menjadikan kios memiliki 2 (dua) muka (seperti terlihat dalam gambar).
Kios paling luar menghadap keluar, sehingga fungsi etalase menjadi maksimal.
2. Koridor
Koridor utama merupakan akses utama dari luar pasar. Lebar ideal 2 – 3 meter.
Sedangkan koridor penghubung antar kios lebar minimalnya adalah 180 cm.
3. Jalan
Tersedia jalan yang mengelilingi pasar. Sehingga semua tempat memberikan kesan
bagian depan/dapat diakses dari segala arah. Lebar jalan minimal 5 (lima) meter.
Sehingga dapat dihindari penumpukan antrian kendaraan. Disamping itu kendaraan
dapat melakukan bongkar muat pada tempat yang tersebar sehingga makin dekat
dengan kios yang dimaksud. Tujuan dari adanya jalan yang mengelilingi pasar adalah
meningkatkan nilai strategis kios, mempermudah penanggulangan bahaya
kebakaran, memperlancar arus kendaraan didalam pasar, mempermudah bongkar
muat. commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Selasar luar
Untuk mengoptimalkan strategisnya kios, terdapat selasar yang dapat juga sebagai
koridor antar kios.
5. Bongkar muat
Pola bongkar muat yang tersebar, sehingga dapat menekan biaya dan
mempermudah material handling. Akan tetapi harus ditetapkan ketentuan bongkar
muat. Antara lain, setelah bongkar muat kendaraan tidak boleh parkir ditempat.
6. TPS
Tempat penampungan sampah sebelum diangkut keluar pasar terletak di belakang
dan terpisah dari bangunan pasar.
7 commit
Wedho Handoyo, “Perencanaan Kembali Pasar to user
Kota Dan Terminal Angkuta Wonogiri”, UNS, Surakarta
2010.
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Tinjauan Landmark
Sebagai sebuah kawasan yang dipersiapkan sebagai ibu kota Kabupaten Madiun,
Kota Caruban diprediksi akan mengalami perkembangan pesat pada setiap sektor.
Perkembangan di setiap sektor tersebut menuntut penyediaan fasilitas umum perkotaan
yang memadai, efisien, nyaman dan aman. Untuk itu pembangunan infrastruktur seperti
kantor pemerintahan, pusat perdagangan, sarana pendidikan, area pemukiman dan
sebagainya perlu segera direalisasikan. Pada tahap ini pembangunan di Kota Caruban
dapat dikatakan sebagai langkah awal membentuk karakter atau citra kota. Untuk itu Kota
Caruban membutuhkan suatu objek bangunan atau kawasan yang bisa dijadikan sebagai
landmark kota, yaitu bangunan atau kawasan yang menjadi titik pusat orientasi yang
keberadaannya dapat menandakan ciri, citra, atau image suatu wilayah.
8 commit
Syumar Achmad Raharja, “Penataan Kawasan to Bus
Terminal userdan Stasiun Kereta Api Depok Baru Sebagai
Landmark Kota”, UNS, 2005
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang lainnya. Sebagian besar orang merasakan paths inilah elemen yang
paling menonjol dalam bentuk imagenya mengenai suatu kota.
b. Tepian (Edges)
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang
merupakan batas antara dua jenis fase kegiatan. Edges biasa berupa dinding,
pantai, hutan kota dan lain-lain.
c. Aktivitas suatu wilayah (Districts)
Distrik hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan
dari luar apabila mempunyai kesan visual. Artinya distrik bisa dikenali karena
adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
d. Simpul kegiatan (Nodes)
Adalah berupa titik. Titik dimana orang bisa mempunyai pilihan untuk
memasuki distrik yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi tinggi dimana
transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter
fisik.
e. Tetenger (Landmark)
Adalah titik pedoman obyek fisik. Bisa berupa fisik natural berupa gunung,
bukit atau berupa fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan
lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam
suatu kota atau kawasan atau lingkungan. Dengan kata lain, merupakan
tempat yang bisa dijadikan ciri yang bermakna.
Landmark atau tetenger merupakan tipe lain dari point of interest dapat dikenal
secara eksternal dari bentuk fisiknya. Landmark tersebut dapat berupa gedung-gedung,
tanda-tanda tertentu atau monumen, toko, gunung ataupun sungai dimana menjadi ciri
khas dari suatu tempat atau kota yang tidak terdapat pada tempat lain. 9
commit to user
9 Agung Danang Wibowo, “Sriwedari Art Centre Sebagai Sebuah Landmark Di Surakarta”, UNS, 2004
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Berbeda dari elemen-elemen yang lain yang terdapat dari suatu tempat sehingga
mempunyai ciri-ciri khusus ataupun keunikan yang tidak dimiliki oleh elemen-
elemen lainnya.
· Elemen yang menjadi sebuah perhatian dari lingkungan dikarenakan skalanya
yang paling menonjol ataupun paling besar diantara elemen-elemen lain pada
sebuah wilayah sehingga mudah dikenali terutama dari kejauhan.
· Merupakan sebuah masa yang menjadi “pusat” dari lingkungan yang tertata
secara radial.
· Sebuah elemen yang berbeda dari bentuk-bentuk elemen lain pada suatu tempat
yang cenderung konstan.
· Sebuah bangunan dapat dikategorikan sebagai landmark karena mewakili simbol
pada masa tertentu atau langgam tertentu yang diakui atau dikenali.
Landmark dapat berupa tower-tower yang terisolasi atau kubah emas, bukit-bukit
besar. Terkadang titik yang bergerak seperti matahari dimana bergerak secara lambat dan
regular dapat digunakan sebagai landmark. Suatu landmark dapat diwujudkan ke dalam
suatu wujud bangunan, sculpture dan sebagainya. Dan suatu landmark harus mudah
dilihat, dikenali dan diingat karena kekhasan yang dimilikinya karena landmark merupakan
salah satu elemen pembentuk citra kota. Landmark diharapkan dapat menjadi suatu titik
acuan bagi manusia dan lingkungannya sehingga lokasi yang paling tepat bagi suatu
landmark adalah pusat kota, tetapi landmark dapat juga berada dipinggir jalan maupun luar
kota sesuai dengan karakter yang ingin ditonjolkan. Namun suatu landmark seharusnya
berada di tempat strategis sehingga dapat menjadi titik acuan bagi orang-orang, baik
penduduk maupun pendatang. Kunci karakteer fisik suatu landmark adalah tunggal,
sedang beberapa aspek lainnya adalah unik atau bersejarah (memorable). Landmark
menjadi diidentifikasikan, lebih menjadi pilihan yang signifikan, jika :
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sosok yang kontras dengan latarnya menjadi faktor yang prinsip. Selain itu, dominan
dalam bentuk, ukuran dan kontur juga menjadi faktor yang menentukan. Ruang yang
terkenal dapat menjadikan suatu elemen sebagai landmark, ada dua cara yaitu :
· Membuat elemen terlihat dari banyak lokasi, sehingga sangat mudah untuk
dikenali, dan bagi orang baru dapat memandu ke tujuannya.
· Latar (setting) yang kontras dengan elemen di dekatnya, yaitu dngan variasi jarak
mundur (setback) dan tinggi (skyline).
Sedangkan dalam hal lain yang dapat memperkuat peran suatu landmark kota adalah :
F. Tinjauan Lokalitas
Lokalitas berasal dari kata dasar lokal dan serapan dari kata locus yang berarti
setempat. Kelokalan diartikan sebagai memiliki kekhasan akan sesuatau yang hanya
terdapat di daerah tersebut yang patut untuk ditonjolkan. Sehingga diperlukan sebuah
upaya untuk menginvestasikan dan merekam segenap bangunan, lingkungan atau
kawasan tertentu di daerah atau kota masing-masing yang memiliki nilai kesejahrahan,
nilai tradisional, atau nilai arsitektonis yang unik, yang pantas untuk ditelusuri sebagai
warisan budaya, merupakan salah satu upaya dala mewujudkan pembangunan
berwawasan identitas.
Ada beberapa teori yang cenderung mirip meski bisa dibedakan, yaitu Lokalitas,
Vernakular dan Tradisional. Ketiganya sering muncul dalam sebuah bangunan secara
bersamaan dan sering kali dianggap tidak ada bedanya. Arsitektur lokalitas memiliki
pendekatan tentang spirit nilai kesetempatan, bisa memiliki bentuk bermacam-macam.
Arsitektur tradisional cenderung memiliki bentuk dan tata cara yang sama sesuai tata cara
yang diterrima secara turun-temurun. Sedangkan arsitektur vernakular cenderung pada
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Potensi lokal tidak terbatas pada arsitektur tradisional yang secara fisik berupa
bangunan arsitektur tradisional saja. Dalam masyarakat heterogen, potensi lokal
mencakup seluruh kekayaan yang memiliki kekhasan, keunikan, kesejarahan, ataupun
peran sebagai penanda di kawasan, kota dan daerahnya.
Lokalitas adalah sebuah jawaban atas permasalahan dari sebuah cakupan yang
meliputi sebuah kawasan, nilai kearifan lokal, material, budaya bahkan tingkat peradaban
masyarakat dalam suatu kawasan.
Lokalitas menjadi isu menarik akhir-akhir ini seiring upaya manusia dalam
menggali dan menemukan jati dirinya. Jati diri seseorang dan sebuah tempat tetap
diperlukan meskipun dinamika pembangunan begitu cepat. Pernyataan ini membawa
kepada sebuah pandangan bahwa kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi tidak
akan pernah manghilangkan kepentingan sebuah komunitas untuk
mendapatkan/membangun jati dirinya dalam proses rancang bangun yang berbudaya.
Marak diskusi lokalitas dalam arsitektur boleh jadi adalah sebuah bentuk `protes`
atau `gerakan` terhadap kemapanan dari langgam modern – post modern – atau pun
pemikiran dekonstruksi sampai pada generative process dalam dunia arsitektur.
10 Fathony Muchtar Harris, ”Sangiran Sculture Sebagai Wadah Promosi Pariwisata Dan Kerajinan Kab.
commit
Sragen Dengan Pendekatan Arsitektur Lokalitas”, UNS,to user 2011
Surakarta,
11 http://archnetwork.wordpress.com/category/architect/page/6/
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lokalitas dalam hal ini adalah juga sebuah `perbedaan` yang secara spatiality
memang terbentuk dari dimana lokalitas itu tumbuh atau ditumbuhkan. Ini membawa
pengertian bahwa ada perbedaan antara lokalitas yang satu dengan yang lain. Lalu,
Apakah lokalitas hanya sekedar penampilan dari sebuah identitas ? Apakah lokalitas
hanya sekedar sebuah bentuk perlawanan gerakan global ?
Meminjam Lewis Mumford, maka ada lima point dalam kita memandang nilai Ke-Lokalitas-
an :
1. Lokalitas bukan hanya terpaku dari kebesaran sejarah, seperti misalnya banyak
bangunan bersejarah yang diidentifikasikan sebagai `vernacular brick tradition`. Bagi
Mumford bahwa bentuk-bentuk yang digunakan masyarakat sepanjang peradabannya
telah membentuk struktur koheren yang melekat dalam kehidupannya. Sebuah
kekeliruan ketika mencoba meminjam sejarah dari sebuah tradisi yang langsung
ditranfer dalam sebuah ruang yang kosong – ruang yang dihasilkan adalah ruang yang
tidak memiliki jiwa. Mumford menekankan bahwa tugas kita tidak hanya membuat
imitasi sebuah masa lampau tetapi
commitmencoba
to user mengerti dan memahaminya, lalu
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mungkin suatu saat kita berhadapan dan menyetujuinya dalam kesamaaan semangat
kekreatifan. Tugas kita bukan hanya meminjam material atau meng-copy sebuah
contoh kontruksi dari sesuatu satu atau dua abad yang lalu, tetapi seharus mulai
mengetahui tentang diri kita, tentang lingkungan untuk mengkreasikan sebuah
arsitektur yang bertradisi lokal.
2. Lokalitas adalah tentang bagaimana melihat bahwa seharus sebuah tempat memiliki
sentuhan personal, untuk sebuah keindahan yang tidak terduga. Yang terpenting dari
semua yang kita lakukan adalah membuat orang-orang merasa seperti dirumah dalam
lingkungannya. Lokalitas harus dimunculkan karena memang dibutuhkan sebagai
sebuah jawaban terhadap kebutuhan manusia. Ada kebutuhan social – ekonomi
bahkan politik serta lingkungan dalam jiwa Lokalitas itu sendiri.
5. Global dan lokalitas bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan tetapi mereka saling
melengkapi, Mumford menekankan perlu ada keseimbangan diantara mereka.
Keseimbangan dimana global menge-print mesin-mesin kapitalis sedang lokal menge-
print komunitas. Lokalitas perlu menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang utama
dalam nilai keuniversalan. Memaknai lokalitas
commit to userartinya memaknai tentang bagaimana
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian di atas maka lokalitas menurut Mumford adalah sesuatu yang
dinamis dan akan selalu berkembang sesuai dengan perubahan jaman. Mewujudkan
lokalitas tidak hanya melalui fisik sebuah bangunan saja karena yang terjadi adalah imitasi
dari masa lampau. Lokalitas dapat diwujudkan dengan mengetahui tentang diri kita,
tentang lingkungan untuk mengkreasikan sebuah arsitektur yang bertradisi lokal. Menurut
Mumford, lokalitas tidak harus statis dan bersifat kaku karena lokalitas harus beradaptasi
dengan kondisi jaman dan berkembang seiring perkembangan teknologi.
Pada fenomena lokalitas atau kesetempatan yang memuat konsep kekinian, ada
universalitas atau kesemestaan. Di sisi lain, pada universalitas atau kesemestaan yang
mengandung konsep kelanggengan, ada fenomena lokalitas atau kesetempatan. Nilai-nilai
kesemestaan tak dapat diterapkan tanpa penjabaran pada fenomena kesetempatan.
Dalam kesepasangan prosesnya, fenomena kesetempatan tak akan punya arah
penumbuh-kembangan yang tepat-bijak-pasti, tanpa pengkristalan pada nilai-nilai
kesemestaan. Sama persis pada kehidupan manusia: tanpa spiritualitas, kehidupan
intelektualnya keras-kasar-kering mengerontang; tanpa intelektualitas, kehidupan
spiritualnya hanyalah hitam-khayal-imajinasi panjang.
Ada perpustakaan yang jauh lebih kaya koleksinya dan tak memerlukan kartu
commit to
anggota apalagi membayar biaya meminjam user Arsitektur Nusantara. Dalam tradisi
bacaan:
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belajar orang Jawa, ada istilah buku garing (kering) dan buku teles (basah). Buku garing
ialah tulisan (harafiah, cetakan-analog-digital) untuk manusia, buku teles adalah fenomena
alam-semesta termasuk lingkungan binaan manusia. Jika ditinjau lebih dalam, pada buku
garing dan buku teles, masih ada ranah meta-empirik. Ada aksara dari suara, ada aksara
dari bunyi. Suara berbeda dengan bunyi. 12
commit to user
12 http://ruang17.wordpress.com/page/19/
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam menghadapi krisis identitas arsitektur bangsa kita, pencarian jati diri ke-
nusantara-an membutuhkan nalar yang menerawang masa purba, ketika orang mulai
memikirkan untuk merekayasa elemen alam menjadi sebuah tempat. Tempat paling purba
untuk sebuah ruang yang dibutuhkan agar dapat beristirahat sejenak dari kegiatan berbudi
dan berdaya bagi sebuah perjalanan kehidupan. Contoh kasus yang digunakan dalam
tulisan ini adalah karya masyarakat pulau Madura, khususnya pada wilayah yang terpencil
dan sulit terjangkau sistem transportasi.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penyelesaian ini akan berbeda jika terjadi di daerah hutan datar, daerah pegunungan
kering, daerah pegunungan subur, daerah di kaki gunung, daerah di lereng gunung, dan
sebagainya. Sketsa berikut memperlihatkan evolusi serupa yang terjadi untuk arsitektur
Jawa.
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 7. Contoh gambar denah dari tradisi perubahan ruang dalam ruang untuk bangunan joglo
Sumber : http://www.putumahendra.com/?cat=5&paged=2
Gambar 8. Berbagai contoh perubahan bangunan joglo dengan pertimbangan teknologi bahan masa kini.
Sumber : http://www.putumahendra.com/?cat=5&paged=2
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 10. Sebuah gubuk (di tambak garam) yang berevolusi menjadi bentuk lain (di tepi pantai terpencil) yang lebih
besar dengan teknik pencerminan. Sebuah bentuk atap satu sisi yang berevolusi menjadi bentuk atap pelana.
Sumber : http://www.putumahendra.com/?m=200812
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 11. Sebuah gubuk beratap pelana ditambah teritis untuk memperluas ruang, berevolusi menjadi rumah dengan
memperbesar skala, menapakkan ke tanah dan menutupi dengan lebih banyak dinding
Sumber : http://www.putumahendra.com/?cat=5&paged=2
Gambar 12. Sebuah rumah yang mengalami evolusi dengan lebih memperhatikan kualitas bahan dinding, berevolusi lagi
dengan menambah teritis di sisi lainnya, dipercantik dengan ornamentasi pagar rumah (bukan pagar halaman)
Sumber : http://www.putumahendra.com/?cat=5&paged=2
Gambar 13. Pemikiran terhadap kualitas bahan yang lebih tahan cuaca membuat bentuk atap pelana menjadi
perisai, evolusi yang lebih tinggi menyentuhkan budaya manusia dengan ornamentasi dan warna
Sumber : http://www.putumahendra.com/?cat=5&paged=2
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Selayaknya alam yang cukup kaya digali bersama untuk kepentingan bersama pula.
Materi kayu/bambu yang akan selalu diproduksi oleh pabrik yang bernama tanah
adalah bahan yang paling baik digunakan untuk arsitektur. Namun demikian, sudilah
kiranya tetap bijaksana, bahwa dalam kasus tertentu ada bentuk arsitektur yang tidak
bisa diwujudkan dengan kayu dan hanya bisa dengan bahan baja/beton. Sudilah
kiranya tetap bijak menggunakan bahan non-kayu agar tidak terlalu banyak merusak
alam. Semangat mengenai kata cukup dan secukupnya selayaknya mewarnai setiap
konsep rancangan arsitektur nusantara.14
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar Gede berlokasi pada lokasi yang strategis yaitu di persimpangan jalan dari
kantor gubernur pada zaman kolonial Belanda yang sekarang berubah fungsi menjadi
Balaikota Surakarta. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir.
Thomas Karsten. Dalam sejarahnya, Karsten adalah orang yang menganut paham
demokrasi dan sangat menghargai budaya. Arsitektur pasar gede merupakan perpaduan
antara gaya belanda dan gaya tradisional.
Bangunan pasar selesai pembangunannya pada tahun 1930 dan diberi nama
Pasar Gedhé Hardjanagara. Pasar ini diberi nama pasar gedhé (dalam bahasa Jawa) atau
“pasar besar” karena pintu gerbang di bangunan utama menggunakan atap yang besar,
terlihat seperti atap singgasana. Pasar gede terdiri dari dua bangunan yang terpisahkan
jalan. Masing-masing dari kedua bangunan ini terdiri dari dua lantai. Seiring dengan
perkembangan masa, pasar ini menjadi pasar terbesar dan termegah di Surakarta. Pasar
Gede dulunya dibangun sebagai mediator perdagangan bagi masyarakat Belanda-Cina-
pribumi pada saat itu, dengan harapan hubungan antara etnis-etnis tersebut yang semula
penuh konflik dapat berlangsung harmonis.
· Bagian Barat (1.364 m2) : Menyediakan jenis dagangan buah – buahan dan ikan
hias.
· Bagian Timur (5.607 m2) : Menyediakan dagangan kebutuhan sehari – hari dan
mempunyai spesifikasi menyediakan makanan khas Solo
Pada desain Pasar Gede kita dapat mencermati beberapa strategi desain Karsten
untuk menghasilkan pasar yang nyaman dan sesuai dengan karakter masyarakat Solo.
Pasar ini merupakan pasar yang dirancang dengan sangat baik dari segi sirkulasi udara
maupun pengguna. Sirkulasi udara diwujudkan dengan bentuk atap dan juga adanya
jendela-jendela yang dibuat besar juga pada lantai dua tinggi dinding yang hanya sekitar
satu pertiga dari dinding dan diatasnya menggunakan kawat. Untuk sirkulasi udara dan
cahaya agar berjalan dengan baik juga untuk memudahkan komunikasi antara pedagang
di lantai 1 dan pedagang di lantai 2 commit
maka void
to dibuat
user lebar. Void yang luas ini membuat
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bangunan pasar gede terasa lebih longgar dan menjadi pasar yang nyaman untuk
pengguna dibandingkan dengan pasar-pasar tradisional lain yang biasanya karena tidak
terasa sumpek di dalamnya. Apalagi dengan adanya viod ini maka jarak antara lantai
dengan atap akan lebih tinggi maka hal ini juga akan memberikan efek pada sirkulasi
udara yang baik juga.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bangunan Pasar Gede dibuat tinggi untuk merespon aktivitas pengguna yaitu
untuk mempermudah para pedagang membawa gendongannya ke dalam bangunan.
Karena pada waktu itu para pedagang membawa barang dagangan dengan digendong
sampai tinggi, maka menanggapi hal itu maka desain pasar gede dibuat sedemikian rupa.
Selain itu area parkir Pasar Gede dibuat mengelilingi pasar dan berbatasan langsung
dengan bangunan pasar merupakan bentuk pendekatan yang dilakukan Karsten pada
kebiasaan masyarakat Solo yang pada umumnya menginginkan akses yang cepat, mudah
dan bisa langsung sampai pada tempat yang diinginkan.
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar Legi didirikan lebih awal jika dibandingkan Pasar Gede yaitu pada masa
pemerintahan Mangkunegoro I (Pangeran Samber Nyawa). Pasar Gede terletak dijalan
Sutan Syahrir, Kelurahan Stabelan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Pasar ini
mempunyai luas sekitar 16.640 m2.
Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari. Pedagangan sudah
menggelar hasil bumi sejak pukul 02.00 dinihari hingga di emper-emper jalan sekitar
pasar. Pasar Legi juga melayani penjualan hingga 24 jam.
Mengapa disebut Pasar Legi? Selain pasar ini pertama kalinya digelar pada
pasaran Legi 5 hari sekali, pasar inipun lebih banyak menggelar dagangan yang bersifat
legi atau manis. Misalnya gula jawa, jagung manis, gula aren, gula batu, gula aren hingga
minuman legen. Pasar Legi menjadi pust grosir dagangan tradisional dan hasil bumi.
Hampir semua hasil bumi dari daerah Surakarta dan sekitarnya masuk di Pasar Legi.
Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang
mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta
maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan
lain sebagainya. Pasar ini bisa dikatakan juga, adalah pasar bagi para penjual lainnya,
karena, banyak penjual atau pedagang dari pasar-pasar lain yang lebih kecil yang
mengambil dagangan atau kulakan di pasar ini.
Pasar ini pertama kali direnovasi menjadi pasar modern pada sekitar tahun 1936,
atau pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII (1916 - 1944). Dan Pada tahun
2008 Pemerintah Kota Surakarta mengalokasikan dana untuk merenovasi beberapa
bagian pasar yaitu blok ikan asin dan kelapa. Semenjak itu tampilan Pasar Legi menjadi
seperti yang kita kenal sekarang.
Saat ini Pasar Legi terdiri dari dua lantai. Hal ini dikarenakan jumlah pedagang
semakin bertambah sementara luas pasar sudah terbatas. Berbeda dengan pasar
berlantai dua atau lebih pada umumnya, Pasar Legi mampu mempertahankan aktivitas
jual beli tetap tinggi di lantai dua. Meskipun dijadikan dua lantai namun kegiatan jual beli di
lantai dua tetap berlangsung ramai.
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada Pasar Legi ketika kita ingin masuk pasar kita akan dihadapkan pada dua
pilihan yaitu turun ke lantai 1 atau naik ke lantai 2. Sehingga posisi halaman pasar serupa
dengan bordes pada sebuah lantai sehingga terkesan tidak berat untuk naik atau turun
karena hanya tinggal menempuh setengah tangga. Pembeli yang ingin ke lantai 2 atau
lantai 1 pada dasarnya dihadapkan pada pilihan yang sama. Artinya jika pembeli ingin ke
lantai 2, dia harus naik setengah tangga terlebih dahulu baru turun jika ingin keluar.
Sementara pembeli yang ingain ke lantai 1 harus turun setengah tangga terlebih dahulu
baru naik jika ingin keluar.
Strategi tersebut hampir sama dengan yang dijumpai di Pasar Gede. Namun yang
membedakan adalah lantai dua pada Pasar Gede hanya seperti sebagai pelengkap atau
tambahan. Karena pada Pasar Gede di lantai dua digunakan sebagai gudang, mushola,
kantor pengelola, pedagang makanan, pedagang bunga, grosir buah dan los daging.
Keberadaan gudang, musola dan kantor pengelola tentunya hanya mengundang sedikit
pembeli untuk ke lantai dua. Daya Tarik bagi pembeli untuk naik ke lantai dua hanya
karena adanya pedagang makanan, pedagang bunga, grosir buah dan los daging.
Pedagang makanan dan pedagang bunga dapat digolongkan kebutuhan tersier sehingga
seharusnya berada di lantai satu. Sementara grosir buah kurang menarik pembeli karena
di lantai satu suda ada penjula buah, otomatis pembeli yang naik ke lantai dua hanya
untuk membeli daging.
Sementara pada Pasar Legi keberadaan lantai satu dan dua merupakan sebuah
kesatuan dimana tidak ada yang lebih dominan. Dari luas lantai pun luas lantai dua hampir
sama dengan lantai satu hanya pada lantai dua terdapat void untuk sirkulasi udara.
Komoditas daganganpun juga ditata sesuai zona masing-masing.
Namun pada Pasar Legi muncul permasalahan terutama yang terjadi pada lantai
satu. Karena lantai dua dibuat penuh dan void yang ada sangat kecil, sirkulasi udara di
lantai satu menjadi tidak lancar. Kondisi ini menjadikan suasana menjadi pengab dan
panas sehiongga kurang nyaman bagi pembeli. Kecilnya void yang ada juga
mengakibatkan suasana di lantai satu cenderung gelap sehingga terdapat penjual yang
menggunakan pencahayaan buatan meskipun di siang hari.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
commit to user
Gambar 17. Peta Kabupaten Madiun
Sumber : Dinas Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Madiun 2009
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jarak antara Kabupaten Madiun dengan Ibukota Provinsi Jawa Timur kurang
lebih 175 Km ke arah timur, sedangkan jarak dengan ibukota negara kurang lebih 775
Km dengan arah sebaliknya. Kabupaten Madiun terbagi menjadi 15 kecamatan,
kecamatan terluas adalah Kecamatan Kare dan yang terkecil adalah Kecamatan
Sawahan.
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14 Sawahan 22,15
15 Jiwan 33,76
Kabupaten Madiun juga memiliki hutan yang cukup luas. Tercatat lebih dari 26
persen desa di Kabupaten Madiun terletak di tepi/sekitar kawasan hutan. Bahkan ada
juga yang berada di dalam kawasan hutan.
2. Topografi
Untuk topografi wilayah, sekitar 13 persen lebih bertopografi lereng/punggung
bukit, dan sisanya dataran (PODES, 2008). Bagian utara wilayah Madiun berupa
perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah
merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa
pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis-Gunung Liman. Secara garis besar
wilayah Kabupaten Madiun berada pada ketinggian 100-500 mdpl. Posisi terendah
berada di lembah-lembah Bengawan Madiun yang berada dekat dengan pusat Kota
Madiun dengan ketinggian antara 21-100 mdpl sementara kecamatan tertinggi yaitu
dengan ketinggian > 2000 mdpl adalah Kecamatan Kare.
Topografi Wilayah
Jumlah
No Kecamatan Lembah/Daerah Lereng/punggun Dataran
Aliran Sungai g bukit
1 Kebonsari - - 14 14
2 Geger - - 19 19
3 Dolopo - 2 10 12
4 Dagangan - 4 13 17
5 Wungu - 4 10 14
6 Kare - 8 - 8
7 Gemarang - 4 3 7
8 Saradan - 3 12 15
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9 Pilangkenceng - - 18 18
10 Mejayan - 1 13 14
11 Wonoasri - - 10 10
12 Balerejo - - 18 18
13 Madiun - - 13 13
14 Sawahan - - 13 13
15 Jiwan - 1 13 14
Jumlah - 27 179 206
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Alam Kabupaten Madiun adalah alam pertanian. Pada musim penghujan cocok
untuk tanaman padi dan pada musim kemarau biasa untuk tanaman tembakau dan
polowijo.
Lingkungan fisik Topografi Tanah Kabupaten Madiun cukup beragam. Wilayah
Gunung dan lereng terdapat di dua tempat yaitu di Gunung Willis dan Gunung Pandan.
Yang membedakan, di Gunung Wilis dan lerengnya banyak terdapat hutan alam, hutan
pinus dan tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, serta tanaman perkebunan.
Sementara lingkungan fisik Gunung Pandan didominasi hutan jati dan tanaman tegalan
seperti umbi-umbian.
Daerah lembah dan persawahan terdapat di sebagian besar wilayah Kabupaten
Madiun sisi Barat dekat dengan Bengawan Madiun dan anak-anak sungainya. Lembah-
lembah ini menjadi sentral produksi beras. Kawasan di bagian Selatan Barat, seperti
Dolopo, Geger dan Kebonsari merupakan kawasan persawahan yang memiliki potensi
untuk tanaman padi dan tebu.
Lingkungan fisik yang spesifik berupa hutan produksi terdapat dihampir sebagian
besar wilayah Kabupaten Madiun. Pusat kawasan hutan terdapat diwilayah Kecamatan
Pilangkenceng, Kecamatan Mejayan, Kecamatan Wonoasri, Kecamatan Kare,
Kecamatan Saradan dan Kecamatan Gemarang. Produksi andalannya kayu jati dan
pinus atau getah damar.
6. Kondisi Jalan
Madiun dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini juga
dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Kota-kota kecamatan yang cukup
signifikan adalah Caruban, Saradan, dan Balerejo.
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Hidrologi
Di Kabupaten Madiun terdapat 41 (empat puluh satu) sungai, antara lain Kali Jerohan,
Kali Kembang, Kali Bruwok, Kali Notopuro, Kali Catur, Kali Asin, Kali Sono, Kali Sareng
dan kali-kali lainnya. Kawasan di bagian selatan Kabupaten Madiun merupakan daerah
resapan air hujan yang diperkirakan merupakan areal cadangan air tanah walupun
terbatas kapasitasnya. Kondisi ini ditandai dengan adanya sumber-sumber air di
Kabupaten Madiun yang berjumlah 114 sumber air. Sumber-sumber air tersebut
dimanfaatkan untuk air irigasi dan air minum, namun sayangnya dari 114 sumber air
tersebut 10 (sepuluh) sumber air telah tidak berfungsi lagi (mati). Sumber-sumber air
lainnya berupa waduk-waduk yang tersebar di Kabupaten Madiun yang terdiri dari 4
(empat) waduk dan 19 (sembilan belas) waduk lapangan.
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Geger. Sedangkan yang tingkat kepadatan
penduduknya paling rendah adalah Kecamatan Kare.
Tabel Perkembangan Jumlah Penduduk Akhir Tahun
Periode 2005-2009 Menurut Kecamatan
Perkembangan Jumlah Penduduk Akhir Tahun
No Kecamatan
2005 2006 2007 2008 2009
1 Kebonsari 53. 565 53. 688 53. 688 61. 016 60. 948
2 Geger 58. 531 59. 312 59. 769 67. 528 67. 604
3 Dolopo 52. 273 52. 448 52. 847 62. 787 62. 831
4 Dagangan 48. 307 49. 235 49. 511 53. 657 53. 822
5 Wungu 51. 488 51. 716 52. 005 62. 596 62. 907
6 Kare 30. 222 31. 964 33. 046 34. 940 35. 130
7 Gemarang 32. 200 32. 422 32. 486 35. 696 35. 869
8 Saradan 61. 984 62. 345 62. 304 75. 218 75. 331
9 Pilangkenceng 54. 564 54. 464 54. 290 58. 711 58. 636
10 Mejayan 42. 231 42. 980 43. 250 50. 810 50. 984
11 Wonoasri 32. 622 32. 681 32. 750 35. 034 34. 897
12 Balerejo 44. 491 44. 578 44. 480 45. 184 45. 171
13 Madiun 38. 023 37. 965 38. 041 39. 696 39. 803
14 Sawahan 25. 873 25. 867 25. 845 26. 487 26. 267
15 Jiwan 55. 200 55. 210 55. 222 60. 253 60. 240
Jumlah 681. 574 686. 875 689. 534 769. 613 770. 440
Tabel 4. Tabel Perkembangan Jumlah Penduduk Akhir Tahun Periode 2005-2009 Menurut Kecamatan
Sumber : BPS Kab. Madiun 2009
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil Survei Tenaga Kerja Nasional dari BPS menyebutkan jumlah angkatan kerja usia
15 tahun ke atas tahun 2009 turun sekitar 2,7 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara sektor usaha dengan jumlah pekerja usia 15 tahun ke atas terbanyak tahun
2009 adalah sektor pertanian. Disusul kemudian sektor PILK (Pertambangan, Industri,
Listrik, Konstruksi) dan yang paling sedikit adalah sektor PJTK (Perdagangan, Jasa,
Transportasi dan Keuangan).
Mayoritas penduduk di Kabupaten Madiun beragama Islam yaitu sebesar 764.377 jiwa
atau sebesar 99,21 persen. Disusul kemudian dengan pemeluk agama Kristen
Protestan yang menempati urutan kedua dengan 0,59 persen. Sisanya memeluk
agama Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan ada pula yang menjadi penganut
kepercayaan.
2. Pemerintahan
Kabupaten Madiun terbagi atas 15 Kecamatan yang dibagi lagi menjadi 198 Desa dan
8 Kelurahan. Satuan wilayah terkecil adalah Rukun Tetangga. Hasil PODES 2008
mencatatkan jumlah Rukun Tetangga di Kabupaten Madiun sebanyak 4.827 RT.
Sampai dengan tahun 2009, Kabupaten Madiun telah berganti Bupati sebanyak 37 kali.
Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Bupati didukung oleh 3.074 aparat desa,
atau 15 persen lebih banyak dari tahun 2008 lalu. Sementara menurut Badan
Kepegawaian Daerah, PNS di Kabupaten Madiun sampai dengan akhir tahun 2009
tercatat sebanyak 9.988 orang, yang didominasi oleh sarjana dan lulusan SMA.
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Kebudayaan
Kebudayaan masyarakat Kabupaten Madiun banyak dipengaruhi oleh budaya
Mataraman dan Islam. Sikap hidup sehari-hari sangat sederhana suka bekerja keras,
kenyal tehadap pengaruh kehidupan dan budaya asing. Adapun seni budaya yang ada
meliputi Dungkrek, Thuk Thuk Brug, Orek-Orek, Kethoprak, Jedor, Campursari, dan
Wayang Kulit.
4. Pariwisata
Selain Seni dan Budaya, Kabupaten Madiun juga memiliki obyek wisata yang terus-
menerus diupayakan pengembangannya, diantaranya adalah Waduk Widas yang
terletak pada arah Timur Kota Caruban, Taman Wisata Umbul yang terletak pada arah
Selatan Kecamatan Dolopo, Monumen Kresek yang terletak di Desa Kresek
Kecamatan Wungu dan Wana Wisata Grape.
commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pertanian
Penduduk Kabupaten Madiun sebagian besar tinggal di daerah pedesaan sehingga
sesuai potensi daerah yang agraris maka mata pencaharian penduduk Kabupaten
Madiun sebagian besar adalah bekerja di bidang pertanian. Baik sebagai petani pemilik
lahan maupun petani penggarap alias buruh tani.
Produktivitas padi sawah pada tahun 2009 meningkat sebesar 0,11 ton/Ha. Walaupun
luas panen dan produksinya mengalami penurunan. Begitu pula halnya dengan Kacang
Hijau. Sedangkan jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai mengalami
peningkatan produktivitas sekaligus juga peningkatan luas panen serta produksinya.
2. Perdagangan
Jumlah pemilik Surat Ijin Perdagangan (SIUP) untuk golongan usaha besar, menengah
dan kecil serta Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Pada Tahun 2009 berjumlah 9.286 usaha, yang berarti meningkat sekitar
7,96 persen dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 8.601 usaha.
Jumlah pedagang besar, menengah maupun kecil juga mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, termasuk pada tahun 2009.
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Madiun Th 2004 – 2008 (%)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
No Sektor
2004 2005 2006 2007 2008
1 Pertanian 2,34 2,53 2,77 2,95 5,16
2 Pertambangan & Penggalian 3,77 3,65 -2,22 1,07 -3,73
3 Industri Pengolahan 8,73 13,23 9,89 8,66 6,54
4 Listrik dan Air Bersih 3,27 3,41 5,39 4,47 8,98
5 Bangunan 1,95 4,28 6,93 4,48 3,96
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 4,58 7 5,46 6,99 5,70
7 Pengangkutan & Komunikasi 4,86 5,49 7,94 8,7 11,10
8 Keuangan, Persewaan & Jasa 4,99 7,39 4,26 5,58 4,76
Perusahaan
9 Jasa-jasa 2,23 3,38 5,42 5,63 5,34
Dari data tersebut pertumbuhan ekonomi pada sektor perdagangan rata-rata dalam 5
tahun selama kurun waktu 2004-2008 sebesar 5,946 % .
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Posisi Kota Caruban terletak sebelah timur dari Kota Madiun (Kotamadya Madiun),
dalam Kabupaten Madiun. Berkaitan dengan keluarnya PP No. 52 Tahun 2010 Kota Caruban
diarahkan sebagai pusat dari Ibukota Kabupaten Madiun. Secara administratif Kota Caruban
berbatasan dengan :
Wilayah Kota Caruban berdasarkan Perda No. 21 tahun 1998 tentang Evaluasi/Revisi
RUTRK/RDTRK Caruban meliputi 14 desa/kelurahan yang masuk dalam lima wilayah
administrasi kecamatan.
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B.2. Topografi
Wilayah Kota Caruban ditinjau dari topografi atau kemiringan lahan relatif datar
dengan kemiringan 0 – 8 %, kemiringan lahan 0 – 2 % terletak di bagian utara kota,
sedangkan kemiringan 2 – 8 % terdapat di Desa Kaligunting. Ketinggian lahan berkisar 70
sampai dengan 80 m di atas permukaan air laut.
Di samping itu dari sektor perindustrian yang nampak cukup berperan dalam
menunjang kehidupan perikonomian dari wilayah Kota Caruban dan sekitarnya adalah industri
rumah tagga (pembuatan brem, anyaman bambu, batu bata, dan penggilingan padi), juga
industri menengah.
a. Fasilitas Perekonomian
Fasilitas perekonomian yang ada dalam menunjang kelancaran kegiatan
perekonomian di wilayah Kota Caruban adalah pasar umum, pasar hewan,
pertokoan, perbankan, perkantoran, rumah makan, pom bensin dan gudang.
No Kecamatan Pasar Swalayan Toko
1 Mejayan 3 8 237
2 Saradan - commit to user
- 61
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3 Wonoasri - - -
4 Pilangkenceng 1 - 12
5 Balerejo - - 7
Jumlah 4 8 312
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wilayah perencanaan Kota Caruban yang telah dijabarkan dalam arahan RUTRK
adalah seluruh wilayah kota dengan luas 2.629,13 Ha yang terbagi menjadi 10 BWK dengan
rincian sebagai berikut :
1. BWK A (pusat kota) dengan luas 195,73 Ha meliputi Desa Purwosari, Krajan,
Pandean, Bangunsari dan Ngampel.
2. BWK B (sub pusat kota) dengan luas 268,87 Ha meliputi Desa/Kelurahan Buduran,
Purwosari dan Ngampel.
3. BWK C (sub pusat kota) dengan luas 149,33 Ha meliputi Desa/Kelurahan Bangunsari
dan Ngampel.
4. BWK D (sub pusat kota) dengan luas 142,67 Ha meliputi Desa/Kelurahan Bangunsari
dan Mejayan.
5. BWK E (sub pusat kota) dengan luas 198,39 Ha meliputi Desa/Kelurahan Mejayan.
6. BWK F (sub pusat kota) dengan luas 218,44 Ha meliputi Desa/Kelurahan Purwosari,
Krajan dan Pandean.
7. BWK G (sub pusat kota) dengan luas 477,40 Ha meliputi Desa/Kelurahan Klitik,
Krajan, Pandean, Bangunsari dan Ngampel.
8. BWK H (sub pusat kota) dengan luas 326,55 Ha meliputi Desa/Kelurahan Wonoayu
dan sebagian Kedungrejo.
9. BWK I (sub pusat kota) dengan luas 234,05 Ha meliputi Desa/Kelurahan sebagian
Kedungrejo dan Bajulan.
10. BWK J (sub pusat kota) dengan luas 417,70 Ha meliputi Desa/Kelurahan Ngepeh dan
Kaligunting sela.
Fungsi BWK ini adalah sebagai pusat pengembangan perdagangan regional, jasa,
pemerintahan regional, pangkalan kendaraan umum, kesehatan dan pendidikan. Komponen-
komponen ruang BWK A ini meliputi :
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Kawasan pendidikan
d. Kawasan kesehatan
e. Kawasan sub ter minal
f. Kawasan stasiun
2. Komponen ruang penunjang:
a. Kawasan perumahan
b. Ruang terbuka hijau/taman/rekreasi
c. Jaringan transportasi
B. BWK-B
BWK ini berfungsi sebagai kawasan industri dan perumahan, komponen-komponen
ruang yang diarahkan, sebagai berikut:
C. BWK-C
BWK ini berfungsi sebagai kawasan industri/gudang dan kawasan perumahan.
Pelayanan sosial dan utilitas BWK ini adalah:
1. Fasilitas utama:
a. Kawasan industri pergudangan
b. Fasilitas pelayanan utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
D. BWK-D
BWK ini berfungsi sebagai kawasan terminal regional, pendidikan dan kawasan
perumahan. Pelayanan sosial dan utilitas BWK ini adalah:
1. Fasilitas utama:
a. Kawasan terminal regional
commit to user
b. Kawasan pendidikan
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. BWK-E
BWK ini berfungsi sebagai kawasan perumahan. Pelayanan sosial dan utilitas BWK
ini adalah:
1. Fasilitas utama:
Fasilitas pelayanan utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
F. BWK-F
BWK ini berfungsi sebagai kawasan perumahan. Pelayanan sosial dan utilitas BWK
ini adalah:
1. Fasilitas utama:
Fasilitas pelayanan utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
G. BWK-G
BWK ini berfungsi sebagai kawasan industri/gudang dan kawasan perumahan.
Pelayanan sosial dan utilitas BWK ini adalah:
1. Fasilitas utama:
Fasilitas pelayanan utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
commit to user
H. BWK-H
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BWK ini berfungsi sebagai kawasan perumahan. Pelayanan sosial dan utilitas BWK
ini adalah:
1. Fasilitas utama:
Fasilitas utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
I. BWK-I
BWK ini berfungsi sebagai kawasan perumahan. Pelayanan sosial dan utilitas BWK
ini adalah:
1. Fasilitas utama:
Fasilitas pelayanan utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
3. BWK-J
BWK ini berfungsi sebagai kawasan perumahan. Pelayanan sosial dan utilitas BWK
ini adalah:
1. Fasilitas utama:
Fasilitas pelayanan utama di BWK ini adalah fasilitas pendukung perumahan
2. Komponen ruang penunjang:
a. Perdagangan lokal
b. Pelayanan umum
c. Ruang terbuka/taman dan olah raga
d. Jaringan transportasi
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sempadan ( m )
No Jenis Penggunaan Lahan
Muka Belakang Samping
1 Perumahan 3–6 1,5 – 3 1–4
2 Pendidikan 10 – 12 6–8 3–4
3 Kesehatan 8 – 10 5–7 2,5 – 3
4 Peribadatan 4 – 20 2–4 4–6
5 Perdagangan / Jasa 1–8 3–4 3–4
6 Industri / Gudang 50 – 100 25 – 50 25 – 50
7 Perkantoran 4 – 20 4–6 3–4
Tabel 12. Pengaturan Sempadan Bangunan (Terbuka) Kota Caruban Tahun 2009/2010
Sumber : Bappeda “Evaluasi Revisi RURTK/RDTRK Kota Caruban Th2009/2010”
a) Kawasan caruban sebagai calon ibu kota sudah ditunjang oleh keberadaan
fasilitas maupun kegiatan skala kabupaten. Selain itu keunggulan calon ibukata
ini adalah berada di jalur primer Surabaya – Jogjakarta-Ponorogo-Magetan
(jalur tengah Jawa), topografi wilayah yang relatif datar sehingga tidak memiliki
batasan fisik dalam pengembangan perkotaan dan kondisi lahan sebagian
besar masih banyak yang belum terbangun.
b) Kegiatan perdagangan dan jasa memiliki skala pelayanan regional,
ketersediaan pasar induk (perdagangan) dan jasa komersil menunjukan potensi
yang cukup besar serta didukung aksesibilitas yang merupakan factor utama
yang mendukung fungsi.
c) Rencana jalan toll
Pembangunan toll ruas Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-kertosono (Trans
Jawa). Rencana dituangkan dalam SK Menteri PU No 369/KTSP/M/2005
d) Rencana Jalur lingkar selatan Caruban
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar Umum Caruban terletak tepat di tepi Jalan Raya Panglima Sudirman –
Caruban Kabupaten Madiun dengan luas lahan + 8.000 m2. Di sisi kiri Pasar adalah
Jalan Salak, di sisi kanan adalah Jalan Mendut, sedang di sisi belakang pasar adalah
Jalan Mangga. Pasar ini merupakan pasar terbesar kedua setelah Pasar Dolopo
(11.992 m2 ) namun memiliki jumlah pedagang terbanyak di bandingkan pasar lain di
Kabupaten Madiun. Pasar Umum Caruban memulai aktivitas jula beli mulai dari jam 8
pagi sampai jam 10 malam.
4 ,0 0 4 ,0 0
JL. P. Sudirman
, 0
4
, 0
4 4 ,0 0
C , 0
4
3 ,0 0
3 ,0 0
3 ,0 0
3 ,0 0
3 ,0 0
3 ,0 0
2 ,0 0 , 0
3
2 ,0 0
2 ,0
2 ,0
, 0
, 0
, 0
, 0
3
4
2 ,0 0 , 0
2
, 0
2 , 0
2
3 ,0 2 ,0 0 3 ,0 0
, 5
2 0 2 ,5 0
2 ,0 0 2 ,0 0 1 ,5 0 2 ,0 0
1 ,5
0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
4 ,0 0
4 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
Jl. Mendut
1 ,5 0
1 ,5
0 2 ,0 0 2 ,0 0 3 ,0 0
, 0
3
, 0
, 0
, 0
, 0
2
, 0
, 0
2
2
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
1 ,5 0
2 ,0 0
3 ,0 0 , 0
3
3, 0
, 0
, 0
2
2 ,0 0
2 ,0 0
,0 0
,0 0
2
, 0
, 0
2
2
B
3 ,0 0 , 0
3
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
2 ,0 0
, 0
2 2 ,0 0 2 ,0 0 , 0
3
2 ,0 0 1 ,3 0
1 ,0 0
1 ,0 0
2 ,0 0
1 ,0 0
4 ,0 0
,3 0
1 , 0
1
, 0
1
, 0
1
Jl. Mangga
, 0
, 0
1
1
, 0
, 0
1
1
, 0
1
1 ,0 0
1 ,0 0
3 ,0 0
M
,0 0
3
A
Jl. Salak
commit to user
83
Sebelah utara pasar berbatasan dengan Jalan Sudirman dan
pemakaman serta pertokoan
Pada Pasar Umum Caruban saat ini belum tersedia area parkir yang memadai
bagi kendaraan roda dua maupun roda empat. Selain ini tempat bongkar muat barang
juga belum ditempatkan pada posisi yang jelas sehingga kegiatan bongkar muat sering
dijumpai di sembarang tempat seperti di Jalan Sudirman dan Jalan Mendut. Sementara
untuk area parkir yang tersedia hanya di bagian timur pasar namun area parkir ini
belum bisa menampung seluruh kendaraan pembeli. Sehingga banyak dari pembeli
memarkir kendaraan mereka di tepi jalan yang mengelilingi pasar. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kemacetan terutama di Jalan Sudirman karena terjadinya
penyempitan jalan. Bagi pembeli yang menggunakan kendaraan roda dua dapat pula
memarkir kendaraan dalam pasar namun hal ini membahayakan bagi pembeli lain
karena area sirkulasi dalam pasar yang sempit dan ramai oleh aktivitas pasar.
Untuk transportasi umum di Pasar Umum Caruban yang tersedia juga cukup
beragam yaitu angkuta, ojek, becak dan delman. Tiap dari angkutan umum tersebut
memiliki zona sendiri untuk ngetem menunggu datangnya penumpang. Zona untuk
angkuta ngetem berada di sebelah barat pasar yaitu disepanjang Jalan Salak. Untuk
tukang ojek disediakan tempat mangkal di sisi timur pasar yaitu di pertigaan antara
Jalan Sudirman dan Jalan Mendut. Sementara untuk becak dari hasil pengamatan
mangkal berada di sepanjang Jalan Sudirman dan sebagian di Jalan Mendut. Untuk
delman sendiri jumlahnya tidak sebanyak angkutan umum lain dan berada di gang
depan pasar.
Kondisi bangunan, kios dan los Pasar Umum Caruban saat ini berupa
bangunan yang sederhana dan semi permanen. Pada lahan seluas + 8.000 m2 dibagi
menjadi 3 zona/blok. Tipa zona/blok dibatasi oleh jalur sirkulasi utama dimana ujung
dari dari tiap jalur ini merupakan entrance pasar. Pada Pasar Umum Caruban
pembagian zona belum jelas berdasarkan ketentuan apa. Karena dari pengamatan di
lapangan pedagang sering bercampur tidak terkelompok pada satu zona.
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Luas Lantai total adalah 4289,2 m2, luas ruang terbuka (Open Space) yang ada di pasar 576
m 2.
commit to user
86
Jalan Sudirman sebagai jalur lintas Area parkir motor di sebagian
propinsi selalu ramai kendaraan Jalan Mendut
Gang di depan pasar digunakan Jalan Mendut sebelah timur pasar
untuk mangkal beberapa delman digunakan untuk bongkar muat
K E L U R AH A N K R A JA N
Ke N ganjuk
K e M a d iu n J L . P . S u d ir m a n
Jl. Mendut
PASAR CA RUBA N
J l. M a n g g a
J. Sa lak
gg. Blimbing
gg. Nanas
M
t
Jl. Me ndu
M
K E T E RA N G A N :
M M A SJ ID
K E L U R AH A N KR A JA N
SU N G A I
dan becak
angkuta dan becak
Tabel Data Pedagang Menurut Jenis Dagangan Pasar Caruban (Darurat) Th. 2011
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33 Empon-empon 0 6 6
34 Kopi bubuk 0 2 2
Jumlah 122 690 812
Tabel 14. Data Pedagang Menurut Jenis Dagangan Pasar Caruban Th 2011
Sumber : Dispenda “Pasar Umum Caruban”
Disamping pedagang yang tertampung baik dalam kios maupun los masih terdapat
sejumlah pedagang onjokan/playon sejumlah ± 348 pedagang yang berjualan di dalam pasar.
Pedagang onjokan/playon ini merupakan sejumlah pedagang kaki lima yang sebelumnya
berjualan di seberang jalan dari Pasar Umum Caruban. Jadi jika ditotal seluruh pedagang
dalam Pasar Umum Caruban berjumlah 1160 orang.
Selain pedagang, aktivitas dalam Pasar Umum Caruban juga melibatkan pengelola
pasar yang merupakan pihak yang bertanggung jawab mengelola kelangsungan pasar.
Pengelola pasar menjalankan aktivitasnya di bawah Dinas Pendapatan Daerah.
No Nama Jabatan
1 Sumanto Kepala Pasar
2 Siti Rahayu Staf
3 Djoko Suprayitno Staf
4 Subandi Staf
5 Supardi Staf
6 Sadimin Staf
7 Sarianto Staf
8 Lamianto Staf
9 Suwarni Staf
10 Bambang Nurianto Staf
11 Dayat Waspodo Staf
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 26. Area parkir roda dua di dalam dan di luar pasar
Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada rencana RTRW 2009-2029 Kabupaten Madiun yang akan disahkan perkotaan Mejayan
masuk pada Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP-I) dimana fungsi dari SSWP-I ini
adalah sebagai pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan umum, pertanian,
perikanan, kehutanan, permukiman dan industri. Karena perkotaan Mejayan direncanakan
menjadi salah satu generator baru bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun, perkotaan
Mejayan sebagai SSWP-1 diharapkan dapat menjadi kekuatan ekonomi bagi Kabupaten
Madiun dengan fungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa,
pendidikan, kesehatan.
Arahan pengelolaan perkotaan Mejayan adalah menyediakan sarana dan prasarana
atau infrastruktur yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan perkotaan skala
kabupaten. Dengan mengacu pada Pasal 1 dan Pasal 11 menganai Sitem Perkotaan
Nasional maka Kota Madiun sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa
kabupaten/kota. Sedangkan perkotaan Mejayan diklasifikasikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(PKL) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau
beberapa kecamatan.
Secara ekonomi, dengan ditetapkannya perkotaan Mejayan sebagai Ibukota
Kabupaten Madiun diharapkan akan menumbuhkan kegiatan perekonomian Kabupaten
Madiun. Sebagai pusat pertumbuhan baru dengan posisi yang cukup strategis berada pada
jalur lintas regional Surabaya – Ngawi – Jogjakarta, Perkotaan Mejayan direncanakan dapat
menjadi magnet pertumbuhan baru bagi kegiatan perekonomian di Kabupaten Madiun.
Untuk fasilitas perdagangan pada Tahun 2029 dibutuhkan pasar skala kabupaten
sebanyak 2 (dua) unit. Artinya bahwa untuk pasar skala kabupaten tidak perlu penambahan
karena di Mejayan dan Dolopo sudah ada. Yang perlu dilakukan adalah pembangunan pasar
di Mejayan sehingga lebih representative dan menjadi pasar skala kabupaten pada lokasi
yang strategis.
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Konsep Peruangan
A.1. Besaran Ruang
a. Kegiatan Penjualan
Kebutuhan
Kapasitas Flow Besaran ruang
ruang
Kios/los Jumlah pedagang 1160 orang: 122
menempati kios, 690 menempati los,
348 PKL. Prediksi pertambahan
pedagang sampai tahun 2029
sebesar 18 % . Jumlah pedagang
yang akan ditampung 1369 orang.
Pembagian ruang:
· Kios I (3mx4m)
· Kios II (3mx3m)
· Los I (2mx3m)
· Los II (2mx1,5m)
Rencana jumlah ruang:
Perb kios:los = 1:5 = 228 : 1141
· Kios I (3mx4m) : 76 912 m2
156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Kegiatan Pengelolaan
Kebutuhan Kapasitas Flow Besaran ruang
ruang
Ruang tamu 4 orang 3,6 m2
Ruang direksi 1 orang + 2 orang tamu 36 m2
meja + kursi kerja
1 file cabinet
Ruang 5 orang 30 m2
administrasi
Ruang 5 orang 30 m2
operasional
Ruang rapat 11 orang 16,5 m2
Ruang arsip 4 file cabinet 4 m2
1 orang petugas 2 m2
Total kegiatan pengelolaan 50 % 184,65 m2
157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah kendaraan
10% mobil = 4 mobil 60 m2
70% motor = 25 motor 50 m2
Parkir Pedagang
Jumlah pedagang 1160 orang
5% mobil = 58 mobil 870 m2
75% motor = 870 motor 1.740 m2
Pos jaga Pos jaga ditempatkan di 3 tempat
@ pos jaga:
2 petugas + 1 meja + 2 kursi 12 m2
R. MEE R. Pompa air 20 m2
R. Genset 20 m2
R. Trafo PLN 20 m2
R. PABX 20 m2
R. Petugas Petugas kebersihan 8 orang (asumsi) 15 m2
kebersihan + 8 kursi + 2 meja
Ruang peyimpan alat kebersihan 4 m2
Mushola 60 orang 39,6 m2
Tempat wudhu dan 2 WC
6,6 m2
Lavatory Lavatory ditempatkan di 4 tempat:
- Pria (1 unit) : 3 urinoir, 2 wastafel, 2
WC
- Wanita (1unit) : 3 WC, 2 wastafel
Luas tiap lavatory:
- Pria: (3x1,2) + (2x1,2) + (2x1,2) 8,4 m2
- Wanita: (4x1,2) + (2x1,2) 7,2 m2
d. Kegiatan Penunjang
Kebutuhan Kapasitas Flow Besaran ruang
ruang
Bank R. Tunggu/tamu 5 org 4,95 m2
Security 1 org 2,5 m2
commit to user
158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1 meja, 1 kursi
Teller 2 org : 12 m2
1 meja panjang, 2 kursi, 1 meja
Ruang administrasi 4 org : 24 m2
4 meja, 4 kursi, 1 lemari
Gudang/vault 12 m2
Toilet:
Pria : 2 urinoir, 1 WC, 2 wastafel 4,8 m2
Wanita : 2 WC, 1 wastafel 3,6 m2
Mesin ATM 2 buah 6 m2
Total 50 % 104,78 m2
Terminal Kapasitas :
angkuta Dalam terminal dapat menampung 14
unit kendaraan, dengan rincian :
8 unit angkuta 126 m2
6 unit minibus 90 m2
Ruang tunggu :
Asumsi : 30 orang 18 m2
Pos Jaga :
Satpam 3 orang 4 m2
Lavatory :
pria : 4 urinoir, 2 wastafel, 2 WC 6 m2
wanita : 3 WC, 2 wastafel 3,6 m2
Ruang pengelola :
Administrasi : 4 orang 24 m2
4 kursi, 4 meja, 1 lemari
Total 50 % 407,4 m2
Total kegiatan penunjang 512,18 m2
159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Udara panas
keluar melalui
ventilasi atap
Udara segar
masuk melaui
ventilasi dinding
Void
Udara panas
bergerak atas
Gambar 53. Konsep Penghawaan Alami (1)
Sumber : Analisa Pribadi
Udara bersikulasi dengan lancar Bentuk massa yang panjang dibagi menjadi 3 massa
melaui space antar bangunan dengan tujuan memberikan ruang untuk sirkulasi udara
160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kaca pintar
Cahaya matahari
masuk melalui
bukaan-bukaan
Teritisan sebagai
Ruang Ruang “payung” pada bukaan
Ruang Ruang
2) Pencahayaan buatan
- Pencahayaan buatan tetap di butuhkan untuk kebutuhan ruang
tertentu dan pada waktu malam hari.
commit to user
161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TPU Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
SITE
Pemukiman Pemukiman
Pemukiman
Kondisi Site :
2. Konsep Pencapaian
· Jalan Panglima Sudirman, sebagai ME disini akses IN dan OUT dibedakan.
· Jalan Mendut dan Jalan Salak yang ada di kanan dan kiri sebagai SE.
commit to user
162
- IN (Akses khusus angkuta - OUT (Akses khusus angkuta - Akses masuk pasar bagian - SE(Akses masuk khusus
yang masuk terminal) yang keluar terminal) bela kang. pejalan kaki atau kendaraan
roda 2)
- Jln. Mangga yang membagi
site dan juga sebagai
penghubung Jln. Salak dan
Jln. Mendut, lebar ± 6 m
- SE(Akses masuk khusus
pejalan kaki atau kendaraan
roda 2)
- SE (Akses masuk khusus
pejalan kaki atau kendaraan
roda 2) - Jln.Salak (jalan
lingkungan), lebar
- Jln.Mendut (jalan ±6m
lingkungan), lebar - Kepadatan lalu
±6m lintas sedang
- Kepadatan lalu - Merupakan jalan 2
lintas sedang arah
- Merupakan jalan 2
arah
163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Penempatan Parkir
Parkir menggunakan pola parkir menyebar di sekeliling pasar dan untuk parkir pedagang
disediakan di basement.
Parkir kendaraan
roda 4
Parkir kendaraan
Parkir kendaraan
roda 2
roda 2
Parkir kendaraan
roda 2
Parkir kendaraan
roda 2
Parkir kendaraan
roda 2
Parkir kendaraan
roda 4 Gambar 59. Penentuan Lokasi Parkir
Sumber : Analisa Pribadi
Orientasi Pasar Umum Caruban menghadap ke utara yaitu Jalan Panglima Sudirman.
commit to user
164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jln. P. Sudirman
U
4. Konsep Zonifikasi
1. Zona Pedagang
· Zona A (fashion)
- Pakaian/kain
- Sepatu/tas
Jumlah pedagang di zona A sebanyak 297 pedagang, menempati 32 kios dan 265 los.
· Zona B (barang hasil produksi non fashion + jasa)
- Gerabah - Plastik - Imitasi/kemasan
- Kelonthong/komestik - Emas/perak - Buku
- Elektro - Jam - Kaset
- Gorden - Meracang - Patri dandang
- Mainan - Penjahit - Bunga hias
- Salon kecantikan & pangkas rambut - Mendong - Alat-alat pertanian
Jumlah pedagang di zona B sebanyak 295 pedagagang, menempati 61 kios dan 234 los.
· Zona C (makanan + bumbu dapur)
- Makanan/roti - Warung
- Tahu - Janggelan
- Empon-empon - Kopi bubuk
commit to user
165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Jumlah pedagang di zona B sebanyak 105 pedagagang, menempati 14 kios dan 91 los.
· Zona D (hasil bumi + daging)
- Buah - Polowijo
- Kelapa - Pisang
- Sayur - Daging sapi
- Ikan ayam - Ikan laut
Jumlah pedagang di zona B sebanyak 115 pedagagang, menempati 15 kios dan 100 los.
2. Zona bongkar muat
Pola bongkar muat adalah pola tersebar dan dilakukan ketika kegiatan perpasaran belum
dimulai.
3. Zona pengelola
Kantor pengelola pasar ditempatkan di lantai dua pasar. Posisi kantor pengelola berada
di bagian depan agar mudah diketahui jika ada tamu.
4. Zona servis (parkir, mushola, lavatory, pos jaga dan ruang MEE)
Zona parkir ditempatkan menyebar mengelilingi pasar. Mushola pasar ditempatkan di
lantai 1 dan terpisah dengan bangunan pasar. Lavatory untuk pasar direncanakan dibagi
enam, tiga di lantai 1 dan tiga di lantai 2. Pada massa bangunan pasar yang menjual
hasil bumi terdapat satu lavatory tiap lantainya. Selain itu fasilitas lavatory juga
disediakan di bagian terminal pasar yang diperuntukkan pengelola terminal dan
pengguna terminal. Pos jaga ditempatkan menyebar di empat tempat. Ruang MEE
seperti ruang pompa, listrik, telepon ditempatkan di pada basement sehingga tidak
mengurangi atau menganggu fasad secara keseluruhan.
5. Zona penunjang (bank, ATM dan terminal pasar)
Bank ditempatkan di bagian depan dekat entrance agar dapat diketahui dan dijangkau
dengan mudah oleh pengunjung. Sementara terminal berada di bagian belakang site.
commit to user
166
Penunjang Servis (P. Roda 2) Pedagang
(Terminal) Pedagang
Zona D Zona C
Bongkar Muat
Pedagang
Zona B Servis (P. Roda 2)
Penunjang
Pengelola Pedagang Servis
(Bangk,ATM)
Zona A (Mushola)
167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Konsep Sirkulasi
· Sistem Sirkulasi Horizontal
Pola sirkulasi yang sesuai adalah pola grid. Los akan ditempatkan berjajar
dan saling berhadapan kemudian akan dihubungkan dengan jalan linier.
6. Konsep Lansekap
Untuk kebutuhan jenis vegetasi yang dibutuhkan di Pasar Umum Caruban adalah
yang bersifat lebar dan menyebar.
commit to user
168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Konsep Permassaan
· Bentuk Dasar Massa
Bentuk dasar bangunan Pasar Umum Caruban adalah segi empat karena
sesuai dengan bentuk site. Untuk ruang dalam bangunan pasar didominasi oleh los
segi empat yang ditata menurut pola grid.
Bentuk ruang
Sirkulasi antar
kios dan los
kios/los berpola grid
segi empat
C. Konsep Lokalitas
Pada bangunan Pasar Umum Caruban pengaplikasian bentuk arsitektur
tradisional diterapkan pada bentuk atapnya. Bentuk arsitektur Jawa memiliki ciri
khusus pada bentuk atap yang khas seperti (joglo, limasan, tajug, panggang pe dsb).
Material yang digunakan adalah material yang dapat diperoleh di wilayah
Kabupaten Madiun, seperti kayu jati dan batu bata yang mudah diperoleh dari wilayah
Madiun.
Kelokalan suasana diterapkan pada Pasar Umum Caruban dengan
menciptakan suasana terbuka pada los-los pasar.
Penggunaan material
kayu dan batu bata
yang diekspos
Jenis pondasi yang dipilih adalah pondasi sumuran sebagai pondasi struktur
dan pondasi batu kali sebagai pondasi menerus.
commit to user
171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kotoran cair
KM / WC
commit to user
172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Air Hujan
Air hujan dari atap akan dialirkan melalui saluran pipa air ke bak kontrol kemudian
dialirkan ke riol kota. Pembuatan taman akan sangat membantu penyerapan air
hujan yang jatuh pada lahan.
5. Instalasi Listrik
Sistem jaringan :
- Sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN, dan sebagai cadangan
menggunakan generator (Genset) jika PLN padam.
Sumber listrik didapatkan dari PLN dan genset dengan skema sebagai berikut :
SDP Umum
S
Skema 17. Jarin gan Instalasi Listrik
Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
Distrib usi Distribusi Distribusi 173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Jaringan Telekomunikasi
Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi disediakan jaringan dari PT. Telkom untuk
seluruh pihak yang membutuhkan komunikasi dengan pihak luar.
Distribusi
Distribusi
8. Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan pada Pasar Umum Caruban adalah dengan
sistem konvensional yang ditempatkan pada titik tertentu penghantar-penghantar di
atas atap berupa elektroda logam yang dipasang tegak,serta penghantar yang
dipasang mendatar yaitu berupa kawat tembaga (BC) dengan diameter 50 mm2,
sehingga sambaran petir dapat disalurkan melalui pertanahan.
commit to user
174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Dasar Pertimbangan
A.1. Dasar Pertimbangan Umum
A.1.1 Permasalahan
Bagaimana merencanakan dan menata kembali Pasar Umum
Caruban berskala kabupaten yang representatif dengan menerapkan
kelokalan bentuk dan material sebagai ungkapan fisik arsitektur dengan tujuan
agar dapat menjadi landmark Kabupaten Madiun.
A.1.2 Lokalitas
Selain sebagai pusat perdagangan, keberadaan Pasar Umum
Caruban juga diharapkan dapat menjadi landmark Kabupaten Madiun.
Sebagai landmark Pasar Umum Caruban yang direncanakan akan
mengangkat potensi lokal. Kelokalan pada bangunan Pasar Umum Caruban
inilah yang nantinya akan membedakan pasar ini dengan pasar lain.
Kelokalan yang direncanakan melaui memaksimalkan penggunaan material
lokal dan menerapkan bentuk arsitektur lokal. Material lokal merupakan
material yang dapat diperoleh dengan mudah dari wilayah sekitar site.
Sedangkan bentuk lokal lebih ditekankan pada bentuk atap-atap tradisional
seperti joglo, limasan, pelana dan sebagainya. Namun penggunaan bentuk
lokal tersebut bersifat dinamis dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan agar tidak terkesan sekedar “tempelan yang dipaksakan” pada
bangunan baru.
commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Proses Analisa
B.1. Analisa Peruangan
Pasar Umum Caruban memiliki fungsi utama untuk mewadahi aktivitas jual beli antara
pedagang dan pembeli. Maka yang menjadi objek utama pelaku kegiatan adalah
penjual dan pembeli. Sementara pengelolaan pasar dilakukan oleh Dinas Pengelola
Pasar dimana tiap pasar memiliki struktur organisasi sendiri. Pada Pasar Umum
Caruban pengelolaan dikepalai oleh kepala pasar dibantu beberapa stafnya.
1. Penjual / Pedagang
Penjual adalah badan atau orang yang memiliki komoditas (barang/jasa) untuk
ditawarkan kepada pembeli atau konsumen untuk memperoleh keuntungan.
datang
Parkir kendaraan
Masuk pasar
Ambil kendaraan
pulang
2. Pembeli
Pembeli adalah badan atau orang yang membutuhkan komoditas (barang/jasa) untuk
memenuhi kebutuhannya.
datang
Parkir kendaraan
Masuk pasar
Ambil kendaraan
pulang
3. Pengelola pasar
Pengelola pasar adalah orang atau pegawai pemerintah yang ditunjuk secara resmi
untuk bertanggung jawab atas manajemen, pemeliharaan dan operasional di pasar.
commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
datang
parkir
- Servis
- Ishoma
Ambil
- Keg. Metabolisme
kendaraan
pulang
4. Petugas servis
Petugas servis adalah orang atau pegawai pasar di bawah pengelola pasar yang
bertanggung jawab pada pelayanan, pemeliharaan, dan keamanan pasar. Petugas
servis di Pasar Umum Caruban terdiri dari petugas kebersihan, petugas keamanan,
petugas parkir dan petugas perawatan alat-alat operasional.
commit to user
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
datang
parkir
- Ishoma
- Keg. Metabolisme
Ambil
kendaraan
pulang
5. Petugas Bank
Petugas bank adalah orang atau pegawai di luar pengelola pasar yang menyediakan
jasa pengambilan, penyimpanan dan transfer uang. Pengelolaannya dilakukan secara
mandiri dan terlepas dari sistem pengelolaan pasar.
commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
datang
parkir
Keg keamanan Menerima tamu Keg perbankan Keg administrasi Keg servis
- Ishoma
Ambil - Keg. Metabolisme
kendaraan
pulang
datang
- Ishoma
- Keg. Metabolisme
- Keg administrasi
Berangkat
Skema 6. Pola kegiatan sopir angkuta Pasar Umum Caruban
commit
Sumber toPribadi
: Analisa user
111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebersihan
Sholat Pedagang, pembeli dan Mushola
pengelola
Makan Pedagang, pembeli dan Warung makan
pengelola
Kegiatan metabolisme Pedagang, pembeli dan Lavatory
pengelola
4. Kegiatan Penunjang
Bank
Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Keamanan Satpam Pos satpam
Menerima tamu Petugas bank Ruang tamu/tunggu
Menyimpan, mentransfer dan Petugas bank Bank, ATM
mengirim uang
Kegiatan administrasi Petugas bank Ruang administrasi
Kegiatan servis Petugas servis Ruang servis
Terminal angkuta
Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Keamanan Satpam terminal Pos penjaga
Menurunkan penumpang Sopir Ruang penurunan
penumpang
Menunggu, menaikkan Sopir Ruang pemberhentian
penumpang (ngetem), angkuta
berangkat
Menunggu angkuta Pedagang, penumpang Ruang tunggu
Kegiatan pengelola angkuta Petugas terminal Ruang pengelola
Kegiatan metabolisme Pedagang, penumpang, Lavatory
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
petugas terminal
1. Dasar pertimbangan :
- Kapasitas ruang
- Furnitur pada ruang
- Flow dan kebutuhan ruang gerak
2. Dasar Perhitungan :
a. Perhitungan standar, berdasarkan :
- Ernst Neufert, Data Arsitek (DA)
- De Chiara, Time – Saver Standars for Building Types (TS)
- Sleepers, Building Planning and Design Standards (BP)
- Roderick, Theatre Planning (TP)
- AJ Metric Handbook (AJ)
b. Studi ruang
Flow :
- 5-10% : standar minimum
- 20% : kebutuhan keleluasaan parkir
- 30% : tuntutan kenyamanan fisik
- 40% : tuntutan kenyamanan psikologis
- 50% : tuntutan spesifik kegiatan
- 70-100% : keterkaitan dengan banyak kegiatan
c. Perhitungan asumsi yang diperhitungkan berdasarkan studi kasus dan
studi literatur.
Dari analisa di atas maka besaran ruang yang akan diwadahi di Pasar Umum Caruban
adalah kegiatan-kegiatan berikut :
commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Kegiatan penjualan
2. Kegatan pengelolaan
3. Kegiatan servis dan pelayanan
4. Kegiatan penunjang
1. Kegiatan Penjualan
Idealisasi ukuran kios untuk Pasar Umum Caruban sebaiknya dengan tipe
ukuran yang tidak terlalu banyak sehingga untuk kios ditentukan dengan ukuran
3 x 4 m2 dan 3 x 3 m2, sedangkan untuk los ditentukan dengan ukuran 1,5 x 2
m2 dan 2 x 3 m2. Oleh karena itu pedagang yang mempunyai kios ukuran 3 x 1
m2 akan diganti dengan kios ukuran 3 x 3 m2, sedangkan untuk pedagang yang
mempunyai los ukuran 1 x 1 m2 , 1 x 1,3 m2 , 1 x 2 m2 , akan diganti dengan los
ukuran 1,5 x 2 m2. Untuk los ukuran 2 x 2 m2 akan diganti dengan los ukuran 2
x 3 m2 dengan jumlah 2 unit berjajar.
Kebutuhan
Kapasitas Standart Flow Besaran ruang
ruang
Kios/los Jumlah pedagang 1160 orang: 122
menempati kios, 690 menempati los,
348 PKL. Prediksi pertambahan
pedagang sampai tahun 2029
sebesar 18 %. Jumlah pedagang
yang akan ditampung 1369 orang.
Pembagian ruang:
· Kios I (3mx4m)
· Kios II (3mx3m)
· Los I (2mx3m)
· Los II (2mx1,5m)
Rencana jumlah ruang:
Perb kios:los = 1:5 = 228 : 1141
· Kios I (3mx4m) : 76 912 m2
commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Total 30 % 8.895,9 m2
Gudang Disediakan untuk pedagang yang 120 m2
menempati los komoditas hasil bumi 0,72 m2 8,64 m2
karena los yang disediakan bersifat
terbuka. 20 kios @ 2mx3m
Kereta dorong 10 buah
Total 20 % 128,64 m2
Total 20 % 67,17 m2
Total kegiatan penjualan 9.091,70 m2
2. Kegiatan Pengelolaan
Kebutuhan Kapasitas Standart Flow Besaran ruang
ruang
Ruang tamu 4 orang 0,9 m2/org 3,6 m2
Ruang direksi 1 orang + 2 orang tamu 36 m2
meja + kursi kerja
1 file cabinet
Ruang 5 orang 6 m2/org 30 m2
administrasi
Ruang 5 orang 6 m2/org 30 m2
operasional
Ruang rapat 11 orang 1,5 m2/org 16,5 m2
Ruang arsip 4 file cabinet 1 m2/unit 4 m2
1 orang petugas 2 m2/org 2 m2
Total kegiatan pengelolaan 50 % 184,65 m2
commit to user
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
R. PABX 20 m2 20 m2
R. Petugas Petugas kebersihan 8 orang (asumsi) 15 m2 15 m2
kebersihan + 8 kursi + 2 meja
Ruang peyimpan alat kebersihan 4 m2 4 m2
Mushola 60 orang (asumsi) 0,6 m2/org 39,6 m2
Tempat wudhu dan 2 WC 15 m2
6,6 m2
Lavatory Lavatory ditempatkan di 4 tempat:
- Pria (1 unit) : 3 urinoir, 2 wastafel, 2 1,2 m2/org
WC
- Wanita (1unit) : 3 WC, 2 wastafel
Luas tiap lavatory:
- Pria: (3x1,2) + (2x1,2) + (2x1,2) 8,4 m2
- Wanita: (4x1,2) + (2x1,2) 7,2 m2
4. Kegiatan Penunjang
Kebutuhan Kapasitas Standart Flow Besaran ruang
ruang
Bank R. Tunggu/tamu 5 org (asumsi) 0,66 m2/org 4,95 m2
Security 1 org (asumsi): 2,5 m2 2,5 m2
1 meja, 1 kursi
Teller 2 org (asumsi): 12 m2 12 m2
1 meja panjang, 2 kursi, 1 meja
Ruang administrasi 4 org (asumsi): 24 m2 24 m2
4 meja, 4 kursi, 1 lemari
Gudang/vault 12 m2 12 m2
Toilet:
Pria : 2 urinoir, 1 WC, 2 wastafel 1,2 m2/org 4,8 m2
Wanita : 2 WC, 1 wastafel 3,6 m2
Mesin ATM 2 buah (asumsi) 3 m2/unit 6 m2
commit to user
118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Total 50 % 104,78 m2
Terminal Kapasitas :
angkuta Dalam terminal dapat menampung 14
unit kendaraan, dengan rincian :
8 unit angkuta 18 m2/mobil 126 m2
6 unit minibus 90 m2
Ruang tunggu :
Asumsi : 30 orang 1,2 m2/org 18 m2
Pos Jaga :
Satpam 3 orang 4 m2 4 m2
Lavatory :
pria : 4 urinoir, 2 wastafel, 2 WC 1,2 m2/org 6 m2
wanita : 3 WC, 2 wastafel 3,6 m2
Ruang pengelola :
Administrasi : 4 orang (asumsi) 24 m2 24 m2
4 kursi, 4 meja, 1 lemari
Total 50 % 407,4 m2
Total kegiatan penunjang 512,18 m2
commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Udara panas
keluar melalui
ventilasi atap
Udara segar
masuk melaui
ventilasi dinding
Void
Udara panas
bergerak atas
Udara bersikulasi dengan lancar melaui Bentuk massa yang panjang dibagi menjadi 3 massa
space antar bangunan dengan tujuan memberikan ruang untuk sirkulasi udara
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Pencahayaan alami
- Pencahayaan alami diterapkan pada interior bangunan untuk
mengurangi penggunaan pencahayaan buatan
- Yang dimanfaatkan sebagai penerangan alami adalah cahaya matahari
sedangkan sinar matahari diminimalisir masuk ke dalam ruang. Karena
jika sinar matahari berlebihan mengakibatkan silau. Untuk mengatasi
silau melalui :
1. Prinsip pembayangan, yaitu dengan cara melindungi sepeti payung
atau perisai
2. Prinsip penyaringan, yaitu cara menyaring ( memperlembut dengan
filter) jumlah radiasi panas matahari yang dapat dicegah masuk
kedalam ruang. Sebagai penyaring radiasi matahari maka
digunakan material “kaca pintar” yang mampu meneruskan sinar
matahari namun radiasi matahari tetap tersaring sehingga tidak
menaikkan suhu dalam ruang. Kemudian sinar matahari yang
masuk akan difilter dengan sejenis kain sehingga tidak
mengakibatkan silau.
- Pencahayaan alami juga masuk melalui bukaan-bukaan yang
diaplikasikan di seluruh dinding bangunan.
Cahaya matahari
masuk melalui
bukaan-bukaan
Teritisan sebagai
Ruang Ruang “payung” pada bukaan
Ruang Ruang
commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Pencahayaan buatan
- Pencahayaan buatan tetap di butuhkan untuk kebutuhan ruang
tertentu dan pada waktu malam hari.
TPU Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
SITE
Pemukiman Pemukiman
U
Pemukiman
Kondisi Site :
Pasar Umum Caruban direncanakan berada pada lokasi yang sama dengan lokasi
saat ini yaitu berada di Desa Pandean, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.
Pada RTRW 2009-2029 Kabupaten Madiun, Kecamatan Mejayan masuk SSWP-I
yang diperuntukkan sebagai wilayah pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan
umum, pertanian, perikanan, kehutanan, permukiman dan industri. Sementara pada
Evaluasi Revisi RURTK/RDTRK Kota Caruban Th2009/2010, Desa Pandean masuk
pada Bagian Wilayah Kota A (BWK A) yang fungsi utama sebagai kawasan pertokoan,
jasa dan pasar.
2. Analisa Pencapaian
Pencapaian merupakan titik awal pengolahan site untuk menentukan arah masuk site.
Pencapaian biasanya di tentukan berdasarkan potensi infrastruktur jalan yang
berpotensi sebagai akses utama dan akses pendukung site.
Kriteria :
commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Analisa :
· Jalan Panglima Sudirman, merupakan jalan primer yang ramai oleh lalu lintas
kendaraan. Jalan ini merupakan jalan dua arah dengan lebar ± 18 meter sehingga
sangat potensial dijadikan ME karena mudah dilihat.
· Pembedaan jalur masuk dan keluar kendaraan dapat menghindari crossing
circulation dan mempermudah bagi pengunjung.
· Jalan Mendut dan Jalan Salak yang ada di kanan dan kiri site memiliki lebar ± 6
meter. Jalan ini sesuai untuk SE untuk mengurangi kepadatan kendaraan di ME
dan mempermudah pencapaian kendaraan yang berasal dari belakang site.
· Pada perencanaan pasar yang baru, luasan site akan diperluas sampai batas
sungai namun keberadaan Jalan Mangga tetap dipertahankan. Jalan Mangga yang
sebelumnya hanya 3 meter akan diperlebar sehingga dapat berfungsi 2 arah dan
dijadikan sebagai pemisah antara zona komoditas barang hasil produksi dengan
komoditas hasil bumi. Melalui jalan ini pembeli yang hanya ingin membeli
komoditas hasil bumi juga bisa langsung mencapai dengan cepat.
· Untuk kendaraan angkuta dapat mencapai terminal melalui Jalan Mendut dan
masuk terminal melalui Jalan Mangga. Dan ketika berangkat, angkuta keluar
melalui Jalan Mangga sehingga di depan pasar bebas dari angkuta.
commit to user
125
- IN (Akses khusus angkuta - OUT (Akses khusus angkuta - Akses masuk pasar bagian - SE(Akses masuk khusus
yang masuk terminal) yang keluar terminal) belakang. pejalan kaki atau kendaraan
roda 2)
- Jln. Mangga yang membagi
site dan juga sebagai
penghubung Jln. Salak dan
Jln. Mendut, lebar ± 6 m
- SE(Akses masuk khusus
pejalan kaki atau kendaraan
roda 2)
- SE (Akses masuk khusus
pejalan kaki atau kendaraan
roda 2) - Jln.Salak (jalan
lingkungan), lebar
- Jln.Mendut (jalan ±6m
lingkungan), lebar - Kepadatan lalu
±6m lintas sedang
- Kepadatan lalu - Merupakan jalan 2
lintas sedang arah
- Merupakan jalan 2
arah
- OUT (Akses keluar
kendaraan roda 4 dan
roda 2)
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Penempatan Parkir
Kriteria :
- Kemudahan akses bagi pembeli dan akses yang cepat ke kios atau los yang dituju.
- Pemerataan distribusi aktifitas perdagangan
Analisa :
Sesuai dengan kriteria tersebut maka sistem parkir yang direncanakan merupakan sistem
parkir menyebar mengelilingi bangunan pasar namun masih berada dalam area pasar.
Keberadaan parkir yang menyebar ini dimaksudkan untuk mempercepat bagi pembeli untuk
sampai pada kios atau los yang dikehendaki. Cara seperti ini juga memudahkan pengunjung
untuk parkir kendaraannya di tempat yang paling dekat dengan tempat tujuan mereka. Dengan
sistem parkir menyebar dituntut adanya jalan yang mengelilingi pasar sehingga dapat
memeratakan distribusi aktifitas perdagangan. Dengan kata lain menyamaratakan nilai ekonomis
antara kios yang di depan maupun yang di belakang. Sehingga semua pemilik kios merasa
bagian depan pasar karena adanya jalan yang mengelilingi pasar. Selain parkir luar, juga
disediakan parkir dalam yaitu parkir pada basement. Parkir basement ini dikhususkan untuk
penjual dan pembeli saat parkir luar tidak dapat menampung jumlah kendaraan pembeli. Karena
pada saat-saat tertentu seperti hari libur atau hari raya jumlah pembeli bisa bertambah
dibandingkan hari-hari biasa.
commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Parkir kendaraan
roda 4
Parkir kendaraan
Parkir kendaraan
roda 2
roda 2
Parkir kendaraan
roda 2
Parkir kendaraan
roda 2
Parkir kendaraan
roda 2
Kriteria :
Analisa :
SITE
2 2
1
U
1. Ke arah utara :
+ kesan menyambut karena menghadap ME dan dilihat langsung oleh pengunjung yang
masuk pasar
3. Ke arah selatan :
Berdasarkan analisa terhadap kelebihan (+) dan kekurangan (-) arah orientasi bangunan
di atas maka dipilih poin 1 sebagai arah orientasi bangunan karena memiliki kelebihan (+)
paling banyak dari pada alternatif yang lain.
Orientasi Pasar Umum Caruban direncanakan menghadap ke utara yaitu Jalan Panglima
Sudirman. Bangunan di orientasikan ke arah ini karena jalan ini merupakan jalan utama
yang dilalui banyak kendaraan. Sehingga diharapkan Pasar Umum Caruban memiiki
kesan menyambut bagi calon pengunjung. Karena bagian fasad ini akan banyak dilihat
pengunjung maka perlu pengolahan fasad agar menampilkan visual bangunan yang
menarik.
commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Analisa Zonifikasi
Kriteria :
Analisa :
Zonifikasi pada Pasar Umum Caruban didasarkan pada pelaku kegiatan dan kelompok
kegiatan di pasar ini yaitu :
1. Zona Pedagang
Pedagang pada Pasar Umum Caruban saat ini terkesan kurang tertata karena belum
adanya zonifikasi pedagang yang jelas. Maka perlu dilakukan zonifikasi dengan kriteria :
· Sifat barang dagangan
Penzoningan ini didasarkan pada sifat alami dari barang yang diperjualbelikan. Pada
beberapa komoditas membutuhkan perlakuan khusus misalnya daging atau ikan perlu
disedikan tempat untuk memotong dan saluran air untuk membersihkan kotoran. Selain
itu karena daging dan ikan mengeluarkan bau amis maka harus dipisahkan dengan zona
commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
warung makan dan sejenisnya. Beberapa sifat barang dagangan antara lain kering dan
awet (barang hasil industri), basah (sayur, buah-buahan), cepat basi (makanan baik yang
sudah siap makan maupun perlu diolah), berbau (daging,ikan), dan lain-lain. Selain
barang ada pula yang menawarkan jasa seperti penjahit, salon, tukang patri dan
sebagainya.
· Tingkat kebutuhan
Kebutuhan akan barang dapat dibagi menurut tingkat urgensi bagi pembeli menjadi tiga
yaitu primer, sekunder dan tersier. Dalam penzoningan pada pasar penataan menurut
tingkat kebutuhan ini dilakukan agar barang yang bersifat pelengkap dapat pula menarik
perhatian dari pembeli yang datang.
Analisa :
Pada Pasar Umum Caruban komoditas yang diperdagangkan sangat beraneka ragam.
Dari hasil rekapitulasi data pedagang menurut jenis dagangannya pada tahun 2011
tercatat ada 34 jenis barang dagangan yang diperjualbelikan.
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16 Buah 6 17 23
17 Polowijo 3 0 3
18 Kelapa 0 22 22
19 Pisang 0 10 10
20 Sayur 5 22 27
21 Daging sapi 0 16 16
22 Ikan ayam 0 5 5
23 Ikan laut 1 8 9
24 Patri dandang 1 0 1
25 Mainan 1 4 5
26 Penjahit 0 3 3
27 Bunga hias 0 5 5
28 Salon kecantikan & pangkas rambut 4 3 7
29 Alat-alat pertanian (pacul dll) 1 6 7
30 Mendong 0 2 2
31 Tahu 0 3 3
32 Janggelan 0 1 1
33 Empon-empon 0 6 6
34 Kopi bubuk 0 2 2
Jumlah 122 690 812
Tabel 26. Data Pedagang Menurut Jenis Dagangan Pasar Caruban Th 2011
Sumber : DISPENDA “Pasar Umum Caruban”
Data tersebut menunjukkan bahwa di Pasar Umum Caruban barang hasil produksi lebih
banyak diperjualbelikan daripada hasil bumi. Sementara komoditas terbesar yang
diperjualbelikan adalah pakaian/kain. Pembagian zona komoditas dibagi dalam 4 zona,
yaitu :
· Zona A (fashion)
- Pakaian/kain
- Sepatu/tas
Jumlah pedagang di zona A sebanyak 297 pedagang, menempati 32 kios dan 265 los.
· Zona B (barang hasil produksi non fashion + jasa)
- Gerabah - Plastik - Imitasi/kemasan
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Zona pengelola
Kantor pengelola pasar ditempatkan di lantai dua pasar. Hal ini bertujuan memberikan
kemudahan pengelola untuk melakukan pengawasan terhadap pasar. Posisi kantor
pengelola berada di bagian depan agar mudah diketahui jika ada tamu.
commit to user
133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Zona servis (parkir, mushola, lavatory, pos jaga dan ruang MEE)
Untuk zona parkir ditempatkan menyebar mengelilingi pasar seperti pada penjelasan
sebelumnya. Mushola pasar ditempatkan di lantai 1 dan terpisah dengan bangunan pasar
agar tidak terganggu dengan situasi dalam pasar. Lavatory untuk pasar direncanakan
dibagi enam, tiga di lantai 1 dan tiga di lantai 2. Lavatory ditempatkan di tengah dan di
bagian samping kanan dan kiri bangunan agar mudah dijangkau dari berbagai arah. Pada
massa bangunan pasar yang menjual hasil bumi direncanakan terdapat satu lavatory tiap
lantainya karena jumlah pedagang yang lebih kecil dibandingkan pada zona komoditas
barang hasil produksi. Selain itu fasilitas lavatory juga disediakan di bagian terminal pasar
yang diperuntukkan pengelola terminal dan pengguna terminal. Pos jaga ditempatkan di
empat tempat yaitu menyebat di tiap sudut sehingga mempermudah dalam hal
pengawasan petugas. Ruang MEE seperti ruang pompa, listrik, telepon ditempatkan di
pada basement sehingga tidak mengurangi atau menganggu fasad secara keseluruhan.
commit to user
134
Penunjang Servis (P. Roda 2) Pedagang Pedagang
(Terminal) Zona D Zona C
Bongkar Muat
Pedagang
Zona B Servis (P. Roda 2)
Penunjang
Pengelola Pedagang Servis
(Bangk,ATM)
Zona A (Mushola)
135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Analisa Sirkulasi
o Pola terpusat
Suatu jalan tunggal menerus menuju atau mengelilingi
titik pusat yang mengorganisasinya.
o Pola Grid
Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk grid tertentu,
yang dihubungkan dengan pola jalan linier yang saling
bersilangan yang membentuk bujur sangkar atau
kawasan ruang segi empat.
commit to user
136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
o Pola Clutser
Sirkulasi yang menghubungkan ruang-ruang yang
dikelompokkan oleh letaknya secara
bersama/berhubungan karena kesamaan visual dan
dibentuk berdasarkan persayaratan fungsional.
Analisa :
Sirkulasi yang terjadi di dalam Pasar Umum Caruban meliputi sirkulasi manusia dan
sirkulasi barang. Untuk memenuhi kriteria di atas maka pola sirkulasi yang sesuai adalah
pola grid. Los akan ditempatkan berjajar dan saling berhadapan kemudian akan
dihubungkan dengan jalan linier. Jalan-jalan tersebut akan saling berhubungan sehingga
memberi efisiensi dan kemudahan bagi pergerakan manusia maupun barang. Sementara
kios akan diposisikan mengelilingi bangunan karena digunakan pula sebagai pembatas
antara bagian dalam bangunan dengan bagian luar.
commit to user
137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kriteria :
- Kemudahan bagi semua pengguna.
- Kelancaran untuk sirkulasi barang.
Analisa :
Untuk sirkulasi manusia pada Pasar Umum Caruban menggunakan tangga yang
ditempatkan di posisi yang strategis. Tinggi injakan dibuat tidak terlalu curam yaitu 15 cm
sehingga cukup ringan bagi ibu rumah tangga atau yang berusia lanjut.
Sementara untuk sirkulasi vertikal barang menggunakan ramp. Lebar ramp berdasarkan
kebutuhan sirkulasi kereta dorong bolak-balik. Asumsi lebar kereta dorong 70 cm maka
lebar ramp minimal 140 cm jika berpapasan. Selain ramp barang disediakan pula ramp
bagi pengguna kursi roda. Lebar kursi roda sesuai standart 80 cm. Ramp ini nantinya
ditempatkan di bagian depan masuk pasar agar mudah terlihat.
commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Lebar Sirkulasi
Kriteria :
- Kelancaran arus manusia
- Kecenderungan yang terjadi di Pasar Umum Caruban
Analisa :
Dari pengamatan yang dilakukan pada Pasar Umum Caruban, ada 2 kecenderungan pola
berbelanja pembeli.
commit to user
139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sehingga diperlukan lebar yang cukup agar tidak mengganggu kenyamanan pembeli.
Selain itu koridor utama dengan lebar 3 meter sesuai dengan lebar standard yang
dikeluarkan Disperindag untuk mewujudkan pasar tradisional yang modern dan berdaya
saing.
Pada pasar yang direncanakan juga akan disediakan selasar luar yang mengelilingi
pasar. Selasar luar ini bertujuan untuk mengoptimalkan strategisnya kios. Lebar selasar
luar ini sama dengan lebar koridor utama yaitu 3 meter.
6. Analisa Lansekap
Dasar Pertimbangan :
- Fungsi dari lansekap untuk memberikan keseimbangan lingkungan berupa taman
untuk memberi kesan teduh dan akrab.
- Penataan lansekap yang dibatasi oleh site yang terbatas.
Analisa :
Berdasarkan kondisi klimatologi, temperatur Kabupaten Madiun berkisar 20 - 35 0C.
Dengan intensitas hujan rendah berkisar antara 18,50 – 19,48 mm/bulan kondisi
lingkungan cenderung kering. Untuk menciptakan suasana yang teduh maka dibutuhkan
ruang terbuka hijau sebagai penyegar udara panas di siang hari. Pada Pasar Umum
Caruban penataan lansekap ditekankan pada penataan vegetasi di sekitar bangunan
pasar. Vegetasi berfungsi sebagai penyedia oksigen, filter terhadap suara, debu, sinar
matahari serta sebagai tempat peresapan air hujan. Untuk kebutuhan jenis vegetasi yang
dibutuhkan di Pasar Umum Caruban adalah yang bersifat lebar dan menyebar.
commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Analisa Permassaan
· Bentuk Dasar Massa
Dasar Pertimbangan
- Mengoptimalkan pemanfaatan ruang serta kelancaran kegiatan.
- Bentuk ruang dan sirkulasi dalam bangunan
- Bentuk tapak
Analisa :
Bentuk massa Fleksibilitas Efisiensi Estetika Karakter
Pengembangan Aktivitas Bentuk tidak Formil /
pola tata ruang bebas, tidak kaku netral
mudah terikat
commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sehingga agar bentuk massa bangunan efisien terhadap bentuk ruang dan sirkulasi
dalam bangunan maka bentuk dasar bangunan yang sesuai adalah segi empat.
Bentuk ruang
Sirkulasi antar
kios dan los
kios/los berpola grid
segi empat
Sementara untuk pengoptimalan ruang berdasar tapak maka bentuk dasar bangunan
menyesuaikan dengan bentuk tapak yang ada. Dari pengindraan dari atas bentuk yang
dominan pada tapak adalah segi empat. Sehingga bentuk dasar massa bangunan
mengikuti bentuk tapak yaitu segi empat.
Bentuk segi empat lebih
dominan pada tapak
commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 43. Joglo Pendopo Kabupaten Madiun. Merupakan tempat tinggal bupati di
kompleks pusat pemerintahan Kabupaten Madiun
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 44. Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Madiun,
Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk menambah kelokalan pada Pasar Umum Caruban tidak hanya pada fisik
bangunan saja. Selain kelokalan bentuk dan kelokalan material, kelokalan suasana juga
diterapkan pada Pasar Umum Caruban. Kelokalan suasana yang ingin diciptakan adalah
suasana terbuka seperti yang terjadi pada awal kemunculan pasar tradisional. Suasana
ini tidak tercipta pada Pasar Umum Caruban karena bentuk los yang tertutup menyerupai
kios sehingga terkesan tersekat-sekat dan menghalangi pandangan serta komunikasi
pembeli dan penjual. Untuk itu los akan diganti dengan los terbuka sehingga memberi
keleluasaan bagi pembeli untuk melihat barang dagangan. Namun karena pertimbangan
keamanan maka los terbuka hanya untuk los hasil bumi (sayuran dan daging) sementara
untuk los pakaian dan sejenisnya menggunakan los tertutup.
Penggunaan material
kayu dan batu bata
yang diekspos
commit to user
146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dasar pertimbangan :
a. Kekuatan sistem struktur harus mampu menahan pembebanan dan gaya – gaya yang
bekerja pada bangunan dan kondisi fisik tapak.
b. Sistem struktur harus fleksibel untuk memenuhi tuntutan bangunan, bentuk dan gubahan
massa.
c. Sistem struktur mampu ditonjolkan sebagai elemen visual penguat citra bangunan.
d. Kemudahan pemasangan dan perawatan struktur itu sendiri.
Analisa :
Konsep Struktur pada bangunan, pada hakekatnya mirip dengan struktur tubuh manusia, yang
terbagi atas 3 bagian, yaitu : kepala, badan dan kaki.
commit to user
147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kebutuhan air bersih untuk Pasar Umum Caruban diperloeh dari pembuatan sumur
artesis (deep whell) dan dari PDAM. Sumber air yang berasal dari sumur artesis
digunakan sebagai penyedia utama air bersih di pasar untuk mengurangi biaya yang
dikeluarkan. Sementara air dari PDAM dimanfaatkan sebagai antisipasi ketika kemarau
atau kualitas air dari sumur artesis berkurang. PDAM Kabupaten Madiun telah
mempunyai daerah pelayanan yang tersebar di 13 kecamatan termasuk di Kota Caruban.
Berdasar buku utilitas bangunan Ir Hartono Purbo, M.Arch :
· Standart kebutuhan air bersih dalam sebuah pertokoan/pasar 0,5 m3/ hari/100m2
· Kebutuhan perlengkapan saniter closet 8 liter/jam
· Kebutuhan perlengkapan urinoir 30 liter/ jam
· Pengamanan kebakaran 20 m3
· Tangki minimum 10 m3
Dari kedua alternatif tersebut pendistribusian air menggunakan Sistem Down Feed
karena lebih hemat energi dan mengurangi kerja pompa air karena bekerja secara
periodik.
commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Distribusi
P : Pompa
M : Meteran
Kotoran cair
KM / WC
3. Air Hujan
Air hujan dari atap akan dialirkan melalui saluran pipa air ke bak kontrol kemudian
dialirkan ke riol kota. Perkerasan pada lahan diusahakan seminim mungkin, agar air
hujan dapat meresap dengan cepat ke dalam tanah. Pembuatan taman akan sangat
membantu penyerapan air hujan yang jatuh pada lahan.
4. Sampah
Dasar pertimbangan :
- Kemudahan pengolahan sampah.
- Mampu menampung kapsitas sampah dalam jumlah besar
Analisa :
Sampah pada Pasar Umum Caruban berasal dari sampah organik dan non organik
selama kegiatan perpasaran berlangsung. Untuk menjaga kebersihan pasar maka
disediakan tempat sampah yang di tempatkan pada tempat yang strategis. Tempat
sampah disedikan dua jenis yaitu untuk sampah organik dan sampah non organik.
Pembagian sampah tersebut untuk mempermudah pada penguraian sampah di tahap
berikutnya. Sampah tersebut secara periodik akan diambil oleh petugas kebersihan
pasar kemudian dipindahkan ke tempat pembuangan sampah sementara. Kemudian
dari TPS sampah tersebut akan dipindahkan oleh petugas DKP Kabupaten Madiun ke
TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang berada di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan.
5. Instalasi Listrik
Dasar pertimbangan :
- Sumber tenaga listrik dekat dan mencukupi
- Sistem yang digunakan mudah dalam pelaksanaan dan perawatan
Analisa :
Fungsi instalasi listrik di Pasar Umum Caruban:
- Untuk sumber penerangan dan sumber listrik peralatan elektronik pada saat
diperlukan.
- Untuk sumber tenaga alat-alat service atau alat pendukung lainnya, seperti alat pompa
air, generator, dan lain-lain.
Sistem jaringan :
- Sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN, dan sebagai cadangan menggunakan
generator (Genset)
- Arus listrik dari PLN dialirkan ke R. Panel induk/gardu listrik, kemudian didistribusikan ke
bagian atau ruang-ruang yang membutuhkan.
- Genset sebagai sumber listrik cadangan secara otomatis bekerja jika PLN padam.
Sumber listrik didapatkan dari PLN dan genset dengan skema sebagai berikut :
SDP Umum
6. Jaringan Telekomunikasi
Dasar pertimbangan :
Analisa :
Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi disediakan jaringan dari PT. Telkom untuk
seluruh pihak yang membutuhkan komunikasi dengan pihak luar.
P Distribusi
P Distribusi
commit to user
154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Penangkal Petir
Dasar pertimbangan :
commit to user
155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kota jika tidak dikelola dengan baik. Karena menyangkut hidup orang banyak
terutama rakyat kecil maka perlunya dilakukan perancangan baru Pasar Umum
Caruban agar tetap eksis dan bertahan di era modern seperti saat ini.
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada tahap ini pembangunan di Kota Caruban dapat dikatakan sebagai langkah
awal membentuk karakter atau citra kota. Untuk itu Kota Caruban membutuhkan
suatu objek bangunan atau kawasan yang bisa dijadikan sebagai landmark kota,
yaitu bangunan atau kawasan yang menjadi titik pusat orientasi yang
keberadaannya dapat menandakan ciri, citra, atau image suatu wilayah.
A.2. Tujuan
Adapun tujuan Perencanaan Penataan Kembali Pasar Umum Caruban adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Pedagang Pasar Umum Caruban
· Menambah jumlah konsumen/pembeli yang datang sehingga dapat
meningkatkan pendapatan bagi pedagang.
· Menyediakan tempat berjualan yang aman dan nyaman bagi semua pedagang
di Pasar Umum Caruban saat ini.
b. Bagi Pembeli Pasar Umum Caruban
· Menyediakan tempat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang
memberikan kenyamanan.
· Bagi masyarakat menengah ke bawah dapat mendapatkan barang dibutuhkan
sesuai kemampuan karena berlakunya proses tawar menawar.
c. Bagi Pemerintah
· Membantu pemerintah dalam meningkatkan pendapatan bagi rakyat kecil
(pedagang pasar, petani penyuplai barang dagangan, tukang becak dan
sebagainya)
· Membantu pemerintah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
d. Bagi Masyarakat Umum
· Menciptakan peluang kerja baru.
· Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di area sekitar pasar.
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A.3. Sasaran
Adapun sasaran pada Perencanaan Perancangan Pasar Umum Caruban
adalah sebagai berikut :
a. Sektor Perdagangan
Melalui Perencanaan Perancangan Pasar Umum Caruban ini akan
meningkatkan kegiatan jual beli dalam pasar sehingga dapat berperan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah dari sektor
perdagangan.
b. Sektor-sektor lainnya
Melalui Perencanaan Perancangan Pasar Umum Caruban yang berada di
pusat ibukota kabupaten diharapkan dapat mendukung dan menjadikan Pasar
Umum Caruban sebagai landmark Kabupaten Madiun.
Berikut kelompok kegiatan yang akan diwadahi dalam Pasar Umum Caruban:
a. Kegaiatan Jual Beli
· Kegiatan display barang dagangan
· Kegiatan penjualan antara pedagang dan pembeli
· Bongkar muat barang dan menyimpan barang dagangan
b. Kegiatan Pengelola
· Kegiatan administrasi
· Pelayanan info dan menerima tamu
commit to user
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Kegiatan direksi
· Kegiatan operasional
· Kaegiatan rapat
· Kegiatan pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian
c. Kegiatan Servis
· Parkir kendaraan
· Membersihkan area pasar
· Sholat dan kegiatan metabolisme
· Kegiatan penjagaan keamanan
d. Kegiatan Penunjang
· Kegiatan mengambil dan menyimpan uang.
· Permodalan dan perkreditan bagi pedagang.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan terbagi atas beberapa unsur pembentuk kegiatan yang
direncanakan pada Pasar Umum Caruban, antara lain :
commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
waktu tertentu jadwal kegiatan ini dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada.
b. Kegiatan Pengelola
Kegiatan pengelola menyesuaikan kebutuhan dan kegiatan yang berlangsung
dalam Pasar Umum Caruban. Namun, untuk kegiatan administrasi hanya sampai pada
jam tertentu sesuai dengan jam kerja pada umumnya. Berikut ini merupakan jadwal
kerja pengelola secara resmi :
Senin-Kamis = 07.00 – 14.00 WIB
Jumat = 07.00 – 11.00 WIB
Sabtu = 07.00 – 13.00 WIB
Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu, jadwal kegiatan ini dapat berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi yag ada.
c. Kegiatan Servis
Kegiatan jservis juga menyesuaikan kegiatan yang berlangsung pada Pasar
Umum Caruban. Untuk kegiatan parkir, sholat dan kegiatan metabolisme sesuai
dengan jam operasional pasar. Sementara kegiatan bersih-bersih dilakukan ketika jam
operasional telah selesai agar tidak mengganggu sirkulasi pengunjung pasar. Untuk
kegiatan keamanan dilakukan 24 jam yang dilakukan oleh satpam pasar secara
bergilir.
d. Kegiatan Penunjang
Salah satu kegiatan penunjang disini adalah kegiatan menyimpan, transfer
dan mengambil uang. Untuk melayani kegiatan tersebut maka dibutuhkan bank
cabang yang khusus disediakan di area pasar. Bank ini berfungsi untuk melayani
kegiatan tersebut pada hari kerja seperti pada bank umumnya. Pada bank ini
disediakan pula mesin ATM yang melayani pengambilan uang tunai yang disediakan
ketika bank sudah tutup atau libur.
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Skala Pelayanan
Skala pelayanan Pasar Umum Caruban yang direncanakan ini bersifat
regional yaitu untuk memenuhi kebutuhan masayarakat sekitar pasar dan seluruh
masyarakat Kabupaten Madiun. Namun tidak menutup kemungkinan akan adanya
pembeli yang berasal dari luar kota karena posisi pasar berada di jalur perlintasan
antar propinsi.
E. Potensi dan Kelemahan Lokasi Pasar Umum Caruban di Desa Pandean, Kecamatan
Mejayan (Analisa SWOT)
Analisa SWOT adalah salah satu metode analisa bagi perumusan program
yang memberikan arahan yang sistematis dan terstruktur tentang bagaimana langkah-
langkah yang harus dilalui untuk mencapai tujuan melaui aspek-aspek internal
(kekuatan/potensi dan kelemahan/hambatan) serta aspek-aspek eksternal
(peluang/kesempatan dan ancaman).
Tabel 16. Penilaian Kelayakan Pasar Umum Caruban Dengan Analisa SWOT
Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari hasil analisis SWOT kelayakan Pasar Umum Caruban, menunjukkan bahwa
lokasi Pasar Caruban di Desa Pandean, Kecamatan Mejayan layak sebagai lokasi pasar
dengan pertimbangan :
Namun demikian untuk lokasi di Desa Pandean, Kecamatan Mejayan saat ini perlu
pembenahan atau penanganan sebagai berikut :
- Pembebasan lahan di belakang pasar dan perancangan pasar dua lantai untuk
mencukupi kebutuhan luasan pasar.
- Menata aksesibilitas jalan dan transportasi jalan menuju lokasi pasar agar tidak
menimbulkan macet.
- Mengembangkan utilitas dan infrastruktur pasar, seperti saluran drainase, jaringan
listrik, jaringan perpipaan, instalasi pemadam kebakaran, dan lain sebagainya.
- Penataan fasilitas-fasilitas pasar, seperti kantor pengelola, toilet, area parkir,
mushola, pos keamanan, tempat pembuangan sampah sementara, dan lain
sebagainya.
commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F. Skenario Perencanaan
Sesuai dengan RTRW Perencanaan Perancangan Pasar Umum Caruban
diproyeksikan sebagai pasar berskala Kabupaten sampai pada tahun 2029. Sehingga
langkah yang pertama adalah merencanakan pasar yang dapat menampung
pedagang saat ini dan pedagang yang bertambah pada tahun-tahun berikutnya.
Peningkatan jumlah pedagang ini diperkirakan berdasarkan persentase pertumbuhan
ekonomi di bidang perdagangan Kabupaten Madiun.
Kemunculan pasar modern sedikit atau banyak telah berpengaruh terhadap
menurunnya pembeli pasar tradisional. Keunggulan pasar modern yang bersih, sejuk
berbanding terbalik dengan kondisi pada pasar tradisional pada umumnya. Pasar
tradisional sudah identik dengan kondisi yang kotor, bau, pengab, panas dan
sebagainya sehingga memberikan ketidaknyamanan bagi pembeli. Untuk itulah Pasar
Umum Caruban Baru yang direncanakan akan menghilangkan kesan tersebut dengan
pengelolaan kebersihan pasar secara teratur, mewujudkan kenyamanan dengan
perencanaan perancangan termal. Selain itu untuk menciptakan kemudahan bagi
pengunjung dalam kegiatan berbelanja dilakukan pembagian zona-zona pedagang
pasar yang disesuaikan dengan komoditas dagangan.
Untuk tampilan Pasar Umum Caruban sendiri akan bergaya arsitektur lokal.
Hal ini bertujuan untuk menjadi identitas bagi pasar ini sehingga dapat dijadikan
landmark berwawasan identitas. Karena saat ini muncul kecenderungan pasar
tradisional sudah mengiblat pola pikir barat sehingga menghasilkan bentuk kotak dan
kurang merepresentasikan kearifan arsitektur lokal. Dari eksplorasi terhadap bentuk
dan material lokal diharapkan dapat selaras dengan lingkungan. Penggunaan
material lokal sendiri adalah material yang dapat diperoleh dari sekitar site seperti batu
bata, kayu jati, bambu.
Untuk mendukung keberadaan Pasar Umum Caruban Baru sebagai pasar
berskala kabupaten maka dibutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang. Beberapa fasilitas
penunjang yang diperlukan adalah area parkir yang memadai, bank, musholla, toilet
dan pengolahan sampah sementara yang memadai. Selain itu perlu disediakan pula
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terminal untuk ngetem angkuta agar terkesan tertata dan tidak mengganggu arus
transportasi di Jalan Sudirman.
Dengan penambahan jumlah kios maupun los dan fasilitas-fasilitas penunjang
lainnya maka diperlukan site dengan luas yang lebih luas dari site sekarang. Pada
Pasar Umum Caruban saat ini luas site sekitar 8000 m2. Dengan luasan tersebut
Pasar Umum Caruban tidak mampu menampung seluruh pedagang. Terlebih untuk
area parkir, para pembeli dapat memarkir kendaraan mereka di sekitar pasar atau di
dalam karena lahan parkir yang disediakan sangat sempit. Oleh karena itu untuk
dapat menampung seluruh kegiatan yang direncanakan, site akan diperluas dan
bangunan pasar akan dijadikan dua lantai.
commit to user
104